Skenario Ii (penyakit Itp).docx

  • Uploaded by: andi liluo
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skenario Ii (penyakit Itp).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,965
  • Pages: 24
SKENARIO II PERDARAHAN Seorang anak perempuan umur 8 tahun di bawah ke rumah sakit oleh keluarganya karena bintik-bintik merah menyebar di lengan, tungkai kak, badan, dan keluar darah dari anusnya, keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu. Dari hasil pemeriksaanTTV di dapatkan TD: 100/70 mmHg, HR: 80x /menit, RR: 20x/menit, SB : 36.8 C

1. Kata Kunci  Umur 8 tahun  Bintik merah menyebar dilengan, tungkai dan badan  Keluar darah dari anusnya  Tidak mengalami demam  6 hari sebelumnya pernah mengalami flu 2. Klarifikasi Istilah Penting  Bintik merah (petekie) Bercak merah pada kulit atau sering disebut ruam merupakan perubahan pada warna dan tekstur kulit. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh beragam hal, mulai dar/i alergi, infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, suhu panas, dan pengobatan tertentu. Selain itu, kosmetik tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya bercak merah pada kulit (http://www.alodokter.com/bercak-merah-pada-kulit-ini-penyebabdan-cara-mengatasinya )  Melena (BAB Darah) Melena adalah istilah kedokteran yang memiliki makna buang air besar dengan feses berwarna hitam. Warna hitam pada feses





“melena” disebabkan oleh perdarahan pada saluran cerna bagian atas (kerongkongan, lambung, dan duodenum). Feses berwarna hitam pada melena terjadi akibat hemoglobin yang ada dalam darah bereaksi dengan bahan kimia pencernaan termasuk asam lambung serta adanya reaksi oleh bakteri usus dalam durasi waktu tertentu sehingga tidak lagi berwarna merah saat keluar menjadi feses. Melena : Feses Berwarna Hitam - Mediskus Flu Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan (sistem yang terdiri dari hidung, tenggorokan, dan paruparu). http://www.alodokter.com/flu Tekanan darah Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001)



HR (Heart Rate) Jumlah detak jantung persatuan waktu, biasanya dinyatakan dalam denyut per menit atau beats per minute. “Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika di dapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat , pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskulernya” ujar Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist.

3. Main Map

LEMBAR CEKLIS Penyakit Manifestasi Klinis Jenis kelamin

DBD

LEUKEMIA

ITP

HEMOFILIA

-

-



-









(perempuan) Usia 8 tahun Petekie









Melena







-

Tidak ada demam

-





-

Flu

-





-

4. Pertanyaan Penting a. Mengapa timbul bintik-bintik merah pada lengan,tungkai,dan badan? b. apakah hubungan terjadinya petekie dengan riwayat eman hari sebelumnya anak pilek pada penyakit ITP? c. penyebab keluarnya darah dari anus ?

5. Jawaban Penting a. munculnya bintik-bintik merah pada lengan,tungkai,dan tubuh karena terjadi pendarahan di lapisan kulit intrademal atau submukosa yang di sebut dengan petekie , petekie merupakan pendarahan di bawah kulit kurang dari 2mm,bulat,tidak memucat,berdarah,dan dapat bergabung menjadi lesi yang lebih besar yang dinamakan purpura, petekie dapat terjadi dari berbagai mekanisme yang mengganggu proses hemestatis. b. Hubungan petekie dengan pilek pada penyaki ITP adalah, meskipun penyebab pasti penyakit tetap tidak diketahui, Infeksi virus terkadang mendahului terjadinya ITP pada anak-anak (Kluwer,Wolters 2010). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun dimana tubuh menghasilkan AntiBody yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibody adalah respon tubuh yang sehat terhadap bakteri dan virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP,antibodynya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri (Family Doctor, 2006). Infeksi virus seperti pilek yang mengaktifkan imunitas hormonal pada penyakit ITP memiliki moleku –molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit,trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah di hilangkan dan dihancurkan oleh makrofag,manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah petekie.

c. Keluarnya darah dari anus dikarenakan terjadinya pendarahan pada mukosa pencermaan sehingga keluar darah melalui anus. Tidak terjadi demam karena pendarahan pada mukosa penncernaan bukan karena penderahan oleh infeksi akan tetapi pendarahan oleh trombositopenia yang mengakibatkan darah sukar membeku.

