SKENARIO II PERDARAHAN Seorang anak perempuan umur 8 tahun di bawah ke rumah sakit oleh keluarganya karena bintik-bintik merah menyebar di lengan, tungkai kak, badan, dan keluar darah dari anusnya, keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu. Dari hasil pemeriksaanTTV di dapatkan TD: 100/70 mmHg, HR: 80x /menit, RR: 20x/menit, SB : 36.8 C
1. Kata Kunci Umur 8 tahun Bintik merah menyebar dilengan, tungkai dan badan Keluar darah dari anusnya Tidak mengalami demam 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu 2. Klarifikasi Istilah Penting Bintik merah (petekie) Bercak merah pada kulit atau sering disebut ruam merupakan perubahan pada warna dan tekstur kulit. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh beragam hal, mulai dar/i alergi, infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, suhu panas, dan pengobatan tertentu. Selain itu, kosmetik tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya bercak merah pada kulit (http://www.alodokter.com/bercak-merah-pada-kulit-ini-penyebabdan-cara-mengatasinya ) Melena (BAB Darah) Melena adalah istilah kedokteran yang memiliki makna buang air besar dengan feses berwarna hitam. Warna hitam pada feses
“melena” disebabkan oleh perdarahan pada saluran cerna bagian atas (kerongkongan, lambung, dan duodenum). Feses berwarna hitam pada melena terjadi akibat hemoglobin yang ada dalam darah bereaksi dengan bahan kimia pencernaan termasuk asam lambung serta adanya reaksi oleh bakteri usus dalam durasi waktu tertentu sehingga tidak lagi berwarna merah saat keluar menjadi feses. Melena : Feses Berwarna Hitam - Mediskus Flu Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan (sistem yang terdiri dari hidung, tenggorokan, dan paruparu). http://www.alodokter.com/flu Tekanan darah Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001)
HR (Heart Rate) Jumlah detak jantung persatuan waktu, biasanya dinyatakan dalam denyut per menit atau beats per minute. “Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika di dapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat , pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskulernya” ujar Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist.
3. Main Map
LEMBAR CEKLIS Penyakit Manifestasi Klinis Jenis kelamin
DBD
LEUKEMIA
ITP
HEMOFILIA
-
-
-
(perempuan) Usia 8 tahun Petekie
Melena
-
Tidak ada demam
-
-
Flu
-
-
4. Pertanyaan Penting a. Mengapa timbul bintik-bintik merah pada lengan,tungkai,dan badan? b. apakah hubungan terjadinya petekie dengan riwayat eman hari sebelumnya anak pilek pada penyakit ITP? c. penyebab keluarnya darah dari anus ?
5. Jawaban Penting a. munculnya bintik-bintik merah pada lengan,tungkai,dan tubuh karena terjadi pendarahan di lapisan kulit intrademal atau submukosa yang di sebut dengan petekie , petekie merupakan pendarahan di bawah kulit kurang dari 2mm,bulat,tidak memucat,berdarah,dan dapat bergabung menjadi lesi yang lebih besar yang dinamakan purpura, petekie dapat terjadi dari berbagai mekanisme yang mengganggu proses hemestatis. b. Hubungan petekie dengan pilek pada penyaki ITP adalah, meskipun penyebab pasti penyakit tetap tidak diketahui, Infeksi virus terkadang mendahului terjadinya ITP pada anak-anak (Kluwer,Wolters 2010). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun dimana tubuh menghasilkan AntiBody yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibody adalah respon tubuh yang sehat terhadap bakteri dan virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP,antibodynya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri (Family Doctor, 2006). Infeksi virus seperti pilek yang mengaktifkan imunitas hormonal pada penyakit ITP memiliki moleku –molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit,trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah di hilangkan dan dihancurkan oleh makrofag,manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah petekie.
c. Keluarnya darah dari anus dikarenakan terjadinya pendarahan pada mukosa pencermaan sehingga keluar darah melalui anus. Tidak terjadi demam karena pendarahan pada mukosa penncernaan bukan karena penderahan oleh infeksi akan tetapi pendarahan oleh trombositopenia yang mengakibatkan darah sukar membeku.
