BAB I
respon awal ginggiva terhadap bakteri plak ini
PENYAKIT GINGGIVA
tidak kelihatan.
1.1 Inflamasi Gingiva Perubahan
Secara mikroskopik, beberapa ciri
patologis
gingivitis
klasik inflamasi akut dapat dilihat pada
dihubungkan dengan jumlah mikrorganisme dalam
jaringan ikat dibawah epithelial junction. Ciri
sulkus gusi. Organisme ini memiliki kemampuan
morfologi
untuk
(kolagenase,
(pelebaran kapiler dan venula) dan adheren
hialuronidase, protease, kondrotin sulfatase, atau
dari neutofil terhadap dinding pembuluh
emdotoksin) yang menyebabkan kerusakan pada
(marginasi) terjadi dalam 1 minggu dan
epithelial dan jaringan ikat, juga kandungan
kadang-kadang lebih cepat 2 hari setelah plak
interselular seperti kolagen, substansi dasar, dan
dapat
glikokaliks (cell coat).
Polymorphonuclear
mensintesis
pada
produk
Hal ini mengakibatkan
perubahan
pembuluh
terakumulasi.
darah
Leukosit,
Neutrophils
(PMN`s)
perluasan ruang antara sel-sel epithelial junction
utama, meninggalkan pembuluh darah kapiler
selama gingivitis awal yang memungkinkan agen
dengan
infeksi diperoleh dari bakteri untuk mendapat jalan
( diapedesis, emigrasi ). Mereka dapat terlihat
masuk ke jaringan ikat.
dalam jumlah banyak pada jaringan ikat,
bermigrasi
melewati
dinding
Meskipun penelitian luas, kita masih tidak
epithelial junction, dan sulkus gusi. Eksudat
dapat membedakan secara tepat antara jaringan
dari cairan sulkus ginggiva dan protein serum
gusi normal dengan initial stage dari gingivitis.
ekstravaskular terdapat disini.
Kebanyakan biopsi dari gingival normal manusia
Bagaimanapun, penemuan ini tidak
secara klinis mengandung sel-sel inflamasi yang
diiringi dengan manifestasi dari kejelasan
predominan terdiri dari sel-sel T, dengan sangat
kerusakan jaringan pada lampu mikroskop atau
sedikit sel B atau plasma sel. Sel-sel ini tidak
level ultrastruktural; mereka tidak membentuk
merusak jaringan, tetapi mereka akan menjadi
sebuah
penting pada saat merespon bakteri atau substansi
kehadirannnya tidak dipertimbangkan dalam
lain yang mengganggu gingival. Dibawah kondisi
perubahan patologi.
normal, karena itu, aliran konstan neutrofil
Perubahan
rembesan
(infiltrate
juga
dapat
);
dan
terdeteksi
bermigrasi dari pembuluh darah flexus gingival
dalam epithelial junction dan jaringan ikat
melewati epitel junction, ke margin gingival, dan
perivaskuler pada tahap awal ini. Limfosit
kedalam sulkus gingival kavitas oral.
segera terakumulasi. Peningkatan pada migrasi leukosit dan akumulasinya sampai sulkus gusi
1.1.1 Stage I Gingivitis: Inisial Lesion Manifestasi
pertama
dari
dapat dikorelasikan dengan peningkatan aliran inflamasi
ginggiva adalah perubahan vaskularisasi yaitu
cairan ginggiva dalam sulkus. Karakter dan intensitas respon host
dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah.
menentukan
apakah
lesi
Perubahan inflamasi awal ini terjadi, dalam respon
dipecahkan secara cepat, dengan restorasi
terhadap aktivasi mikroba dari resident leukosit
jaringan kembali ke keadaan normal, atau
dan stimulasi dari sel endothelial. Secara klinis,
perlahan-lahan
berkembang
inisial
menjadi
dapat
lesi
inflamasi kronik. Jika hal ini terjadi, infiltrasi
makrofag dan sel limfoid muncul dalam beberapa
ditemukan pada epithelium dan muncul di
hari.
daerah poket.. PMNs menarik bakteri dan terjadi
1.1.2 Stage II Gingivitis : The Early Lesion lesion
mengeluarkan
The early lesion berkembang dari initial
Fibroblast menunjukkan perubahan sitotoksik
dalam
dengan penurunan kapasitas produksi kolagen.
1
minggu
setelah
permulaan
tampak seperti gingivitis awal, yang berkembang inisial lesion. Seiring berjalannya waktu,
tanda-tanda klinis eritema dapat terlihat, terutama proliferasi kapiler dan peningkatan formasi loop kapiler antara rete pegs atau ridges. Perdarahan pada pemeriksaan mungkin juga terjadi. Aliran cairan gingiva dan jumlah dari leukosit yang bertransmigrasi
mencapai
jumlah
maksimum
antara 6 sampai 12 hari setelah onset dari gingivitis klinik. Pemeriksaan
mikroskopik
gusi
memperlihatkan infiltrasi leukosit pada jaringan ikat dibawah epithelial junction terdiri dari limfosit utama ( 75% dengan sel T mayor ), tetapi juga membuat
beberapa
migrasi
neutrofil,
seperti
makrofag, sel plasma, dan mast sel. Semua perubahan terlihat dalam lesi inisial berlanjut ke intensitas dengan early lesion. Epithelium junction menjadi infiltrasi padat dengan neutrofil, seperti sulkus ginggiva, dan epithelium junction mulai menunjukkan perkembangan rete pegs atau ridges. Terdapat peningkatan jumlah destruksi kolagen; 70% kolagen dihancurkan disekitar infiltrasi
selular.
Kelompok
serat
utama
mengakibatkan kolagen terlihat berbentuk sirkuler dan
PMN`s
lisosom berhubungan dengan ingesti bakteri.
akumulasi plak. Secara klinis, early lesion mugkin dari
fagositosis.
kumpulan-kumpulan
serat
dentoginggiva.
Perubahan pada ciri morfologi pembuluh darah juga dapat dilihat. PMN`s
yang
telah
meninggalkan
pembuluh darah karena respon terhadap stimuli kemotaktik dari komponen plak yang berjalan ke epithelium,
menyebrangi
lamina
basalis,dan
1.1.3 Stage III Gingivitis : The Established Lesion Established lesion karakteristiknya berupa predominan sel plasma dan limfosit B dan
kemungkinan
berhubungan
dengan
pembentukan batas poket gingival kecil dengan poket epithelial. Sel B yang ditemukan dalam established
lesion
predominan
oleh
imunoglobin G1 (IgG1) dan G3 (IgG3). Pada gingivitis kronis (stage III), yang terjadi 2 atau 3 minggu setelah permulaan akumulasi plak,
pembuluh darah menjadi
engorged dan padat, vena kembali dirusak, dan aliran darah menjadi lambat. Hasilnya adalah anoxemia ginggiva local, yang ditandai dengan adanya corak kebiru-biruan pada gusi yang merah. Ekstravasasi dari sel darah merah kedalam
jaringan
ikat
dan
terganggunya
haemoglobin dalam komponen pigmen dapat juga memperdalam warna kekronisan inflamasi ginggiva. Established lesion dapat dijelaskan secara klinis selayaknya inflamasi ginggiva pada umumnya. Secara histology, reaksi inflamasi kronik dapat diobservasi. Beberapa penelitian
menunjukkan inflamasi gingival kronik. Ciri kunci
ditingkatkan
dalam
yang membedakan established lesion adalah
mengalami
inflamasi
peningkatan jumlah sel plasma. Sel plasma
kolagenase. Kolagenase secara normal berada
menyerbu jaringan ikat tidak hanya dibawah
pada jaringan gusi dan dihasilkan melalui
epithelial junction, tetapi juga jauh didalam
beberapa bakteri oral dan PMN`s.
jaringan ikat, sekitar pembuluh darah, dan antara kelompok-kelompok
serat
kolagen.
Epithelial
jaringan
gusi
melalui
yang enzim
Penelitian menunjukkan bahwa inflamasi
ginggiva
kronik
mengalami
junction menyingkap ruangan interselular diisi
peningkatan level asam dan alkaline fosfat, β-
dengan debris granular sel, termasuk lisosom
glukuronidase,
diperoleh dari neutrofil, limfosit, dan monosit yang
-galaktosidase,
terganggu. Lisosom mengandung asam hidrolase
sitokrom
yang dapat menghancurkan komponen jaringan.
dehidrogenase, dan aril sulfatase, semuanya
Epithelial junction berkembang menjadi rete pegs
dihasilkan dari bakteri dan penghancuran
atau ridges yang menonjol dalam jaringan ikat, dan
jaringan. Tingkat mukopolisakarida netral
lamina basalis dihancurkan pada beberapa area.
diturunkan, agaknya merupakan hasil dari
Pada jaringan ikat, serat kolagen dihancurkan
degradasi substansi dasar.
disekitar perembesan dari plasma sel yang intact dan terganggu.
-glukosidase,
esterase,
oksidase,
β
aminopeptida, elastase,
laktat
Established lesion terdapat 2 tipe: beberapa tetap stabil dan tidak mengalami
Predomonan dari sel plasma menjadi karakteristik
β
utama
lesion.
yang lain menjadi lebih aktif dan berubah
dari
untuk penghancuran lesi secara progresif.
eksperimen gingivitis pada manusia telah gagal
Established lesion juga tampak reversible.
mendemonstrasikan
Flora
Bagaimanapun,
dari
beberapa
established
progress untuk beberapa bulan atau tahun dan
penelitian
predominansi
sel
plasma
kembali
dari
karakteristik
yang
dalam mempengaruhi jaringan ikat, termasuk satu
mendukung kerusakan lesi menjadi asosiasi
penelitian dalam durasi 6 bulan. Peningkatan dari
dengan kesehatan periodontal. Persentase sel
proporsi sel plasma diperjelas dengan gingivitis
plasma menurun drastic, dan jumlah limfosit
yang tahan lama, tetapi waktu untuk perkembangan
meningkat secara proporsional.
established lesion mungkin melebihi 6 bulan. Stage
ini
terlihat
adanya
hubungan
terbalik antara jumlah kelompok kolagen intact dan jumlah sel-sel inflamasi. Aktivitas kolagenolitik 1.1.4 Stage IV Gingivitis : The Advanced Lesion Perluasan lesi kedalam tulang alveolar merupakan karakter dari stage ke empat yang disebut advanced lesion. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas pada chapter 27 dan 28. Secara mikroskopik, terdapat fibrosis pada gingival dan manifestasi inflamasi yang menyebar dan kerusakan jaringan imunopatologi. Pada dasarnya,dalam advanced lesion, sel plasma berlanjut mendominasi jaringan ikat, dan neutrofil berlanjut mendominasi epithelial junction dan celah gingival.
Gingivitis akan mengalami progress menjadi periodontitis hanya pada individu yang rentan. Bagaimanapun, apakah periodontitis dapat terjadi tanpa didahului gingivitis atau tidak, belum diketahui saat ini. Tabel Stage of Gingivitis STAGE
TIME
BLOOD
JUNCTIONAL
PREDOMIN
(DAYS
VESSELS
AND
ANT IMUNE
SULCULAR
CELL
COLLAGEN
CLINICAL FINDINGS
EPITELIUM I. Initial
2-4
Dilatasi
Infiltrasi oleh
PMN`s
Kehilangan
Aliran cairan
Lesion II. Early lesion
4-7
vaskular Proliferasi
PMN`s Sama seperti
limfosit
perivaskular Kehilangan
gingiva Erytema;
vaskular
stage I; rete peg
meningkat
perdarahan
formation; area
sekitar
dalam
infiltrasi Terus
pemeriksaan Perubahan
kehilangan
warna,
III. Established
14-21
Lesion
Sama
atropik Sama seperti
seperti
stage II,tapi
stage
tingkatnya lebih
ukuran,
II,ditamba
tinggi
tekstur, dll
Plasma sel
h stasis darah 1.2 Gambaran Klinis Gingivitis Penelitian memberikan
pada epithelium ini tergantung pada proliferasi
gingivitis
eksperimental
fakta empiris bahwa
akumulasi
atau regenerasi dari aktivitas sel epitel. 1.2.1 Course and Duration
biofilm bakteri pada permukaan gigi bersih
Gingivitis dapat terjadi dengan onset yang tiba-
menghasilkan perkembangan proses inflamasi di
tiba dan durasi pendek dan dapat terasa nyeri.
sekitar
jaringan
menunjukkan berlangsung
gingival.
bahwa selama
Penelitian
inflamasi biofilm
local
mikroba
juga
•
akan
yang dating tiba-tiba dan dengan durasi
berada
berdekatan dengan jaringan gingiva, dan inflamasi mungkin dapat diatasi dengan pembersihan biofilm
yang pendek •
Subakut gingivitis adalah fase yang
sedikit lebih parah dari kondisi akut
secara tepat. Pada
Gingivitis akut adalah keadaan nyeri
dasarnya,
tanda-tanda
klinis
gingivitis berupa : kemerahan pada jaringan gusi, perdarahan , perubahan kontur, dan adanya kalkulus atau plak. Pemeriksaan histology pada
•
Rekuren gingivitis muncul kembali
setelah hilang melalui perawatan atau hilang
secara
spontan
dan
muncul
datang
secara
kembali.
gingival yang mengalami inflamasi menyebabkan ulserasi epithelium. Adanya mediator inflamasi
•
member efek negative pada fungsi epithelial
lambat, memiliki durasi yang panjang, dan
sebagai barrier perlindungan. Perbaikan ulserasi
tidak nyeri
Kronik
gingivitis
jika bukan merupakan
komplikasi dari akut atau subakut eksaserbasi.
•
Gingivitis kronik adalah jenis yang paling
tertahannya (terkurung) satu atau lebih
umum
area margin gingival
ditemukan.
merupakan
penyakit
Gingivitis
kronik
fluktuatif
dimana
Localized marginal gingivitis adalah
inflamasi berlangsung atau sembuh dan area normal menjadi terinflamasi.
•
Localized diffuse gingivitis meluas dari margin ke mukobukal fold tetapi masih terbatas dalam satu area.
•
Localized
pappilary
gingivitis
tertahannya satu atau lebih jarak interdental dalam batas area.
1.2.2 Deskripsi
•
Localized Ginggivitis adalah tertahannya
hubungan ginggiva dengan sebuah gigi atau
•
kelompok gigi.
•
General gingivitis meliputi seluruh mulut
•
Marginal gingivitis meliputi tepi gingival
meliputi Papilla
gingivitis
meliputi
margin
gingivitis
ginggiva
dalam
interdental
biasanya
juga
terkena pada generalized marginal gingivitis.
attached gingival. Papillary
marginal
hubungannya dengan semua gigi.
tapi dapat termasuk bagian dari sebelah
•
Generalized
papilla
interdental dan sering juga melebar kedalam bagian terdekat dari gingival margin. Papilla meliputi jumlah yang lebih besar dari gingival margin, dan tanda paling awal dari gingivitis paling sering terjadi pada papillae.
•
Generalized diffuse gingivitis meliputi seluruh gingiva. Mukosa alveolar dan attached gingival juga terkena, jadi mucoginggival kadang dapat
lenyap. terlibat
junction Kondisi dalam
kadangsistemik penyebab
generalized diffuse gingivitis dan sebaiknya dievaluasi jika
•
Diffuse gingivitis mengenai gingival
dicurigai
menjadi kofaktor dari etiologi.
margin, attached ginggiva, dan papilla interdental.
1.2.3 Tanda Klinis yang Ditemukan
Distribusi penyakit gingival pada kasus
Pemeriksaan klinis secara sistematis
individu dijelaskan melalui kombinasi dari masa
menuntut sebuah pemeriksaan yang teratur
yang mendahului, seperti :
pada ginggiva untuk warna, ukuran dan
bentuk, konsistensi, tekstur permukaan, posisi,
1.2.3.2 Pendarahan Gingiva Karena Faktor
banyaknya perdarahan, dan nyeri.
Lokal Faktor
1.2.3.1 Perdarahan Gingiva Saat Probing
pendukung
terjadinya
gingivitis termasuk bentuk anatomis dan
Dua gejala paling awal dalam inflamasi
variasi perkembangan gigi, karies, frenum pull,
gingival, yang mendahului ginggivitis, adalah
factor iatrogenic, gigi yang malposisi, bernafas
peningkatan
melalui mulut, overhang, gigi tiruan sebagian,
produksi
cairan
ginggiva
dan
perdarahan dari sulkus ginggiva.
ketiadaan attached gingival dan resesi.
Perdarahan ginggiva memiliki banyak
Pendarahan kronis dan berulang.
variasi dalam tingkat keparahannya dan durasi.
Penyebab pendarahan gingiva yang paling
Perdarahan dalam pemeriksaan mudah dideteksi
sering adalah inflamasi kronis. Pendarahan
secara klinis dan oleh karena itu memiliki arti yang
bersifat kronis atau dapat terulang kembali dan
sangat besar dalam diagnosis awal dan pencegahan
didukung
gingivitis yang lebih parah. Hal ini ditunjukkan
penyikatan
pada perdarahan dalam pemeriksaan terlihat lebih
makanan yang keras.
oleh
trauma
gigi,
atau
mekanis karena
seperti
menggigit
awal daripada perubahan warna atau tanda visual
Pada inflamasi gingiva, dikuti dengan
lainnya dalam inflamasi, lebih jauh lagi, fungsi dari
pendarahan gingiva yang abnormal, dilatasi
perdarahan dibandingkan perubahan warna untuk
kapiler serta penyempitan atau ulserasi dari
mendiagnosis
lebih
epithelium sulculer. Karena kapiler menjadi
menguntungkan karena perdarahan merupakan
lebih dekat ke permukaan, epithelium yang
tanda yang lebih objektif, diperlukan estimasi
mengalami
dengan
protektif, stimulus yang luar biasa dapat
inflamasi
ginggiva
kesubjektifan
sekecil
awal
mungkin
dari
pemeriksa.
degenerasi
menjadi
kurang
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
Pengukuran
melalui
pemeriksaan
kapiler dan pendarahan gingiva.
kedalaman poket terbatas nilainya untuk menaksir
Hebat atau ringannya pendarahan
luas dan tingkat keparahan gingivitis. Sebagai
tergantung dari intensitas inflamasi. Setelah
contoh, resesi gusi dapat mengakibatkan reduksi
pembuluh darah pecah, maka mekanismenya
pada pemeriksaan kedalaman dan menyebabkan
adalah hemostatis. Dinding pembuluh darah
penaksiran
dtatus
berkontraksi, platelet darah menempel pada
periodontal. Oleh karena itu, perdarahan pada
pinggiran dan gumpalan fibrosa dihasilkan
pemeriksaan lebih sering digunakan oleh petugas
pada
kesehatan dan epidemiologis untuk mengukur hasil
Pendarahan dapat terjadi lagi jika daerah
akhir perawatan.
tersebut teriritasi.
yang
Pada pemeriksaan
tidak
dasarnya,
akurat
pada
perdarahan
mengindikasikan
adanya
daerah
yg
mengalami
jejas.
pada
Pada kasus periodontitis sedang dan
lesi
lanjut, adanya pendarahan merupakan pertanda
inflamatori pada epitel dan jaringan ikat yang memperlihatkan perbedaan histology yang spesifik dibandingkan dengan gingiva sehat.
tepi
destruksi jaringan aktif. Pendarahan
akut.
