LBM 1 “Bingung memilih metode kontrasepsi”
Step 1 - Kontrasepsi : kontra (mencegah atau melawan) dan konsepsi. Upya utk mencegah pertemuan antra sel telur matang dg sperma. Mencegah kehamilan (atika) Bisa sementara / permanen. Dengan mekanis / obat/operasi (hanny) - Griseofulvin : obat yg berfungsi sbg pembunuh jamur. Untuk indikasi chlamidiasis. Sangat hepatotoksik, untk pemakaian jangka panjang sangat diperhatikan. Efeknya thdp kontrasepsi : menguragi efektivitas dari kontrasepsi. (lana)
Step 2 1. Jelaskan tentang KB! (definisi, tujuan, manfaat, sejarah KB di indonesia, dll) 2. Apa saja Tujuan penggunaan kontrasepsi? 3. Apa saja macam-macam kontrasepsi? Efek samping, kelebihan dan kekurangan? 4. Apa saja faktor pemilihan kontrasepsi dan apa saja syaratnya? 5. Bagaimana Mekanisme dari masing-masing kontrasepsi? 6. Apa saja jenis kontrasepsi yang tepat untuk ibu menyusui tanpa komplikasi? 7. Hal-hal khusus apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan kontrasepsi? 8. Bagaimana hubungan riwayat penderita chlamidiasis, hepatitis kronik, riwayat DM 2 tahun yll dengan pemilihan kontrasepsi pasien A? 9. Apakah alat kontrasepsi yang baik untuk pasien B (penderita fibroadenoma mammae)? 10.Mengapa pd pasien B dengan kontrasepsi suntik tiap 3 bulan mengeluh tidak pernah menstruasi dan BB meningkat? 11.Hal hal apa saja yang disampaikan ketika konseling kontrasepsi?
12.Apakah alat kontrasepsi yang baik dengan pasien A? 13.Bagaimana pengaruhnya terapi griseofulvin terhadap kontrasepsi? 14.Bagaimana pandangan islam terhadap kontrasepsi? 15.Bagaimna tinjauan sosial ekonomi terhadap penggunaan kontrasepsi?
Step 3 1. Jelaskan tentang KB! (definisi, tujuan, manfaat, sejarah KB di indonesia, dll)
Mikro ? makro KB? Sejarah KB? Di Indonesia, tujuan Program Nasional Kependudukan dan keluarga berencana adalah: a) Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk. Sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu
target demografis berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990 b) Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga kecil bahagia dan sejahtera Tujuan khusus Meningkatkan kesadaran masyarakat atau keluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi Menurunnya jumlah kematian bayi Meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau keluarga dengan cara penjarafngan kelahiran bayi Pedoman Praktis pelaksanaan kerja di puskesmas, Kartiko Waloejono sasaran program KB
sasaran langsung : para pasangan usia subur (PUS) agar menajdi pesreta KB lestari shg memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas sasaran tidak langsung : organisasi2 lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah aau swasta, tokoh2 masy yg dapat memberikan dukungan thd proses pembentukan system nilai di kalangan masy yg dpt mendukung usha pelembagaan norma keluarga kecil yg bahagia dan sejahtera. Sinopsis Obstreti jilid 2
Sasaran kuantitatif, meliputi Peserta KB Jumlah keluarga yang melahirkan Jumlah ibu yang melakukan kegiatan BKB terhadap, anak balita. b. Sasaran kualitatif : Terselenggaranya penataan dalam kelembagaan dan pelayanan KB. Terselenggaranya peniantapan dan peningkatan koordinasi keterpaduan dan mutu pelayanan KB. Terselenggaranya kemampuan profesional pelaksana dan pengelola KB dalam rangka memperbesar cakupan Sasaran. Tertingkatkannya rasa kenuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan KB atas dasar mudah. aman, cepat dan terjangkau. Tertingkatkannva ketahanan dan kesejahteraan keluarga dengan dukungan dah berbagai kegiatan limas sektor secara terpadu (TKBK). c. Sasaran Khalayak : Pasangan Usia Subur (PUS) Remaja Orang dewasa a.