6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya Pada tujuan pembelajaran selanjutnya kami akan membahas tentang penanganan pada penderita ITP
7. Informasi Tambahan
Pasien yang menderita ITP terlihat sehat ITP di bagi atas dua yaitu ITP akut dan ITP kronis Orang dewasa yang terkena ITP jarang bisa sembuh Penderita ITP harus menghindari diri dari segala jenis makanan yang mengandung MSG
8. Klarifikasi Informasi Pada umumnya pasien ITP tampak sehat, hal ini di sebabkan karena ITP tidak menunjukan gejala. Namun tiba-tiba mengalami perdarahan pada kulit (petekie atau (purpura) atau pada mukosa hidung (epistaksis). Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya didapatkan bukti adanya perdarahan tipe trombosit (platelet-type bleeding), yaitu petekie, purpura, perdarahan kongjungtiva, atau perdarahan mukokutaneus lain-nya -- ITP Akut 1. Pada anak-anak 2. Awitan penyakit mendadak 3. Riwayat infeksi sebelum terjadi perdarahan berulang
4. Sering terdapat eksantem (rubella) dan penyakit saluran napas akibat virus Varkcella zooster dan Eipstein barr. 5. Perdarahan ringan --ITP Kronis 1.
Riwayat perdarahan ringan sampai sedang dengan episode perdarahan beberapa hari sampai beberapa minggu, manifestasi perdarahan berupa ekimosis, ptekie, purpura
2.
Frekuensi perdarahan berkorelasi dengan jumlah trombosit:
a.
Hitung trombosit > 50.000 / μl biasanya asimptomatik
b.
Hitung trombosit 30.000 - 50.000 / μl terdapat luka memar atau hematom
c.
Hitung trombosit 10.000 - 30.000 / μl terdapat perdarahan spontan, menoragi (pada perempuan), dan perdarahan memanjang jika ada luka
d.
Hitung trombosit < 10.000 / μl terdapat perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gastrointestinal dan genitourinaria) dan risiko perdarahan sistim saraf pusat.
e.
Perdarahan intrakranial mengenai 1 % dari trombositopenia berat, biasanya terjadi di subarachnoid, sering multipel dan ukuran bervariasi dari ptekie sampai ekstravasasi darah yang luas
3.
Remisi spontan jarang terjadi dan remisi tidak lengkap. (Maria Denta,
dalam
REFERAT
IDIOPATHIC
THROMBOCYTOPENIC PURPURA (ITP) : 9,10) Penyakit kelainan darah ITP (Immune Thrombocytopenic perpura) hingga kini belum diketahui penyebab pastinnya. Jika anak kecil yang terkena ITP peluang sembuhnya masih besar tapi pada orang dewasa yang kena ITP jarang bisa disembuhkan. Presentase kesembuhan pada orang dewasa hanya 5% dan pada anak kecil mencapai 80%. Hal ini di sebabkan karena
pada orang dewasa harus di perhatikan murni premier atau ada kaitannya dengan penyakit lain. (Dr. Fransiska,Ahli Hematolog dalam Berdamai Dengan ITP Pada penderita ITP, tidak di saranakan mengonsumsi makan yang mengandung MSG. Hal ini di karenakan proses pembuat MSG yang melalui permentasi baktaeri yang dapat menyebabkan autoimun aktif, ketika uatoimun aktif, Antibody akan berikan dengan trombosit . Ketika trombosit di ikat oleh antibody, system retikulodenital (RES) atau system makrofag jaringan akan menelan trombosit dan mengahaancurkannya. Hal ini defisensi trombosit yang mengakibatkan timbulnya peteki, purpura, atau pu terjadinya pendarahan. (Lippincott Williams & Wilkins, 2017 : 328)
9. Sintesa Kasus Berdasarkan kasus II kami menganalisa kasus diatas adalah penyakit ITP
(immune
thrombocytopenic
purpura).
ITP
atau
Idiopathic
thrombocytopenic purpura adalah penyakit kelainan autoimun yang berdampak kepada trombosit atau platelet. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mudah mengalami memar atau berdarah, dan terjadi secara berlebihan. Pada anak-anak, terinfeksi virus (seperti gondok atau influenza) dan sering hilang sendirinya. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan dan ruam kulit yang tampak seperti bintik-bintik merah (ruam petekie), buang air besar yang disertai darah. Tanda dan gejala ini sesuai dengan keluhan klien dari kasus diatas.
10. Laporan diskusi
LAPORAN PENDAHULUAN ITP (IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA) Konsep Medik 1. Definisi Purpura trombositopenia imun (PTI) yang dahulu di kenal sebagai idiopatic trombositopenia purpura (ITP) adalah suatu kelaian yang berupa gangguan autoimun yang menetap (angka trombosit darah perifer yang berkurang 15.000/ml) akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit menyebabkan detruksi premature trombosit dalam system retikulodenital terutama limfa. (Sudayo,dkk 2009 dalam Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA)
2. Etiologi Meskipun penyebab pasti penyakit ini tidak di ketahui, infeksi virus terkadang mendahului terjadinya ITP pada anak-anak. Kondisi lain ( Lupus eritematosus sistemik, kehamilan) atau medikasi (Obat-obatan sulfa) dapat menyebabkan ITP (Lippincott Williams & Wilkins, 2017 : 328).