6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya Pada tujuan pembelajaran selanjutnya kami akan membahas tentang penanganan pada penderita ITP

7. Informasi Tambahan    

Pasien yang menderita ITP terlihat sehat ITP di bagi atas dua yaitu ITP akut dan ITP kronis Orang dewasa yang terkena ITP jarang bisa sembuh Penderita ITP harus menghindari diri dari segala jenis makanan yang mengandung MSG

8. Klarifikasi Informasi  Pada umumnya pasien ITP tampak sehat, hal ini di sebabkan karena ITP tidak menunjukan gejala. Namun tiba-tiba mengalami perdarahan pada kulit (petekie atau (purpura) atau pada mukosa hidung (epistaksis). Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya didapatkan bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelet-type bleeding), yaitu petekie, purpura, perdarahan kongjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus lain-nya  -- ITP Akut 1. Pada anak-anak 2. Awitan penyakit mendadak 3. Riwayat infeksi sebelum terjadi perdarahan berulang

4. Sering terdapat eksantem (rubella) dan penyakit saluran napas akibat virus Varkcella zooster dan Eipstein barr. 5. Perdarahan ringan --ITP Kronis 1.

Riwayat perdarahan ringan sampai sedang dengan episode perdarahan beberapa hari sampai beberapa minggu, manifestasi perdarahan berupa ekimosis, ptekie, purpura

2.

Frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit:

a.

Hitung trombosit > 50.000 / μl biasanya asimptomatik

b.

Hitung trombosit 30.000 - 50.000 / μl terdapat luka memar atau hematom

c.

Hitung trombosit 10.000 - 30.000 / μl terdapat perdarahan spontan, menoragi (pada perempuan), dan perdarahan memanjang jika ada luka

d.

Hitung trombosit < 10.000 / μl terdapat perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan genitourinaria) dan risiko perdarahan sistim saraf pusat.

e.

Perdarahan intrakranial mengenai 1 % dari trombositopenia berat, biasanya terjadi di subarachnoid, sering multipel dan ukuran bervariasi dari ptekie sampai ekstravasasi darah yang luas

3.

Remisi spontan jarang terjadi dan remisi tidak lengkap. (Maria Denta,

dalam

REFERAT

IDIOPATHIC

THROMBOCYTOPENIC PURPURA (ITP) : 9,10)  Penyakit kelainan darah ITP (Immune Thrombocytopenic perpura) hingga kini belum diketahui penyebab pastinnya. Jika anak kecil yang terkena ITP peluang sembuhnya masih besar tapi pada orang dewasa yang kena ITP jarang bisa disembuhkan. Presentase kesembuhan pada orang dewasa hanya 5% dan pada anak kecil mencapai 80%. Hal ini di sebabkan karena

pada orang dewasa harus di perhatikan murni premier atau ada kaitannya dengan penyakit lain. (Dr. Fransiska,Ahli Hematolog dalam Berdamai Dengan ITP  Pada penderita ITP, tidak di saranakan mengonsumsi makan yang mengandung MSG. Hal ini di karenakan proses pembuat MSG yang melalui permentasi baktaeri yang dapat menyebabkan autoimun aktif, ketika uatoimun aktif, Antibody akan berikan dengan trombosit . Ketika trombosit di ikat oleh antibody, system retikulodenital (RES) atau system makrofag jaringan akan menelan trombosit dan mengahaancurkannya. Hal ini defisensi trombosit yang mengakibatkan timbulnya peteki, purpura, atau pu terjadinya pendarahan. (Lippincott Williams & Wilkins, 2017 : 328)

9. Sintesa Kasus Berdasarkan kasus II kami menganalisa kasus diatas adalah penyakit ITP

(immune

thrombocytopenic

purpura).

