BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000-450.000/ml, ratarata berumur 7-10 hari kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasi darah mengalami penghancuran di dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di produksi 150.000-450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL. (Sudoyo, dkk ,2006). ITP merupakan salah satu penyebab kelainan perdarahan didapati yang banyak di temukan oleh dokter anak, dengan insiden penyakit simtomatik berkisar 3-8 per 100.000 anak pertahun. Umumnya ditemukan pada anak berusia 2 sampai 10 tahun, tidak terdapat perbedaan antara insiden antara laki-laki dan perempuan. Trombositopenia sendiri dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemia
aplastik,
mielofibrosis,
terapi
radiasi
atau
leukimia,
peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi intravaskuler, diseminasi (DIC); distribusi abnormal atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia dilusional
setelah
hemoragi
merah.(Sandara,2003).
1
atau
tranfusi
sel
darah
1.2 Tujuan 1. Tujuan umum Agar mahasiswa dapat membuat asuhan keperawatan pada anak dengan masalah ITP. 2. Tujuan khusus: a. Mahasiswa mampu mengetahui apa pengertian dari ITP b. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja klasifikasi dari ITP c. Mahasiswa mampu mengetahui apa etiologi, patofisiologi dan manifestasi klinis dari ITP d. Mahsiswa mampu mengetahui penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang dan komplikasi dari ITP
1.3 Manfaat a. Agar mahasiswa mengetahui apa itu ITP b. Mahisiswa mengetahui apa saja klasifikasi yang terdapat pada ITP c. Agar mahasiswa mengetahui etiologi, patofisiologi dan manifestasi klinis dari ITP d. agar mahasiswa mengetahui bagaimana penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang dan komplikasi dari penyakit ITP
2
BAB II KONSEP MEDIK
2.1 Definisi Immuno Trombositopenia Purpura (ITP) yang dahulu dikenal sebagai idiopatik Trombositopenia purpura (ITP), merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan autoimun yang menetap (Angka trombosit darah perifer kurang dari 150.000 /ml) akibat autoantibody yang mengikat antigen trombosit yang menyebabkan destruksi premature trombosit dalam system retikuloendotel terutama limfa (nurarif & dkk, 2015) ITP atau Immuno thrombocytopenic purpura adalah penyakit kelainan autoimun yang berdampak kepada trombosit atau platelet. Kondisi ini bisa menyebabkan mudah mengalami memar atau berdarah, dan terjadi secara berlebihan. Pendarahan yang terjadi disebabkan oleh tingkat trombosit yang rendah. Trombosit adalah sel darah yang membantu dalam penggumpalan darah untuk mencegah dan menghentikan pendarahan. (Taufik Ilham, 2015) 2.2 Klasifikasi a. Akut: Berlangsung kurang lebih dari 6 bulan, sering terjadi pada anakanak (laki-laki atau perempuan). Jenis ini merupakan tipe terbanyak dan biasanya terjadi setelah infeksi virus. b. Kronik: Berlangsung lebih dari 6 bulan, sering terjadi pada remaja terutama perempuan. Perdarahan dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu mungkin intermiten atau bahkan terus menerus. 2.3 Etiologi Penyebab dasarnya belum diketahui (Idiopatik). Namun, kemungkinan besar akibatnya dari : 1. Infeksi virus akut, contohnya Rubella dan varisela 2. Induksi obat-obatan 3. Kekurangan faktor pematangan (malnutrisi) 4. Disfungsi sistem imun / autoimun 5. Pengaruh fisis (radiasi, panas)
3