Balita Usila Pelaksana/pengelola KB Lembaga masyarakat Organisasi profesi Lembaga social Niasyarakat. Lembaga swasta d. Sasaran Wilayah Pedesaan Perkotaan Wilayah terpencil Daerah pantai/kepulauan Daerah kumuh Pemukiman baru Daerah transmigrasi Daerah industri/perusahaan Pusat-pusat keagamaan/adat. Pedoman Praktis PELAKSANAAN KERJA DI PUSKESMAS, Dr.H.M.Kartiko Waloejono,M.Kes, BAPELKES SALAMAN, MAGELANG a. pasangan usia subur pasangan usia subur yang berkunjung ketempat praktek adalah sasaran utama program KB. Untuk ini hendaknya dapat diusahakan agar: pasangan usia subur yang telah mempunyai anak lebih dari 2 dan isterinya telah berumur diatas 30 tahun, tidak menambah anak lagi. pasangan usia subur yang mempunyai anak kurang dari 2 serta umur isterinya di bawah 30 tahun, hanya mempunyai 2 orang anak saja. b. pasangan yang akan menikah pasangan yang akan menikah yang berkunjung ketempat praktek swasta juga merupakan sasaran program KB yang harus diprioritaskan. Tujuannya ialah untuk menyadarkan pasangan yang akan menikah tersebut sedemikian rupa sehingga: dapat menunda perkawinannya sampai dengan usia wanita sekurang-kurangnya 20 tahun dan usia pria sekurang-kurangnya 25 tahun. jika kebetulan pasangan yang akan menikah tersebut tidak dapat menunda perkawinannya sampai dengan batas usia sesuai anjuran, hendaknya dapat dilakukan motivasi sehingga melahirkan anak pertama jika umur istri telah diatas 20 tahun, mengatur jarak kelahiran antara 3 s/d 5 tahun, dan menghentikan kehamilan jika umur isteri telah mencapai 30 tahun. c. Remaja Para remaja yang datang berkunjung ketempat praktek juga merupakan sasaran program KB. Tujuan yang ingin dicapai pada dasarnya sama dengan pasangan yang akan menikah yakni menunda perkawinan, mengatur kelahiran anak pertama, mengatur jarak kelahiran, mengatur jumlah kelahiran serta menghentikannya jika isteri telah berumur 30 tahun. Panduan pelayanan KB IDI, pengurus besar IDI 1991
kebijakan KB 1) Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang-kurangnya sampai berusia 20 tahun. 2) Menjarangkan kehamilan dan dianjurkan menganut sisrem keluarga Catur warga yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Panca warga yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, 3 orang anak. 3) Hendaknya besarnya keluarga dicapai selama dalam usia reproduksi sehat yaitu sewaktu umur inu antara 20-30 tahun. 4) Megakhiri kesuburan pada usia 30-35 tahun. SINOPSIS OBSTETRI JILID 2
2. Apa saja Tujuan penggunaan kontrasepsi? 3. Apa saja macam-macam kontrasepsi? Efek samping, kelebihan dan kekurangan? 1. METODE SEDERHANA a. TANPA ALAT KB ALAMIAH : - METODE KALENDER(OGINO-KNAUS) - METODE SUHU BADAN BASAL(TERMAL) - METODE LENDIR SERVIKS - METODE SIMPTO TERMAL COITUS INTERUPTUS b. DENGAN ALAT MEKANIS(BARRIER) 1. KONDOM PRIA 2. BARRIER INTRA VAGINAL : - DIAFRAGMA - KAP SERVIKS(CERVICAL CAP) - SPONS(SPONGE) - KONDOM WANITA KIMIAWI SPERMASID - VAGINAL CREAM - VAGINAL FOAM - VAGINAL JELLY - VAGINAL SUPPOSITORIA - VAGINAL TABLET(BUSA - VAGINAL SOLUBLE FILM. 2. METODE MODERN a. KONTRASEPSI HORMONAL
PIL ORAL - PIL ORAL KOMBINASI(POK - MINI PIL - MORNING AFTER PILL INJEKSI/SUNTIKAN SUB KUTIS/IMPLANT b. INRA UTERINE DEVICES(IUD,AKDR) c. KONTRASEPSI MANTAP WANITA(MOW) PRIA(MOP) 3. METODE AMENOREA LAKTASI(MAL) PENJELASAN METODE KB ALAMIAH PANTANG BERKALA
Efektifitas Bagi wanita yang siklus haidnya teratur efektivitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan pada system kalender berkisar antara 6-42, sedangkan pada system pengukuran suhu basal angka kegagalannya berkisar 0-7. Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Cara kerja Pada system kalender dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut: -
Hari pertama mulai subur siklus haid terpendek – 18
-
Hari subur terakhir siklus haid terpanjang – 11
Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya paling sedikit selama 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Pada system pengukuran suhu basal: Suhu badan diukur memakai thermometer, sewaktu bangun pagi hari (dalam keadaan istitahat penuh), setiap hari. Hasil pengukuran ini dicatat pada kartu pencatatan suhu badan. Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada hari ke 12 dan 13 siklus haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu akan naik lagi sampai lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang lebih pendeK namun lebih meninggikan efektivitas metoda pantang berkala
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
METODE LENDIR SERVIKS(BILLINGS) Dasar : perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen Ada 2 macam lender servik : 1. Lendir Tipe E(estrogenic) a) Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi b) Sifat-sifat : - Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas rendah. - Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar. Spinnbarkeit : sampai seberapa jauh lendir dapatdiregangkan sebelum putus. - Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike patters, ferning,arborization) c) Spermatozoa dapat menembus lendir ini 2. Lencir tipe G (gestogenik) a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi. b) Sifat-sifat : - Kental - Viskositas tinggi - Keruh. c) Dibuat karena peninggian kadar progesterone d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
KB ALAMIAH
Indikasi 1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun premenopause 2. Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk nulipara 3. Perempuan kurus ataupun gemuk 4. Perempuan yang merokok 5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli paru 6. Pasangan dengan alasan mengguanakan metode lain
agama
atau
filosofi
untuk
tidak
7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid 8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003
Keuntungan dan kerugian Keuntungan: 1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan 2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi 3. Tidak ada efek samping sistemik 4. Murah atau tanpa biaya 5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB 6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan perempuan 7. Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui peningkatan komunikasi antar suami istri atau pasangan
Kerugian: 1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi 2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan jenis KBA yang paling efektif secara benar 3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA 4. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan 5. Perlu pencatatan setiap hari 6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003
Kekurangan pada sisten pengukuran suhu basal: 1. Merepotkan untuk mengukur suhu badan setiap hari
2. Pencatatan tidak lagi akurat, bila terjadi infeksi, ketegangan, atau tidur tidak teratur 3. Tidak cocok untuk wanita yang kurang pendidikannya 4. Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur sekitar 28-30 hari Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Efek samping Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa berpantang terlalu lebar (lama) Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
Coitus interuptus -
Efektifitas Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab kegagalan antara lain: 1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani sebelum penis ditarik keluar, apalagi pada koitus yang berulang 2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama 3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani dapat masuk kedalam dan menyebabkan kehamilan Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
-