ITP

atau

Idiopathic

thrombocytopenic purpura adalah penyakit kelainan autoimun yang berdampak kepada trombosit atau platelet. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mudah mengalami memar atau berdarah, dan terjadi secara berlebihan. Pada anak-anak, terinfeksi virus (seperti gondok atau influenza) dan sering hilang sendirinya. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan dan ruam kulit yang tampak seperti bintik-bintik merah (ruam petekie), buang air besar yang disertai darah. Tanda dan gejala ini sesuai dengan keluhan klien dari kasus diatas.

10. Laporan diskusi

LAPORAN PENDAHULUAN ITP (IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA) Konsep Medik 1. Definisi Purpura trombositopenia imun (PTI) yang dahulu di kenal sebagai idiopatic trombositopenia purpura (ITP) adalah suatu kelaian yang berupa gangguan autoimun yang menetap (angka trombosit darah perifer yang berkurang 15.000/ml) akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit menyebabkan detruksi premature trombosit dalam system retikulodenital terutama limfa. (Sudayo,dkk 2009 dalam Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA)

2. Etiologi Meskipun penyebab pasti penyakit ini tidak di ketahui, infeksi virus terkadang mendahului terjadinya ITP pada anak-anak. Kondisi lain ( Lupus eritematosus sistemik, kehamilan) atau medikasi (Obat-obatan sulfa) dapat menyebabkan ITP (Lippincott Williams & Wilkins, 2017 : 328).

3. Patofisologi Mekanisme terjadinya trombositopenia pada ITP ternyata lebih kompleks dari yang semula diduga. Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat pada membrane trombosit. Sehingga terjadi penghancuran terhadap trombosit yang diselimuti antibodi

(antibody-coated platelets) oleh makrofag yang terdapat pada limpa dan organ retikuloendotelial lainnya. Megakariosit dalam sumsum tulang bisa normal atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar trombopoitin dalam plasma yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis. Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemiologis antara ITP akut dan kronis, menimbulkan dugaan adanya perbedaan mekanisme patofisiologi terjadinya trombositopenia di antara keduanya. Pada ITP akut, telah dipercaya bahwa penghancuran trombosit meningkat karena adanya antibodi yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri/virus atau pada pemberian imunisasi, yang bereaksi silang dengan antigen dari trombosit. Mediator-mediator lain yang meningkat selama terjadinya respon imun terhadap infeksi, dapat berperan dalam terjadinya penekanan terhadap produksi trombosit. Pada ITP kronis mungkin telah terjadi gangguan dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit otoimun lainnya, yang berakibat terbentuknya antibodi spesifik terhadap trombosit. Saat ini telah diidentifikasi beberapa jenis glikoprotein permukaan trombosit pada ITP, di antaranya GP IIb- IIa, GP Ib, dan GP V.7-9 Namun bagaimana antibody antitrombosit meningkat pada ITP, perbedaan secara pasti patofisiologi ITP akut dan kronis, serta komponen yang terlibat dalam regulasinya masih belum diketahui. Hal tersebut di atas menjelaskan mengapa beberapa cara pengobatan terbaru yang digunakan dalam penatalaksanaan ITP memiliki efektifitas terbatas, dikarenakan mereka gagal mencapai target spesifik jalur imunologis yang bertanggung jawab pada perubahan produksi dan destruksi trombosit.