3. Patofisologi Mekanisme terjadinya trombositopenia pada ITP ternyata lebih kompleks dari yang semula diduga. Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat pada membrane trombosit. Sehingga terjadi penghancuran terhadap trombosit yang diselimuti antibodi
(antibody-coated platelets) oleh makrofag yang terdapat pada limpa dan organ retikuloendotelial lainnya. Megakariosit dalam sumsum tulang bisa normal atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar trombopoitin dalam plasma yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis. Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemiologis antara ITP akut dan kronis, menimbulkan dugaan adanya perbedaan mekanisme patofisiologi terjadinya trombositopenia di antara keduanya. Pada ITP akut, telah dipercaya bahwa penghancuran trombosit meningkat karena adanya antibodi yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri/virus atau pada pemberian imunisasi, yang bereaksi silang dengan antigen dari trombosit. Mediator-mediator lain yang meningkat selama terjadinya respon imun terhadap infeksi, dapat berperan dalam terjadinya penekanan terhadap produksi trombosit. Pada ITP kronis mungkin telah terjadi gangguan dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit otoimun lainnya, yang berakibat terbentuknya antibodi spesifik terhadap trombosit. Saat ini telah diidentifikasi beberapa jenis glikoprotein permukaan trombosit pada ITP, di antaranya GP IIb- IIa, GP Ib, dan GP V.7-9 Namun bagaimana antibody antitrombosit meningkat pada ITP, perbedaan secara pasti patofisiologi ITP akut dan kronis, serta komponen yang terlibat dalam regulasinya masih belum diketahui. Hal tersebut di atas menjelaskan mengapa beberapa cara pengobatan terbaru yang digunakan dalam penatalaksanaan ITP memiliki efektifitas terbatas, dikarenakan mereka gagal mencapai target spesifik jalur imunologis yang bertanggung jawab pada perubahan produksi dan destruksi trombosit.
Pathway
4. Manifestasi Klinik
Banyak pasien tidak menunjukan gejala
Bintik-bintik merah (peteki) dan mudah memar (pupura)
Melena (Perdarahan pada anus)
Jumlah trombosit rendah
5. Penatalaksanaan
Farmakologi Transfusi Trombosit
Gamunex (IVIG) Azithromycin 1x25 mg Procaterol 12 x 20 mg Sanmol syr 3x1 cth Cetirizin 2x1/2 Prednison 3x4 tab
Nonfarmakologi Bed Rest Observasi jika timbul perdarahan seperti hematemesis, perdarahan spontan, melena, hematochezia.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI “ITP (IMUNO TROMBOSITOPENIA PURPURA)” Seorang anak perempuan umur 8 tahun di bawah ke rumah sakit oleh keluarganya karena bintik-bintik merah menyebar di lengan, tungkai kak, badan, dan keluar darah dari anusnya, keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu. Dari hasil pemeriksaanTTV di dapatkan TD: 100/70 mmHg, HR: 80x /menit, RR: 20x/menit, SB : 36.8 C
1. Pengkajian a. Indentitas Jenis Kelamin : Perempuan Umur
: 8 tahun
b. Pengkajian Sistem Eliminasi : Keluar darah dari fases Pernapasan : 6 hari yang lalu mengalami flu Keamanan : Bintik-bintik merah lengan, tungkai, dan badan,
2. Indetifikasi Data Data Subjektif 1. Pasien mengeluh bintik – bintik merah di lengan, tungkai, dan badan 2. Pasien mengeluh keluar darah dari anus dan tidak disertai demam
Data Objektif 1. keluarga mengatakan klien tidak mengalami demam namun 6 hari sebelumnya pernah mengalami flu.
2. Analis Data No 1.
Data
Etiologi
Masalah
DS
Resiko
Kerusakan
Bintik – bintik
integritas kulit
merah dilengan, tungkai, dan badan
2
DS
Resiko
Pasien mengeluh
ketidakseimbangan
keluar darah dari
volume cairan
anus dan tidak disertai demam
3
3. Penyimpangan KDM
No. Diagnosa 1.