Pendarahan
gingiva akut dapat disebabkan oleh jejas atau terjadi dengan spontan pada penyakit gingival
akut. Luka pada gingival yang diakibatkan oleh
penting pada penyakit gingiva. Warna gingiva
bulu sikat gigi selama penyikatan gigi yang terlalu
normal adalah pink dan diproduksi oleh
keras atau oleh potongan tajam dari makanan
pembuluh darah jaringan dan dimodifikasi oleh
keras, dapat menyebabkan pendarahan gingiva.
lapisan
Pendarahan
spontan
atau
pendarahan
epithelium.
Karena
alasn
inilah,
gingiva menjadi lebih merah ketika ada
ringan dapat terjadi pada gingivitis ulseratif
peningkatan
nekrotik. Pembuluh darah pada jaringan konektif
keratinisasi epitelial berkurang atau tidak
inflamasi terekspose oleh ulserasi epithelium
terlihat dan berlaku juga sebaliknya.
permukaan nekrotik.
vaskularisasi
atau
karena
Dengan demikian, inflamasi kronis dapat meningkatan derajat kemerahan, ini
1.2.3.3
Pendarahan Gingiva yang Terkait
Dengan Faktor Sistemik Pada
beberapa
akibat proliferasi vaskuler dan berkurangnya keratinisasi yang diakibatkan tekanan jaringan
gangguan
sistemik,
yang
terinflamasi.
Vena
stasis
akan
hemoragi gingiva terjadi dengan spontan, tidak
menambahkan warna menjadi agak kebiruan,
didorong oleh iritasi mekanis, atau dapat juga
yang asalnya merah terang, warna tersebut
terjadi setelah iritasi, berlebihan serta sulit untuk
berubah menjadi agak kebiruan dan biru gelap
dikontrol. Penyakit hemoragi ini menunjukkan
dengan peningkatan kekronisan dari proses
berbagai keadaan dengan berbagai penyebab serta
inflamasi. Perubahan dimulai dari papila
manifestsi klinisnya. Beberapa kondisi mempunyai
interdental, tepi gingival, dan juga attached
ciri umum, yaitu: pendarahan abnormal pada kulit,
gingiva. Diagnosis dan perawatan yang tepat
organ dalam, dan jaringan lain, seperti yang terjadi
memerlukan pemahaman perubahan jaringan
pada membran mukosa oral.
yang merubah warna gusi pada tingkatan
Gangguan
hemoragi
dimana
terjadi
klinis.
pendarahan gingiva abnormal, ditemukan juga abnormalitas
vascular,
gangguan
Pada tepi gingiva akan terlihat kecil,
platelet,
bentuk seperti bulan sabit, dan berwarna
hipoprothrombinemia, dan efek koagulasi yang
merah. Hal tersebut akan terjadi pada satu
lainnya. Pendarahan dapat terjadi karena konsumsi
waktu melengkapi trauma dari oklusi, tetapi
obat yang mengandung salisilat dan antikoagulan
sekarang telah diketahui bahwa lesi inflamasi
seperti dicumarol dan heparin, dalam jumlah yang
kronis disebabkan oleh iritan lokal.
besar. Perubahan warna pada gingivitis 1.2.3.4 Perubahan Warna Pada Gingiva Perubahan diperngaruhi
warna
dari
oleh beberapa faktor,
ginggivitis termasuk
akut. Perubahan warna pada inflamasi gingiva akut dapat terjadi pada tepi, menyebar, atau berupa
bintik-bintik
tergantung
pada
jumlah dan ukuran pembuluh darah, ketopisan
kondisinya. Pada gingivitis ulcerative nekrotik
epitelial, kuantitas dari keratinisasi dan pigmentasi
akut,
dalam epitelium
gingivostomatitis,
Perubahan
warna
pada
gingivitis.
Perubahan warna merupakan tanda klinis yang
terjadi
pada
tepi;
terjadi
pada
herpetic
menyebar;
dan
sebagai reaksi akut terhadap iritasi kimia , terjadi berupa bintik-bintik atau menyebar.
Perubahan warna sesuai dengan intensitas
merupakan
inflamasi. Pada semua hal, diawali dengan adanya
pigmentasi.
erithema merah terang. Jika kondisinya tidak
daerah
yang
umum
terjadi
Pigmentasi gingiva atau mukosa dapat
memburuk, maka hanya ada perubahan warna
dihilangkan dengan
menyingkirkan
faktor
sampai gingiva kembali normal. Pada beberapa
iritasi lokal dan memelihara jaringan sehat,
inflamasi akut, warna merah berubah menjadi abu-
beberapa obat yang mengandung logam yang
abu berkilau dan berangsur-angsur menjadi abu-
dibutuhkan untuk tujuan penyembuhan, tidak
abu agak keputihan. Warna abu-abu dihasilkan
perlu dihentikan.
oleh nekrosis jaringan, dibatasi dengan perbatasan gingiva oleh daerah tipis sehingga menegaskan
1.2.3.5 Perubahan Warna Terkait Dengan
daerah erithema.
Faktor Sistemik Beberapa penyakit sistemik dapat
Pigmentasi metalik. Logam berat yang
menyebabkan perubahan warna pada mukosa
terserap secara sistemik melalui penggunaan obat
oral,
maupun lingkungan pekerjaan, dapat mewarnai
pigmentasi abnormal ini tidak bersifat spesifik
gingiva dan daerah lain pada mukosa oral. Ini
dan harus distimulasi oleh upaya diagnostik
berbeda dengan yang dihasilkan saat melekatkan
yang lebih jauh atau dengan penyerahan pada
amalgam atau logam lain.
spesialis yang tepat.
Bismuth,
Pada
umumnya,
Pigmentasi oral dapat terjadi karena
menghasilkan garis hitam pada gingiva yang
melanin dan bilirubin. Pigmentasi oral melanin
mengikuti garis luar tepi. Pigmentasi dapat juga
dapat menjadi pigmentasi fisiologi normal.
terlihat seperti bintik hitam pada tepi, interdental,
Penyakit yang dapat meningkatkan pigmentasi
dan attached gingiva. Warna lebam dihasilkan pada
melanin, termasuk penyakit Addison yang
pigmentasi garis tepi gingiva berwarna merah atau
disebabkan
biru
memproduksi
Terpapar
oleh
dan
gingiva.
mercury
gelap.
arsenic,
termasuk
perak
dapat
oleh
disfungsi
adrenal
potongan-potongan
dan
pewarna
mrngakibatkan garis tepi berwarna ungu, sering
yang merubah dari hitam menjadi cokelat;
juga diikuti dengan warna abu-abu yang meyebar
sindrom peutz-jeghers yang memproduksi
di mukosa oral.
poliposis intestinal dan pigmentasi melanin
Pigmentasi gingiva yang berasal dari
pada muosa oral dan bibir; dan sindrom
penyerapan logam secara sistemik dihasilkan dari
albright’s serta penyakit von Recklinghausen,
presipitasi perivaskular pada logam sulfida dalam
yang
jaringan penghubung epithelial. Pigmentasi gingiva
pigmentasi melanin oral.
keduanya
memproduksi
daerah
bukanlah merupakan hasil keracunan sistemik. Hal
Kulit dan membran mukosa dapat di
ini hanya terjadi pada daerah inflamasi, dimana
nodai oleh pigmen empedu. Penyakit kuning
peningkatan permeabelitas pembuluh darah yang
dapat dideteksi paling baik dengan pemeriksan
mengalami iritasi membuat jaringan disekitarnya
sclera, tetapi di mukosa oral dapat ditemukan
menjadi terpapar logam juga. Tambahan untuk
warna kekuning-kuningan. Deposisi zat besi
inflamasi gingiva, mukosa oral teriritasi karena
pada hemokromatosis dapat memproduksi
gigitan atau kebiasaan mengunyah yang abnormal
warna abu-abu kehijauan pada mukosa oral.
Beberapa
endokrin
dan
kekacauan
proses
akan
memperluas
ke
Banyak
tingkatan
papila
penelitian
yang
metabolisme, termasuk diabetes dan kehamilan,
interdental.
dapat menghasikan perubahan warna.
menunjukkan bahwa semakin tipisnya atau
Rokok dapat menyebabkan hiperkeratosis
kehilangannya stippling ini merupakan sebuah
abu-abu pada gingiva. Daerah berwarna hitam
tanda tanda gejala ginggivitis dini. Tetapi ini
biasanya dhasilkan dari implan amalgam pada
harus di sesuaikan pula dengan perbedaan area
mukosa.
mulut seseorang, dan umur seseorang. Dalam inflamasi kronik permukaan
1.2.3.6 Perubahan konsistensi gingiva
pada gusi juga serupa halusnya, mengkilap,
Inflamasi kronis dan akut, keduanya
padat
dan
bernodul,
tergantung
apakah
menghasilkan perubahan pada konsistensi normal
perubahan dominan nya ber eksudat atau
gingiva Sebagai catatan, pada gingivitis kronis
berfibrosis. Tekstur permukaan halus juga
destruktif (edematous) dan reparatif (fibrotik),
dihasilkan oleh atropi epitel dalam atropi gusi,
secara bersama-sama dapat mengubah konsistensi
dan kupasan kulit pada permukaan terjadi
gingiva, dan konsistensi ini ditentukan oleh
dalam
predominan relatifnya.
Hiperkeratosis dihasilkan pada susunan kulit, dan
Proses kalsifikasi di gingiva
ginggivitis
desquamative
non-inflamasi
hperplasia
kronis. gingival
menghasilkan permukaan nodular
Proses kalsifikasi secara mikroskopik dapat ditemukan di gingiva. Proses ini dapat terjadi
1.2.3.8 Perubahan Posisi Gingiva
sendiri-sendiri atau berkelompok, dengan berbagai
Traumatic Lesion. Salah satu faktor
ukuran, lokasi, bentuk, dan struktur. Beberapa
yang menyebabkan penyakit gingiva adalah
massa dapat terkalsifikasi dari gigi dan berpindah
ketidaksadaran akan plak yang menyebabkan
ke gingiva selama proses pengeboran, seperti sisa
lesi sebagai kondisi yang jelas pada trauma
akar,
sementikel.
gingiva. Pada lesi traumatic, faktor chemical,
Inflamasi kronis dan fibrosis dan terkadang
physical, atau termal dapat menyebabkan lesi
aktivitas foreign body giant cell terjadi dalam
pada mulut. Chemical injuries diantaranya
hubungannya dengan massa ini. Terkadang mereka
aspirin,
menyelubungi matriks seperti osteoid. Crystalline
phenol, dan material endodontik. Physical
foreign bodies juga terdapat di gingiva namun
injuries bisa meliputi bibir, oral, dan tounge
asalnya belum dapat ditentukan.
piercing,
potongan
sementum,
atau
hidrogen
yang
peroxida,
bisa
silver
menyebabkan
nitrat,
resesi
gingiva. Thermal injuries bisa dihasilkan dari 1.2.3.7 Perubahan Tekstur Permukaan Gingiva
makanan dan minuman panas. Pada kasus akut,
Permukaan dari gusi normal umumnya
timbul slough (necrotizing ephitelium), erosi,
menunjukkan banyak depresi dan elevasi kecil,
ulserasi, dan disertai dengan eritem. Pada
yang memberikan gambaran seperti kulit jeruk
kasus
yang biasa disebut stippling. Stippling ini terbatas
gingiva biasanya berbentuk resesi gingiva.
hanya pada bagian attached ginggiva dan secara
Biasanya, lesi terbatas pada suatu tempat dan
dominan dibatasi pada area sub papilari, tetapi ini
kurangnya gejala-gejala pada kondisi sistemik
kronik,
kerusakan
permanen
pada
yang mungkin memperlihatkan erosi atau ulserasi
berulang pada gingiva. Pada beberapa populasi
lesi oral.
tanpa fasilitas dental care, bagaimanapun resesi Gingival Recession. Resesi merupakan
terlihatnya permukaan akar dengan bagian apex
mungkin menyebakan meningkatnya penyakit periodontal.
pada posisi gingiva. Untuk memahami apa yang
Faktor-faktor berikut ini memiliki
dimaksud dengan resesi, salah satunya dengan
implikasi pada etiologi resesi gingival : teknik
membedakan
yang
menyikat gigi yang salah (abrasi gingiva),
sebenarnya dengan posisi yang terlihat. Posisi
malposisi gigi, pergeseran dari jaringan lunak
sebenarnya adalah bagian di mana terdapat
(ablasi gingiva), peradangan gingiva, pelekatan
pelekatan epitel pada gigi, sedangkan posisi yang
frenum
terlihat adalah bagian puncak batas gingiva.
dentistry.
Tingkat kekerasan resesi ditentukan dengan adanya
diungkapkan, tapi mekanisme dari tindakan ini
posisi yang sebenarnya, bukan posisi yang terlihat.
tidak pernah ditunjukkan. Sebagai contoh, deep
antara
posisi
gingiva
yang
abnormal,
Trauma
oklusi
iatrogenic juga
overbite
klinis
Hidden
gingiva dan resesi. Incisal overlap yang
(tersembunyi), yang tertutupi oleh gingiva dan
berlebihan dapat menyebakan traumatic injury
hanya bisa diukur dengan memasukkan sebuah alat
pada gingiva. Pergerakan orthodontik pada
pada bagian yang berepitel. Sebagai contoh,
arah yang berhubungan dengan bibir telah
penyakit periodontal pada akar yang tertutup oleh
ditunjukkan pada monyet yang menghasilkan
dinding pocket yang inflamasi; dengan demikian
hilangnya tulang marginal dan pelekatan
beberapa dari resesi ini tersembunyi, dan beberapa
jaringan ikat, sebagaimana dengan resesi
diantaranya terlihat.
gingiva.
bisa
terlihat,
dan
dengan
telah
Terdapat dua jenis resesi: Visible, yang secara
berhubungan
dan
inflamasi
Resesi merujuk pada lokasi gingiva,
Standar prosedur kebersihan mulut,
bukan pada kondisinya. Gingiva yang menyusut
diantaranya menyikat gigi dan flossing, yang
selalu mengalami inflamasi, tapi mungkin normal,
dapat meminimalisir gingival injury. Walaupun
kecuali untuk posisinya. Resesi bisa terdapat pada
menyikat gigi sangat penting untuk kesehatan
salah satu gigi atau suatu kelompok gigi atau dapat
gingiva, menyikat gigi dengan teknik yang
secara umum pada keseluruhan mulut.
salah
atau
menyikat
terlalu
keras
bisa
Etiologi Resesi. Resesi gingiva meningkat
menyebabkan injury. Tipe dari injury ini
seiring usia; peristiwa ini bervariasi dari 8% pada
diantaranya, laserasi, abrasi, keratosis, dan
anak-anak sampai 100% setelah usia 50 tahun. Hal
resesi, dengan bagian marginal gingiva yang
ini membuat beberapa peneliti berasumsi bahwa
sering terjangkit. Maka, pada kasus ini, resesi
resesi merupakan sebuah proses fisiologis yang
cenderung jarang pada pasien dengan gingiva
berkaitan
dengan
meyakinkan
untuk
usia.
Namun,
bagian
bukti
yang
yang sehat secara klinis, sedikit bakteri plak,
physiologic
pada
dan kebersihan mulut yang baik.
perlekatan gingiva tidak pernah ada. Pergantian
Kerentanan pada resesi dipengaruhi
bagian apikal sedikit demi sedikit mungkin akan
oleh posisi gigi pada bagian lengkungan, sudut
menghasilkan efek kumulatif keterlibatan dari
tulang akar, dan lengkungan mesiodistal pada
patologik ringan dan/atau trauma langsung minor
permukaan gigi. Pada arah berputar, miring
atau gigi yang digantikan yang berhubungan
Stillman’s clefts merupakan lekukan
dengan muka, pelat tulang bisa menipis atau
berbentuk apostrof yang meluas sampai ke
berkurang secara berat. Tekanan dari kunyahan
batas gingiva dengan berbagai ukuran. Celah
atau menyikat gigi secara bisa menjauhkan gingiva
ini
yang tidak mendukung dan menghasilkan resesi.
permukaan. Satu atau dua mungkin muncul
Efek dari sudut akar pada tulang dalam resesi
berhubungan dengan gigi tunggal. Batas dari
selalu diamati dengan adanya wilayah geraham
celah ini berputar di bagian bawah celah linear
maxillary. Jika inklinasi lingual dari palatal root
pada gingiva dan sisa batas gingiva bersifat
menonjol atau akar buccal melebar, maka tulang
kasar bahkan berbatas pisau. Secara umum
pada
atau
digambarkan oleh Stillman dan dianggap
memendek, dan resesi dihasilkan dari trauma pada
sebagai hasil dari trauma occlusal, celah ini
marginal gingiva yang tipis.
berikutnya digambarkan oleh Box sebagai
wilayah
servikal
Kesehatan
akan
menipis
muncul
pada
seluruh
sebuah kantung patologis di mana proses
bergantung pada design dan penempatan material
ulcerative meluas pada permukaan wajah
restorasi yang baik. Tekanan dari seluruh bagian
gingiva. celah bisa diperbaiki secara spontan
gigi buatan yang tidak bagus dapat menyebabkan
atau berlangsung lama seperti halnya luka
trauma gingiva dan resesi. Restorasi dental yang
permukaan pada kantung periodontal bagian
overhanging dapat menjadi faktor gingivitis karena
dalam yang masuk pada jaringan pendukung.
menyebabkan retensi plak. Secara klinis, kesalahan
Asosiasi dengan trauma oklusi ini tidaklah
dalam menentukan ukuran secara biologis, dapat
kuat.
sebagai
gingiva
umum
juga
bermanifestasi
jaringan
secara
inflamasi
gingiva,
periodontal pocket yang dalam, atau resesi gingiva. Signifikansi
Klinis.
Beberapa
Celah
dibagi
menjadi
celah
sederhana, di mana pembelahan terbentuk
aspek
dengan arah tunggal (sebagian besar jenis), dan
resesi gingiva membuatnya signifikan secara klinis.
celah komponen, di mana pembelahan terjadi
Permukaan akar yang terlihat akan rentan terhadap
lebih dari satu arah. Celah memiliki panjang
karies. Pemakaian cementum yang terlihat oleh
yang bervariasi dari yang sedikit pada batas
resesi meninggalkan permukaan dentinal dasar
gingiva sampai ke kedalaman 5 sampai 6 mm
yang sangat sensitif, terutama saat disentuh.
sampai lebih.