2.4 Patofisiologi Satu sampai empat minggu setelah terinfeksi virus, sebagian anak memiliki autoantibodi terhadap permukaan trombosit. Target antigenik yang pasti dari sebagian besar autoantibodi pada ITP akut belum diketahui. Setelah terjadi ikatan antara antibodi dengan permukaan trombosit, ikatan tersebut akan dikenali reseptor Fc pada makrofag limfa, kemudian dihancurkan. Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan autoantibodi terhadap glikoprotein yang terdapat pada membran trombosit. Sehingga terjadi penghancuran trombosit yang diselimuti antibodi (antibody-coated-platelets) oleh sistem makrofag yang terdapat pada limpa dan organ retikuloendotelial lainnya. Megakariosit dalam sumsum tulang bisa normal atau meningkat ada ITP. Sedangkan kadar tromboproitin dalam plasma yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit mengalami penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis. Kemungkinan terbesar dari faktor penyebab ITP ialah berawal pada infeksi virus, autoimun dan hiperplenisme dimana pada saat setelah infeksi virus, antigen virus mulai menyerang trombosit dimana trombosit telah diidentifikasikan sebagai benda asing oleh sistem imun. Sistem imun dari limfa akan membentuk suatu antibody yang akan membantu menyerang trombosit. Pada saat terjadi penghancuran trombosit secara berlebihan, akhirnya
akan
membuat
jumlah
kadar
trombosit
menurun
atau
trombositopenia. Trombosit yang berperan penting pada proses pembekuan darah apabila berkurang maka resiko penderahan akan terjadi. Jika sudah terjadi pendarahan berlebihan akan mengakibatkan anemia sehingga timbul masalah lain pada tubuh. Penderita akan mudah letih akibat kurangnya suplai nutrisi (karena pendarahan berlebihan menyebabkan eritrosit juga ikut berkurang diamana eritrosit berperan penting dalam mentranspor zat-zat bergizi salah satunya nutrisi dan oksigen.
4
Gejala yang terlihat pada ITP ialah adanya petekie dimana petekie ini muncul akibat pendarahan pada bawah kapiler yang membuat bintik-bintik merah muncul dipermukaan kulit. Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemiologis antara ITP akut dan kronis, menimbulkan dugaan adanya mekanisme patofisiologi terjadinya trombositopenia diantara keduanya. Pada ITP akut, telah dipercaya bahwa penghancuran trombosit meningkat karena adanya antobodi yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri atau virus atau pada pemberian imunisasi, yang bereaksi silang dengan antigen dengan trombosit. Mediator lain yang meningkat selama terjadinya respon imun terhadap infeksi, dapat berperan dalam terjadinya penekanan terhadap produksi trombosit. Pada ITP kronis mungkin telah terjadi gangguan dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit autoimun lainnya, yang berakibat terbentuknya antibodi spesifik terhadap trombosit. 2.5 Manifestasi Klinik 1.
Terjadi setelah infeksi virus (Rubella, Varisela )
2.
Pendarahan sering dari ringan sampai sedang (jika pendarahan sukar dihentikan akan menyebabkan anemia)
3.
Ekimosis, petekie, Purpura
4.
Kurangnya jumlah platelet akan menyebabkan nyeri, mudah lelah dan sulit konsentrasi.
5. 6.
Infeksi dan pembesaran lien ( jarang terjadi )
2.5 Penatalaksanaan Bila tidak ada kegawatan, pasien dapat dirujuk ke Spesialis Anak. Tata laksana ITP bergantung pada kondisi klinis pasien: 2.5.1 Medik a.
Perdarahan berat: epistaksis yang tidak terhenti dengan tampon, hematuria, perdarahan intrakranial, serta perdarahan saluran cerna membutuhkan intervensi intensif meliputi glukokortikoid dosis tinggi dan immunoglobulin intravena
5
(IVIg) dengan atau tanpa transfusi trombosit (disesuaikan dengan klinis pasien). ketahanan trombosit meningkat apabila trombosit ditransfusikan segera setelah infus IVIg. b.
Pengobatan yang biasanya diberikan pada anak dengan ITP meliputi kortikosteroid peroral, Thrombopoietin receptor agonist Obat ini berfungsi meningkatkan produksi trombosit oleh sumsum tulang.
2.6.2 Non medik a.
Membatasi aktivitas fisik
b.
Mencegah pendarahan akibat trauma
c.
Menghindari obat yang dapat menekan produksi trombosit atau merubah fungsinya
d.