Pathway

4. Manifestasi Klinik 

Banyak pasien tidak menunjukan gejala



Bintik-bintik merah (peteki) dan mudah memar (pupura)



Melena (Perdarahan pada anus)



Jumlah trombosit rendah

5. Penatalaksanaan 

Farmakologi  Transfusi Trombosit

 Gamunex (IVIG)  Azithromycin 1x25 mg  Procaterol 12 x 20 mg  Sanmol syr 3x1 cth  Cetirizin 2x1/2  Prednison 3x4 tab 

Nonfarmakologi  Bed Rest  Observasi jika timbul perdarahan seperti hematemesis, perdarahan spontan, melena, hematochezia.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI “ITP (IMUNO TROMBOSITOPENIA PURPURA)” Seorang anak perempuan umur 8 tahun di bawah ke rumah sakit oleh keluarganya karena bintik-bintik merah menyebar di lengan, tungkai kak, badan, dan keluar darah dari anusnya, keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu. Dari hasil pemeriksaanTTV di dapatkan TD: 100/70 mmHg, HR: 80x /menit, RR: 20x/menit, SB : 36.8 C

1. Pengkajian a. Indentitas Jenis Kelamin : Perempuan Umur

: 8 tahun

b. Pengkajian Sistem Eliminasi : Keluar darah dari fases Pernapasan : 6 hari yang lalu mengalami flu Keamanan : Bintik-bintik merah lengan, tungkai, dan badan,

2. Indetifikasi Data Data Subjektif 1. Pasien mengeluh bintik – bintik merah di lengan, tungkai, dan badan 2. Pasien mengeluh keluar darah dari anus dan tidak disertai demam

Data Objektif 1. keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu.

2. Analis Data No 1.

Data

Etiologi

Masalah

DS

Resiko

Kerusakan

Bintik – bintik

integritas kulit

merah dilengan, tungkai, dan badan

2

DS

Resiko

Pasien mengeluh

ketidakseimbangan

keluar darah dari

volume cairan

anus dan tidak disertai demam

3

3. Penyimpangan KDM

No. Diagnosa 1.

NOC

NIC

Resiko



Ketidakseimbangan

Cairan

Keseimbangan



Rasional Pengurangan pendarahan:

volume cairan

Tujuan :

Gastrointestinal

(D.0036)

Setelah dilakukan tindakan

1. Monitor tanda dan



Untuk memonitor

keperawatan selama ... x

gejala perdarahan yang

tanda dan gejala

Definisi: Beresiko

24 jam, nyeri kronik

terus menerus

pendarahan yang

mengalami penurunan

berkurang/teratasi dengan

(misalnya, periksa

terus menerus

semua sekresi terhadap

(misalnya, periksa

adanya darah)

semua sekresi

,peningkatan atau percepatan perpindahan dari

Kriteria Hasil : -

Klien tidak

2. Monitor status cairan,

intravaskuler,interstisial

terganggu

termasuk intake dan

atau intraseluler.

keseimbangan

output, jika di perlukan

intake dan output DS :   

DO :

dalam 24 jam Tidak demam Mengalami flu 6 hari yang lalu Keluar darah dari anusnya



terhadap adanya darah) pada pasien 

3. Monitor pemeriksaan

Untuk memonitor status cairan

pembekuan

termasuk intake dan

darah/koagulasi,

output, jika di

termasuk protombine

perlukan untuk

Fungsi

time (PT), PTT,

pasien

Gastrointenstinal

Fibrinogen, degradasi



Untuk memonitor



TD : 100/70 mmHg  HR :80 x/menit  RR : 20x/menit  SB : 36,8 oC Bintik merah dilengan, tungkai, dan badan

Tujuan :

fibrin, dan hitung

pemeriksaan

Setelah dilakukan tindakan

platelet jika memang

pembekuan darah

keperawatan selama ... x

di perlukan.

koagulasi trmaksud

24 jam, nyeri kronik berkurang/teratasi dengan

4. Kaji status nutrisi

protombine time

pasien

(PT), PTT,

5. Instruksikan pasien Kriteria Hasil : -

dan keluarga untuk

degradasi fibrin, dan

Tidak

mengurangi atau

hitung platelet jika

terganggunya

meningkatakan

memang di perlukan.