Hiperemi pada pulpa dan gejala yang berkaitan
McCall’s Festoons adalah terbentuk
juga bisa dihasilkan dari permukaan akar yang
dari pembesaran gingiva marginal yang sering
terlihat. Resesi interproksimal menciptakan ruang
terbentuk pada gigi caninus dan premolar pada
di
permukaan wajah. Pada tahap awal, warna dan
mana
plak,
makanan,
dan
bakteri
bisa
berakumulasi.
konsistensi gingiva bersifat normal. Namun, akumulasi
1.2.3.9 Perubahan Kontur Gingiva
dari
debris
makanan
akan
mengakibatkan inflamasi sekunder.
Perubahan pada kontur gingiva untuk sebagian
besar
bagian
berkaitan
dengan
pembesaran gingiva, tapi beberapa perubahan demikian juga muncul dalam kondisi lain.
1.3 Pembesaran Gingiva Pembesaran
gingiva
merupakan
sebuah sifat penyakit gingiva yang umum.
Begitu banyak jenis pembesaran gingiva, dan jenis
proliferatif pada peradangan kronis. Luka yang
ini bervariasi berdasarkan faktor etiologis dan
secara klinis berwarna merah gelap atau merah
proses patologik yang menghasilkan pembesaran
kebiru-biruan, bersifat lunak dan rapuh dengan
tersebut.
permukaan
berkilauan
yang lembut, dan
mudah berdarah yang memiliki sel radang 1.3.1 Pembesaran Gingiva Kareba Inflamasi
yang
melimpah
dan
mengalir
dengan
Pembesaran gingiva bisa dihasilkan dari
penelanan pembuluh darah, dan berkaitan
perubahan inflamasi kronis atau akut. Perubahan
dengan perubahan degeneratif. Luka yang
kronis lebih banyak terjadi. Pembesaran inflamasi
relatif keras, leathery, dan berwarna merah
biasanya adalah komplikasi sekunder dari banyak
muda memiliki komponen serat yang lebih
tipe-tipe pembesaran, dan dikombinasikan dengan
besar, dengan melimpahnya fibroblast dan
oembesaran gingiva.
serat kolagen. Etiologi. Pembesaran gingiva radang
1.3.1.1 Pembesaran inflamasi Kronis.
kronis
Gambaran Klinis. Pembesaran gingiva
disebabkan
oleh
terpaan
yang
berlangsung lama pada plak gigi. Faktor-faktor
radang kronis berasal dari pembengkakan kecil
yang
pada papilla interdental atau gingiva marginal.
penyimpanan plak termasuk kesehatan mulut
Pada tahap awal, menghasilkan
yang rendah, hubungan yang tidak normal pada
sekeliling
penonjolan di
gigi yang terlibat. Tonjolan ini
gigi
mempengaruhi
yang
akumulasi
bersebelahan
dan
gigi
dan
yang
meningkat dalam ukuran sampai menutupi bagian
berseberangan, hilangnya fungsi gigi, lubang
dari mahkota. Pembesaran ini secara umum bersifat
pada tekuk gigi, batas yang sangat renggang
papillary atau marginal dan terlokalisasi atau
pada restorasi gigi, restorasi gigi berkontur
bersifat umum. Perkembangannya sangat lambat
tidak baik atau pontic, iritasi dari jepitan atau
dan tanpa sakit kecuali ditambah dengan infeksi
wilayah saddles dari prostesa yang terkelupas,
atau trauma yang akut.
gangguan suara sengau, terapi orthodontik
Pembesaran radang gingiva yang kronis
yang melibatkan reposisi pada gigi, dan
sebagai sebuah sessile yang berbeda sendiri atau
kebiasaan seperti menyikat gigi dan penekanan
massa pedunculated yang menyerupai tumor.
lidah melawan gingiva.
Pembesaran
ini
mungkin
terdapat
pada
Perubahan Gingiva yang berkaitan
interpoximal atau gingiva marginal atau perlekatan
dengan
gingiva. Luka ini lambat untuk tumbuh dan
gingiva dan radang gingiva selalu tampak pada
biasanya tanpa rasa nyeri. Pembesaran bisa secara
mereka yang bernapas menggunakan mulut.
spontan berkurang dalam ukuran, diikuti dengan
Gingiva terlihat merah dan edematous, dengan
pembusukan dan kemudian membesar kembali.
sebuah permukaan yang tersebar mengkilat
Pembusukan dengan rasa sakit kadang-kadang
pada wilayah permukaan. Wilayah anterior
terjadi pada lipatan di antara massa dan batasan
maxillary
gingiva.
perubahan gingiva ini. Pada banyak kasus Histopatologi.
Pembesaran
Pernapasan
merupakan
Mulut.
lokasi
Pembesaran
umum
dari
gingiva
gingiva yang berubah ini secara jelas dibatasi
radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan
dari gingiva normal tak terekspos yang
berdekatan. Cara yang pasti di mana pernapasan
1.4.1
mulut mempengaruhi perubahan gingiva tidak
Gingivitis
dapat ditunjukkan. Efek yang merusak secara umum ditambahkan dari iritasi dari dehidrasi permukaan.
Namun,
dipertimbangkan
perubahan
tidak
dapat
yang
dihasilkan
Acute Dikenal
Necrotizing juga
Ulcerative
sebagai
Vincent’s
Gingivitis pada awal pertengahan abad 20.
dapat dari
1.4.1.1 Etiologi
pengeringan udara pada gingiva dalam percobaan
1. Peran bakteri
menggunakan hewan.
Plaut dan Vincent memperkenalkan konsep bahwa NUG disebabkan oleh bakteri
1.3.1.2 Pembesaran Peradangan Akut
spesifik: fusiform bacillus dan organisme
Abses Gingiva. Abses gingiva biasanya
spirochetal.
Rosebury
dan
teman-teman
berlokasi di tempat tertentu, nyeri, luka yang
menjelaskan fusospirochetal complex terdiri
menyebar dengan cepat yang biasanya terserang
dari T. microdentium, intermediate spirochetes,
secara mendadak. Secara umum dibatasi pada
vibrios, fusiform basilus, dan organisme
gingiva marginal atau papilla interdental. Pada
berfilamen, sebagai tambahan pada spesies
tahap
Borrelia.
awal
muncul
dengan
pembengkakan
Loesche
dan
teman-teman
berwarna merah dengan permukaan berkilauan
menjelaskan sebuah flora konstan predominan
yang lembut. Dalam waktu 24 jam sampai 48 jam,
dan berbagai macam flora berhubungan dengan
luka biasanya menjadi berubah-ubah dan berpusat
NUG. Flora konstan terdiri dari : Prevotella
dengan lubang permukaan dari mana eksudat
intermedia, Fusobacterium, Treponema, dan
bernanah bisa terlihat. Gigi yang berdekatan selalu
spesies Selenomonas.
sensitif. Histopatologis. Abses gingiva terdiri dari
2. Peran Respon Host
pusat bernanah pada jaringan konektif dikelilingi
Imunodefisiensi
bisa
berhubungan
sebuah infiltrasi memanjang pada leukosit poli-
dengan berbagai tingkatan kekurangan nutrisi,
morfon-nuklear,
kelelahan akibat kehilangan tidur kronis,
penelanan
jaringan
jaringan
edematous,
pembuluh
darah.
dan Epitel
kebiasaan
kesehatan
lain
(alkohol
dan
permukaan memiliki tingkat yang bervariasi pada
narkoba), faktor psikososial, atau penyakit
edema intra dan ekstra-sel, serangan leukosit dan
sistemik. NUG bisa saja menjadi gejala pada
pemborokan.
pasien dengan infeksi HIV.
Etiologi. Pembesaran gingiva radang akut dihasilkan dari bakteri yang masuk ke dalam
3. Faktor Predisposisi Lokal
jaringan ketika substansi asing seperti bulu sikat
Preexisting
menempel pada gingiva. Luka ini terbatas pada
predisposisi yang penting. NUG sering muncul
gingiva
melapiskan
jangan
dengan periodontal atau abses lateral.
dibingungkan
penyakit
adalah
pada
gingival,
sebaiknya
merokok
luka
gigi, biji apel atau pecahan kulit lobster secara kuat dan
dan
gingivitis,
preexisting
faktor gingival
kronis dan poket periodontal. Periodontal poket yang dalam dan tutup perikoronal adalah
1.4 Infeksi Gingiva Akut
area yang rentan karena menyediakan tempat
yang nyaman untuk proliferasi bakteri anaerob
interdental, sesudahnya memperpanjang ke
basilus fusiformis dan spirochetes. Area gingival
marginal gingival dan jarang menempel pada
yang terkena trauma akibat gigi lawan pada
gingival dan mukosa oral. Permukaan kawah
maloklusi, seperti permukaan palatal dibelakang
gingival
incisor maksilaris dan permukaan labial gingival
keabuan membuat garis demarkasi rawa dari
pada incisor mandibula, bisa menjadi faktor
remainder gingival mukosa oleh pronounced
predisposisi NUG.
linear erythema (Plate IXA). Dalam beberapa
ditutupi
contoh, 4. Faktor Predisposisi Sistemik
lesi
oleh
pseudomembran
menggundulkan
permukaan
pseudomembran, membuka margin gingival,
Defisiensi nutrisi. Peneliti menemukan
yang
berwarna
merah,
berkilauan,
dan
bakteri fusospirochetal sebagai bakteri oportunis,
hemoragi. Karakteristik lesi adalah cepat
hanya berproliferasi jika jaringan mengalami
menghancurkan
defisiensi.
jaringan periodontal (Plate IXB).
gingival
dan
menggarisi
Penyakit sistemik yang melemahkan bisa menjadi faktor predisposisi NUG. Seperti penyakit kronis (sifilis, kanker), ganguan GI parah (ulseratif kolitis), blood dyscrasias (leukemia, anemia), dan HIV.
Gejala Oral. Lesi sangat sensitif jika dipegang, dan pasien mengeluh pada radiating
5. Faktor Psikosomatik Penyakit ini sering dihubungkan dengan stress. Gangguan psikologis, dan juga kenaikan sekresi adrenokortikal adalah umum pada pasien dengan penyakit ini.
Relatif ringan dan bentuk persistenya adalah Penyakit
rekuren
ditandai
dengan periode remisi dan eksaserbasi. ANUG dicirikan dengan serangan tibatiba (sudden onset), terkadang diikuti oleh penyakit yang parah atau infeksi akut traktus respiratorius. Perubahan
kebiasaan
berkepanjangan
tanpa
hidup,
kerja
istirahat
yang
yang cukup,
penggunaan tobacco, dan stres psikologi adalah ciri yang sering dialami penderita. Oral Signs. Ciri lesi adalah punch out, depresi
seperti
rasa
sakit
yang
diperhebat oleh makanan panas atau pedas dan mengunyah. Ada rasa metalik palsu, dan pasien sadar akan jumlah yang berlebihan dari Ekstraoral dan Tanda Sistemik dan
Biasanya muncul dalam bentuk akut. subakut.
menggerogoti
saliva yang pucat.
1.4.1.2 Ciri Klinis
penyakit
konstan,
kawah
pada
puncak
papilla
Simptom. Pasien biasanya bisa berjalan dan mempunyai komplikasi yang minimum. Lokal lymphadenopati
dan
kenaikan
temperatur
adalah ciri umum dari tahap ringan dan sedang penyakit ini. Pada kasus yang parah, ada tanda komplikasi sistemik seperti demam tinggi, kenaikan
denyut
jantung,
leukositisis,
kehilangan nafsu makan, kelemahan umum. Reaksi sistemik lebih bahaya pada anak-anak. Insomnia, konstipasi, gangguan GI, sakit kepala,
dan
depresi
mental
terkadang
mengikuti kondisi ini. Clinical Course. Clinical course bisa bervariasi. Jika tidak dirawat, NUG biga
menjadi NUP dengan destruksi yang progresif pada
Jaringan pengikat yang mendasari ditandai
periodontium dan resesi gingival, diikuti dengan
dengan hiperemi, dengan banyak kapiler
penambahan keparahan pada komplikasi sistemik.
tertelan dan infiltrasi yang bnayak dari PMNs.
Pindborg
dan
teman-teman,
telah
Zona ini muncul sebagai linear eritem dibawah
menjelaskan proses ini pada NUG : (1) erosi hanya
permukaan
pada ujung interdental papilla; (2) lesi yang
plasma akan muncul disekeliling infiltrasi; ini
berlanjut ke marginal gingival dan menyebabkan
diinterpretasikan sebagai daerah terbentuknya
erosi
marginal gingivitis dimana lesi akut menjadi
lanjutan
menghilangkan
pada
papilla
seluruh
dan
papilla;
(3)
berpotensi attached
pseudomembran.
Banyak
sel
superimposed.
gingiva juga terpengaruh; dan (4) pembukaan tulang.
1.4.1.3 Diagnosis Horning dan Cohen memperpanjang tahap
Diagnosis Smear
berdasarkan
bakteri
penemuan
dari penyakit oral necrotizing seperti dibawah ini :
klinis.
Tahap 1 : Necrosis pada ujung interdental papilla
menguatkan diagnosis klinis. Uji mikroskopis
Tahap 2 : Nekrosis seluruh bagian paila (19%)
dari biopsi spesimen tidak cukup spesifik
Tahap 3 : Nekrosis berlanjut ke marginal gingival
untuk
(21%)
membedakan ANUG dari infeksi spesifik
Tahap 4 : Nekrosis juga berlanjut ke attached
seperti TBC, namun tidak untuk ANUG dari
gingival (1%)
kondisi akut necrotizing yang lain seperti yang
Tahap 5 : Nekrosis berlanjut ke mukosa bukal atau
terjadi akibat trauma atau obat escharotics.
didiagnosi.
Bisa
digunakan
digunakan
untuk
untuk
mukosa labial (6%) Tahap 6 : Nekrosis membongkar tulang alveolar (1%)
1.4.1.4 Diagnosis Banding Necrotizing
Tahap 7 : Nekrosis melobangi kulit pipi (0%)
Ulcerative
Gingivitis
harus dibedakan dari kondisi lain yang mirip
Menurut Horning dan Coben, tahap 1
denganya
seperti
akut
herpetik
adalah NUG, tahap dua bisa NUG dan NUP karena
gingivostomatitis, kronik periodontal poket,
kehilangan attachment juga bias terjadi, tahap 3
desquamatif
dan 4 cocok dengan NUP, tahap 5 dan 6 adalah
gingivostomatitis,
necrotizing stomatitis, dan tahap 7 adalah noma.
gonococcal gingivostomatitis, difteri dan lesi
gingivitis, aphtous
streptococcal stomatitis,
Histopatologi. Secara miskrokopis, lesi
sifilis, lesi gingival tuberkulosa, candidiasis,
muncul sebagai inflamasi akut necrotizing pada
agranulositosis, dermatosa (pemfigus, eritema
margin gingival menyertakan stratified squamous
multiforme, dan lichen planus), dan stomatitis
epithelium dan underlying connective tissue.
venenata.
Permukaan epithelium dihancurkan dan diganti
Streptococcal gingivostomatitis suatu
dengan pseudomembranousmeshwork fibrin, sel
kondisi yang jarang terjadi akibat eritema yang
nekrotik
epithelial,
lama pada area posterior mukosa mulut,
(PMNs
dan
polimorfonuklear
neutrofil),
dan
leukosit
berbagai
tipe
terkadang termasuk gingival. Nekrosis margin
mikroorganisme. Ini adalah zona yang terlihat
gingival bukan akibat penyakit ini, dan tidak
secara klinis pada permukaan pseudomembran.
ada fetid odor. Smear bakteri menunjukkan
jumlah yang banyak pada bentuk streptococcus,
Dilaporkan umumnya terjadi pada kelompok
dimana
keluarga yang memiliki sosial-ekonomi lemah.
jika
dikultur
terdapat
Streptococcus
viridians.
ANUG lebih banyak terjadi pada anak-anak
Gonococcal
stomatitis
jarang
dan
dengan Down Syndrome.
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Mukosa oral ditutupi oleh membrane keabuan.
1.4.1.6 Penularan
Agranulositsis mempunyai ciri adanya ulserasi
dan
nekrosis
memperlihatkan
ANUG.
agranulositosis
umumnya
dari
gingival
Kondisi
oral
necrotizing
kemampuan
memelihara
penularan
pada
dengan cara alami. Contoh : kontak langsung
karena
melalui air minum, makanan, alat makan, udara, atau vektor arthropoda. ANUG sering terjadi pada kelompok
fusospirosetal pada orofaring dan tenggorokan.
orang yang menggunakan dapur bersama,
Pada
penyakit ini ditularkan oleh bakteri melalui
Angina,
adalah
untuk
merupakan
infeksi
Vincent’s
Angina
penularan
yang
kekurangan mekanisme pertahanan. Vincent’s
Istilah
terdapat
ulserasi
membrane yang sakit pada tenggorokan, dengan
peralatan makan.
edema dan hyperemic patches pecah untuk membentuk
ulser
yang
ditutupi
material
pseudomembran. Prosesnya bisa berlanjut ke laring dan telinga tengah.
1.4.1.7 Terapi Perawatan Lokal
1.
Identifikasi
predisposisi 1.4.1.5 Epidemiologi dan Prevalensi Prevalensi ANUG muncul lebih rendah di
seperti
faktor-faktor
stres,
malnutrisi,
berbagai penyakit sistemik seperti measles dan hepatitis
United state dan Eropa sebelum 1914. Pada sebuah
2. Menghilangkan faktor-faktor iritasi
studi di sebuah klinik dental di Prague, Republik
lokal seperti plak dan kalkulus serta
Ceko, insidensi ANUG dilaporkan 0,08 % pada
pembersihan jaringan nekrotik. Scaling
pasien usia 15-19 tahun; 0,05 % pada usia 20-24
dan
tahun, dan 0,02 % pada usia 25-29 tahun.
penggunaan obat kumur seperti 0,5%
ANUG terjadi pada semua usia, dimana insedensi yang banyak dilaporkan pada usia 20-30 tahun dan 15-20 tahun. Tidak ditemukan pada
debridement
hydrogen
peroxide
diikuti
dengan
atau
0,1%
chlorhexidine. Lesi ANUG memberikan respon baik
anak-anak di United State, Kanada, dan Eropa, tapi
terhadap perawatan lokal dalam waktu 48 jam.
ditemukan pada kelompok anak dengan sosial-
Perawatan Sistemik
ekonomi yang lemah di Negara yang masih
Penicilline
atau
tetracyline
250
terbelakang. Di India, dari hasil studi di dapat
sampai 500mg diberikan 4 kali sehari selama 5
bahwa 54-58 % pasien adalah anak usia kurang
hari. Metronidazole tablet 200 mg diberikan
dari 10 tahun. Di sekolah yang dipilih secara acak
pada pasien yang alergi terhadap penicilline
di Nigeria, ANUG terjadi 11,3 % pada anak-anak
dengan dosis 3 kli sehari untuk 3 – 5 hari.
usia 2-6 tahun, dan di rumah sakit di Nigeria mencapai 23 % pasien usia kurang dari 10 tahun.