Pendarahan ringan: hitung trombosit >20.000/mm3 dan asimtomatis atau hanya memiliki sedikit purpura, cukup diobservasi dan tidak memerlukan terapi.
e.
Pendarahan sedang: trombosit < 20.000/mm3 dan terjadi pendarahan memran mukosa. Anak dengan trombosit < 10.000 dan sedikit purpura harus diberi terapi kortikosteroid oral.
2.6 Pemeriksaan Penunjang a.
Pemeriksaan darah perifer lengkap: trombositopenia;
b.
Apus darah tepi, trombosit sangat besar menunjukan trombositopenia kongenital.
c.
Pemeriksaan faktor koagulasi darah. Biasanya menunjukan hasil yang normal.
d.
Aspirasi sumsum tulang 1) Jumlah megakariosit normal atau bertambah, kadang mudah sekali morfologi megakariosit abnormal ( ukuran sangat besar, inti norboluted, sitoplasma bervakuola dan sedikit atau tanpa granula)
6
2) Hitung ( perkiraan jumlah ) trombosit dan evaluasi hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong. Dengan cara ini dapat ditentukan dengan cepat adanya trombositopenia dan kadang-kadang dapat ditentukan penyebabnya. 2.7
Komplikasi a.
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai O2, konsentrasi HB dan darah.
b.
Resiko cidera berhubungan dengan penurunan profil darah yang abnormaln(trombositopeni).
c.
Pendarahan intrakranial
d.
Nyeri Akut
7
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian 1. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. 2. Keluhan utama Memar, bintik-bintik merah pada kulit, sering terjadi pendarahan pada gusi. 3. Riwayat penyakit sekarang Klien mengalami ITP yang ditandai dengan Memar, bintik-bintik merah pada kulit, sering terjadi pendarahan pada gusi. 4. Riwayat penyakit yang pernah diderita 5. Riwayat Imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan. 6. Riwayat Gizi 7. Kondisi Lingkungan Kondisi kurang baik atau kumuh karena penyakit ini bisa oleh virus atau bakteri seperti rubella, varisela. a. Jumlah trombosit menurun di bawah 20.000/mm3 b. Tanda-tanda pendarahan: 1) Petekie terjadi spontan 2) Eksimosis terjadi pada daerah trauma minor 3) Pendarahan dari mukosa gusi, hidung. 4) Menoragie 5) Hematuria 6) Perdarahan gastrointestinal Kondisi lingkungan kurang baik atau kumuh. 8. Aktivitas/ Istirahat
8
Keletihan dan kelemahan serta toleransi terhadap aktivitas lemah 9. Pemeriksaan fisik Inspeksi: Apakah adanya bintik-bintik kemerahan, eksimosis dan puepura Palpas: Apakah ada nyeri tekan pada kemerahan Perkusi: Auskultasi: Mendengar bunyi jantung (Biasanya bunyi jantung pada penderita ITP lebih meningkat), bunyi nafas (biasanya terjadi gangguan pada pola nafas penderita ITP) 3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakseimbangan Nutrisi 2. Nyeri Akut 3. Itoleransi Aktivitas 4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer 5. Kerusakan Integritas Kulit 6. Gangguan Citra Tubuh