Cara kerja Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian semen sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama untuk mencegah sel mani masuk area fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa reflex ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian besar pria Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
-
Indikasi 1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB 2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode2 lain 3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara 4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain
5. Pasanga yang membutuhkan metode pendukung 6. Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003 -
Kontraindikasi 1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini 2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus 3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis 4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam bekerja sama 5. Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi 6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Keuntungan dan kerugian Keuntungan: 1. Efektif bila digunakan dengan benar 2. Tidak mengganggu produksi ASI 3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya 4. Tidak ada efek samping 5. Dapat digunakan setiap waktu 6. Tidak mebutuhkan biaya Kerugian: 1. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks 2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis 3. Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakuakan senggama terputus setiap melaksanakannya Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Efek samping Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
KONDOM -
Efektifitas Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila (a)kondom bocor atau robek, atau (b) pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk cara pemakaiannya Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-36 %. Efektifitas dapat dipertinggi dengan jalan: Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya jangan tertinggal dan tertumpah Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom yang sudah ada spermisidanya Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
-
Cara kerja Kondom menyarungi penis sewaktu koitus sehingga dapat mencegah masuknya sel mani ke dalam liang senggama kerena seluruh semen tertampung di dalam kondom Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Indikasi Sesuai untuk pria yang: Ingin berpartisipasi dalam program KB Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Ingin kontrasepsi sementara Ingin kontrasepsi tambahan Hanya ingin menggunakan alat ontrasepsi jika akan berhubungan Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Kontraindikasi Tidak sesuai untuk pria yang: Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan Alergi terhadap bahan dasar kondom Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Keuntungan dan kerugian Keuntungan: Efektif bila digunakan dengan benar Tidak mengganggu produksi ASI Tidak mengganggu kesahatan klien Tidak mempunyai pengaruh sistemik Murah dan dapat dibeli secara umum Tidak perlu resep dokter atau pe eriksaan kesehatan khusus Membantu mencegah terjadinya Ca serviks Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda Kerugian: Efektifitas tidak terlalu tinggi Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentihan langsung) Pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Efek samping 1. Kondom ruskak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) 2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan 3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)
4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
DIAFRAGMA Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks a. JENIS flat spring (flat metal band) coil spring (coiled wire) arching spring (kombinasi metal spring) b. CARA KERJA Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida. c. MANFAAT Kontrasepsi
efektif bila digunakan dengan benar tidak menggangu produksi ASI tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya. Tidak menggangu kesehatan klien. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. Nonkontrasepsi
Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan dengan spermisida. Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi. Keterbatasan o Efektifitas sedang o Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan o Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual. o Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasngan. o Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra. o Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.
d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA DIAGFRAGMA DIGFRAGMA SESUAI UNTUK KLIEN YANG
TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
Tidak meyukai metode kontrasepsi Berdasarkan umur dan paritas serta masalah hormonal seperti perokok atau di atas kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi usia 35 tahun. berisiko tinggi Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi Terinfeksi saluran uretra. AKDR Menyusui dan perlu kontrasepsi
Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Memerlukan proteksi terhadap IMS
Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.
Memerlukan metode sederhana sambil Ingin metode KB efektif menunggu metode lain.
e. EFEK SAMPING EFEK SAMPING Infeksi saluran uretra
PENANGANAN Pengobatan dengan antibiotik
Dugaan adanya alergi Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca bersenggama dan diagfragma atau tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau pilih metode dugaan reaksi alergi yang lain.
spermisida Rasa nyeri pada Cobalah dengan alat yang lebih kecil. tekanan terhadap kandung kemih Timbul cairan vagina dan berbau jia dibiarkan lebih dari 24 jam
Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien untuk melepaskan diagfragma setelah melakukan hubungan seksual. Setelah diangkat, cuci diagfragma dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunkan bedak atau talk jika akan disimpan.
f.efektivitas kurang disukai karena factor-faktor psikis dan hygiene, serta untuk pemakaian nya memerlukan motivasi dan pengajaran yang memerlukan pendidikan akseptor.angka kegagalan 9-34.
SPERMASIDA -
Efektifitas Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang teradi biasanya adalah timbulnya perasaan kurang enak pada kedua pihak yang karena becek dan kadang kala timbul reaksi alergi Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
-
Cara kerja 1. Melumpuhkan dan mematikan sperma 2. Menutup mulut cerviks 3. Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi tidak begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
-
Indikasi Sesuai untuk perempuan yang: 1. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau diatas usia 35 tahun 2. Tidak menyukai penggunaan AKDR
3. Meyusui dan perlu kontrasepsi 4. Memerlukan proteksi terhadap IMS 5. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003 -
Kontraindikasi Tidak sesuai untuk perempuan yang: 1. Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan menyeabkan kehamilan dan risiko tinggi 2. Terinfeksi saluran uretra 3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminya (vulva dan vagina) 4. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan 5. Ingin metode KB efektif Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003
-
Keuntungan dan kerugian Keuntungan : Kontrasepsi Efektif seketika (busa dan krim) Tidak menggangu prosuksi ASI Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain. Tidak menggangu kesehatan klien. Tidak mempunyai pengaruh sistemik. Mudah digunakan. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual. Tidak perlu resep dokter. Nonkontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS. Kerugian :
Efektifitas kurang Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan. Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.