1.4.2 Gingivostomatitis Herpetik Akut
Acute herpetic gingivostomatitis adalah infeksi primer yang terjadi pada kavitas oral.
selama beberapa hari setelah lesi ulseratif dihilangkan. Oral symptoms. Penyakit ini disertai
1.4.2.1 Etiologi
rasa sakit dari kavitas oral yang menganggu
Penyakit ini disebabkan oleh herpes
proses makan dan minum. Vesikel yang pecah
simplex virus (HSV) tipe I. ini banyak terjadi pada
merupakan bagian focal yang sakit dan pada
bayi dan anak usia kurang dari 6 tahun, tapi ini
umumnya
juga terlihat pada anak remaja dan orang dewasa.
perubahan panas, makanan seperti bumbu atau
Ini terjadi sebanding antara pria dan wanita. Pada
rempah-rempah dan jus buah, dan aksi dari
kebanyakan orang infeksi primer ini bersifat
makanan kasar. Tanda dan gejala sistemik
asimptomatik.
dan intraoral. Servikal adenitis, demam tinggi
Setelah infeksi primer, virus masuk ke saraf sensorik atau autonom dan terus berlangsung
sensitif
terhadap
sentuhan,
antara 101°F sampai 105°F (38,3°-40,6° C), dan biasanya terjadi malaise.
di neuronal ganglia yang menginervasi tempat
Histopatologi. Ciri tersendiri dari
selama HSV tersembunyi. Manifestasi sekunder ini
ulserasi herpetik gingivostomatitis bahwa hasil
termasuk herpes labialis berulang, herpes genitalis,
dari ruptur vesikel yang memiliki bagian
ocular herpes, dan herpes encephalitis.
sentral dari inflamasi akut, dengan ulserasi dan tingkat purulent eksudat yang bervariasi.
1.4.2.2 Ciri Klinis Oral
Sitoplasma sel tampak mencair dan bersih, signs.
Acute
herpetic
membran sel dan nukleus berada di luar relief.
gingivostomatitis tampak seperti difus, erithema,
Selanjutnya nukleus berdegenerasi, kehilangan
licin pada gingival dan mukosa oral yang
daya tarik-menarik terhadap zat warna, dan
berdekatan, dengan derajat edema dan pendarahan
akhirnya disintegrasi.
gingival yang bermacam-macam. Pada tahap inisial, ini digolongkan melalui kehadirannya yang
1.4.2.3 Diagnosis
memiliki ciri tersendiri, vesikel spherical yang
Diagnosis biasanya ditentukan dari
keabuan, yang terjadi pada gingival, mukosa labial
sejarah pasien dan penemuan klinis. Bahan
dan buccal, soft palate, faring, mukosa sublingual,
mungkin didapatkan dari lesi dan diserahkan
dan lidah. Setelah kira-kira 24 jam, vesikel akan
ke laboratorium untuk tes penegasan, termasuk
pecah dan berbentuk ulser kecil yang sangat sakit
kultur
disertai merah, tinggi, lingkaran seperti garis
menggunakan antibodi monoklonal atau teknik
dengan bagian tengah muram berwarna kekuning-
hibridisasi DNA.
virus
dan
tes
immunologik
kuningan atau putih keabuan. Ini terjadi secara luas dalam area yang terpisah atau kelompok-kelompok kecil yang bertemu.
1.4.2.4 Penularan Acute
herpetic
gingivostomatitis
Rangkaian penyakit ini terjadi selama 7-
merupakan penyakit menular. Umumnya pada
10 hari. Difus gingival erythema dan edema yang
orang dewasa ditemukan kekebalan terhadap
muncul lebih dulu pada penyakit ini bertahan
HSV sebagai hasil dari infeksi selama masa kanak-kanak.
pada pipi juga ditemukan yang umumnya 1.4.2.5 Terapi
terdapat
pada
region
Penanggulangan untuk oral
lymphadenitis. Pasien mungkin juga memiliki
~ Self Limiting
komplikasi
~ Obat-obat pasta oral (Orabase)
leokositosis, dan malaise.
sudut
sitemik
rahang
seperti
dan
demam,
- Melindungi ulkus - Kenalog
1.4.3.3 Komplikasi
- Teejel, solcoseryl
Ini
- Pemakaian azyclofir
mungkin
menyebar
secara
posterior ke dalam daerah oropharyngeal dan
~ Mouth Wash
secara medial ke dasar lidah, menyebabkan pasien sulit untuk menelan. Tergantung pada kekerasan
1.4.3 Perikoronitis Istilah
perikoronitis
dan
luasnya
infeksi,
terdapat
keterlibatan submaksila, servikal posterior, mengaju
pada
servikal yang dalam, dan retropharyngeal
inflamasi pada gingival pada hubungan ke mahkota
lymph node. Formasi abses peritonsillar,
dari gigi yang erupsinya kurang sempurna. Ini
cellulitis, dan ludwig’s angina jarang terjadi
sering terjadi pada daerah molar tiga rahang
namun demikian dapat mengakibatkan akut
bawah. Perikoronitis bersifat akut, subakut, dan
perikoronitis.
kronis. BAB II 1.4.3.1 Etiologi
PENYAKIT PERIODONTAL
Erupsi yang kurang sempurna dan impaksi dari molar tiga rahang bawah merupakan hal biasa
2.1 Poket Periodontal
dari perikoronitis. Ruangan antara mahkota gigi
Poket
periodontal
didefinisikan
dan flap gingival yang sangat tinggi merupakan
sebagai pendalaman sulkus gingiva secara
area yang ideal sebagai tempat terkumpulnya
patologi, yaitu salah satu gejala klinik penyakit
debris makanan dan tempat hidup bakteri.
periodontal.
1.4.3.2 Ciri Klinis
2.1.1 Klasifikasi
Pada pasien tanpa adanya tanda dan gejala
Pendalaman sulkus gingiva bisa terjadi
klinis, flap gingival sering bersifat inflamasi dan
oleh pergerakan koronal margin gingiva,
infeksi kronis, dengan variasi tingkat ulserasi
pergeseran apikal gingiva attachment, atau
mencapai permukaan sebelah dalam.
kombinasi kedua proses. Poket-poket dapat
Gambaran klinik ditandai dengan merah,
diklasifikasikan sebagai berikut:
membengkak, lesi yang bernanah yang sangat
1.
halus sekali, dengan rasa sakit menyebar ke telinga,
(pseudopocket): tipe poket ini dibentuk
tenggorokan, dan dasar mulut. Pasien biasanya
oleh
merasa tidak nyaman karena sakit, rasa busuk, dan
kerusakan jaringan periodontal dasar.
ketidakmampuan menutup rahang. Pembengkakan
Poket pembesaran
gingiva gingiva
tanpa
Sulkus dalam karena peningkatan bagian (bulk) gingiva.
2.
Poket
periodontal
(true
or
absolute): Tipe poket ini terjadi dengan kerusakan jaringan pendukung periodontal. Pendalaman poket yang progresif membuat kerusakan jaringan pendukung periodontal 2.1.3 Patogenesis
dan kehilangan gigi.
Poket periodontal disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya, yang
Ada dua tipe poket periodontal: 1.Suprabony (supracrestal atau supra-alveolar),
membuat
perubahan
jaringan
patologi
dimana dasar poket adalah korona tulang
membuat sulkus gingiva dalam. Pada dasar
alveolar dasar.
kedalaman,
kadang-kadang
sulit
untuk
2. Infrabony (intrabony, subcrestal, or intra-
membedakan kedalaman sulkus normal dengan
alveolar), dimana dasar poket adalah apikal
poket periodontal dangkal. Perubahan meliputi
sampai permukaan batas tulang alveolar. Pada
transisi dari sulkus gingiva normal ke patologi
tipe kedua ini, dinding poket lateral berada
poket
antara permukaan gigi dan tulang alveolar.
perbedaan proporsi sel-sel bakteri pada plak
periodontal
dihubungkan
dengan
Poket dapat meliputi satu, dua, atau lebih
gigi. Gingiva sehat dihubungkan dengan
permukaan gigi dan dapat berbeda kedalaman dan
beberapa mikroorganisme, paling banyak sel
jenis pada permukaan yang berbeda pada gigi yang
kokus
sama dan pada permukaan approksimal pada ruang
dihubungkan
interdental yang sama. Poket bisa spiral (berasal
spirochetes dan batang bergerak.
dari
satu
permukaan
gigi
dan
berliku-liku
termasuk
satu
atau
dan
batang. dengan
Penyakit
gingiva
peningkatan
jumlah
Formasi poket dimulai dari inflamasi
lebih
di dinding jaringan ikat sulkus gingiva yang
permukaan tambahan). Tipe poket ini paling umum
disebabkan bakteri plak. Sel dan eksudat cairan
di daerah percabangan.
inflamasi menyebabkan degenerasi sekitar
mengelilingi
gigi
jaringan ikat, termasuk serabut gingiva. Sebagai akibat kehilangan kolagen,
2.1.2 Gambaran Klinis Gambaran klinik seperti merah, marginal
bagian
apikal
epithelium
junction
gingiva menebal, zona vertikal merah kebiru-
berproliferasi sepanjang akar, pemanjangan
biruan dari margin gingiva sampai mukosa
seperti proyeksi dua atau tiga jari.
supurasi,
Bagian korona epithelium junction
pergeseran gigi, dan diastem formasi dan gejala
melepaskan/memisahkan dari akar sebagai
seperti sakit secara lokal atau sakit yang dalam
migrasi bagian apikal. Sebagai hasil inflamasi,
“pada tulang” gejala periodontal poket. Metode
polymorfonuklear
menemukan poket periodontal dan menentukan
menginvasi ujung korona epithelium junction
luasnya adalah berhati-hati memeriksa margin
dalam meningkatkan jumlahnya. PMNs tidak
gingiva sekitar permukaan gigi.
bergabung satu sama lain atau sisa dari
alveolar,
perdarahan
gingiva
atau
epithelium desmosom.
neutrofil
(PMNs)
Perpanjangan
epithelium
junction
Dengan
meneruskan
inflamasi,
sepanjang akar membutuhkan sel epitelial yang
gingiva meningkatkan bagian terbesar, dan
sehat. Ditandai dengan degenerasi atau nekrosis
puncak margin gingiva memperpanjang ke
epithelium junctional
mahkota. Epithelium junction melanjutkan
memperlambat daripada
mempercepat pembentukan poket. Derajat
infiltrasi
leukosit
migrasi sepanjang akar dan memisahkannya. epithelium
junctional bebas dari volume inflamasi jaringan
Epithelium dinding lateral poket berproliferasi ke dalam bentuk bulat, seperti pemanjangan
ikat, sehingga proses ini dapat terjadi pada gingiva dengan hanya sedikit gejala inflamasi klinik. kawat (cord-like extendsions) ke dalam inflamasi jaringan ikat. Leukosit dan edema dari inflamasi jaringan ikat berinflitrasi ke lapisan epithelium poket, menghasilkan berbagai derajat degenerasi dan nekrosis. Plak Inflamasi gingiva Formasi poket formasi lebih banyak plak. 2.1.4 Histopatologi Korelasi Gejala Klinik dan Gejala Histopatologi Poket Periodontal Gejala Klinik 1. Dinding gingiva poket periodontal ada
Gejala Histopatologi 1. Pewarnaan disebabkan oleh stagnasi
bermacam-macam tingkat pewarnaan merah
sirkulasi; kelembutan; dengan penghancuran
kebiru-biruan; lembut; halus; permukaannya
serat gingiva dan sekitar jaringan; halus,
licin; dan
permukaan licin, dengan atrofi epitelium dan
2.
Frekuensinya
lebih
sedikit,
dinding
gingiva bisa menjadi pink dan keras. 3.
Perdarahan
ditimbulkan
edema; pitting on presure, dengan edema dan degenerasi.
oleh
2. Pada beberapa kasus fibrotik berubah
pemeriksaan dinding jaringan lunak poket
menonjol lebih dari eksudasi dan degenerasi,
dengan hati-hati.
terutama sekali dalam hubungan dengan
4.
permukaan luar dinding poket. Tetapi,
Ketika diselidiki dengan pemeriksaan,
aspek sebelah dalam poket periodontal
walaupun
umumnya menyakitkan.
dinding dalam poket tanpa kecuali sekarang
5.
ini beberapa berdegenerasi dan ini sering
Pada banyak kasus pus bisa digambarkan
dengan menerapkan tekanan digital.
penampilan
eksternal
sehat,
berulser. 3. Meredakan
perdarahan
hasil
dari
peningkatan vaskularisasi, penipisan dan degenerasi epitelium, dan dekat dengan tertutup pembuluh dengan permukaan dalam. 4. Sakit dan stimulasi taktil berkaitan dengan ulcerasi aspek dalam dinding poket. 5. Pus terjadi di dalam poket dengan inflamasi supuratif dinding bagian dalam. 2.1.4.1 Invasi Bakteri
Invasi bakteri area apikal dan lateral
melalui lubang yang ada di ruang
dinding poket bisa terjadi pada periodontitis kronik manusia. Filamen-filamen, batang, dan coccus organisme
dengan
predominan
gram-negatif
interseluler. 4.
dan
proses
Prevotella
–bakteri,
fagositosis.
Plak
bakteri
bergabung dengan epitelium terlihat,
intermedia di dalam kasus periodontitis gingiva
baik tersusun sebagai matriks ditutupi
akut. Actinobacillus actinomycetemcomitans juga
oleh material menyerupai fibrin dalam
ditemukan di dalam jaringan.
kontak dengan permukaan sel atau
Bakteri menginvasi ruang interseluler
bakteri yang berpenetrasi ke dalam
pada awalnya di bawah pengelupasan kulit sel
ruang interseluler.
epitelial, tetapi dapat juga ditemukan antara sel epitelial yang lebih dalam dan berakumulasi di atas
leukosit
secara nyata menutupi bakteri dalam
epitelium. Hillmann telah melaporkan keberadaan gingivalis
interaksi
dimana sejumlah leukosit ada dan
dinding sel telah ditemukan di ruang interseluler Porphyromonas
Area
5.
Area epitel deskuamasi yang kuat,
lamina dasar. Beberapa bakteri melintasi lamina
dimana terdiri dari semi ikatan dan
dasar dan menginvasi subepitelial jaringan ikat.
lipatan
squamaepitelial,
kadang-
kadang sebagian tertutupi bakteri. 2.1.4.2 Mikrotopografi Poket Dinding Gingiva Scan mikroskop elektron sudah bisa
6.
yang terpapar.
menggambarkan beberapa area dinding poket jaringan lunak, dimana terdapat perbedaan tipe aktivitas.
Area –area ini berbentuk oval secara
Area ulserasi, dengan jaringan ikat
7.
Area Hemoragi, dengan sejumlah eritrosit.
irreguler, memanjang dan berdekatan satu dengan yang lain, serta ukurannya sekitar 50-200µm.Area-
Transisi dari satu area ke area lain
area di bawah ini telah tercatat:
dapat
1.
disimpulkan,
menunjukkan
berakumulasi sebelumnya dalam area
permukaan yang relatif datar dengan
pasif memicu kemunculan leukosit
sedikit
dan interaksi leukosit-bakteri. Hal ini
Area
relatif
pasif,
cekungan
dan
tumpukan.
akan memicu desquamasi epitelia dan
Kadang-kadang sel berbayang .
akhirnya 2.
Bakteri
Area akumulasi bakteri, dimana terdapat
terjadi
ulserasi
dan
hemoragi.
cekungan di permukaan epitel, dengan kumpulan debris dan kumpulan bakteri berpenetrasi ke dalam ruang pembesaran
2.1.4.3 Dinding Permukaan Akar Dinding
permukaan
akar
poket
interseluler. Bakteri-bakteri ini umumnya
periodontal sering mengalami perubahan yang
berbentuk kokus, batang, dan filamen
signifikan
dengan sedikit spirochaetes.
periodontal,
karena
mengekalkan
menyebabkan
sakit,
infeksi dan
pengobatan periodontal rumit. Sementum akar 3.
Area
kemunculan
leukosit,
dimana
leukosit muncul di dalam dinding poket
menderita secara struktur, secara kimia, dan perubahan sitotoksik. Mikroorganisme yang
dominan dalam karies permukaan akar adalah
4.
Actinomyces viscosus.
Zona
dimana
epitelium
junction
terikat ke gigi. Pemanjangan zona ini,
Prevalensi rata-rata penelitian karies akar
dimana normal sulci lebih dari 500
dalan 20 sampai 64 tahun individu menyatakan
µm, biasanya direduksi dalam poket
42% mempunyai satu atau lebih lesi karies akar
periodontal kurang dari 100 µm.
dan lesi-lesi itu ditujukan meningkat sejalan umur.
5. Apikal
Karies akar bisa menyebabkan pulpitis,
ke
epitelium
junction,
mungkin zona semi-destroyed serat
sensitifitas terhadap manis dan perubahan suhu,
jaringan ikat.
atau sakit berat. Karies akar mungkin penyebab sakit gigi pada pasien dengan penyakit periodontal
2.1.5 Kandungan Poket
dan tidak ada bukti kerusakan korona.
Poket periodontal mengandung debris
Karies sementum membutuhkan perhatian
terutama terdiri dari mikroorganisme dan
khusus ketika poket diobati. Nektrotik sementum
produk-produknya (enzim, endotoksin, dan
harus dihilangkan dengan scalling dan root
hasil metabolisme lainnya), cairan gingiva, sisa
planing sampai permukaan akar kuat tercapai, juga
makanan, mucin salivari, desquamasi sel
bila memerlukan pemanjangan sampai dentin.
epitelial, dan leukosit. Plak-menutupi kalkulus
Sementum yang terpapar (terekspos) bisa
biasanya proyek dari permukaan gigi. Eksudat
mengabsorbsi kalsium, phosphorus, dan fluoride
nanah, jika ada, terdiri dari hidup, degenerasi,
dari lingkungan lokalnya, membuat mungkin
dan nekrotik leukosit; bakteri hidup dan mati;
perkembangan lapisan kalsifikasi tinggi yang
serum; dan sedikit jumlah fibrin.
resisten
terhadap
kebusukan.
Kemampuan
sementum ini untuk mengabsorpsi substansi dari
2.1.6 Aktivitas Penyakit Periodontal
lingkungannya bisa membahayakan jika material yang diabsorpsi toksik.