3.3 Intervensi dan rasional No. 1.
Dx keperawatan
NOC
NIC
Rasional
Ketidakseimbangan
NOC :
Observasi :
Observasi:
Nutrisi (00002)
- Status nutrisi
- Tentukan motivasi
- Agar
Definisi: nutrisi untuk
Asupan - Status tidak
cukup
makanan
memenuhi
minuman
nutrisi: dan
kebutuhan metabolik
- Intake makanan
Domain: 2. nutrisi
- Status
Kelas: 1. Makan Batasan karakterisktik:
nutrisi:
intake nutrisi - Kontrol
pasien
badan
untuk
kebiasaan makan
sesuai pola makan
- Pantau kandungan nutrisi dan kalori
asupan Mandiri :
9
memiliki keinginan
mengubah
pada berat
untuk
pasien
catatan
makan
yang diberikan - agar asupan nutrisi dan seimbang tubuh
kalori bagi
-
Kurang minat Setelah pada makanan
Faktor berhubungan:
dilakukan - Buat perencanan
tindakan keperawatan
makan
dengan
yang selama … x 24 jam,
pasien
seperti Mandiri: makan
- Agar pola makan
diharapkan
agar
jadwal
pemenuhan
asupan
pasien,
yang
lingkungan,
menjadi teratur dan
nutrisi
terpenuhi
dengan
kesukaan
Kriteria hasil :
suhu makanan
-
Berat
serta
dijalani
pasien
nyaman
untuk makan.
badan - Dukung anggota
ideal sesuai tinggi
keluarga
badan
membawa
- Mampu
makanan
untuk
mengidentifikasi
kesukaan
kebutuhan nutrisi
dari rumah
- Adanya
pasien
HE:
peningkatan berat -
Ajarkan
badan
untuk
sesuai
tujuan - Tidak ada tandatanda malnutrisi
metode
perencanaan
HE:
makan
- Agar pola makan
-
Ajarkan
pasien teratur
pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan
- Agar
berikan informasi
pasien/keluarga
tentang
mengetahui
pemenuhan nutrisi
tentang
makanan
yang bergizi serta bagaimana Kolaborasi:
pemenuhan
- Diskusikan dengan
makanan
dokter kebutuhan
10
bernutrisi.
cara
stimulasi
nafsu Kolaborasi: - Untuk pemenuhan
makan pasien
kebutuhan makan - Diskusikan dengan
seimbang
ahli gizi, jumlah kalori dan jenis zat
2.
Nyeri akut (00132) Definis:
NOC :
Pengalaman - Tingkat nyeri
gizi
yang - untuk pemenuhan
dibutuhkan untuk
kalori dan zat gizi
kebutuhan nutrisi
yang seimbang
Observasi
Observasi
- Tentukan riwayat
- Agar
sensori dan emosional - Kontrol nyeri
nyeri,
lokasi,
tidak
durasi
dan
menyenangkan - Tingkat
yang muncul akibat kerusakan
kenyamanan
jaringan Setelah
intensitas, kualitas
dilakukan
kerusakan
Association
suasana
Kriteria hasil:
ruangan
yang
mengontrol nyeri(
yang
tahu
atau
penyebab
pasien
merasa
nyaman
dengan
tempatnya
pasien
didekat - Agar untuk
nyeri,
ringan hingga berat
menggunakan
ganguan
rasa
dengan
tehnik
nyaman
dan
dapat diantisipasi atau
nonfarmakologi
aktivitas
lain
diprediksi
untuk mengurangi
relaksi
yang
mampu
- Hadir
lambat dari intensitas
akhir
membantu
tenang
study of pain), awitan tiba-tiba
yang nyaman dan Ciptakan
for the - Mampu
yang
diperlukan untuk
- Agar
( berkurang/hilang.
Internationala
informasi
Mandiri:
yang selama … x 24 jam, - Berikan posisi
digambarkan sebagai diharapkan agar nyeri
memberiakn
membuat asuhan
aktual atau potensial tindakan keperawatan Mandiri: atau
membantu
11
memenuhi
rasa
nyaman terpenuhi dan
mengurangi
rasa nyeri pasien
Domain:
12.