-
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film) Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.
Efek samping Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa panas di vagina, kegagalan tablet tidak larut.
-
Efektivitas Angka kegagalan berkisar kurang 3-30.
KONTRASEPSI HORMONAL Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.
Jenis Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu: a) Kontrasepsi Suntikan b) Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu : 1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu. 2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir. 3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang 5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. c) Kontrasepsi Implant 1) kontrasepsi suntikan progestin a. jenis : - Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong). - Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular. b. cara kerja : - Mencegah ovulasi - Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma - Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi. - Menghambat transportasi gamet oleh tuba. c. keuntungan : - Sangat efektif - Pencegahan kehamilan jangka panjang - Tidak berpengaruh pada hubungan suami – istri - Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah - Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI - Sedikit efek samping - Klien tidak perlu menyimpan obat suntik - Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause - Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik - Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara - Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. - Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) d. keterbatasan : Sering ditemukan gangguan haid, seperti : o Siklus haid yang memendek atau memanjang, o Perdarahan yang banyak atau sedikit, o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), o Tidak haid sama sekali. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan). Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas). Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat. e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan usia reproduksi. Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. Perempuan setelah abortus atau keguguran. Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. Perempuan perokok. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit. Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin). Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Perempuan dengan anemia defisiensi besi. Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran). Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi. g. cara penggunaan : Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil
Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2) Kontrasepsi pil progestin a. jenis : Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel. b. cara kerja : Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat). Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. c. keuntungan : Keuntungan Kontrasepsi Sangat efektif bila digunakan secara benar. Tidak mengganggu hulungan seksual. Tidak mempengaruhi ASI. Kesuburan cepat kembali. Nyaman dan mudah digunakan. Sedikit efek samping. Dapat dihentikan setiap scat. Tidak mengandung estrogen. Keuntungan Nonkontrasepsi Mengurangi nyeri haid. Mengurangi jumlah darah haid. Menurunkan tingkat anemia. Mencegah kanker endometrium. Melindungi dari penyakit radang panggul. Tidak meningkatkan pembekuan darah. Dapat diberikan pada penderita endometriosis. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah). Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi. d. waktu mulai menggunakan : Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan clan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus haid. Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau perempuan tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan perempuan tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1 – 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 - 5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR. e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Perempuan usia reproduksi. Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi. Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui. Perempuan setelah abortus atau keguguran. Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. Perempuan perokok. Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit. Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin). Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Perempuan dengan anemia defisiensi besi. Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran). Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi. g. cara penggunaan : Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah menggunakan kontrasepsi dengan hormonal sebelumnya secara benar, dan perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 3) Kontrasepsi implant/susuk a. jenis : Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi derigaii 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi deiigan 68 mg 3-keto-desogestrel dari lama kerjanya 3 tahun. b. cara kerja : Lendir serviks meniadi kental. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Mengurangi transportasi sperma. Menekan ovulasi. c. keuntungan : Keuntungan Kontrasepsi Daya guna tinggi. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. Bebas dari pengaruh estrogen. Tidak mengganggu kegiatan sanggama. Tidak mengganggu ASI. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan Keuntungan Nonkontrasepsi
Mengurangi nyeri haid. Mengurangi jumlah darah haid Mengurangi/memperbaiki anemia. Melindungi terjadinya kanker endometrium. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul. Menurunkan angka kejadian endometriosis. d. keterbatasan : Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. e. Yang Boleh Menggunakan Implan Perempuan pada usia reproduksi. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui. Perempuan pascakeguguran. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik. Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell). Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil. f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi Mioma uterus dan kanker payudara. Gangguan toleransi glukosa. g. cara penggunaan : Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menaLunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode 9 kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari Mau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan z,implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. Z~ Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, imlpan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan C, menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampaidatangny Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut. Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Efek samping kontrasepsi suntikan: 1) Gangguan Haid : Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem. Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan. metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya 2) Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi) 3) Perubahan berat badan Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan 4) Pusing dan sakit kepala Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ): 1). Nousea 2). Nyeri payudara 3). Gangguan Haid 4). Hipertensi 5). Acne 6). Penambahan berat badan. efek samping yang ditimbulkan implant Pada umumnya tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan. BKKBN, 1996, Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi, Hartono hanifa, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
AKDR DENGAN PROGESTIN a. jenis : AKDR CuT-380A Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu) AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering) b. cara kerja : Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. c. keuntungan : sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d.
e.
f.
g.
h.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) Tidak ada interaksi dengan obat Mencegah kehamilan ektopik keterbatasan : Efek samping yang umum terjadi : Komplikasi lain : Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. waktu mulai menggunakan : Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi Yang Dapat Menggunakan Usia produktif Keadaan nulipara Risiko rendah dari IMS Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya Setelah abortus dan tidak ada infeksi Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama Yang Tidak Dapat Menggunakan Sedang hamil Perdarahan vagina yang tidak diketahui Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) Menderita TBC pelvik Kanker alat genital Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. Efek samping AKDR: Perdarahan
i.
j.
Rasa nyeri dan kejang di perut Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat bersenggama Ekspulsi (pengeluaran sendiri) Komplikasi AKDR: Infeksi pada traktus genitalis Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut Kehamilan Teknik pemasangan AKDR Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukka ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks. Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yg ditentukan lebih dahulu dnegan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung pentalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendoromg juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting hingga 2 ½ - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.