NOC
NIC
Resiko
Ketidakseimbangan
Cairan
Keseimbangan
Rasional Pengurangan pendarahan:
volume cairan
Tujuan :
Gastrointestinal
(D.0036)
Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor tanda dan
Untuk memonitor
keperawatan selama ... x
gejala perdarahan yang
tanda dan gejala
Definisi: Beresiko
24 jam, nyeri kronik
terus menerus
pendarahan yang
mengalami penurunan
berkurang/teratasi dengan
(misalnya, periksa
terus menerus
semua sekresi terhadap
(misalnya, periksa
adanya darah)
semua sekresi
,peningkatan atau percepatan perpindahan dari
Kriteria Hasil : -
Klien tidak
2. Monitor status cairan,
intravaskuler,interstisial
terganggu
termasuk intake dan
atau intraseluler.
keseimbangan
output, jika di perlukan
intake dan output DS :
DO :
dalam 24 jam Tidak demam Mengalami flu 6 hari yang lalu Keluar darah dari anusnya
terhadap adanya darah) pada pasien
3. Monitor pemeriksaan
Untuk memonitor status cairan
pembekuan
termasuk intake dan
darah/koagulasi,
output, jika di
termasuk protombine
perlukan untuk
Fungsi
time (PT), PTT,
pasien
Gastrointenstinal
Fibrinogen, degradasi
Untuk memonitor
TD : 100/70 mmHg HR :80 x/menit RR : 20x/menit SB : 36,8 oC Bintik merah dilengan, tungkai, dan badan
Tujuan :
fibrin, dan hitung
pemeriksaan
Setelah dilakukan tindakan
platelet jika memang
pembekuan darah
keperawatan selama ... x
di perlukan.
koagulasi trmaksud
24 jam, nyeri kronik berkurang/teratasi dengan
4. Kaji status nutrisi
protombine time
pasien
(PT), PTT,
5. Instruksikan pasien Kriteria Hasil : -
dan keluarga untuk
degradasi fibrin, dan
Tidak
mengurangi atau
hitung platelet jika
terganggunya
meningkatakan
memang di perlukan.
waktu
aktivitas fisiknya.
pada pasien
pengosongan
-
-
Fibrinogen,
6. Koordinasiakan
Untuk mengkaji
lambung
konseling bagi pasien
Tidak ada darah
dan atau keluarga
dalam feses
(misalnya,
mengintruksikan
Tidak ada
clegy,alkoholik
pasien dan keluarga
pendarahan
anoimus) jika
untuk mengurangi
gastrointestinal
diperlukan.
atau meningkatkan
status nutrisi pasien
Untuk
aktifitas fisik pada pasien
Untuk mengkoordinasi konseling bagi pasien dan atau keluarga (misalnya, clegy,alkoholik anoimus) jika diperlukan.
Menejemen cairan 1. Monitor tanda-tanda
vital pasien
Untuk memonitor tanda tanda vital
2. Berikan produk-
pasien
produk darah (misalnya, trombosit
Untuk memberikan produk produk darah
dan plasma yang baru)
(misalnya, trombosit
3. Dukung pasien dan keluaraga untuk
dan plasma yang
membantu dalam
baru pada pasien
pemberian makan
Untuk mendukung
dengan baik
pasien dan keluarga
4. Konsultasikan dengan
untuk membantu
dokter jika tanda tanda
dalam pemberian
dan gejala kelebihan
makan dengan baik
volume cairan menetap
pada klien
atau memburuk
Untuk mengkonsultasikan dengan dokter jika tanda tanda dan gejala kelebihan volume cairan menetap atau memburuk pada pasien
Monitor cairan 1. Monitor asupan dan pengeluaran 2. Tentukan jumlah dan
Untuk memonitor asupan dan pengeluaran pada pasien
jenis intake/asupan cairan seta kebiasaan
jumlah dan jenis
eliminasi
intake/asupan cairan
3. Tentukan apakan
serta kebiasaan
pasien mengalami
eliminasi pada
kehausan atau gejala
pasien
perubahan cairan (misal: pusing,sering berubah pikiran, melamun ketakutan, mudah tersinggung,mual, kedut) 4. Catat dengan akurat asupan dan pengurangan (misal : asupan oral, asupan pipa makanan, asupan IV, antibiotic, cairan
Untuk menentukan
Untuk menentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala perubahan cairan (misalnya, pusing, sering berubah pikiran, melamun ketakutan, mudah tersinggung, mual, kedut)
yang di berikan dengan
Untuk mencatat
obat obatan, tabung
dengan akurat
nasogastrik (NG,
asupan dan
saluaran air, muntah,
pengurangan (misal :
tabung dubur,
asupan oral, asupan
pengeluaran kolostomi,
pipa makanan,
dan air seni.
asupan IV, antibiotic, cairan pada pasien
2.