waktu

aktivitas fisiknya.

pada pasien

pengosongan

-

-

Fibrinogen,

6. Koordinasiakan



Untuk mengkaji

lambung

konseling bagi pasien

Tidak ada darah

dan atau keluarga

dalam feses

(misalnya,

mengintruksikan

Tidak ada

clegy,alkoholik

pasien dan keluarga

pendarahan

anoimus) jika

untuk mengurangi

gastrointestinal

diperlukan.

atau meningkatkan

status nutrisi pasien 

Untuk

aktifitas fisik pada pasien



Untuk mengkoordinasi konseling bagi pasien dan atau keluarga (misalnya, clegy,alkoholik anoimus) jika diperlukan.



Menejemen cairan 1. Monitor tanda-tanda



vital pasien

Untuk memonitor tanda tanda vital

2. Berikan produk-

pasien

produk darah (misalnya, trombosit



Untuk memberikan produk produk darah

dan plasma yang baru)

(misalnya, trombosit

3. Dukung pasien dan keluaraga untuk

dan plasma yang

membantu dalam

baru pada pasien

pemberian makan



Untuk mendukung

dengan baik

pasien dan keluarga

4. Konsultasikan dengan

untuk membantu

dokter jika tanda tanda

dalam pemberian

dan gejala kelebihan

makan dengan baik

volume cairan menetap

pada klien

atau memburuk



Untuk mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda tanda dan gejala kelebihan volume cairan menetap atau memburuk pada pasien



Monitor cairan 1. Monitor asupan dan pengeluaran 2. Tentukan jumlah dan



Untuk memonitor asupan dan pengeluaran pada pasien

jenis intake/asupan cairan seta kebiasaan



jumlah dan jenis

eliminasi

intake/asupan cairan

3. Tentukan apakan

serta kebiasaan

pasien mengalami

eliminasi pada

kehausan atau gejala

pasien

perubahan cairan (misal: pusing,sering berubah pikiran, melamun ketakutan, mudah tersinggung,mual, kedut) 4. Catat dengan akurat asupan dan pengurangan (misal : asupan oral, asupan pipa makanan, asupan IV, antibiotic, cairan

Untuk menentukan



Untuk menentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala perubahan cairan (misalnya, pusing, sering berubah pikiran, melamun ketakutan, mudah tersinggung, mual, kedut)



yang di berikan dengan

Untuk mencatat

obat obatan, tabung

dengan akurat

nasogastrik (NG,

asupan dan

saluaran air, muntah,

pengurangan (misal :

tabung dubur,

asupan oral, asupan

pengeluaran kolostomi,

pipa makanan,

dan air seni.

asupan IV, antibiotic, cairan pada pasien

2.

Resiko perdarahan (D 0012) Kategori : fisiologi Sub kategori : sirkulasi

NOC :

NIC :

 Keparahan

Pencegahan perdarahan

kehilangan darah



 Koagulasi darah

monitor

dengan

resiko

ketat

terjadinya

perdarahan pada pasien 

Kriteria Hasil : Definisi :beresiko

Setelah

mengalami kehilangan

intervensi

darah internal maupun

selama

eksternal

diharapkan :

dilakukan

monitor tanda dan gejala perdarahan menetap

keperawatan …x24

jam



 Untuk

memonitor

resiko

terjadinya perdarahan pada pasien  Untuk memonitor tanda dan gejala perdarahan yang

menetap pada

klien  Untuk

memonitor

komponen

koagulasi darah pada pasien monitor koagulasi darah

komponen

 Untuk

mencegah

tindakan-

tindakan invasive pada klien

 Tidak ada lagi darah DS : Tidak demam



Mengalami flu 6 hari yang lalu





yang



Keluar darah dari anusnya

 Memberikan obat pada pasien jika

keluar dari anus klien

untuk

tindakan-

dapat dihindari monitor

pada klien pada

dengan ketat tanda-tanda

klien

perdarahan

tidak nampak lagi

berikan obat obatan jika diperlukan

DO :

