STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Pasien : Ny. A yang berusia 27 tahun sudah dua kali keluar masuk RSJ . Alasannya dirawat karena sering marah, kesal, ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam, Merusak dan melempar barang-barang. Klien selalu malas untuk minum obat jika keadaannya mulai membaik, halusinasi akan kambuh. Itu yang membuat klien selalu keluar masuk RSJ. 2. Diagnosis Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan 3. Tujuan Khusus (TUK) a. Salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan dan kontrak b. Dorong dan beri kesempatan bagi klien untk mengungkapkan perasaannya c. Dengarkan perasaan klien dengan empati d. Beri reinforcement positif bagi klien 4. Tindakan Keperawatan a. Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya anatara lain : 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan 3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan)
4) Menanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai 5) Menjelaskan tujuan interaksi 6) Menyepakati kontrak topic, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal perilaku kekerasan 1) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu 2) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan 3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik 4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis 5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial 6) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual 7) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual 8) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara: a) Verbal b) Terhadap orang lain c) Terhadap diri sendiri d) Terhadap lingkungan
9) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya 10) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara: a)
Obat
b) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
c)
Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien 11) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat: 12)Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: 13) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual: B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 1. Tahap Orientasi a. Salam Terapeutik Perawat
:“Selamat Pagi Ibu, Perkenalkan saya Perawat Mirah Pratiwi, ibu bisa panggil saya mirah, saya yang bertugas pada pagi hari ini, kalau boleh tau, nama ibu siapa ?”
Pasien
: “Saya ani yeni”
Perawat
: “Ibu senangnya dipanggil siapa ?”
Pasien
: “Ani saja”
b. Evaluasi / validasi Perawat
: “Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
Pasien
:”saya merasa marah dan dendam kepada orang lain ”
Perawat
: “Baik ibu, disini saya akan mendengarkan keluh kesah ibu dan sama sama melatih emosi ibu dengan teknik relaksasi nafas dalam dan melampiaskan kemarahan dengan benar”.
Pasien c. Kontrak
:”Iya sus, makasih”
Perawat
:“ Baik lah bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyebab marah ibu dan cara mengontrol rasa marah yang ibuk rasakan.?
Pasien
:”Ya sus”
Perawat
:“Iya
ibu,
sekarang
saya
akan
mempersiapkan
tempatnya, ibu mau diruangan disini atau di taman ?” Pasien
:”Iya di sini saja.”
Perawat
: “Untuk waktunya sekitar 10 – 15 menit ya bu”
Pasien
:”Iya sus ”
2. Tahap Kerja (langkah langkah tindakan keperawatan) Perawat
:“Tadi ibu sudah memberitahu nama ibu, kalau boleh tau umur ibu berapa ?”
Pasien
: “Umur saya 27 tahun”
Perawat
: “Ibu berasal dari mana?”
Pasien
:”Dari baturiti sus”
Perawat
:” Ibu sudah berapa lama di RSJ Bangli disini?”
Pasien
:”Sekitar 2 minggu sus”
Perawat
:” Ibu ingat tidak, siapa yang mengajak ibu kesini ? ”
Pasien
:”Saya tidak ingat sus”
Perawat
:”Menurut ibu, dibawa kesini karna apa ?”