Resiko perdarahan (D 0012) Kategori : fisiologi Sub kategori : sirkulasi
NOC :
NIC :
Keparahan
Pencegahan perdarahan
kehilangan darah
Koagulasi darah
monitor
dengan
resiko
ketat
terjadinya
perdarahan pada pasien
Kriteria Hasil : Definisi :beresiko
Setelah
mengalami kehilangan
intervensi
darah internal maupun
selama
eksternal
diharapkan :
dilakukan
monitor tanda dan gejala perdarahan menetap
keperawatan …x24
jam
Untuk
memonitor
resiko
terjadinya perdarahan pada pasien Untuk memonitor tanda dan gejala perdarahan yang
menetap pada
klien Untuk
memonitor
komponen
koagulasi darah pada pasien monitor koagulasi darah
komponen
Untuk
mencegah
tindakan-
tindakan invasive pada klien
Tidak ada lagi darah DS : Tidak demam
Mengalami flu 6 hari yang lalu
yang
Keluar darah dari anusnya
Memberikan obat pada pasien jika
keluar dari anus klien
untuk
tindakan-
dapat dihindari monitor
pada klien pada
dengan ketat tanda-tanda
klien
perdarahan
tidak nampak lagi
berikan obat obatan jika diperlukan
DO :
Agar
dari
obatan anti koagulan
menghindari
RR : 20x/menit
aspirin atau obat obatan
SB : 36,8 oC
anti koagulan
Bintik merah
konsumsi
Agar nutrisi pasien akan vitamin
instruksikan pasien untuk
dilengan,
meningkatkan
tungkai, dan
yang kaya akan vitamin K
terhindar
konsumsi aspirin ataupun obat-
HR :80 x/menit
pasien
instruksikan pasien untuk
badan
Untuk memenuhi obat obatan yang diperlukan klien
TD : 100/70 mmHg
di perlukan
tindakan invasif, jika tidak
pasien
pencegahan
Tidak ada lagi petekie Purpura
beritahu
instruksikan
K terpenuhi
makanan
pasien
dan
keluarga untuk memonitor
Agar dapat
pasien
dan
mengenali
keluarganya ataupun
menangani jika pasien mengalami
tanda-tanda
perdarahan
perdarahan
dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan ( misal, lapor pada perawat) 3.
Risiko Gangguan
NOC
NIC
integritas kulit
1. Integritas jaringan kulit
(D.0139)
dan membran mukosa
Kategori : Lingkungan
2. Respon pengobatan
Subkategori :
3. Status nutrisi
samping lokal dan sistemik
Keamanan dan proteksi
Setelah dilakukan
dari pengobatan
1. Pastikan teknik perawatan yang tepat
3. Monitor status nutrisi
Definisi : Berisiko
…x24jam, kriteria hasil
4. Identifikasi abnormalitas
mengalami kerusakan
menunjukan :
kulit (dermis dan/ atau
1. suhu kulit dan
epidermis) atau jaringan
elastisitas tidak
(membrane mukosa,
terganggu
kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
2. Perubahan gejala yang diharapkan
yang tepat pada klien
2. Monitor adanya efek
perawatan selama
Memastikan teknik perawatan
Untuk memonitor adanya efek samping
lokal dan
sistemik dari pengobatan klien
Untuk
memonitor status
nutrisi pada klien
Dengan memasage di sekitar
kulit (misalnya memar
area yang mempengaruhi akan
berlebihan, penyembuhan
mengurangi terjadinya
luka buruk dan pendarahan)
kemerahan dan untuk
5. Cuci tangan sebelum dan
melancarkan aliran darah di
sesudah melakuakan kegiatan perawatan pasien
sekitar area
Mencegah cross infection antar
kartilago, kapsul sendi
tidak terganggu,
dan /atau ligament).
dan tidak
dengan benar untuk
menunjukan reaksi
medikasi sistemik dengan
obat topical dengan benar pada
alergi
menggunakan alat pengukur
pasien
DO :
6. Ukur banyaknya obat topical
Tidak demam
Mengalami flu 6
makanan dan
hari yang lalu
cairan tidak
lingkungan dengan
Keluar darah
menyimpang dari
humidifier , yang diperlukan
dari anusnya
rentang normal
yang terstandarisasi
TD : 100/70
8. Berikan agen topical sesuai
9. Ajarkan dan monitor teknik
mmHg
pemberian mandiri, sesuai
HR : 80x/menit
kebutuhan
RR : 20x/menit
SB : 36,8ºC
Bintik merah dilengan, tungkai dan badan.
7. Tambah kelembaban
yang diresepkan
DS :
3. Asupan gizi
pasien Untuk mengukur banyaknya
Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stress pada klien
Memberikan agen topical yang sesuai pada klien
Mengajarkan dan memonitor teknik pemberian mandiri, sesuai kebutuhan