 Agar 

dari

obatan anti koagulan

menghindari



RR : 20x/menit

aspirin atau obat obatan



SB : 36,8 oC

anti koagulan



Bintik merah

konsumsi

 Agar nutrisi pasien akan vitamin

instruksikan pasien untuk

dilengan,

meningkatkan

tungkai, dan

yang kaya akan vitamin K 

terhindar

konsumsi aspirin ataupun obat-

HR :80 x/menit



pasien

instruksikan pasien untuk



badan

 Untuk memenuhi obat obatan yang diperlukan klien

TD : 100/70 mmHg

di perlukan

tindakan invasif, jika tidak

 

pasien

pencegahan

 Tidak ada lagi petekie  Purpura

beritahu

instruksikan

K terpenuhi

makanan

pasien

dan

keluarga untuk memonitor

 Agar dapat

pasien

dan

mengenali

keluarganya ataupun

menangani jika pasien mengalami

tanda-tanda

perdarahan

perdarahan

dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan ( misal, lapor pada perawat) 3.



Risiko Gangguan

NOC

NIC

integritas kulit

1. Integritas jaringan kulit

(D.0139)

dan membran mukosa

Kategori : Lingkungan

2. Respon pengobatan

Subkategori :

3. Status nutrisi

samping lokal dan sistemik

Keamanan dan proteksi

Setelah dilakukan

dari pengobatan

1. Pastikan teknik perawatan yang tepat

3. Monitor status nutrisi

Definisi : Berisiko

…x24jam, kriteria hasil

4. Identifikasi abnormalitas

mengalami kerusakan

menunjukan :

kulit (dermis dan/ atau

1. suhu kulit dan

epidermis) atau jaringan

elastisitas tidak

(membrane mukosa,

terganggu

kornea, fasia, otot, tendon, tulang,

2. Perubahan gejala yang diharapkan

yang tepat pada klien 

2. Monitor adanya efek

perawatan selama

Memastikan teknik perawatan

Untuk memonitor adanya efek samping

lokal dan

sistemik dari pengobatan klien 

Untuk

memonitor status

nutrisi pada klien 

Dengan memasage di sekitar

kulit (misalnya memar

area yang mempengaruhi akan

berlebihan, penyembuhan

mengurangi terjadinya

luka buruk dan pendarahan)

kemerahan dan untuk

5. Cuci tangan sebelum dan

melancarkan aliran darah di

sesudah melakuakan kegiatan perawatan pasien

sekitar area 

Mencegah cross infection antar

kartilago, kapsul sendi

tidak terganggu,

dan /atau ligament).

dan tidak

dengan benar untuk

menunjukan reaksi

medikasi sistemik dengan

obat topical dengan benar pada

alergi

menggunakan alat pengukur

pasien

DO :

6. Ukur banyaknya obat topical



Tidak demam



Mengalami flu 6

makanan dan

hari yang lalu

cairan tidak

lingkungan dengan

Keluar darah

menyimpang dari

humidifier , yang diperlukan

dari anusnya

rentang normal



yang terstandarisasi

TD : 100/70

8. Berikan agen topical sesuai

9. Ajarkan dan monitor teknik

mmHg

pemberian mandiri, sesuai



HR : 80x/menit

kebutuhan



RR : 20x/menit



SB : 36,8ºC



Bintik merah dilengan, tungkai dan badan.





7. Tambah kelembaban

yang diresepkan

DS : 

3. Asupan gizi

pasien Untuk mengukur banyaknya

Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stress pada klien



Memberikan agen topical yang sesuai pada klien



Mengajarkan dan memonitor teknik pemberian mandiri, sesuai kebutuhan

Related Documents


More Documents from "diah handayani"