Poket periodontal melewati periode kepasifan dan pembusukan. Periode kepasifan
Perubahan sitotoksik. Penetrasi bakteri ke
dicirikan oleh pengurangan respon inflamasi
sementum
sedalam
dan sedikit atau tidak ada kehilangan tulang
produk
dan ikatan jaringan ikat. Penambahan plak
bakteri seperti endotoksin juga sudah dideteksi di
tidak terikat, dengan gram-negatifnya, motil,
dalam dinding sementum poket periodontal.
dan
Zona di bawah ini dapat ditemukan di dasar poket
pembusukan dimana tulang dan ikatan jaringan
periodontal:
ikat hilang dan poket mendalam. Periode ini
1.
dapat berakhir dan diikuti secepatnya oleh
dalam
sementodentinal
bisa
ditemukan
junction. Lagi
pula,
Sementum yang ditutupi kalkulus.
bakteri
anaerob,
memulai
periode
2. Attached plaque, yang menutupi kalkulus
periode remisi atau pembusukan dimana gram-
dan memperpanjang secara apikal ke
positif bakteri berproliferasi dan kondisi lebih
berbagai derajat, mungkin 100-500 µm.
stabil.
3. Zona
of
unattached
plaque
yang
mengelilingi plak terikat dan memperluas secara apikal.
2.1.7 Sisi Spesifisiti Penghancuran
periodontal
tidak
terjadi di semua bagian mulut pada waktu yang
sama, tetapi beberapa gigi pada waktu yang sama
2.1.10
atau
Tulang Alveolar
hanya
beberapa
aspek
beberapa
gigi
Daerah antara Dasar Poket dan
bagaimanapun waktunya. Ini disebut sebagai sisi
Secara normal jarak antara epitelium
spesifisiti penyakit periodontal. Oleh karena itu,
junction dan tulang alveolar konstan secara
kerasnya
(1)
relatif. Jarak antara kalkulus bawah dan puncak
perkembangan tempat penyakit baru dan/atau (2)
alveolar dalam poket periodontal manusia
peningkatan kerusakan tempat yang ada.
paling konstan, mempunyai rata-rata panjang
periodontal
meningkat
oleh
1,97 mm ±33,16%. 2.1.8
Perubahan
Pulpa
Terkait
Poket
Periodontal
Jarak dari ikatan plak ke tulang tidak pernah kurang dari 0,5 mm dan tidak pernah
Perluasan infeksi dari poket periodontal
lebih
dari
2,7
mm.
Penemuan
ini
bisa menyebabkan perubahan patologi dalam
menganjurkan bahwa aktivitas resorpsi tulang
pulpa.
diinduksi oleh bakteri didesak dalam jarak ini.
Keterlibatan
pulpa
dalam
penyakit
periodontal terjadi melalui, baik foramen apikal atau lateral kanal di akar setelah infeksi meluas
2.1.11 Hubungan Poket Periodontal dengan
dari poket melalui ligamen periodontal.
Tulang Di dalam poket infrabony dasar
2.1.9
Keterikatan
antara
Kehilangan
adalah apikal ke tingkat tulang alveolar, dan
Perlekatan dan Kehilangan Tulang terhadap
dinding poket berada antara gigi dan tulang.
Kedalaman Poket
Poket Infrabony paling sering terjadi secara
Formasi poket menyebabkan kehilangan
interproksimal tetapi bisa berlokasi di facial
ikatan gingiva dan penggundulan permukaan akar.
dan lingual permukaan gigi. Paling sering
Kehilangan ikatan yang berat secara umum, tetapi
poket meluas dari permukaan dimana berasal
tidak selalu berhubungan dengan kedalaman poket.
untuk
Ini karena derajat kehilangan ikatan (pengunduran)
permukaan.
tergantung lokasi dasar poket di atas permukaan
dasar corona ke puncak tulang.
akar, padahal kedalaman jarak antara dasar poket
satu
atau Poket
lebih
berdekatan
Suprabony
ke
mempunyai
Perubahan inflamasi, proliferatif, dan
dan puncak gingiva. Kedalaman poket yang sama
degeneratif
poket infrabony dan suprabony
dapat dihubungkan dengan perbedaan tingkat
adalah sama, dan keduanya menyebabkan
kehilangan ikatan dan kedalaman poket berbeda
kehancuran dukungan jaringan periodontal.
bisa di hubungkan dengan jumlah yang sama kehilangan ikatan. Kehilangan
2.1.12 Abses Periodontal umumnya
Abses periodontal adalah inflamasi
dihubungkan dengan kedalaman poket, tetapi tidak
purulen jaringan periodontal terlokalisasi. Hal
selalu.
Kehilangan
tulang
luas
bisa
ini juga diketahui sebagai abses lateral atau
dangkal,
dan
parietal. Abses lokal di dalam gingiva dan
kehilangan tulang tipis/sedikit bisa terjadi dengan
menekan ke dalam struktur pendukung disebut
poket yang dalam.
abses gingival. Abses periodontal berasal dari
dihubungkan
dengan
tulang
berat
poket
yang
injuri ke permukaan luar gingiva dan bisa terjadi di
2.
ketidakadaan poket periodontal.
lunak kedalaman poket periodontal.
Formasi abses periodontal
bisa terjadi dengan
cara: 1.
Perluasan infeksi dari poket periodontal yang dalam ke dalam jaringan periodontal pendukung dan lokalisasi proses inflamasi supuratif sepanjang aspek lateral akar.
2.
Perluasan
lateral
inflamasi
Secara Mikroskopi, abses lokal berakumulasi aktif dan nekrotik PMNs dalam dinding poket periodontal. Leukosit mati melepaskan enzim yang dicerna sel-sel dan struktur-struktur jaringan lain, membentuk produk cair yang diketahui sebagai pus, yang merupakan pusat
dari
abses. Reaksi inflamasi akut sekitar area
permukaan dalam poket periodontal ke
purulen, dan epitelium menunjukan intraseluler
dalam jaringan ikat dinding poket. Hasil
dan ekstraseluler edema dan invasi leukosit.
lokalisasi abses ketika drainase ke dalam ruang poket lemah. 3.
Abses di dalam dinding jaringan
Abses akut lokal menjadi abses kronik ketika purulennya mengandung saluran melalui
Di dalam poket yang menggambarkan saluran akar yang berliku-liku, abses periodontal bisa membentuk kul-de-sak, akhir yang dalam dimana tertutup dari permukaan.
fistula ke dalam permukaan gingiva luar atau ke dalam poket periodontal. Invasi bakteri jaringan telah disebutkan di dalam abses, invasi organisme diidentifikasi sebagai
gram
negatif
diplococci,
fusiform, dan spirochetes. Invasi fungi juga
4. Penghilangan kalkulus yang tidak lengkap
ditemukan
dan
diinterpretasikan
selama pengobatan poket periodontal.
penginvasi opportunis.
Pada
2.1.13 Kista Periodontal
contoh
cocci,
ini,
dinding
gingiva
sebagai
menyusut, termasuk lubang poket, dan
Kista periodontal adalah lesi tidak
abses periodontal terjadi tertutup bagian
umum yang menghasilkan kerusakan lokal
poket.
jaringan periodontal sepanjang permukaan lateral, paling sering di mandibular daerah
5.
Abses periodontal bisa terjadi di dalam ketidakhadiran
penyakit
periodontal
setelah trauma gigi atau perforasi dinding lateral akar dalam terapi endodontik.
caninus-premolar. Di bawah ini kemungkinan etiologi telah disebutkan: 1.
proliferasi epitelial istirahat Malassez;
Periodontal abses diklasifikasikan berdasarkan
stimulus inisiasi aktivitas seluler tidak
lokasi sebagai berikut: 1.
Abses di dalam jaringan periodontal
pendukung, sepanjang aspek lateral akar. Pada
diketahui.
2. Kista lateral dentigerous tertahan di dalam rahang setelah gigi erupsi.
kondisi ini umumnya ada sinus di di dalam tulang yang memperpanjang dari abses ke
Kista odontogenik disebabkan oleh
3.
Kista premodial supernumeri benih gigi.
permukaan eksternal. 4.
Stimulasi epitelial istirahat ligamen periodontal oleh infeksi dari abses
periodontal
atau
dari
pulpa
melalui
saluran akar tambahan.
spirochaeta
meningkat
sedangkan
bakteri
kokus dan batang berkurang.
Kista periodontal biasanya asimptomatik
Perluasan inflamasi dikaitkan pula
dan tanpa dapat ditemukan perubahan secara
dengan potensi pathogenik dari plak, resistensi
nyata, tetapi kista periodontal bisa ada sebagai
host, termasuk pula reaksi imunologi manusia,
bengkak lunak.
dan reaksi-reaksi jaringan seperti derajat fibrosis
2.2
Kehilangan Tulang dan Pola Kerusakan
Tulang
gingiva,
attached
gingiva,
fibrogenesis dan osteogenesis yang reaktif. Sistem
Meskipun perodontitis merupakan suatu
luas
fibrin-fibrinolitik
disebut
sebagai
“walling off” dari peningkatan lesi.
penyakit jaringan gingiva, perubahan yang terjadi pada tulang alveolar sangat berperan penting
2.2.2 Histopatologi
karena kehilangan tulang dapat menyebabkan kehilangan gigi.
Inflamasi gingiva meluas sepanjang bundel serat kolagen dan menyebar mengikuti
Tinggi dan kepadatan tulang alveolar pada
jalur “blood vessel” menuju tulang alveolar.
keadaan normal memiliki keseimbangan antara
Pada regio molar, inflamasi dapat meluas ke
besarnya pembentukan dan resorpsi yang diatur
sinus maksilaris dan mengakibatkan penebalan
oleh faktor sistemik dan faktor lokal. Saat nilai
sinus mukosa.
resorpsi lebih besar dari nilai pembentukan tulang, tinggi dan
kepadatan
tulang
alveolar
dapat
Pada bagian interproksimal, inflamasi menyebar ke jaringan ikat longgar di sekitar
menurun.
pembuluh darah melalui serat-serat, lalu
2.2.1
menyebar ke tulang melalui saluran pembuluh
Kerusakan Tulang Akibat Inflamasi
Gingiva yang Meluas
lalu memperforasi puncak septum interdental
Penyebab utama kerusakan tulang pada
di
tengah-tengah
puncak
alveolar,
lalu
penyakit periodontal adalah perluasan inflamasi
menyebar ke sisi-sisi septum interdental.
marginal gingiva ke jaringan penyokong. Invasi
Jarang
dari inflamasi gingiva ke permukaan tulang dan
langsung
permulaan dari kehilangan tulang merupakan ciri
periodontal. Pada bagian fasial dan lingual,
utama transisi dari gingivitis ke periodontitis.
inflamasi gingiva menyebar melalui lapisan
Periodontitis gingivitis,
sedangkan
selalu tidak
didahului semua
oleh
gingivitis
tejadi ke
inflamasi tulang
yang
menemui
menyebar ligamen
periosteal luar pada tulang dan berpenetrasi melalui pembuluh darah.
berkembang menjadi periodontitis. Faktor yang
Setelah inflamasi mencapai tulang,
menyebabkan perluasan inflamasi ke jaringan
inflamasi menyebar ke dalam ruangan kosong
penyokong dan menginisiasi perubahan gingivitis
dan mengisi ruangan tersebut dengan leukosit,
menjadi periodontitis belum diketahui, namun
cairan eksudat, pembuluh darah yang baru, dan
dikaitkan dengan komposisi bakterial yang terdapat
memploriferasi fibroblast. Jumlah multinuklear
pada plak. Pada penyakit periodontal yang parah,
osteoklast
kandungan bakteri yang bergerak (motile) dan
meningkat lalu lapisan tulang menghilang,
dan
mononuklear
diganti dengan lakuna.
fagositosis
Cacat tulang ini merupakan kavitas pada crest 2.2.3 Mekanisme Kerusakan Tulang
septum interdental yang dibatasi oleh dinding
Faktor yang berpengaruh pada kerusakan
oral
dan
vestibular
tulang adalah bakteri dan host (pada penyakit
dijumpai
periodontal). Produk bakterial plak meningkatkan
vestibular atau dasar mulut
diferensiasi sel progenitor tulang menjadi osteoklas
2.
dan merangsang sel gingiva untuk mengeluarkan suatu mediator yang memicu terjadinya hal tersebut. Produk plak dan mediator inflamasi untuk menghambat kerja dari osteoblast dan menurunkan jumlah sel-sel tersebut. Jadi, aktivitas resorpsi tulang meningkat, sedangkan proses pembentukan tulang terhambat sehingga terjadilah kehilangan tulang.
permukaan
gigi
dengan
Infrabony
Cacat tulang ini dapat bermacam-macam tergantung pada jumlah dinding tulangnya. 2.2.4.4
Cacat
Tulang
Alveolar
Pada
Permukaan Oral atau Vestubular Cacat tulang pada permukaan luar (oral atau vestibular)ini sangat bervariasi, 1.
disebabkan
Hilangnya tulang secara horizontallah yang paling sering dijumpai. Tulang alveolar berkurang tingginya, margin tulang berbentuk
2.
bagian
tulang.
rusak ini dapat terjadi pada bagian mesialnya ataupun bagian distalnya. 3.
merupakan cacat tulang angular atau
Cacat ini dijumpai pada septum interdental maupun sebelah
luar
(oral
terbentuk U pada permukaan oral atau
atau
vestibular. Pada agambaran radoografik
vestibular).
hal ini akan sukar diketahui oleh oleh karena terrindih oleh gambaran gigi atau
2.2.4.3 Cacat tulang pada septum interdental Adanya cacat tulang ini dapat dilihat secara radiografis, tetapi paling jelas diketahui
gambaran tulang lainnya. 4.
kecil dan rata akibat adanya bony plato
pembukaan flap dalam prosedur operatif. Cacat Crater (cupping)
Ledge Bentuk ledges terlihat sebagai penonjolan
dengan mengadakan probing sewaktu diadakan tulang pada septum interdental ini adalah
Margin Tulang inkonsisten Bentuk margin tulang yang inkonsisten
2.2.4.2 Cacat tulang pada tulang alveolar tulang
Hemisepta
rusak sepanjang penyakit. Bagian yang
kerusakan sama rata, dan cacat yang terbentuk
permukaan
atau
adanya bagian interdental septum yang
Sehingga
adalah puncak alveolar yang datar.
eksositosis
Sedangkan hemisepta akan menunjukkan
pola ini terjadi karena adanya aktivitas yang sama semua
adanya
terbentuknya pilling.
horizontal atau agak miring. Resopsi tulang pada pada
Kontur tulang yang bulbous Kontur tulang yang bulbous biasanya
2.2.4.1 Hilangnya tulang secara horizontal
1.
kadang-kadang
diantaranya adalah:
2.2.4 Pola Kerusakan Tulang
besar
antara
dan
yang tebal mengalami resopsi. 5.
Spine Cacat tuang spine menunjukkan adanya penonjolan tulang yang tajam
6.
Margin tulang terbalik
poket, kehilangan periodontal attachment,
Bentuk margin tulang terbalik maksudnya
kehilangan tulang alveolar, dan kadang-kadang
pincak crest alveolar yang tertinggi terdapat di
muncul supurasi.
pertengahan gigi.
Pada pasien dengan oral hygiene yang buruk, gingiva membengkak dan warnanya
2.2.4.5 Cacat Furkasi
antara merah pucat hingga magenta. Hilangnya
Cacat furkasi juga dapat dikelompokkan
gingival stippling dan adanya perubahan
menurut derajat kerusakan tulang di daerah furkasi
topografi pada permukaannya seperti menjadi
yang diukur pada bidang horizontal. Cacat furkasi
tumpul dan rata (cratered papila).
ini diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu: 1.
Pada
Kelas 1
umum
banyak
seringkali
pasien
tidak
karakteristik
terdeteksi,
dan
Disebut juga cacat tahap awal. Merupakan
inflamasi hanya terdeteksi dengan adanya
cacat yang berpenetrasi kurang dari 2mm ke
pendarahan pada gingiva sebagai respon dari
arah furkasi.
pemeriksaan poket periodontal.
2.
Kelas 2
Kedalaman
poket
bervariasi,
dan
Merupakan cacat dimana kerusakan tulang
kehilangan tulang secara vertikal maupun
lebih dari 2 mm ke arah interradikular, tetapi
horizontal dapat ditemukan. Kegoyangan gigi
tidak semua daerah furkasi sehingga ada
terkadang muncul pada kasus yang lanjut
sebuah aspek tulang yang tetap utuh.
dengan
3.
attachment dan hilangnya tulang.
Kelas 3
Merupakan
cacat
yang
sedemikian
adanya
perluasan
hilangnya
rupa
Periodontitis kronis dapat didiagnosis
sehingga sebagian besar tulang interradikular
dengan terdeteksinya perubahan inflamasi
sudah rusak, dan sonde dapat dimasukkan
kronis pada marginal gingiva, adanya poket
melewati dearah antara akar-akar gigi dari
periodontal dan hilangnya attachment secara
salah satu sisi ke sisi lainnya.
klinis.
2.3 Periodontitis Kronis Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresif yang lambat. Dengan adanya faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, atau
2.3.2 Penyebaran Penyakit
stress, progres penyakit akan lebih cepat karena
Periodontitis
kronis
biasanya
faktor tersebut dapat merubah respon host terhadap
merupakan penyakit yang spesifik pada suatu
akumulasi plak.
tempat yang terakumulasi plak. Periodontitis kronis
2.3.1 Karakteristik Umum periodontitis kronis yang belum ditangani meliputi subgingival,
plak
pada
inflamasi
sebagai
localized
dan
generalized.
Karakteristik yang ditemukan pada pasien akumulasi
dijelaskan
supragingival gingiva,
dan
pembentukan
1) Localized periodontitis Kurang dari 30% tempat terkena abses pada mulut yang menunjukan hilangnya attachment dan tulang.
