Spo Anastesi Konsul.docx

  • Uploaded by: sitohusada
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spo Anastesi Konsul.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,575
  • Pages: 10
ANESTESI REGIONAL

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT SITO HUSADA ATAMBUA JLN.KIHAJAR DEWANTARA

Tanggal terbit

Standar Prosedur Operasional

Ditetapkan Direktur

Drg.Falentinus Parera, MM Pengertian

Untuk memberi rasa aman dannyaman pada pasien sehingga tujuan pembedahan dapat tercapai secara Optimal

Tujuan

1.

Menghambat

saraf

sensorik

sehingga

rasa

nyeri

dihambat mulai dari pusat sampai anggota gerak bagian bawah. 2.

Fungsi dari motoris dihambat sebagian dan seluruhnya sehingga terjadi relaksasi pada otot bagian bawah pusar untuk sementara

3.

Pasien dalam keadaan sadar dan dapat berkomunikasi secara utuh

Kebijakan Prosedur

Unit terkait

Dilakukan pada pasien dewasa dan kooperatif 1. Cuci tangan 2. Tusukkan jarum lumbal setinggi lumbal 4-5 tarik pelanpelan jarum spinalnya sampai cairan liquor serbos pinalis keluar. 3. Bila cairannya sudah keluar, masukan obat anastesi dengan spuit sebelum dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan apakah cairan lumbal sudah keluar 4. Bila obat sudah dimasukan kemudian jarum lumbal dicabut secara pelan-pelan 5. Bekas luka tusukan diberi kassa betadin lalu diplester 6. Pasien dibaringkan kembali dengan memakai bantal 7. Bila pasien tampak gelisah berikan obat penenang dan atau sedasi. 8. 8.Cuci tangan 1. IGD 2. Kamar Operasi 3. Rawat Inap

PELAYANAN ANESTESI PEDIATRIK

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT SITO HUSADA ATAMBUA JLN.KIHAJAR DEWANTARA

Standar Prosedur Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan Direktur

Drg.Falentinus Parera, MM Pengertian

Pemberian sedasi, analgesia serta relaksasi pada pasien anak yang akan dioperasi.

Tujuan

1. Memberikan sedasi hipnosia (perasaan tidur) pada pasien 2. Memberikan analgetika (menghilangkan rasa sakit) kepada pasien. 3. Memberikan

ralaksasi

(memudahkan operator

bekerja) Kebijakan Prosedur

Dilakukan pada pasien anak (kurang dari 14 tahun) yang akan dilakukan pembedahan dengan teknik anestesi umum. A. Premedikasi Diberikan sulfas atropine dengan dosis 0,01-0,02 mg/ kg BB secara intra vena 5 menit sebelum pemberian induksi. Diberikan obat sesuai indikasi dan dosis secara intra vena 5 menit sebelum pemberian induksi B. Masa anestesi Pemberian Induksi a. Induksi dengan inhalasi Gas anestesi inhalasidan O2 dengan ratio maksimal 70 % : 30 % 50% dan diberikan obat anestesi inhalasi terus dinaikan sampai pasien tidur b. Induksi dengan intra vena melalui infus Obat sedative sesuai dengan indikasi dan dosis c. Intubasi 1. Sesudah dilakuikan induksi pasien diberi obat pelumpuh otot. 2. .Masukan pipa endotrakeal yng sesuai dengan usia anak. (sesuai dengan kebutuhan)

d. Pemeliharaan Anestesi Anestesi pada pediatric sangat dianjurkan dengan intubasi dan nafas sedangkan dengan memakai sungkup muka diberikan pada pasien dengan tindakan yang tidak lama. Obat-obat anestesi yang digunakan ialah:

Unit terkait



Obat anestesi inhalasi.



Oksigen (O2)



Sistem yang digunakan jakson rise Kamar Operasi

PASCA PEMBEDAHAN DI RUANG PULIH SADAR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT SITO HUSADA

Standar Prosedur Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan Direktur

Drg.Falentinus Parera, MM Pengertian Tujuan

. Perawatan dan pemantauan pada penderita di ruang pulih sadar Mendeteksi dan memantau kondisi dan kelainan yang timbul pada pasien sesudah pembedahan, dan segera mengambil tindakan bila dijumpai keadaan yang abnormal

Kebijakan

Semua penderita setelah selesai pembedahan harus dipantau di ruang PACU ( Post Anesthetic Care Unit )/ Ruang pulih sadar

Prosedur

1. Setelah penderita dilakukan pembedahan/anestesi, penderita diawasi di ruang pulih sadar 2. Kemudian segera diperiksa ulang tanda-tanda vitalnya. 3. Semua penderita yang dilakukan anestesi umum harus diberikan O2 selama masa pulih sadar. 4. Dilakukan pengawasan penderita mengenai : Sistem saraf pusat terdiri dari : o Derajat kesehatan o Reflek cahaya dari pupil mata o Reaksi rangsang dengar Sistem respirasi o Posisi penderita terutama yang belum sadar o Pemeliharaan jalan nafas o Amati frekuensi dan dalam/dangkalnya pernafasan o Suara nafas lancar / ada sumbatan o Adekuat / inadekuatnya pernafasan o System peredaran darah  System pencernaan  System perkemihan  Warna kulit  Pengawasan

terhadap

perdarahan  Pengukuran Tanda-tanda vital yang regular

 Pantau terhadap nyeri danmuntah Pemberian terapi penderita sesuai petunjuk dokter  Sebagai pedoman selama penderita di ruang pulih sadar menggunakan parameter Aldrete Score ALDRETE SCORING SYSTEM Nomor 1