Metode kontrasepsi mantap TUBEKTOMI Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)seorang perempuan secara permanen. a. Jenis : o minilaparotomi, o laparoskopi b. Manfaat Kontrasepsi
Sangat efektif Permanen Tidak mempengaruhi proses menyusui Tidak bergantung pada faktor sanggama Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal Tidak ada efek samping dalam jangka panjang Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium) Nonkontrasepsi Berkurangnya risiko kanker ovarium
c. Keterbatasan : Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini Kliien dapt menyesal dikemudian hari Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan Dilakukan oleh dokter yang terlatih Tidak melindungi diri dari IMS d. Yang dapat menjalani tubektomi : Usia >26 tahun Paritas>2 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius Pascapersalinan Pascakeguguran Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini e. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi : Hamil Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut Tidak boleh menjalani proses pembedahan Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang Belum memberikan persetujuan tertulis f. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes) Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali. g. Kapan dilakukan : Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional tersebut tidak hamil. Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi) Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan. Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu Laparoskopi : Pascakeguguran : Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi) Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi perviks (minilap saja) h. Komplikasi : Infeksi luka Demam pascaoperasi (>38 derajat C) Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi) Hematoma (subkutan) Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang) Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan VASEKTOMI a. Batasan Adalah prosedur klinikuntuk meghentikan kapasitas reprosuksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. b. Indikasi Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus : Infeksi kulit pada daerah opersi Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien Hidrokel atau varikokel yang besar Hernia inguinalis Undesensus tertikularis Massa intraskrotalis Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antinoagulansia d. Konseling, informasi dan persetujuan medis Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya.
4. Apa saja faktor pemilihan kontrasepsi dan apa saja syaratnya?
Faktor pasangan Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi Faktor kesehatan
Faktor metode kontrasepsi
Motivasi & Rehabilitas - Umur - Gaya Hidup - Frekuensi Senggama - Jumlah keluarga yang diinginkan - Pengalaman dengan konseptivum yang lalu - Sikap kewanitaan - Sikap kepriaan Kontraindikasi absolut / relatif - Status kesehatan - Riwayat haid - Riwayat keluarga - Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Panggul Penerimaan & pemakaian berkesinambungan - Efektivitas - Efek samping minor - Kerugian - Komplikasi-komplikasi yang potensial
Faktor pasangan
Faktor kesehatan
Faktor metode kontrasepsi
Dalam memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya dari 2 sudut : 1. Pihak calon akseptor Dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang 100 % sempurna , yang sagat penting diketahui akseptor : a. Efektifitas b. Keamanan Semua kontrasepsi beresiko tertentu pada pemakainya : - Resiko berhubungan dengan metode itu sendiri (kematia, infeksi, dll) - Resiko potensial dalam bentuk ketidaknyamanan (tidak menyenangkan dalam bersenggama, biaya tinggi, dll) 2. Pihak medis / petugas KB a. Dalam upaya melindugi kesuburan / fertilitas dari aseptor, harus diingat bahwa : - Pil oral ada efek protektif terhadap Pelvic Inflamatory Desease idela untuk wanita untuk beberapa tahun ingin aktif secara seksual sebelum mengandung / hamil
IUD penyebab resiko Pelvic Inflamatory Desease tidak untuk wanita yang masih menginginkan anak dikemudian hari - Ditekankan bahwa kontap pada pria & wanita dianggap sebagai metode yang permanen. b. Keuntunga Non Kontrasepsi - Efek terapeutik dari pil oral untuk wanita dengan kista ovarium, penyakit payudara fibrokista - Efek protektif dari pil oral, kondom,spermisid terhadap Pelvic Inflamatory Desease (PID) c. Kontra Indikasi - Suatu kondisi medis yang menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang seharusnya disarankan , tidak dianjurkan atau tidak aman. - Akseptor diberitahu tentang tanda bahaya : TANDA BAHAYA PIL ORAL 1. Sakit perut hebat 2. Sakit dada hebat atau nafas pendek 3. Sakit kepala hebat 4. Penglihatan kabut / tidak dapat melihat 5. Sakit tungkai bawah (betis / paha) yang hebat. TANDA BAHAYA IUD 1. Aminore 2. Sakit perut 3. Demam tinggi / menggigil 4. Keputihan banyak / sangat bau 5. Spotting, perdarahan pervaginam, haid yang banyak, bekuan darah. TANDA BAHAYA SUNTIKAN 1. Pertambahan BB menyolok 2. Sakit kepala hebat 3. Perdarahan pervaginam yang banyak 4. Depresi 5. Poliuri -
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur 1. Umur ibu kurang dari 20 tahun: o Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. o Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. o Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan. o Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. 2. Umur ibu antara 20–30 tahun o Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. o Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil. 3. Umur ibu di atas 30 tahun o Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
o
Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.
KB (Keluarga Berencana) & Kontrasepsi, Hanafi 1. Umur ibu kurang dari 20 tahun: o Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. o Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. o Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan. o Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. 2. Umur ibu antara 20–30 tahun o Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan. o Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil. 3. Umur ibu di atas 30 tahun o Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan pilihan kedua. o Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.