2) Generalized periodontitis
makan atau ketika menyikat gigi, adanya
Terdapat 30 % atau lebih tempat terkena abses pada mulut yang menunjukan hilangnya attachment dan tulang.
kegoyangan gigi, atau tanggalnya gigi. Pada periodontitis kronis ini pasien tidak ada gejala nyeri, pasien sama sekali tidak merasa bahwa dia terkena penyakit sehingga kemungkinan
Pola hilangnya tulang pada periodontitis
besar sulit untuk mau dirawat. Rasa nyeri kemungkinan muncul pada
secara vertikal, bila hilangnya attachment dan tulang
pada
permukaan
gigi
lebih
besar
gigi tanpa karies yang disebabkan oleh akar
dibandingkan pada permukaan yang berdekatan,
yang
atau horizontal. Hilangnya tulang secara vertikal
keduanya. Area atau tempat yang terlokalisir
biasanya diasosiasikan dengan kerusakan angular
sedikit nyeri, kadang-kadang merambat jauh
tulang dan bentuk poket intrabony. Hilangnya
pada rahang biasanya dihubungkan dengan
tulang secara
periodontitis. Adanya area yang terimpaksi
horizontal biasanya dihubungkan
sensitif
pada
panas,
dingin,
atau
oleh makanan menambah ketidaknyamanan
dengan poket suprabony.
pada pasien. 2.3.3 Keganasan Penyakit Keganasan pada kerusakan periodontal
2.3.5 Progres Penyakit
terjadi akibat lama tidaknya waktu terkena
Pasien memiliki kemungkinan terkena
penyakit. Dengan bertambahnya usia, hilangnya
periodontitis kronis yang sama sepanjang
attachment
hidup. Kecepatan progresi biasanya lambat
dan
tulang
akan
menjadi
lebih
prevalensi dan berbahaya karena adanya akumulasi
tetapi
dari kerusakan.
lingkungan, dan perilaku. Awal pembentukan
Keganasan penyakit dibagi menjadi : 1) Slight (mild) periodontitis
dapat
dimodifikasi
oleh
sistemik,
periodontitis dapat terjadi kapanpun, tetapi tanda awal biasanya dapat terdeteksi selama masa
remaja
pada
akumulasi
plak
dan
Kerusakan periodontal yang ringan dan
kalkulus. Periodontitis kronis secara klinis
hilangnya attachment tidak lebih dari 1-2 mm.
menjadi signifikan pada umur pertengahan-tiga
2) Moderate periodontitis
puluhan atau lebih. Beberapa
model yang menjelaskan
Kerusakan periodontal yang sedang dan
tentang progres penyakit. Pada model, progresi
hilangnya attachment 3-4 mm.
diukur oleh jumlah hilangnya attachment.
3) Severe periodontitis
1. Continous
model,
progres
dari
penyakit lambat dan berkesinambungan,
Kerusakan periodontal yang berbahaya dan
dengan tempat yang terkena menunjukan
hilangnya attachment lebih dari 5mm.
adanya kecepatan progres yang konstan pada kerusakan periodontal.
2.3.4 Gejala
2. Random
model
(episodic-burst
Gejala awal pasien periodontitis kronis
model), mengarah pada progres dari
adalah terdapat tanda gusi berdarah pada saat
penyakit periodontal dengan lambatnya
destruksi yang diikuti oleh periode tanpa
3)
destruksi. Pola penyakit ini adalah random.
3. Asynchronous
Lingkungan dan perilaku
Merokok dapat meningkatkan keganasan
model),
penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih
pada progres dari penyakit mengarah pada
banyak kehilangan attachment dan tulang,
destruksi periodontal yang terjadi di sekeliling
lebih banyak furkasi dan pendalaman
gigi yang terkena selama periode burst
poket. Stres juga dapat meningkatkan
activity, dan akan berganti dengan periode
prevalensi dan keganasan penyakit ini.
inactivity.
4)
(multiple-burst
Genetik
Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi
2.3.6 Prevalensi
di
dalam
satu
keluarga,
ini
Periodontitis kronis meningkat prevalensi
kemungkinan menunjukkan adanya faktor
dan keganasannya berhubungan dengan umur, dan
genetik yang mempengaruhi periodontitis
secara umum efeknya pada jenis kelamin adalah
kronis ini.
sama.
Bukan
umur
dari
individu
yang
menyebabkan meningkatnya prevalensi, tetapi lamanya waktu jaringan periodontal berubah oleh
2.4 Periodontitis Agresif
akumulasi plak.
Periodontitis
agresif
biasanya
menyerang secara sistemik pada individu sehat 2.3.7 Faktor Resiko Terjadinya Penyakit
yang
Periodontitis merupakan penyakit yang
berumur
Periodontitis
kurang agresif
dari
30
dibedakan
tahun. dengan
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama
periodontitis kronis berdasarkan onset usia,
terjadinya
terdapatnya
kecepatan
progresi,
akumulasi plak pada gigi dan gingival. Ada
kumpulan
mikroflora
beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam
respon imun host dan agregasi keluarga dari
peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara lain:
penyakit individu.
1)
periodontitis
adalah
Faktor lokal.
junction
merupakan
awal
inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal pada sel dan jaringan berupa inflamasi. 2)
dan
komposisi
gingiva,
perubahan
Periodontitis agresif menggambarkan
Akumulasi plak pada gigi dan gingival pada dentogingival
sifat
tiga
penyakit.
Penyakit
tersebut
adalah
localized aggressive periodontitis, generalized aggressive
periodontitis,
dan
rapidly
progressive periodontitis (RPP). 2.4.1 Localized Aggressive Periodontitis
Faktor sistemik
2.4.1.1 Latar Belakang
Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada
Pada tahun 1923 Gottlieb melaporkan
pasien yang memiliki penyakit sistemik yang
seorang pasien dengan kasus fatal influenza
mempengaruhi
host.
epidemik. Gottlieb menyebut penyakit itu
Diabetes merupakan contoh penyakit yang
sebagai ‘’difuse atrophy of the alveolar bone’’.
dapat meningkatkan keganasan penyakit ini.
Pada tahun 1928, Gottlieb mengganggap
keefektivan
respon
kondisi ini disebabkan oleh inhibisi pembentukan
actinomycetemcomitans
sementum yang terus menerus.
pertahanan host dengan mekanisme yang
Pada
tahun
1938,
Wannenmacher
berbeda,
menghindari
meliputi
produksi
menyebut penyakit tersebut sebagai ‘’parodontitis
polimorphonuclear
marginalis progressiva’’. Pada akhirnya, tahun
faktor penghambat-chemotaxis, endotoxin,
1966,
periodontics
kolagen, leukotoxin, dan faktor lain yang
menyimpulkan konsep ‘’periodontosis’’ sebagai
dapat membuat bakteri berkolonisasi pada
suatu gambaran degeneratif yang tidak perlu
poket dan memulai perusakan jaringan
dikonfirmasi dan istilah itu harus dihilangkan dari
periodontal. Setelah penyerangan pertama
nomenklatur periodontal.
ini,
world
workshop
in
pertahanan
leukocyte
imun
(PMN),
adekuat
host
Istilah ‘’Juvenile periodontitis’’ telah
distimulasi dengan memproduksi antibody
diperkenalkan oleh Chaput dan para kolega di
untuk menaikan jarak dan fagositosis
tahun 1967 dan oleh Butler pada tahun 1969. Pada
serangan bakteri dan menetralisir aktifitas
tahun 1971, Baer mendefinisikan ini sebagai suatu
leukotoxin. Dengan cara ini, kolonisasi
penyakit pada periodontium yang terjadi pada
bakteri pada tempat lain dapat dicegah.
remaja sehat dengan karakteristik kehilangan
Respon antibody yang kuat pada agen
tulang alveolar yang sangat
infeksi adalah karakteristik dari localized
1989,
word
workshop
cepat. Pada tahun
clinical
periodontics
mengkategorikan penyakit ini sebagai ‘’localized juvenile periodontitis (LPJ)’’, termasuk sub dari klasifikasi besar dari early-onset periodontitis (EOP).
Sekarang,
penyakit
penyakit
dengan
karakteristik LPJ berubah nama menjadi localized aggressive periodontitis.
aggressive periodontitis.
2. Bakteri yang berlawanan dengan A. actinomycetemcomitans
berkolonisasi pada jaringan periodontal dan menghambat
Localized aggressive periodontitis (LAP) biasanya mempunyai onset pada usia masa pubertas atau remaja. Tanda-tanda klinisnya yaitu terlokalisasi pada gigi molar pertama atau incisivus dan hilangnya perlekatan interproksimal paling sedikit pada dua gigi permanen, satu pada gigi molar pertama dan melibatkan tidah lebih dari dua gigi selain dari gigi molar pertama dan incsivus.
kolonisasi yang lebih
lanjut dari A. actinomycetemcomitans. Ini akan
2.4.1.2 Tanda-tanda Klinis
dapat
melokalisasi
infeksi
actinomycetemcomitans
dan
A.
mencegah
perusakan jaringan.
3. A.
actinomycetemcomitans
kehilangan
kemampuan
dapat
memproduksi
leukotoxin tanpa alasan yang jelas. Jika hal ini terjadi, progresi penyakit dapat dicegah atau dilemahkan, dan kolonisasi pada daerah periodontal yang baru dapat dihindari.
Kemungkinan alasan batas kerusakan jaringan periodontal dan gigi yaitu :
4.
Kerusakan pada susunan sementum
1. Setelah melakukan kolonisasi pertama
dapat
disebabkan
oleh
lesi
yang
pada gigi permanen yang pertama erupsi (gigi
terlokalisasi. Permukaan akar dari gigi
molar pertama dan incisivus), Actinobacillus
yang dicabut pada pasien LAP ditemukan adanya sementum yang hipoplastik atau
aplastik. Hal ini tidak hanya ditemukan pada
2.4.1.3 Gambaran Radiografik
permukaan akar yang terpapar langsung pada
Hilangnya
tulang
alveolar
secara
poket periodontal tetapi juga pada akar gigi
vertikal disekeliling gigi molar pertama dan
yang masih mengelilingi periodontium.
incisivus, pada permulaan masa pubertas pada
Karakteristik yang mencolok dari LAP adalah tidak adanya inflamasi klinis meskipun terdapat poket periodontal yang dalam dan adanya kehilangan tulang yang cepat. Pada beberapa kasus jumlah plak minimal yang terlihat tidak konsisten dengan jumlah kerusakan periodontal. Plak jarang membentuk kalkulus. Meskipun jumlah plak terbatas
tetapi
mengandung
banyak
A.
Actinomycetemcomitans dan pada beberapa pasien terdapat Porphyromonas gingivalis. LAP mempunyai progres yang cepat. Bukti yang telah dilaporkan bahwa laju hilangnya tulang sekitar 3-4 kali lebih cepat daripada periodontitis kronik. Karakteristik klinis lain dari LAP meliputi : 1.
Adanya perpindahan distolabial
pada incisivus rahang atas, bersamaan dengan pembentukan diastema.
remaja sehat, merupakan tanda diagnosis klasik
dari
LAP.
Gambaran
radiografik
meliputi hilangnya bentuk lengkung tulang alveolar yang meluas dari permukaan distal pada gigi premolar kedua sampai permukaan mesial gigi molar kedua. Kerusakan tulang biasanya lebih luas daripada periodontitis kronik. 2.4.1.4
Prevalensi
dan
Distribusi
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Prevalensi LAP pada populasi usia remaja pada keadaan geografis yang berbeda yaitu kurang dari 1 %.
Sebagian besar
melaporkan prevalensi yang rendah sekitar 0,2 %. Beberapa penelitian menemukan bahwa prevalensi tertinggi LAP pada laki-laki kulit hitam,
diikuti
perempuan
kulit
hitam,
perempuan kulit putih dan laki-laki kulit putih.
2. Peningkatan pergerakan pada incisivus
Terlihat frekuensi paling banyak pada periode
dan molar rahang atas dan rahang bawah.
pubertas dan pada usia 20 tahun.
3. Sensitifitas permukaan akar terhadap suhu
2.4.2 Generalized Aggressive Periodontitis
dan sentuhan.
2.4.2.1 Tanda-tanda klinis
4.
Rasa
sakit
selama
matikasi,
kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi struktur pendukung oleh gigi yang bergerak dan impaksi makanan.
Generalize Aggressive Periodontitis (GAP) biasanya menyerang individu dibawah umur 30 tahun, namun pasien yang lebih tua juga dapat terserang. Berbeda dengan LAP, individu yang terserang GAP menghasilkan
Tidak semua kasus LAP berprogresi pada
respon
antibody
yang
tingkatan yang dapat diuraikan dengan tepat. Pada
organisme
beberapa
mempunyai karakteristik
pasien
dengan
progresi
kehilangan
patogen.
rendah
Secara
terhadap
klinis,
GAP
yaitu hilangnya
perlekatan dan kehilangan tulang dapat sembuh
perlekatan interproksimal secara menyeluruh,
dengan sendirinya.
sedikitnya pada tiga gigi permanen selain molar pertama dan incisivus. Kerusakan yang
timbul terjadi secara bertahap diikuti tahap
tulang yang ekstrim tetapi di lain sisi pada
quiescence (diam) dalam periode minggu ke bulan
pasien yang sama, menunjukan tidak adanya
atau
kehilangan tulang.
tahun.
Radiografi
sering
menunjukan
kehilangan tulang yang mempunyai progresi sejak pemeriksaan radiografi.
2.4.2.3
Seperti pada LAP, pasien GAP sering konsisten
dengan
jumlah
kerusakan
dan
Distribusi
Bedasarkan Umur dan Jenis Kelamin
mempunyai jumlah plak kecil. Jumlah plak nampak tidak
Prevalensi
Pada suatu di Sri Lanka, 8% dari populasi mempunyai penyakit periodontal
periodontal. Namun terdapat banyaknya bakteri P.
rapid
gingivalis,
hilangnya perlekatan sekitar 0,1-1 mm per
A.
actinomycetemcomitans
dan
Tannerella forsythia. Respon
progression,
dengan
karakteristik
tahun. Survey nasional A.U.S terhadap remaja dapat
usia 14-17 tahun melaporkan bahwa 0,13%
ditemukan. Salah satu yang paling ganas adalah
terserang GAP. Selain itu juga, orang kulit
jaringan
sering
hitam mempunyai resiko terjangkit lebih tinggi
terproliferasi, terulserasi dan berwarna merah
dibandingkan orang kulit putih untuk semua
terang. Pendarahan dapat terjadi secara spontan
bentuk periodontitis agresif, dan remaja laki-
atau dengan stimulasi ringan. Supurasi dapat
laki juga mempunyai resiko lebih tinggi dari
menjadi suatu karakteristik
pada remaja perempuan.
yang
dua
jaringan
gingiva
terinflamasi
akut,
penting. Respon
jaringan ini dianggap terjadi pada tahap destruktif dimana perlekatan tulang hilang dengan aktif. Pada
2.4.3
Faktor
Resiko
beberapa kasus, jaringan gingiva dapat terlihat
Periodontitis Agresif
berwarna pink, bebas inflamasi, kadang-kadang
2.4.3.1 Faktor Mirobiologi
Terjadinya
dengan beberapa tingkatan stippling. Poket yang Meskipun beberapa mikroorganisme
dalam dapat terlihat dengan pemeriksaan. Beberapa pasien GAP dapat memiliki manifestasi sistemik seperti penurunan berat badan, depresi mental dan malaise.
spesifik seringkali terdeteksi pada pasien localized
aggressive
periodontitis
(A.actinomycetemcomitans,
Capnocytophaga
spp.,
Eikenella
intermedia
dan
corrodens,
Prevotella
Campylobacter
rectus).
A.actinomycetemcomitans disebutkan sebagai patogen primer. Seperti yang disimpulkan oleh
2.4.2.2 Gambaran Radiografik Gambaran radiografik pada GAP yaitu hilangnya
tulang
dari
sedikit
menyerang sebagian besar gigi.
gigi
sampai
Perbandingan
radiografik yang diambil pada waktu berbeda, menunjukan keagresifan penyakit ini. Page et al menjelaskan suatu
sisi pada pasien GAP yang
menunjukan adanya kerusakan sekitar 25%-60% selama periode 9 minggu, menunjukan kehilangan
Tonetti dan Mombelli:
1.
A.actinomycetemcomitans
ditemukan dengan jumlah tinggi pada karakteristik lesi dari LAP (kira-kira 90%).
2.
Tempat dengan bukti adanya progresi
tempat
yang
terinfeksi
atau
dengan
lesi seringnya menunjukan peningkatan level
kemampuan
fagositosit
dan
membunuh
A.actinomycetemcomitans.
organisme.
Penelitian
saat
ini
juga
diperlihatkan suatu hipersensitifitas monosit
3.
Beberapa pasien dengan manifestasi
dari pasien LAP yang melibatkan produksi
klinis LAP mempunyai serum antibody yang
prostaglandin
E2
meningkat
merespon
lipopolisakarida
secara
signifikan
terhadap
A.actinomycetemcomitans.
4.
Adanya
pengurangan
di
antara
subgingival
oleh
A.actinomycetemcomitans selama pengobatan dan kesuksesan respon klinis.
5.
mereka
saat (LPS).
Hiperresponsif fenotip ini dapat mengawali
hubungan
beban
(PGE2)
peningkatan hilangnya jaringan ikat dan tulang yang
disebabkan
oleh
produksi
yang
berlebihan faktor katabolik. Sistem imun mempunyai peranan penting dalam periodontitis agresif sistemik,
A.actinomycetemcomitans
menurut Anusaksathien dan Dolby, orang yang
menghasilkan sejumlah faktor virulen yang
menemukan antibodi pada host yaitu kolagen,
dapat memberikan pengaruh terhadap proses
deoxiribonucleic
penyakit.
Mekanisme imun yang mungkin meliputi
Flora yang menyerang secara morfologi campuran namun sebagian besar oleh bakteri gram negatif, meliputi kokus, batang, filamen, dan spirochetes.
Beberapa
jaringan
terserang
mikroorganisme yang telah diidentifikasi sebagai A.actinomycetemcomitans,
Capnocytophaga
sputigena, Mycoplasma sp., dan spirochetes.
patogenesis
penyakit
periodontitis. Human leukocyte antigens (HLAs), yang mengatur respon imun, telah dipertimbangkan sebagai tanda untuk periodontis agresif. Meskipun HLAs tidak konsisten, antigen HLA A9 DAN B15 konsisten berhubungan dengan periodontis agresif. Beberapa investigasi, menunjukan bahwa pasien
dengan
menggambarkan
dan
IgG.
peningkatan aktifitas major histocompaibility complex (MHC) molekul kelas II, HLA, DR4, suppresor fungsi sel T, aktifasi polyclonal sel B oleh mikroba plak dan predisposisi genetik. 2.4.3.3 Faktor Genetik Hasil penelitian menyatakan bahwa yang sama terkena periodontitis agresif. Secara
Beberapa kerusakan imun mempunyai dengan
(DNA)
semua individu tidak memiliki kemungkinan
2.4.3.2 Faktor Imunologi hubungan
acid
periodontitis kerusakan
agresif fungsional
polymorphonuclear leukocytes (PMNs), monocyt, atau keduanya. Kerusakan ini dapat dilemahkan dengan aktifitas kemotaksis dari PMNs pada
spesifik dideskripsikan bahwa faktor genetik memiliki implikasi dalam periodontitis agresif. Saat ini, gen spesifik yang merespon penyakit ini belum dapat diidentifikasikan. Kerusakan berhubungan dapat
imunologi
dengan
diturunkan
periodontitis
secara
genetik.
yang agresif Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa respon antibodi
terhadap
patogen
periodontal,
termasuk A. actinomycetemcomitans di bawah kontrol genetik. Jumlah dari antibodi protektif (terutama IgG2) tergantung dari ras.