Criteria WARNA KULIT Kemerahan normal

Skor

Pucat

1

Sianosis 2

AKTIFITAS MOTORIK Gerak 4 anggota tubuh Gerak 2 anggota tubuh Tidak ada gerakan

3

PERNAFASAN Nafas dalam, batuk dan tangis kuat Nafas dangkal dan adekuat Apneu dan nafas tidak adekuat

4

TEKANAN DARAH ± 20 mmHg dari pre operasi ± 20 – 50 mmHg dari pre operasi ± 50 dari pre operasi

2

0

2 1 0

2 1 0

2 1 0

KESADARAN Sadar penuh mudah di 2 panggil Respon terhadap 1 rangsangan +, reflek protektif + Tidak ada resp[on, reflek 0 protektif Pasien dapat dipindahkan ke bangsal jika nilai Aldrete Score 5

minimal 8 dan penderita akan dipindahkan ke ICU jika Aldrete Score kurang dari 8 Sedangkan criteria yang diapaki untuk memindahkan pasien yang telah dilakukan spinal anestesi adalah 1) Blok sensorik dan motorik sudah mulai berkurang 2) Hemodinamik sudah stabil tanpa memerlukan obat vaso presor. Dan dilakukan penilaian

BROMAGE SCORE Nomor 1

2 3

Criteria Dapat mengangkat tungkai bawah

Skor

Tidak dapat menekuk lutut tapi dapatmengangkat kaki Tidak dapat mengangkat tungkai bawah tetapimasih dapat menekuk lutut

1

4

0

2

Tidak dapat mengangkat kaki 3 sama sekali Pasien dapat dipindahkan ke bangsal jika nilai Bromage Score kurang dari 2. Unit terkait

1. Ruang Pulih Sadar 2. Rawat Inap

PENANGANAN PASIEN HENTI JANTUNG AKIBAT TINDAKAN ANESTESI No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT SITO HUSADA ATAMBUA JLN.KIHAJAR DEWANTARA

Tanggal terbit

Standar Prosedur Operasional

Ditetapkan Direktur

Drg.Falentinus Parera, MM Pengertian Tujuan Kebijakan

Penanganan kasus henti jantung / cardiac arrest setelah pemberian obat-obatan anestesi Untuk meningkatkan kembali kinerja jantung untuk kelangsungan hidup . Falsafah dan tujuan penanganan pasien Gawat Darurat (PPGD): 1.

Prosedur

Mencegah kematian.

2. Memperpanjang hidup pasien. Mencegah terjadinya kecacatan 1. Mengenali tanda-tanda henti jantung: a. Hilang kesadaran dalam waktu 15 detik setelah henti jantung. b. Tak teraba denyut jantung pada arteri femoralis dan karotik komunikasi pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak arteri brakhialis. c. Henti nafas (megap-megap / gasping d. Terlihat seperti mati (death like appererence) kulit pucat sampai kelabu. d. Terjadi dilatasi pada pupil. 2. Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) sesuai prosedur baik dengan 1 penolong atau 2 penolong. 3. Bila (RJP) tidak berhasil pasien langsung diberikan obatobatan cairan a. Adrenalin 0,5-1 mg untuk orang dewasa diberikan secara intravena (adrenalin) direncanakan dengan aquabidset sebanyak 9 ml dosis tersebut diulang beberapa kali sampai terjadi denyut spontan atau mati b. b.Natrium bikarbonat dosis 1 mg/ kg BB secara intravena. c. Pasang infuse sesuai indikasi

4.

Lihat hasil EKG monitor

5.

Bila terjadi asistole lakukan terapi fibrilasi (treatment fibrillation). Elektroda dipasang sebelah kiri puting susu kiri dan sebelah kanan sternum atas Defribilator luar: arus searah dosis

6.

a. 100-360 W sec (joule) untuk dewasa. b. Untuk anak-anak: 100-200 W sec (joule) c. Untuk bayi: 50-100 W sec (joule)

Unit terkait

7.

Syok terapi bisa diulang bila diperlukan

8.

Seseorang dinyatakan mati bila fungsi pernafasan spontan dan jantung telah berhenti secara menetap dan telah terjadi kematian otak. Kamar OPerasi

ANESTESI LOKAL

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

RUMAH SAKIT SITO HUSADA

Standar Prosedur Operasional

Tanggal terbit

Ditetapkan Direktur

Drg.Falentinus Parera, MM Pengertian

. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik  Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring.  Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara infiltrasi yang serng digunakan adalah blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan  Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksussaraf.  Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik local intravena Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknyareversibel. Contoh obat anestesi lokal

Tujuan

 Lidokain (liqnikaon,xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain. Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh

Kebijakan Sebagai pedoman dalam pemberian anestesi lokal pada saat melakukan tindakan bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit. Pelaksanaan pemberian anestesi lokal pada saat melakukan tindakan bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang

Prosedur

dalam SPO pemberian anestesi lokal. 1. Petugas mengidentifikasi pasien ,mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis. 2. Petugas menganamnesa pasien 3. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis 4. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,memposisikan luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata 5. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan 6. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed consent oleh petugas 7. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan anestesi 8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan 9. Petugas menggunakan sarung tangan steril 10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi 11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit 12. Petugas menyuntikkan obat anestesi local langsung ke lesi,luka dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan 13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dansekitarnya 14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitarluka. 15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9%

Unit terkait

13. Petugas melakukan tindakan bedah minor 1. Poli Bedah 2. Kamar operasi

Related Documents

Spo Anastesi Konsul.docx
October 2019 49
Anastesi Umum
May 2020 36
Anastesi Lokal.docx
November 2019 43

More Documents from "Novia Zude"

Spo Pilih Sadar.docx
October 2019 65
Rs.docx
October 2019 44
Spo Gizi.docx
November 2019 44
Marlin Spo Asuhan Pasien.pdf
November 2019 43