5. Bagaimana Mekanisme dari masing-masing kontrasepsi?
6. Apa saja jenis kontrasepsi yang tepat untuk ibu menyusui tanpa komplikasi? 1. Pil : ada estrogen dan progesteron td dianjurkan Gunakan pil kb yg progesteron saja 2. Kb suntik : progesteron. Efeknya lebih panjang 2-3 bln 3. Implan : efeknya lebih lama sekitar 5 th 4. AKDR :pilihan pertama. Krn bisa dilakukan setelah akhir nifas, resiko sedikit 5. Metode kontrasepsi lain : kondom, diafragma, Pd ibu yg tdk ingin punya anak lagi mengikat saluran rahim 24 jam stlh melahirkan (dipotong jg bisa) (laily) o MAL : membuat seseorang tdk bisa hamil, dengan cara menyusui yg maksimal (lana)
7. Hal-hal khusus apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan kontrasepsi? o Hipertensi Suntik : < 180/110 Pil : > 160/ 90 o DM Suntik dan pil boleh, harus diawasi. Pil tanpa komplikasi o Migrain Pil dan suntik boleh tapi tanpa gejala neurologi fokal yg berhubunha dg nyeri kepla o TBC Penggunaan suntik tidak dianjurkan Pil dengan kombinasi 50 ug etinilekstradiol o Anemia bulan sabit Pil dan suntik tdk boleh diberikan
8. Bagaimana hubungan riwayat penderita chlamidiasis, hepatitis kronik, riwayat DM 2 tahun yll dengan pemilihan kontrasepsi pasien A? Hubungan dengan DM Dari penelitian tersebut menyebutkan jika semua alat kontrasepsi yang digunakan para wanita terbukti sangat efektif dan tidak menimbulkan kegemukan serta peningkatan tekanan darah maupun kadar kolesterol. Namun, penelitian tersebut menemukan fakta baru yang cukup mengejutkan yakni, peningkatan kadar gula dalam darah hingga 10% pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi implant dan 5% untuk kelompok wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD berbasis progestin. Selain terjadi peningkatan kadar gula darah, pada kedua kelompok tersebut juga ditemukan mengalami penurunan kadar glukosa hingga 2 %. Semua fakta tersebut membuktikan bahwa menggunakan alat kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko diabetes untuk alat kontrasepsi berbasis progestin jenis implat. Berikut beberapa pengaruh pil KB pada sistem tubuh. Pada metabolisme karbohidrat. Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi flukosa, dan resistensi insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11% pemakai yang
mengalami peningkatan gula darah menetap. Pemakai pil KB yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita penyakit kencing manis (DM) khususnya orangtua dan saudara kandung, pernah mengalami DM waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolisme karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara berarti. Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah. Pada metabolisme lemak. Perubahan metabolisme lemak pada pemakai pil KB disebabkan oleh estrogen dan progesteron, yang masing-masing mempunyai efek berbeda. Estrogen bersifat kardioprotektif (melindungi jantung) dan anti-aterogenik (anti pembentukan lemak), sedangkan progestron bersifat anti-estrogen. Pemakaian estogen tunggal antara lain akan menurunkan aktivitas enzim liporotein lipase, meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat). Efek progesteron justru berbanding terbalik dengan efek estrogen tersebut, dan efek ini tergantung pada potensi androgen-nya. Makin kuat potensi androgen-nya, makin besar efek buruknya pada metabolisme lemak. Usaha untuk mengurangi efek ini antara lain dengan memakai pil KB kombinasi estrogen dengan kadar progesteron yang bervariasi (pil kombinasi sekuensial). Pada metabolisme elektrolit. Estrogen akan meningkatkan aktivitas vitamin-D dan membantu masuknya kalsium ke dalam tulang. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian estrogen akan meningkatkan densitas tulang dan mencegah keroposnya tulang (osteoporosis) pascamenopause. Pada sistem pembekuan darah. Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah, sehingga akan memudahkan trombosis (pembekuan) di pembuluh darah, dengan akibat lanjut menyebabkan sumbatan dan gangguan pada aliran darah. Makin besar dosis estrogen yang diberikan, makin besar pula efeknya. Efek ini akan makin diperbesar dengan pengaruh antiestrogen dan progesteron. Pada sistem hati dan kandung empedu. Estrogen akan menyebabkan perubahan pada hasil tes faal hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian estrogen akan meningkatkan insiden radang kandung empedu dan pembentukan batu empedu. Efek ini diduga diakibatkan oleh lambatnya pengosongan kandung empedu, meningkatnya kadar kolesterol, dan menurunnya kadar asam empedu di dalam cairan empedu. Pemakaian obat-obatan yang melewati siklus hati, seperti antibiotik dan antikejang, akan menurunkan efektivitas pil KB. Pada sistem kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tromboemboli terjadi akibat perubahan sistem pembekuan darah akibat estrogen, disamping efek aterosklerosis oleh pengaruh progesteron. Risiko akan meningkat pada perokok dan berkurang bila dosis estrogen dikurangi. Risiko tromboemboli ini tidak dipengaruhi oleh lamanya pemakaian pil KB. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat terjadi pada 5% pemakai pil KB. Hal ini dipengaruhi usia, jenis kelamin, suku dan riwayat keluarga. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tak menetap. Jika hipertensi menetap setelah pil KB dihentikan, berarti telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Penggunaan pil KB akan meningkatkan angka kejadian penyakit jantung koroner. Risiko ini dihubungkan dengan lama pemakaian pil KB, dan adanya risiko penyakit jantung koroner yang lain seperti usia lanjut, merokok, kegemukan dan hipertensi. Penggunaan sediaan dengan estrogen dan progesteron dosis rendah akan mengurangi risiko tersebut tetapi tidak menghilangkannya. Kejadian gangguan pada peredaran darah otak pada pengguna pil KB lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memakai. Gangguan ini terutama pada pemakai pil KB kombinasi yang berusia di atas 35 tahun perokok, dengan kadar lemak darah tinggi, dan menderita hipertensi. Oleh karena pengaruhnya pada metabolisme tubuh, maka beberapa hal perlu diperhatikan antara lain pemakai pil KB sebaiknya tidak menderita kelainan hati. Pemilihan jenis pil KB, misalnya pada wanita DM dan perokok yang tidak memungkinkan memakai alat KB lain selain dari pil KB, sebaiknya diberi pil KB dengan estrogen dan progesteron serendah mungkin. Pemakaian pil KB sebaiknya atas anjuran dokter atau bidan yang berwenang, karenanya perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan sebelum memakai pil KB, meliputi evaluasi klinis, mencari faktor risiko, dan pemeriksaan laboratorium
Hepatitis kronik?