Kenyamanan
nyeri,
mencari HE :
bantuan)
HE:
- Informasikan
-
Kelas: 1. Kenyamanan - Melaporkan bahwa
kepada
fisik
nyeri
tentang prosedur
pasien
Batasan karakteristik:
dengan
yang
mengurangi
- bukti nyeri dengan
menggunakan
meningkatkan
dan
manajemen nyeri
nyeri
menghilangkan
menggunakan standar
berkurang
daftar - Mampu mengenali
periksa nyeri untuk
nyeri
pasien yang tidak
intensitas,
dapat
frekuensi
mengunggkapkann
tanda nyeri)
ya - keluhan
- Menyatakan tentang
karakteristik nyeri
nyaman
(skala,
tawarkan startegi koping
- Pemberian rasa setelah
nyeri berkurang
standar instrumen
yang
berhubungan : cedera
biologis - agen cedera fisik - agen
dan
rasa nyeri
yang
dan Kolaborasi
menggunakan
- agen
dapat
membantu
disarankan
dengan
Faktor
klien
Untuk
cedera
kimiawi
12
analegesik
Kolaboratif: obat
- Membantu untuk mengurangi Nyeri
NOC -
Itoleransi aktivitas
conservation
(00092) -
Definisi:
psikologis
atau
fisiologis
untuk
mempertahankan atau
kehidupan
sehari-hari yang harus atau
yang
ingin
Self care: ADLs
Setelah
dilakukan
tindakan …
x
24
jam,
diharapakan
agar
kebutuhan aktivitas pasien terpenuhi.
dilakukan Domain:
4.
Aktivitas/istirahat Kelas:
-
keperawatan selama
menyelesaikan aktivitas
Activity tolerance
ketidakcukupan energi
3
Energy
4.
Kriteria hasil: -
Berpartisipasi dalam
Respon
fisik
kardiovaskular/pulmo
aktivitas tanpa
disertai
nal
tekanan
Subjektif
kelemahan secara verbal Faktor yang berhubungan:
darah,
nadi dan PR
Melaporkan keletihan atau
- Kaji
Observasi : respon - Agar bisa memberi
emosi, soisal, dan
saran
spiritual terhadap
terhadap pasien
-
Mampu
Mandiri:
Mandiri :
- Pantau
TTV,
aktivitas hari
sehar(ADLs)
secara mandiri
13
- Agar
mengetahui
sebelum, selama
tindakan
dan
keperawatan sesuai
setelah
aktivitas - Berikan
kebutuhan pasien - Meningkatkan
lingkungan yang
istirahat
tenang
kebutuhan oksigen
untuk
tetap stabil HE : - Instruksikan pasien/ keluarga
melakaukan
koping
aktivitas
peningkatan
Batasan karakteristik:
-
Observasi :
HE: Untuk menghemat energi pasien
mengidentifikasi kekurangan dalam aktivitas Kolaborasi:
Kolaborasi:
-
Imobilitas
-
Kelemahan
pengobatan
ketidaknyamanan
umum
nyeri lebih dulu,
pasien
Ketidakseimba
apabila
melakukan
ngan antara
merupakan salah
aktivitas
suplai dan
satu
kebutuhan
kebutuhan
penyebab
-
- Berikan
- Untuk menguragi
nyeri
faktor
dalam
sesuai
oksigen 4
Kerusakan
integritas NOC
Observasi:
kulit (00046)
Tissue Integrity : Skin
Definisi:
and
Perubahan/gangguan
Membranes
epidermis atau dermis
Setelah
- Untuk
- Pantau kulit terhadap Raum
mengidentifikas
dan lecet, Warna
tindakan
dan suhu,
keperawatan
11 tindakan keperawatan
kelembapan dan
sesuai
keamanan/
selama … x 24 jam,
kekeringan yang
pasien
perlindungan
diharapakan
berlebihan, area
Kelas : 2 Cedera Fisik
dapat
kemerahan dan
.Batasan
mempertahankan
rusak
Karakteristik:
integritas kulit yang Mandiri:
Domain
:
- Kerusakan
- Gangguan Permukaan kulit
yang
berhubungan: -
Penurunan imunologis
-
Perubahan pigmentasi
-
Kondisi
dilakukan
agar
masalah
Mandiri:
- Gunakan kasur
baik.