2.4.3.4 Faktor Lingkungan
kerusakan
Jumlah dan lamanya merokok merupakan
penyakit
termasuk
hilangnya
periodontal attachment dan tulang.
Akan
variabel yang penting yang berpengaruh terhadap
tetapi poket periodontal dengan pemeriksaan
kerusakan pada dewasa muda. Pasien penyakit
yang dalam tidak ditemukan dikarenakan
generalized
ulseratif dan nekrosis pada lesi gingival
aggressive
periodontitis
yang
mempunyai kebiasaan merokok memiliki lebih
menghancurkan
banyak
hilangnya
jaringan
perlekatan klinis yang lebih besar dibandingkan
gingiva.
pasien GAP yang tidak merokok.
mengakibatkan hilangnya tulang, pergerakan
gigi
yang
terserang
dan
ikat,
epitelium yang
marginal
menghasilkan
dan resesi
Lesi NUP yang berkelanjutan
gigi, dan akhirnya kehilangan gigi. Manifestasi intraoral pada kasus ini biasanya adalah
2.5 Periodontitis Ulseratif Nekrosis Necrotizing
Ulcerative
Periodontitis
(NUP) merupakan perpanjangan dari NUG ke struktur periodontal. Di sisi lain, NUP dan NUG merupakan penyakit yang berbeda.
Hingga
perbedaan antara NUG dan NUP dapat dinyatakan ‘diterima’ atau ‘tidak diterima’ dianjurkan bahwa NUG dan NUP diklasifikasikan bersama di bawah kategori necrotizing periodontal disease walaupun dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
spesifik
oral
malodor,
malaise,
atau
lymphadenopathy. 2.5.1.2 Gambaran Mikroskopis Dalam mikroskopik elektron plak mikroba menutupi nekrotik papila gingival, menemukan
kemiripan
histologi
yang
mencolok antara NUP pada pasien HIV positif dan
lesi
Pemeriksaan
NUG
pada
pasien
mikroskopik
non-HIV.
menunjukkan
permukaan biofilm terdiri dari campuran flora
2.5.1 Karakteristik NUP Secara
demam,
banyak
kasus
NUP
disebutkan pada pasien immuno-compromised, khususnya pada mereka yang mengidap HIV positif atau yang memiliki AIDS. Klasifikasi kembali NUP dan NUG pada tahun 1999 termasuk pemisahan
diagnosis
dibawah
Necrotizing
Ulcerative
Periodontal
klasifikasi disease.
Perbedaan antara kedua kondisi tersebut sebagai penyakit yang berbeda belum diklasifikasi. Namun mereka dibedakan berdasarkan ada atau tidak adanya kehilangan attachment dan tulang. 2.5.1.1 Gambaran Klinik Sama dengan NUG, kasus klinis NUP ditunjukan oleh nekrosis dan ulserasi pada bagian mahkota dari papila interdental dan margin gingival dengan rasa nyeri dan mudah berdarah. Ciri khas yang membedakan NUP yaitu progresi
mikroba dengan perbedaan morpho-type dan permukaan flora degan kumpulan spirochetes (bacterial zone). Di bawah lapisan bakteri adalah kumpulan PMNs (neutrofil rich-zone) yang padat dan sel nekrotik (necrotic zone). 2.5.2 NUP pada HIV/AIDS Lesi gingival dan periodontal dengan ciri yang khas sering ditemukan pada pasien dengan infeksi HIV dan AIDS. Banyak dari lesi ini yang memiliki manifestasi inflamasi periodontal yang tidak biasa dan mengarah ke infeksi HIV dan pasien yang dinyatakan immunocompromised. NUG dan NUP adalah kondisi yang paling sering dialami oleh pasienpasien yang mengidap HIV .
Lesi NUP yang ditemukan pada pasien
mendukung
konsep
mereka
bahwa
HIV positif menunjukan ciri-ciri khas yang mirip
periodontitis nekrosis pada pasien HIV-positif
dengan yang nampak pada pasien HIV negatif. Di
adalah manifestasi agresif periodontitis kronis
sisi lain, lesi NUP pada pasien HIV-positif dapat
pada host yang immunocompromised.
lebih membahayakan dan lebih banyak komplikasi
Berbeda dengan temuan ini, Cobb et
dibanding dengan pasien HIV negatif. Bentuk
al melaporkan bahwa komposisi mikroba NUP
nekrosis periodontitis tampak lebih menonjol dan
lesi pada pasien HIV-positif sangat mirip
lebih
dengan lesi NUG, seperti yang dibahas
parah
pada
pasien
dengan
immunosupression.. Glick et al, menemukan
sebelumnya.
Mereka
menggambarkan
hubungan korelasi yang tinggi antara diagnosis
campuran flora mikroba dengan berbagai
NUP dan immunosupression pada pasien HIV
morphotypes di 81,3% dari spesimen. Di
positif. Pasien tersebut menunjukan NUP 20.8 kali
bawah permukaan flora mikroba terdapat
lebih mungkin memiliki CD4+ dibawah 200
kumpulan spirochetes di 87,5% dari spesimen.
cells/mm dibandingkan dengan pasien HIV positif tanpa NUP.
2.5.3.2 Status Immunocompromised Baik lesi NUG dan NUP lebih
2.5.3 Etiologi NUP
prevalensi pada pasien dengan tekanan sistem
Etiologi dari NUP belum ditentukan,
imun. Sejumlah penelitian, terutama yang
walaupun campuran bakteri fusiform-spirochete
mengevaluasi HIV-positif dan pasien AIDS,
dianggap memegang peran utama. Banyak faktor
mendukung
predisposisi yang menyebabkan NUG, termasuk
berkurang pada orang-orang yang didiagnosis
kebersihan oral yang rendah, penyakit periodontal
terkena NUP. Dimana immunocompromised
sebelumnya,
status
pada pasien yang terinfeksi HIV positif ini
dan
didukung oleh kerusakan fungsi T-cell. Cutler
merokok,
immunocompromised,
infeksi stress
virus,
psikososial
malnutrisi.
et
al
konsep
bahwa
menjelaskan
respon
kerusakan
host
aktivitas
bakterisida PMNs pada dua anak yang 2.5.3.1 Flora Mikroba
mengidap NUP.
Murray et al melaporkan bahwa kasus NUP
pada
terdapat
pasien
HIV-positif
Cohen-cole et al menyatakan bahwa
Actinobacillus
mereka yang memiliki NUG memiliki tingkat
intermedia,
kemarahan, tingkat depresi, dan tingkat stres
Fusobacterium
lebih besar. Walaupun peran stres dalam
dibandingkan
pengembangan NUP tidak dilaporkan secara
dengan HIV negatif. Mereka melaporkan tingkatan
khusus banyak kesamaan antara NUG dan
yang rendah dari spirochetes, yang tidak konsisten
NUP akan menunjukkan bahwa hubungan
dengan flora pada NUG. Mereka juga berpendapat
serupa dengan stres mungkin ada.
lebih
Candida
tinggi
dari
actinomycetemcomitans,Prevotella Porphyromonas
gingivalis,
nucleatum,
Campylobacte
dan
albicans
2.5.3.3 Stres Psikologi
dan
prevalensi
banyaknya
menunjukkan
bahwa flora lesi NUP HIV-positif sebanding dengan lesi periodontitis kronik klasik sehingga
Mekanisme
pengaruhi
stres
pada
penderita NUP belum ditetapkan. Namun,
diketahui bahwa stres meningkatkan kortisol
seksual dan penggunan obat-obatan merupakan
sistemik,
cara penyebaran yang utama.
dan
kortison
dapat
sistem imun. Jadi stres
akibat
HIV mempunyai afinitas yang kuat
imunosupresi dapat merusak respon host dan
untuk sel pada sistem imun, lebih spesifik
menyebabkan penyakit nekrosis periodontal.
kepada yang membawa molekul reseptor
menurunkan
peningkatan
permukaan 2.5.3.4 Malnutrisi Bukti
sel
CD4.
Kemudian,
yang
membantu limfosit T (sel T4) cukup jelas
langsung
antara
terpengaruh, namun monosit, makrofag, sel
malnutrisi dan penyakit nekrosis periodontal
Langerhans, dan beberapa sel otak neuronal
terlihat pada infeksi nekrosis pada beberapa anak
dan glial juga terlibat. Replikasi virus terjadi
yang mengalami malnutrisi. Lesi NUG tetapi
secara berkelanjutan di jaringan limforetikular
dengan progresi menjadi gangreous stomatitis atau
dari lymph nodes, spleen, gut-associated
noma
lymphoid cells, dan makrofag.
tergambarkan
hubungan
pada
anak-anak
yang
menderita malnutrisi. Pada tahap lebih lanjut, lesi
Limfosit B tidak terinfeksi, tapi fungsi
NUG memanjang dari gingiva ke beberapa area
pengganti dari limfosit T4 yang terinfeksi
lain dari
menyebabkan
kavitas oral, menjadi
gangrenous
stomatitis (noma) dan menyebabkan nekrosis, dan
disregulasi
sel
B
dan
penggantian fungsi neutrofil.
hilangnya tulang alveolar.
Ini dapat menempatkan individu HIV
Malnutrisi dapat menyebabkan hilangnya
positif
pada
resiko
infeksi
ganas
dan
resistensi host terhadap infeksi dan penyakit
disseminasi dengan mikroorganisme seperti
nekrotis. Kekurangan nutrisi pada sel dan jaringan
virus, mycobacterioses, dan mycoses. Individu
berakibat immunosupresi dan mudahnya terkena
HIV positif juga beresiko terhadap reaksi
penyakit.
berlawanan obat karena perubahan regulasi antigenik.
2.6 Patologi dan Penatalaksanaan Periodontal pada Pasien Terinfeksi HIV 2.6.1
(AIDS) ditandai oleh penurunan yang jelas dari sistem imun. Keadaan ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1981, dan suatu virus patogen, yakni human
immunodefiency
virus
(HIV),
diidentifikasi pada tahun 1984. Kondisi ini awalnya dipercaya
hanya
terbatas
mempermudah akses virus ke aliran darah. Banyak
Patogenesis Acquired immunodeficiency syndrome
virus
Sel epitel mukosa dapat terinfeksi dan
di
kalangan
pria
homoseksual. Lebih lanjut, juga diidentifikasi pada pria dan wanita heteroseksual dan biseksual yang terlibat dalam aktivitas seksual tak terlindungi atau pemakaian obat-obatan suntik. Saat ini, aktivitas
kejadian,
mengindikasikan
jika
penyebaran virus oral transmucosal terjadi setelah trauma dari membran mukosa. Ini membuat infeksi sirkulasi pertahanan sel inang seperti limfosit, makrofag, dan sel dendrit. HIV dideteksi hampir di seluruh cairan tubuh, meskipun ditemukan dalam jumlah besar hanya dalam darah, semen, dan cairan serebrospinal. Penyebarannya terjadi di hampir secara eksklusif oleh kontak seksual, penggunaan obat suntik terlarang, atau paparan pada darah atau produk darah. Penyebaran
dengan
gigitan
manusia
sempat
dilaporkan
meskipun resikonya sangat rendah.
pria,
yang
54%
diantaranya
adalah
homoseksual maupun biseksual. Sekitar 12%
Populasi yang beresiko tinggi termasuk
dari kelompok ini merupakan pengguna obat-
pria homoseksual dan biseksual, pengguna obat-
obatan suntik terlarang. Penambahan 27% dari
obatan suntik ilegal, orang dengan hemofilia atau
infeksi secara eksklusif melalui penggunaan
kelainan koagulasi lainnya, penerima transfusi
obat suntik, dan 15% dari keseluruhan pasien
darah sebelum April 1985; bayi dari ibu yang
dengan AIDS di Amerika Serikat terjangkit
terinfeksi HIV (yang transmisinya terjasi karena
infeksi karena kontak seksual. Lebih dari 19 %
transmisi fetal, saat melahirkan, atau ketika
penderita AIDS adalah wanita, yang umumnya
menyusui); hubungan heteroseksual bebas; dan
berhubungan seks dengan pengguna obat-
individu yang melakukan hubungan seks dengan
obatan intravena atau pria biseksual. Wanita
orang yang HIV positif. Penyebaran heteroseksual
lainnya dengan AIDS merupakan kelahiran
merupakan sebab AIDS yang paling umum dalam
negara seperti Haiti atau negara Afrika lainnya
populasi dunia dan ini bertambah secara signifikan
yang memiliki insidensi tinggi di mana
di Amerika Serikat. Penyebaran lebih sering terjadi
penyebaran
melalui kontak dengan individu yang terinfeksi
heteroseksual.
HIV dengan plasma bioload tinggi dari virus.
terjangkit AIDS dari produk darah atau
Penyebaran HIV juga dilaporkan terjadi melalui
transfusi darah di Amerika Serikat. Model
transplantasi organ dan inseminasi artifisal.
penyebaran ini berlanjut menjadi ancaman,
utamanya Hanya
melalui 1%
kontak
individu
yang
bahkan di negara tidak berkembang. Tingginya 2.6.2
Epidemiologi dan Demografi
jumlah pria homoseksual
kulit hitam dan
Pada 31 Desember 2002, 886.575 kasus
Hispanic, pria dan wanita heteroseksual, dan
AIDS telah dilaporkan di Amerika Serikat, dan
anak-anak yang terjangkit dari wanita yang
501.69 kematian dihubungkan dengan sindrom ini.
terkena infeksi HIV.
Peningkatan jumlah pasien dengan AIDS di
Penyebaran melalui pekerja kesehatan
Amerika Serikat dan negara berkembang lainnya
ke pasien telah dilaporkan pada 3 kasus, salah
mengakibatkan bagian dari perpanjangan usaha
satunya adalah dokter gigi yang menginfeksi 6
pertahanan hidup sejak adanya terapi multi obat
pasien secara sengaja maupun tidak.
anti-HIV. WHO memperkirakan bahwa sebanyak 38 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi oleh
2.6.3
satu dari sepuluh subtipe HIV yang telah diketahui. Meskipun
angka
peningkatan
infeksi
sedikit
Klasifikasi dan Tahap Pada tahun 1982 Centers for Disease
Control
and
Prevention
(CDC)
menurun di negara berkembang, angka ini sudah
mengembangkan definisi kasus untuk AIDS
merupakan penambahan sebanyak 40 juta orang di
berdasarkan adanya penyakit oportunistik atau
abad 21.
keganasan
sekunder
yang
mengakibatkan
AIDS mempengaruhi individu di segala
ketahanan mediasi sel pada individu HIV
usia, namun lebih dari 98% kasus terjadi pada
positif. Pada 1993 revisi ditambahkan dengan
orang dewasa dan remaja diatas 12 tahun.
kanker
Penderita paling utama di Amerika Serikat adalah
serviks
pada
wanita,
bacillary
tuberculosis,
dan
pneumonia
berulang
pada
pembentukan AIDS. Perubahan
trombositopenia
idiopatik,
atau
gejala
konstitusional dari demam, diare, dan paling
signifikan
dalam
berkurangnya berat badan.
definisi kasus CDC yang paling umum adalah
3. Kategori C: pasien dengan AIDS, yang
inklusi beberapa imunodefisiensi (T4 limfosit
bermanifestasi oleh kondisi life-threatening
dihitung <200/mm3 atau persentase T4 limfosit
atau diidentifikasikan melalui level CD4+
<14% dari total limfosit) merupakan definitif
limfosit T dibawah 200 sel/mm3.
terhadap AIDS. Banyak pasien HIV positif
Kategori tahapan CDC menunjukkan
dikaitkan dengan AIDS hanya karena angka sel T4
disfungsi imunologik yang progresif, namut
nya rendah. Kemudian HIV olasme bioload
pasien tidak mengalami progres secara urut
diidentifikasikan sebaai faktor signifikan yang
terhadap
berhubungan dengan penyebaran penyakit ini.
perkiraan jumlah kategori ini tidak diketahui.
ketiga
tahapan
tersebut,
dan
Angka individu yang hidup dengan AIDS
Meskipun HAART memberikan berbagai efek
di Amerika Serikat bertambah pesat beberapa
samping, banyak pusat perawatan AIDS tetap
tahun terkhir karena besarnya perkembangan dari
menggunakannya
highly active antiretroviral therapy (HAART),
melanjutkannya dengan terapi multi obat.
yang
mengkombinasikan
antiretroviral,
protease
beragam
inhibitor,
dan
fusion
2.6.4
peningkatan muatan plasma viral. Beberapa minggu setelah exposure awal, beberapa pasien dapat mengalami beberapa gejala onset
tiba-tiba
dari
penyakit
mononucleus-like akut yang ditandai dengan malaise,
kelelahan,
demam,
myalgia,
erupsi
erythematous cutaneous, oral candidiasis, oral ulceration, dan trombositopenia. AIDS
dikelompokkan
berdasarkan
klasifikasi kasus pengawasan CDC (1993): 1. Kategori A: termasuk pasien dengan gejala akut atau penyakit simptomatik, bersamaan dengan individu
dengan
generalized
limfadenopati
persisten, dengan atau tanpa malaise, kelelahan, atau demam tingkat rendah. 2. Kategori B: pasien yang memiliki kondisi simptomatik
seperti
Manifestasi Oral dan Periodontal
Lesi oral seringkali ditemukan pada pasien yang terinfeksi HIV, walaupun faktor geografi dan lingkungan juga mempengaruhi. Dari laporan yang ada mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien HIV memiliki lesi pada kepala dan leher, sedangkan lesi oral sangat umum terdapat pada individu yang positif terinfeksi HIV tetapi belum menderita AIDS. Beberapa laporan telah mengidentifikasikan
Klasifikasi Kasus Pengawasan CDC: Pasien
atau
pada Infeksi HIV
akan mengalami peningkatan level sel T4 dan
seperti
memulai
obat
inhibitor. Individu yang dirawat dengan HAART
akut
dengan
oropharyngeal
atau
vulvovaginal candidiasis, oral hairy leukoplakia,
hubungan yang sangat kuat antara infeksi HIV dengan
oral
candidiasis,
oral
hairy
leukoplakia, atypical periodontal disease, oral Kaposi’s Sarcoma, dan oral non-Hodgkin lymphoma. Lesi oral yang memiliki sedikit hubungan kuat dengan infeksi HIV antara lain melanotic hyperpigmentation, mycobacterial infection, necrotizing ulcerative stomatitis, miscellaneous oral oral ulceration,
dan
infeksi viral ( herpes simplex virus, herpes
zoster, condyloma acuminatum). Lesi yang terdapat
untuk dihilangkan dibandingkan yang
pada pasien HIV tetapi seringkali tidak terdeteksi
lainnya.
adalah infeksi viral (seperti CMV, molluscum contangiosum), recurrent aphthous stomatitis, dan bacillary angiomatosis (epitheloid angiomatosis).
d. Angular
cheilitis,
komisura
(commissure) yang tampak erythematous dengan
permukaan
berkrusta
dan
bercelah(fissure).
