Kelompok XI Mohamad Jihad Muhammad Azis Zaelani
Prosedur
standar medis terdiri atas beberapa
tahap : - Anamnesis - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Lab (Optional) - Diagnosis - Therapy - Prognosis Dalam menjalankan prosedur – prosedur tersebut, tentunya ada batas – batas yang harus diperhatikan secara kaidah Islam
Secara
umum, batasan – batasan yang harus diperhatikan dalam menentukan hukum pengobatan adalah : - Khalwat - Aurat
Khalwat
adalah istilah yang digunakan untuk keadaan tempat seseorang yang tersendiri dan jauh dari pandangan orang lain Memiliki 2 arti, yaitu yang bersifat negatif dan positif
Khalwat
yang diharamkan : Berduaan dalam suatu keadaan yang dapat mencetuskan terjadinya zina “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah berduaan dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad)
Khalwat
yang dibolehkan : Berduaan diantara keramaian karena ada kebutuhan dan jauh dari fitnah Sekelompok laki – laki berkhalwat dengan seorang wanita karena adanya kebutuhan dan aman dari fitnah Sekelompok wanita berkhalwat dengan para wanita Contoh : Praktek dokter saat jika pasien datang sendiri, Menjenguk teman lawan jenis yang sedang sakit dengan maksud untuk memberi support
Berkhalwah
dalam maksud negatif kepada yang bukan Mahram-nya adalah haram, Mahram sendiri artinya adalah orang – orang yang haram dinikahi selamanya karena sebab nasab, persusuan, dan persemendaan Mahram bagi wanita : Ayah dan keatasnya, saudara sekandung, Anak dan kebawahnya Mahram bagi laki – laki : Ibu dan keatasnya, saudara sekandung, Anak dan kebawahnya
Aurat
secara bahasa berarti kekurangan, cacat, anggota tubuh yang tidak baik dibuka. Beberapa hal yang harus diperhatikan : - Aurat merupakan bagian tubuh manusia - Aurat haram dilihat oleh orang lain - Aurat wajib ditutupi Bagi yang melihat ataupun yang membuka aurat, maka keduanya berdosa “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.” (Q.S. Al-Maidah (7) : 31)
Aurat laki – laki Dewasa : Antara pusar/Umbilikus, hingga lutut “Janganlah (seseorang) melihat (anggota tubuh) di bawah pusar dan di atas lutut.” (HR. Abu Dawud) Aurat wanita Dewasa : Seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan Aurat wanita di hadapan Mahram-nya : Antara pusar dan lutut Aurat wanita di depan Suami : Jika di tempat umum 2 pendapat Antara pusar dan lutut VS Seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan Jika di tempat yang terlindung dari pandangan orang Unlimited/Free Aurat wanita di hadapan bukan Mahramnya : Ada beberapa pendapat Seluruh tubuh VS Kecuali Muka dan Telapak Tangan
Alat
vital Qubul dan Dubur WICKEST!! Alat non vital Paha, Pinggang Aurat pada mayit sama seperti pada orang yang masih hidup Aurat pada anak – anak Ada perbedaan pendapat Aurat pada Hermaphrodite Pastikan dulu statusnya. Jika belum pasti, kelompokkan sebagai wanita
Dalam
keadaan darurat, maka diperbolehkan melakukan sesuatu yang terlarang TAPI tidak boleh hingga kelewatan Contoh : Seorang dokter jaga laki – laki di UGD memeriksa dan menangani trauma dan luka di regio pubic seorang wanita korban kecelakaan, pada saat itu tidak ada dokter perempuan Dalam contoh diatas, menyentuh daerah aurat diperbolehkan NAMUN hanya dalam rangka pengobatan dan pertolongan medis yang dibutuhkan
Pengobatan
dengan yang muslim, dan sejenis Jika tidak ada, dengan yang non-muslim sejenis Jika tidak ada, dengan yang muslim lawan jenis Perhatikan batasan – batasan aurat Jika tidak ada, dengan yang non-muslim lawan jenis Jika harus merujuk pada dokter spesialis Pada yang sejenis dulu, baru pada yang lain jenis
HANYA
memeriksa bagian yang dibutuhkan untuk membuat diagnosis saja HINDARI untuk melihat aurat jika memang tidak perlu Konsentrasi NO Syahwat antara pasien dan dokter Dasari atas prinsip sebagai tenaga medis dan ketakwaan kepada Allah SWT Don’t “play” around “Laki – laki tidak boleh melihat aurat perempuan, dan perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan, dan sesama lelaki tidak boleh berselimut dalam satu kain, demikian pula, sesama wanita tidak boleh berselimut dalam satu kain.” (HR. Muslim, Ibn Khuzaimah, Abi Awanah, Al-Nasai, Ibn Majah, Al-Thabarani dari Abi Sa’id al Khudri dari Bapaknya)
Para
ulama membuat batasan bolehnya berobat atau mengobati lawan jenis dengan 4 syarat : - Tidak ditemukan dokter yang sejenis - Keadaan darurat, atau sangat diperlukan - Penyingkapan aurat hanya sebatas yang diperlukan atau terkait dengan proses pengobatan - Mesti ditemani oleh mahram pasien “Dari Ibn Abbas ra. Ia mendengar Nabi SAW bersabda : Janganlah seorang laki – laki menyepi dengan seorang wanita, janganlah seorang wanita bepergian kecuali disertai mahramnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Hampir
semua ulama sepakat bahwa berobat tidak harus selalu kepada yang Muslim Berobat kepada non-muslim bisa diakibatkan karena keadaan darurat, keahliannya sangat dibutuhkan, ataupun tidak ada dokter muslim di daerah sekitar Mengikuti nasehat dan menjalan therapynya, selama tidak bertentangan dengan kaidah dan aturan agama Islam, maka diperbolehkan Namun, ada sebagian kecil ulama yang mengatakan haram untuk berobat kepada Non-Muslim dengan tujuan kehati-hatian