Lapisan Kulit
Faktor
Mucous
Observasi
- Agar mengurangi
Kriteria Hasil:
untuk Penurunan
tekanan
lebih
- Integritas kulit
tekanan
yang
akan
yang baik bisa
menambah
dipertahankan
kerusakan
(sensasi, elastisitas, HE:
HE:
temperatur, hidrasi, - Anjurkan
- Agar mengurangi
pigmentasi)
perawatan
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
pada
kulit yang terjadi
kerusakan kulit
kerusakan
- Perfusi jaringan baik
14
Kolaborasi:
Kolaborasi:
- Rujuk ke perawat
- Untuk
pada
ketidakseimb
- Menunjukkan
ngan nutrisi
ahli
pemahaman dalam
terapi
mendapatkan
enterostoma
bantuan
dalam
proses perbaikan
pencegahan,
kulit dan
pengkajian, - o
dan
mencegah
penanganan
luka
terjadinya sedera
serta
berulang
kulit.
kerusakan
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami 5
Ketidakefektifan
NOC
perfusi
jaringan Circulation status
perifer
Tissue Prefusion :
Definisi:
Observasi:
- Lakukan
- Agar
edema cerebral
serebral/penyumbatan
Setelah
aliran darah (00204)
tindakan keperawatan
dilakukan
Aktivitas/istirahat 4.
diharapakan
Respon sirkulasi
memberiakn
kompherensif(mis
informasi
alnya
diperlukan untuk
kaji
pengisian
agar
membantu
pengkajian
perifer,
4 selama … x 24 jam,
Domain:
Kelas:
Observasi :
nadi
yang
membuat asuhan
edema, ulang
kapiler, warna dan
dalam
suhu
kardiovaskular/pulmo
keadaan stabil.
Mandiri :
Mandiri:
nal
Kriteria Hasil:
- Hindari trauma
- Untuk mencegah
Batasan Karakteristik:
Mendemonstrasikan
kimia, atau panas
terjadinya
Perubahan
status sirkulasi yang
yang melibatkan
penurunan
karakteristik
ditandai dengan :
ektremitas
oksigen semakin
-
-
kulit Faktor
yang
berhubungan: -
Biofisik
Tekanan
banyak
systole
HE:
HE :
dandiastole
-
-
dalam rentang
15
Anjurkan pasien atau keluarga
Untuk menghindari
(missalnya
yang
untuk memantau
masalah
penyakit
diharapkan
posisi bagian
menambah
Tidak ada
tubuh pada saat
ketidakefektifan
tanda tanda
pasien mandi,
perifer
peningkatan
duduk, berbaring
tekanan
atau mengubah
intrakranial
posisi
kronis) -
-
penyakit
(tidak lebih
-
Anjurkan pasien
-
Untuk
dari 15
untuk memeriksa
mengetahui
mmHg)
kulit
perubahan
Mendemonstrasikan
-intregitas kulit
kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
A
- berkomunikasi
n
dengan jelas dan
j
sesuai
u
dengan
r
kemampuan - menunjukkan
k
perhatian,
u
konsentrasi
dan
orientasi - memproses informasi Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran tidak
ada
mambaik, gerakan
gerakan involunter
16
yang
6
Gangguan citra tubuh
NOC
Observasi:
Observasi
(00118)
Body image
-
-
Definisi
:
dalam
konfusi Self esteem gambaran Setelah
dilakukan
mental tentang diri- tindakan keperawatan selama … x 24 jam,
fisik individu
Domain : 6. Persepsi diharapakan
Kaji secara
Untuk informasi
verbal dan non
yang diperlukan
verbal respon
dalam
pasien terhadap
memberikan
tubuhnya
Asuhan
agar Mandiri:
Mandiri:
diri
harga diri pasien tidak -
Mendorong
Kelas : 3. Citra tubuh
menurun.