Serupa dengan estrogen, hati juga penting untuk degradasi metabolisme yaitu produknya adalah pregnandiol.
Fungsi hati pada degradasi estrogen.hati mengkonjugasi estrogen untuk membentuk glukoronida dan sulfat dan hampir seperlima dari produk konjugasi ini dieksresikan ke dalam empedu. Hati juga mengubah estroen poten, estradiol, dan estron menjadi estriol estrogen yang sama sekali tidak poten. Oleh karena itu berkurangnya fungsi hati seseungguhnya meningkatkan aktivitas estrogen di dalam tubuh yang disebut hiperestrinisme.
9. Apakah alat kontrasepsi yang baik untuk pasien B (penderita fibroadenoma mammae)? Fibroadenoma adalah tumor jinak tersering pada payudara perempuan. Peningkatan mutlak atau nsibi aktivitas estrogen yang berperan dalam pembentukannya ( patologi Robbin ) Sementara efek estrogen terhadap payudara adalah (1) perkembangan jaringan stroma, (2) pertumbuhan sistem duktud yang luas dan (3) deposit lemak pada payudara ( Guyton ) Proses menyusui : aktivitas hormon prolaktin dan oksitosin Penghambatan sistem portal hipothalamus hipofisi sering akan meningkatkan pembentukan prolaktin teteapi menekan sekresei hormon hipofisis lainnya. Sekresi prolaktin oleh hipofisis anterior diatur secara keseluruhan atau hampir keseluruhan oleh sebuha faktor penghambat yang dibentuk didalam hipothalamus dan ditranspor ke hipofisis anterior. ( guyton ) Salah satu faktor yang merangsang sekresi insulin adalah hormon hormon yang secara langsung dpaat meningkatkan sekresi insulin atau yang dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadap sekresi insulin meliputi glukagon, GH, kortisol, dan yang lebih lemah, progesteron dan estrogen. Manfaat perangsangan hormon ini adalah pemanjangan ekresi hormon ini kadang kadang dapat mengakibatkan sel pulau beta langherhans menjad kelelahan dan karenana meningkatkan resiko intuk terkena diabetes. Patofisiologi kortikosteroid-psikosis yang diinduksi masih kurang dipahami, meskipun secara umum diterima bahwa kelainan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) akibat penggunaan steroid kerja panjang dapat mengakibatkan gangguan mood. Sebagai contoh, sindrom yang melibatkan produksi kortisol yang berlebihan atau tidak memadai dapat memiliki manifestasi kejiwaan. Adalah contoh Sindrom Cushing terkait dengan kecemasan, euforia, depresi, dan psikosis, sedangkan penyakit Addison dapat menghasilkan kelelahan, energi rendah, nafsu makan menurun, dan gejala yang konsisten dengan gejala depresi neurovegetative.
Spottng(bercak-bercak darah) terjadi di antara masa haid pada bulan-bulan pertama pemakaian pil KB. Brektrought bleeding yang terjadi kapan saja waktu memakai pil KB untuk beberapa bulan.Penyebabnya karena adanya ketidak seimbangan hormon
terutama pemakaian estrogen dosis rendah (30 mikrogram) sehingga endometrium mengalami degenerasi
Tekanan darah sama atau lebih dari 140/100 mmHg , karena khasiat estrogen terhadap pembuluh darah sehingga terjadi hipertropi arteriole dan vasokonstriksi. Estrogen mempengaruhi sistem renin – Aldosteron-Angiotensin sehingga terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
10.Mengapa pd pasien B dengan kontrasepsi suntik tiap 3 bulan mengeluh tidak pernah menstruasi dan BB meningkat?
Hubungannya dgn alat kontrasepsi adalah untuk: 1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. 2) Melumpuhkan sperma. 3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. (BKKBN, 2001).
11.Hal hal apa saja yang disampaikan ketika konseling kontrasepsi?