Pasien
:”Saya tidak tau sus tapi saya akhir akhir ini merasa lebih emosional karena saya di selingkuhi oleh suami saya, saya merasa emosi dengan wanita tersebut tega teganya dia merebut suami saya padahal saya sangat percaya dengan suami saya tapi kesetiaan saya di salah artikan. Apa slah saya sampai suami dan wanita itu main main dibelakang saya, apa kurang saya sebagai istri yang selalu menemani suami saya suka dan duka kenapa suami saya tega mempermainkan janji suci yang kita pernah ucapkan pada pejabat desa dan orang tua masing masing serta anak yang saya lahirkan pada 3 bulan yang lalu
belum sembuh luka jaitan saat melahirkan tapi dengan teganya merekan bahagia diatas penderitaan saya, apakah ini karma saya dikehidupan yang dulu apakah ini karma dari perbuatan orang tua saya atau wanita itu kegenitan sama suami saya ? tapi kalau si cowok setia bagaimanapun wanita diluar sana yg lebih cantik menarik dia bakal setia tapi memang suami saya itu tidak setia kalau saya marah saya segan segan memukul suami saya dan melempar lempar barang barang yang ada di samping saya bisa handphone atau gelas. ” Perawat
:”Iya ibu saya mengerti bagaimana perasaan ibu”
Pasien
:”harus gimana saya sus, sya tidak terima dengan perilaku suami saya kepada saya”
Perawat
:”ibu kalau ibu merasa marah coba ibu fikir tentang anak dan tarik nafas sedalam dalamnya, ibu harus ingat anak ibu dan bagaimana orang tua ibu membesarkan ibu sampai saat ini mereka lebih mengutamakan ibu daripada keinginan mereka kalau suami ibu sekarang meninggalkan ibu ambil sisi positifnya ibu, dengan ibu tau bagaimana suami ibu sekarang dengan cepat ibu bisa mepaskan dia daripada ibu bahagia di belunggu suami ibu? Ibu harus bersyukur pada tuhan karena ibu cepat mengetahui bagaiman suami ibu itu tidak setia kalau memang benar benar tidak kuat menahan emosi ibu, ibu bisa melampiaskan pada bantal daripda ibu membuang barang barang yang penting. Selain menghat biiaya ibu bisa leluasa mau ibu gimanain bantal itu terserah ibu tapi ingat juga tarik nafas dalam dalam dan ingat anak serta orang tua ibu”
Pasien
:”Terimakasih sus sudah mau mendengar keluh kesah saya ”
Perawat
:”Apakah ibu sekarang bisa mempraktekan tindakan relaksasi nafas dalam yang saya berikan”
Pasien
:”Bagaimana caranya sus ?”
Perawat
:”Caranya dengan menarik nafas selam dalamnya tahan 5 detik terus hembuskan lakuakan sekitar 5 kali”
Pasien
:”Baik sus, saya coba”
Perawat
:”Ayo ibu sama sam kita melakukan tenik tersebut”
Pasien
:”Iya sus”
Perawat
:”Tarik nafas sedalam dalam nya tahan 5 detik dan hembuskan ibu lakukan 5 kali”
Pasien
:”Sudah sus”
Perawat
:”Bagaimana kalau ibu sekarang bisa melakukan hal ini ibu catat di buku ini, saya kasih buku catatan perkembangan ibu kalau ibu bisa melakukan sendiri tanpa bantuan ibu tulis huruf (M), kalau ibu tidak bisa dan perlu bantuan orang lain ibu tulis dengan (B) dan kalau ibu tidak bisa melakuakn tulis huruf (T) ”
Pasien
:”Baik sus”
3. Terminasi a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan Evaluasi Subjektif Perawat
:“Bagaimana perasaan ibu dengan tindakan relaksasi nafas dalam ini ?”
Pasien
:”persaan saya sedikit lega sus dengan teknik tersebut buat saya senang dan saya kalau melampiaskan kemarahan saya dengan memukul bantal tindakan tersebut tidak merugikan siapa pun.”
Evaluasi Objektif Perawat
: “Sekarang ibu bisa mengulangi tindakan tersebut ?”
Pasien
:”Iya sus”
b. Tindak Lanjut
Perawat
: “Kapan ibu akan melakukan tindakan relaksasi nafas dalam ibu ?”
Pasien
:”Kalau saya merasa marah sus”
Perawat
:“Bagaimana kalau kita masukan tindakan ini ke tiap tindakan setiap harinya bu ? ”
Pasien
:”Boleh sus”
c. Kontrak yang akan datang Topik Perawat
:“Teknik melatih kemampuan ini harus dikembangkan tiap harinya ya ibu”
Pasien
:”Baik sus”
Waktu Perawat
:“Apakah ibu besok ada waktu untuk melakukan teknik ini ?”
Pasien
:”Boleh sus”
Perawat
: “Jam nya bisa ditentukan sekarang bu ?”
Pasien
:” Jam 2 siang aj sus ya setelah saya istirahat”
Tempat Perawat
: Tempatnya ibu mau dimana ?”
Pasien
:”Di ruangan ini saja sus”