pasien
pasien
Batasan karakteristik:
Kriteria Hasil:
mengungkapkan
saat komunikasi
-
-
Perilaku menghindari tubuh
-
-
-
Perilaku
image
terbuka
perasaanya
positif
HE:
HE:
Mampu
-
-
Jelaskan tentang
Untuk
mengidentifikasik
pengobatan,
menghindari
Respon non verbal
an
perawatan, dan
kekhawatiran
terhadap persepsi
personal
kemajuan
pasien
Mendiskripsikan
penyakit
keluarga
faktual Kolaborasi:
Kolaborasi:
pada -
tubuh
(miss;
secara
kekuatan
dan
penampilan,
perubahan fungsi -
Rujuk ke layanan -
Untuk
struktur, fungsi)
tubuh
sosial untuk
meningkatkan
Mempertahankan
merencanakan
interaksi
interaksi sosial
perawatan
dengan
menyembunyikan
dengan pasien
lingkungan
bagian tubuh
dan keluarga
sekitar
-
Objektif Secara
Faktor
sengaja
yang
berhubungan: -
Untuk membuat
memantau tubuh
perubahan
-
Body
-
Penyakit, cedera
17
pasien
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Trombositopenia merupakan turunya jumlah trombosit atau berkurangnya jumlah trombosit dibawah batas normal. ITP sendiri ialah penyakit autoimun dimana antibodi menyerang keping darah merah atau trombosit akibat kekeliruan megenal trombosit sebagai benda asing. Gejala yang dapat ditimbulkan ialah adanya petekie atau bintuk-bintik kecil, eksimosis seperti ruam yang lebih besar berwarna merah keunguan dan purpura seperti memar dimana terjadi pendarahan di bawah kulit. Penyebab dasar dari ITP masih belum pasti, namun kemungkinan faktornya ialah karena setelah teriveksi virus/bakteri (ex. Varisela dan Rubella), malnutrisi dan lain lain. ITP diklasifikasikan ada dua yaitu Akut dan Kronik. Pada ITP akut lebih banyak terjadi pada anak-anak dan berlangsung kurang dari 6 bulan, sedangkan kronis sering terjadi pada remaja/dewasa terutama wanita dan berlangsung lebih dari 6 bulan. Gejala yang terlihat pada penderita ITP biasanya ialah petekie, purpura sampai eksimosis yang menyebabkan penderita mengalami kerusakan pada kulit akibat pendarahan bawah kapiler. Selain itu diagnosa yang diambil untuk ITP diantaranya ialah Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Nyeri akut,
Intoleransi aktivitas,
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, kerusakan Integritas Kulit dan gangguan citra tubuh. 4.2 Saran Mahasiswa diharapkan agar mampu menguasai penyakit tentang ITP dan membedakan antara ITP dengan penyakit lainnya. Serta mengetahui etiologi, menifestasi penyakit, penatalaksanaan, perjalanan penyakit serta diagnosa dan intervensi.
18
Predisposisi Autoimun, infeksi virus, obatobatan Hiperplenisme
4.3 Lampiran
Infeksi Virus
Pathway:
Antigen menyerang trombosit Destruksi Trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibodi) Menyumbat kapiler-kapiler darah
Dinding kapiler rusak
Penumpukan Darah
Menekan saraf nyeri Merangsang SSP
Kapiler bawah kulit pecah
Penghancuran dan pembuangan trombosit meningkat
Trombositopenia
Perdarahan Pada Lapisan bawah kulit
Anemia
Petekie Kurangnya suplai Nutrisi Gangguan Citra Tubuh
Mudah lelah
HB menurun
Kurangnya suplai O2
ke jaringan perifer
Muncul sensasi nyeri
Intoleransi Aktivitas Nyeri Akut Asupan nutrisi tidak cukup
Ketidakseimbangan nutrisi
19
Purpura
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Eksimosis
Kerusakan integritas kulit
DAFTAR PUSTAKA Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 1.Yogyakarta: Mediaction. Nurarif, Amin. 2015. Nanda Jilid 2.Yogyakarta: Mediaction. Nurarif,Amin.2015.Nanda Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction. Judith M, Wilkinson.2015. Diagnosa Keperawatan edisi 9. Jakarta: ECG. Nike, Budi. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EEGC. Huda. Nurarif & Kusuma, 2015, NANDA NIC-NOC, Edisi I. Jogjakarta : Mediaction Publishing.
20