Konseling. Sewaktu memberikan konseling kepada aseptor kb hal yang paling utama dilakukan adalah menanyakan kepada klien apakah klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan adakah mempunyai riwayat penyakit keturunan hipertensi. Kemudian jelaskan kepada klien bahwa kontrasepsi hormonal mempunyai efek samping terhadap peningkatan tekanan darah di khawatirkan akan memperburuk keadaan klien. Anjurkan kepada klien untuk memilih alat kontrasepsi yang non hormonal. http://dedey-nachiaa.blogspot.com/2012/05/pengaruh-kontrasepsi-hormonalterhadap.html Konseling adalah bentuk wawancara untuk membantu orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya, termasuk keinginan, sikap, kecemasan dalam usahanya untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapinya. Bidan sebagai konselor memiliki kemampuan teknik konseling, pengetahuan tentang alat kontrasepsi dan yang berkaitan dengan pemakaiannya. Klien calon pemakai kontrasepsi tidak boleh oleh provider, namun kerelaan klien untuk menggunakan salah satu alat kontrasepsi adalah pilihan klien sendiri, setelah mereka memahami manfaat dari setiap alat kontrasepsi. Dan pemilihan alat kontrasepsi oleh klien dan keluarganya merupakan hak klien dan keluarganya untuk dapat merencanakan dengan baik tentang pengaturan kelahiran mereka. Langkah-langkah Konseling 1. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya 2. Menggali permasalahan yang dihadapi dengan calon 3. Memberikan penjelasan disertai penunjukkan alat-alat kontrasepsi 4. Membantu klien untuk memiliki alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya sendiri. Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada lagkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut : SA : Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan,harapan, serta keadaa kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan,kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri tahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin,,termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. TU : BanTUlah klien menentukan pilihanny. Bantulah klien berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriterian dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilhan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan? J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunaan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya,jika diperlukan, perlihatkan alat atau obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat atau obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar. U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan . Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah. Informed Consent dan Informed Choice dalam Pelayanan Keluarga Berencana Sebagamana telah dijelaskan bahwa dalam setiap pelayanan profesi yang diberikan bidan harus selalu memberi kesempatan pasien untuk memilih (informed choice) dan memberi persetujuan (informed consent). Dalam pelayaan KB hal ini tetap berlaku karena bidan harus menjelaskan keuntungan dan kerugian setiap jenis alat kontrasepsi dengan jujur dan netral, tidak memaksakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Mengingat bahwa belum ada satu metode kontrasepsi yang aman dan efektif 100% maka dengan melakukan informed choice dan informed consent selain merupakan perindungan bagi bidan sebagai pemberi pelayanan (provider) juga membatu dampak rasa aman dan nyaman bagi pasien sebagai penerima jasa. Rasa aman dan nyaman mengurangi terjadinya efek samping (side effect). Setiap pemakaian kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak reproduksi individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan pemberian informasi yag lengkap. Informasi yang diberikan kepada calon atau klien KB tersebut harus disampaikan selengkap-lengkapnya, jujur dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh calon atau klien KB tersebut. Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat Persetujuan Tindakan Medis (nformed Consent) diperlukan. Yang dimaksud denganinformed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluargaya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. Setiap
tindakan medis yag mengandung resiko harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental. Persyaratan Medis (Medical Eligibility) dalam Penggunaan Kontrasepsi Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka. Informasi tersebut meliputi pemahaman tentang efektivitas relatif (effectiveness) dari metode kontrasepsi, cara kerja, efek samping, manfaat dan kerugian metode tersebut, geja;a dan tanda yang perlu ditindaklanjuti di klinik atau fasilitas kesehatan, kembalinya kesuburan dan perlindungan terhadap infeksi menular seksual. Untuk metode yang memerlukan prosedur bedah, insersi, atau pencabutan alat oleh tenaga terlatih, tenaga terlatih tersebut perlu dilengkapi dengan fasilitas yang cukup agar prosedur tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan standar, termasuk prosedur pencegahan infeksi. Peralatan dan pasokan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan harus tersedia. Petugas pelayanan harus dilengkapi dengan panduanpanduan yang memungkinkan mereka melaksanakan penapisan dan pelayanan terhadap klien sebaik-baiknya dan dapat menghindar resiko yang tidak diinginkan. Petugas pelayanan harus mendapat pelatihan yang cukup dalam konseling Keluarga Berencana. Konseling merupakan elemen kunci dalam mutu pelayanan, mulai dari kunjungan awal serta ulang, dan meliputi bukan hanya tentang kontrasepsi, melainkan juga masalah-masalah seksualitas dan pencegahan Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Efektivitas Dalam hubungan pilihan kontrasepsi, klien perlu diberi informasi tentang : 1. Efektivitas relatif (relative effectiveness) dan berbagai metode kontrasepsi yang tersedia 2. Efek negatif kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan risiko kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu. Beberapa kondisi medis yang akan meningkatkan risiko terjadi kehamilan : 1. Hipertensi (tekanan darah >160/100 mmHg) 2. Diabetes; insulin dependen; dengan nefropati/neuropati/retinopati atau penyakit vaskular lain atau > 20 tahun telah menderita diabetes. 3. Penyakit jantung iskemik 4. Stroke 5. Penyakit jantung katup dengan hipertensi 6. Karsinoma payudara 7. Karsinoma endometrium atau ovarium 8. Infeksi menular seksual 9. HIV/AIDS 10. Sirosis hati 11. Hepatoma 12. Penyakit trofoblas ganas 13. Penyakit Sel Sickle (sel bulan sabit) 14. Skistosomiasis dengan fibrosis hati 15. Tuberkuloss
Pada keadaan-keadaan diatas perlu dipilihkan metode kontrasepsi yang lebih efektif.
12.Apakah alat kontrasepsi yang baik dengan pasien A? 13.Bagaimana pengaruhnya terapi griseofulvin terhadap kontrasepsi? 14.Bagaimana pandangan islam terhadap kontrasepsi? 15.Bagaimna tinjauan sosial ekonomi terhadap penggunaan kontrasepsi?
Step 4 Tujuan KB