Oral Candidiasis Candida, jamur yang ditemukan sebagai
Diagnosis dari candidiasis dilakukan
flora normal ronnga mulut, berproliferasi pada
dengan pemeriksaan mikroskopis dari sampel
permukaan mukosa oral pada kondisi tertentu.
jaringan atau smear dari material yang diambil
Faktor
dengan
dari lesi tersebut, yang menunjukkan bentuk
pertumbuhan yang berlebihan dari Candida adalah
hifa dan yeast dari organisme tersebut.
berkurangnya resistensi dari host, seperti yang
Kebanyakan pasien terdapat oral candidiasis
terlihat pada pasien yang lemah atau pasien yang
dan esophageal candidiasis, tanda diagnostik
menerima terapi imunosupresi. Insidensi dari
untuk AIDS.
utama
yang
berhubungan
infeksi candida akan meningkat secara progresif dalam
hubungannya
dengan
menurunnya
Walaupun candidiasis pada pasien terinfeksi HIV dapat merespon pemberian
kompetensi imun. Candidiasis adalah lesi oral yang paling
terapi antifungal, biasanya sulit disembuhkan
umum pada HIV-infected dan ditemukan pada
atau rekuren. Sebanyak 10 % organisme
sekitar 90% penderita AIDS. Biasanya terdapat
candida menjadi resisten pada terapi jangka
satu dari empat presentasi klinis:
panjang dari flukonazole, dan cross-resistance
a. Pseodomembranus candidiasis (thrush),
pada agen antifungal lainnya dapat terjadi
muncul sebagai lesi putih yang sedikit
termasuk
sensitive dan tidak sakit yang dapat segera
suspense oral, dan amphoterecine B intravena.
dikikis dan diangkat dari permukaan mukosa
Candidiasis yang resisten lebih sering terdapat
oral. Tipe ini sering terdapat pada palatum
pada individu yang memiliki jumlah CD4
keras dan lunak dan pada mukosa labial dan
dibawah garis dasar. Penggunaan jangka
bukal.
panjang ketokonazole dapat menyebabkan
itrakonazole,
amphoterecine
B,
kerusakan liver pada individu dengan pre-
b. Erythematous candidiasis, dapat muncul
existent penyakit liver. Banyak dari infeksi
sebagai
tipe
hepatitis B kronik pada individu terinfeksi HIV
pseudomembranous, tampak seperti potongan
dapat membawa pasien pada resiko kerusakan
kecil (patches) berwarna merah pada mukosa
liver karena ketokonazole.
komponen
dari
bukal dan palatal, atau dapat juga berhubungan dengan depapilasi dari lidah.
Laporan
yang
baru
diterima
mengindikasikan bahwa pemberian kombinasi
c. Hyperplastic candidiasis, bentuk yang
obat antiretroviral dan protease inhibitor pada
paling jarang muncul dan dapat terlihat pada
infeksi HIV menghasilkan penurunan yang
mukosa bukal dan lidah. Tipe ini lebih sulit
signifikan
dari
insidensi
orofaringeal
candidiasis dan oral candidal carriage dan telah
kegagalan
menurunkan angka resistensi terhadap flukonazole.
mengkonsumsi
Oral hairy leukoplakia (OHL) terutama pada
individu
yang
terinfeksi
HIV.
Ditemukan pada batas lateral dari lidah, dan biasanya tersebar bilateral dan dapat meluas sampai ventrum. Lesi ini bersifat asimptomatik dan memiliki area keratotik yang batasnya kurang jelas dengan rentang ukuran dari beberapa millimeter sampai
sentimeter.
Seringkali
memiliki
karakteristik vertical striation, yang memberikan gambaran seperti ombak (corrugated),
atau
permukaannya mungkin berbulu dan muncul “hairy” (rambut) ketika kering. OHL ditemukan hampir secara khusus pada batas lateral lidah, walaupun juga pernah dilaporkan terdapat pada dorsum lidah, mukosa bukal, dasar mulut, area retromolar, dan palatum lunak. Sebagai tambahan, kebanyakan dari lesi ini menunjukkan kolonisasi pada permukaannya oleh organisme Candida, yang merupakan secondary invander dan bukan merupakan penyebab dari lesi ini. Gambaran mikroskopik dari OHL yang terdapat
pada
lidah
pada
high-risk
patient
dipertimbangkan sebagai tanda awal yang spesifik dari infeksi HIV dan sebagai indikator kuat bahwa pasien akan menderita AIDS. Dari analysis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa 83% pasien yang terinfeksi HIV dengan hairy leukoplakia akan berkembang menjadi AIDS dalam waktu 31 bulan dan jumlah pasien dengan hairy leukoplakia yang dengan
cepat
mendekati
berkembang
100%.
menjadi
Penggunaan
AIDS
HAART,
bagaimanapun juga, telah menurunkan insidensi OHL. Jika OHL tetap terjadi meskipun telah mengkonsumsi meningkatnya
HAART,
obat
kesalahan sesuai
resep,
dalam atau
mengurangi dosis obat untuk menurunkan efek
Oral Hairy Leukoplakia (OHL) terjadi
terapetik,
ini
imunodefisiensi
menggambarkan dikarenakan
samping obat. Perawatan OHL yang terlalu berlebihan
biasanya
tidak
diindikasikan.
Bagaimanapun juga, lesi biasanya merespon terapi obat HIV atau penggunaan obat antivirus seperti acyclovir atau valacyclovir. Lesi dapat seluruhnya dihilangkan dengan menggunakan laser atau pembedahan konvensional. Juga terdapat
penggunaan
obat-obatan
topikal
seperti podophylin, retinoid, atau interferon. Kaposi’s Sarcoma dan Keganasan Lainnya Keganasan dalam rongga mulut lebih sering terjadi pada individu imunokompromis dibandingkan pada populasi umum. Individu HIV-positif dengan non-Hodgkin’s lymphoma (NHL)
atau
Kaposi’s
sarcoma
(KS)
dikategorikan mengidap AIDS. Insidensi dari squamous cell carcinoma juga meningkat pada individu yang terinfeksi HIV. KS adalah keganasan dalam rongga mulut paling sering yang terdapat pada AIDS. Kaposi’s
sarcoma
(KS)
jarang
terjadi,
multifocal, neoplasma vascular. Baru-baru ini, strain baru dari herpes virus telah diidentifikasi sangat berhubungan dengan terjadinya KS. Virus ini pada awalnya dinamakan KS-herpes virus tetapi sekarang ini lebih dikenal sebagai human herpes virus-8 (HHV-8). HHV-8 telah dihubungkan dengan AIDS-related dengan AIDS-non related KS. Walaupun begitu, individu yang terinfeksi HIV memiliki resiko 7000 kali lebih besar untuk terkena KS. Walaupun
virus
ini
virus
ini
dapat
ditransmisikan secara seksual, virus ini juga dapat ditransmisikan dari ibu yang terinfeksi kepada anaknya.
KS yang terdapat pada pasien terinfeksi HIV muncul dalam gambaran klinis yang berbeda-
dapat menunjukkan penyebaran virus pada tahap awal proses penyakit.
beda. Pada individu ini, KS menjadi lesi yang lebih
Penanganan oral KS antara lain agen
agresif dan mayoritas (71%) berkembang menjadi
antiretroviral, laser excision, cryotherapy,terapi
lesi pada mukosa oral,terutama pada palatum dan
radiasi, dan intralesional injection dengan
gingival.
menggunakan Pada stadium awal, lesi oral tidak sakit,
vinblastine,
interferon-α,
sclerosing agents, atau obat-obat kemoterapi
macula berwarna ungu kemerah-merahan. Selama
lainnya.
Nichols
dkk
mengungkapkan
lesi berkembang, lesi ini sering menjadi nodular
keuntungan menggunakan injeksi intralesi
dan dengan mudah menjadi sulit dibedakan dengan
dengan menggunakan vinblastine dengan dosis
kesatuan vascular oral lainnya seperti hemangioma,
0.1 mg/cm2, 0.2 mg/ml solution sulfate dalam
hematoma, varicosity, atau pyogenic ganuloma
saline. Perawatan diulang dalam interval 2
(ketika terjadi di gingival).
minggu sampai resolusi atau lesi stabil. Efek
Lesi-lesinya bermanifestasi sebagai nodul,
sampingnya adalah beberapa nyeri setelah
papula, atau macula nonelevated yang biasanya
perawatan dan kadang-kadang ulcerasi pada
berwarna cokelat, ungu, atau biru. Terkadang lesi
lesi., tetapi secara umum, terapi sudah baik.
ini dapat terlihat dalam pigmentasi normal.
Total resolusi yang didapat dalam 70% dari 82
Diagnosis berdasarkan pemeriksaan histologis.
lesi intraoral KS dengan satu sampai enam kali
Secara mikroskopis KS terdiri dari empat komponen; (1)proliferasi sel endothelial formasi
dari
extravascular
saluran
vascular
hemorrhage
dengan
bagaimanapun juga, mengindikasikan bahwa
atypical;(2)
perawatan harus tersedia untuk lesi oral KS
deposisi
yang mudah traumatisasi atau mengganggu
dengan
hemosiderin;(3) proliferasi sel spindle dalam hubungannya
dengan
pembuluh
perawatan. Lesi cenderung muncul kembali,
pengunyahan atau penelanan.
atypical;(4)
infiltrat inflamasi mononuclear yang terutama
Bacillary (Epitheloid) Agiomatosis
terdiri dari sel-sel plasma. Diagnosis
diferensial
Bacillary (epitheloid) angiomatosis dari
oral
KS
(BA) adalah infeksi
penyakit proliferasi
termasuk granuloma pyogenicum, hemangioma,
vascular dengan gambaran klinis dan histologis
atypical hyperpigmentation, sarcoidosis, bacillary
sangat mirip dengan KS. BA disebabkan oleh
angiomatosis, angiosarcoma, pigmented nevi, dan
organism
cat-scratch disease (kulit).
henselia, quintata, dan lainnya. Lesi kulit mirip
mirip
ricketsia.
Bartonellaclae
Pemberian HAART telah menurunkan
dengan yang terlihat pada KS atau cat-scratch
insidensi dari KS. Bagaimanapun juga, lesi masih
disease. Manifestasi gingiva dari BA berupa
dapat ditemukan pada individu imunokompromis
lesi jaringan lunak yang edematous berwarna
yang hebat atau mereka yang tidak mengetahui
merah,
status
dapat
menyebabkan kerusakan ligament periodontal
ditemukan lebih banyak pada saliva individu HIV-
dan tulang. Kondisi ini ebih sering terjadi pada
positif dengan jumlah sel CD4 yang lebih banyak,
individu HIV-positif dengan level CD4 rendah.
HIV-positif
mereka.
HHV-8
ungu,
atau
biru
yang
dapat
Diferensiasi BA dari KS berdasarkan
berkepanjangan
atau
karena
infeksi
biopsy, yang menunjukkan proliferasi “epiteloid”
Pneumocyystis carinii, CMV atau infeksi virus
dari sel angiogenik ditambah adanya infiltrat sel
lainnya.
inflamasi akut. Organisme penyebab spesimen pewarna
biopsi perak
terkadang
bereaksi
Warthen-Starry
atau
pada dengan dengan
menggunakan mikroskop electron. angiosarcoma,
Ulserasi pada rongga mulut pada orang
Diagnosis banding untuk BA termasuk KS,
Atypical Ulcers terjangkit
HIV
mempunyai beragam etiologi
dapat
termasuk
granuloma
neoplasma seperti lymphoma, KS dan
pyogenicum, dan proliferasi vascular nonspesifik.
squamous cell carcinoma. Laporan kasus
BA biasanya ditangani dengan menggunakan
terbaru
antibiotic spectrum luas seperti erythromycin atau
diasosiasikan dengan neutropenia dapat
doxycycline.
juga menunjukan suatu ulcer. Neutropenia
Lesi
hemangioma,
yang
gingiva
ditangani
dengan
menyatakan
menggunakan antibiotik bersama dengan terapi
telah
berhasil
periodontal konservatif dan mungkin eksisi lesi.
menggunakan
bahwa
HIV-
dilakukan
dengan
rekombinant
human
granulocyte colony-stimulating factor (GCSF) dengan resolusi dihasilkan dari Ulcer.
Keganasan
berkepanjangan
ulser
telah
berhasil
yang diatasi
menggunakan prednisone dan thalidomide, obat yang menghambat tissue necrosis factor alpha (TNF- α). Kekambuhan kemungkinan
terjadi,
jika
obatnya
dihentikan. Herpes dapat melibatkan semua permukaan mucosal dan berkembang ke kulit dapat nampak selama berbulan – Oral Hyperpigmentation Peningkatan hyperpigmentation
telah
bulan. Pembesaran tidak teratur, persisten, insidensi
oral
nonspesifik,
dideskripsikan
pada
terjadi
Ulcer yang menyakitkan
pada
seseorang
yang
pasien HIV-infected. Area pigmentasi oral sering
immunocompromised. Jika penyembuhan
muncul sebagai bintik (spot) atau bercak pada
ditunda, luka ini dapat menjadi herpetic
mukosa bukal, palatum, gingival, atau lidah.
yang menetap atau luka aphthous.
Terkadang pigmentasi juga berhubungan dengan pemakaian
obat-obatan
yang
Sejumlah bakteri dan infeksi viral
berkepanjangan
dapat menghasilkan ulcer pada seseorang
seperti zidovudine, ketokonazole, atau clotazimine.
yang terjangkit HIV. Pada dasarnya,
Pigmentasi oral juga sebagai hasil dari insufisiensi
seseorang
adrenocorticoid yang diinduksi oleh individu HIV-
beresiko dari penularan agen endemik
positif yang menggunakan ketokonazole yang
pada lokasi geografis pasien. Ulser tidak
yang
immunocompromised
teratur atau tidak sembuh dapat memerlukan
HIV. RAS dapat terjadi, akan tetapi
biopsi, kultur mikrobial, atau keduanya untuk
sebagai komponen inisial penyakit akut
menentukan etiologi. Ulser telah digambarkan
dari HIV seroconversion. Insidensi dari
dalam
major aphtase
hubungannya
dengan
organisme
dapat
meningkat
dan
enterobacterial seperti
Klebsiella pneumonia ,
oropharynx esophagus atau area lain dari
Enterobacter cloacea
dan Escherichia coli .
saluran gastrointestinal dapat dilibatkan.
Infeksi tersebut adalah langka dan biasanya diasosiasikan
dengan
untuk
kekambuhan
sistemik.
aphtous stomatitis termasuk topical atau
Terapi antibiotik khusus adalah diindikasikan
intralesional corticosteroid, chlorhexidine
dan koordinasi dekat dari terapi mulut dengan
dari kumuran mulut antimicrobial, oral
dokter pasien adalah biasanya diperlukan.
tetracycline
Herpes
pelibatan
Metode
simplex
virus
(HSV),
rinse
ammlexanox.
atau
topical
Terapi
systemic
varicella-zoster virus (VZV), Epstein-Barr
corticosteroid dapat diperlukan dalam
Virus (EBV) dan Cytomegalovirus (CMV)
beberapa kasus. Akibatnya, pada pasien
adalah biasanya didapat kembali dari atypical
dengan infeksi HIV dan kekambuhan
ulcer, mengindikasikan kemungkinan peran
aphtase, sangat berhubungan medis dan
etiologis.
terapi gigi dapat diperlukan.
Baru – baru ini, atypical ulcer
ditemukan dengan infeksi HSV dan CMV atau
Infeksi viral oral pada pasien
dengan EBV dan CMV. Ulcer ini dapat terjadi
immunocompromised
pada seseorang yang neutropenic dalam
acyclovir (200-800 mg lima kali sehari
hubungannya
untuk
dengan
infeksi
HIV.
setidaknya
adalah 10
hari).
dengan Terapi
Neutropenia dapat juga disebabkan oleh obat
pemeliharaan harian secara berurutan (200
seperti
trimethoprim-
mg dua hingga lima kali sehari) dapat
sulfamethoxazoic dan gancyclovir. Ulcer tidak
diperlukan untuk mencegah kekambuhan.
teratur dapat menjadi lebih keras dan tahan
Resisten viral strain diperlakukan dengan
lama pada seseorang yang rendah perhitungan
foscarnet, ganciclovir atau valacyclovir.
zidovudie,
sel CD4 dan adanya CMV
mulut -
Terapi
corticosteroid
topical
disebabkan ulcer dapat menjadi indikatif dari
(fluocinonide gel digunakan tiga hingga
infeksi sistemik CMV.
lima kali sehari) aman untuk mencegah
Herpes labialis pada individual yang
terjadinya kekambuhan ulcer aphthous
terjangkit HIV dapat menjadi responsif pada
atau
terapi antiviral topikal (sebagai contoh.,
immunocompromosed individual. Akan
acyclovir, pencyclovir, doconasol), untuk
tetapi,
mengurangi waktu penyembuhan atau luka
mempengaruhi
dapat memerlukan penggunaan agen sistemik
individual pada candidiasis. Akibatnya,
antiviral
pengobatan prophylactic antifungal harus
(sebagai
contoh.,
acyclovir,
valacyclovir, famciclovir). Recurrent aphtous stomatitis
luka
mucosal
topical
lain
corticosteroid
dalam dapat
immunocompromised
diresepkan. (RAS)
telah digambarkan pada pasien yang terjangkit
Biasanya,
aphtae
besar dalam
individual yang positif HIV dapat terbukti
resisten pada terapi topikal konvensional.
minimalnya invasif dan terapi antibiotik
Pada pasien ini, konsultasi
dapat diperlukan.
direkomendasikan sistemik
dan
pengobatan
pengadaan
kortikosteroid
(sebagai
dari contoh
Efek Samping
prednisone, 40-50 mg setiap hari) atau terapi alternatif
(sebagai
levamisole,
contoh
thalidomide,
pentoxiifylline)
Sejumlah obat yang menyebabkan efek samping
telah dilaporkan
pada
harus
pasien positif HIV dan dokter gigi dapat
dipertimbangkan. Agen ini dapat mempunyai
menjadi pertama untuk mengenali reaksi
efek samping signifikan, akan tetapi,
obat mulut. Foscarnet, interferon dan 2-3
dan
dokter harus tetap waspada atas bukti lain dari
dideoxycytidine
reaksi obat yang merugikan. Dalam interaksi
menyebabkan
dengan pengobatan yang baru saja diresepkan.
multiforme
Karena pada akhirnya semua agen antiviral
menggunakan
digunakan dalam perlakuan infeksi HIV
Zidovudine
mempunyai potensi efek samping merugikan
menyebabkan leukopenia, Xerostomia dan
dari
perubahan sensasi rasa telah digambarkan
interaksi
obat,
dokter
gigi
mempertimbangkan terapi topikal
harus apabila
sesuai.
dalam
(DDC) ulcer
telah
biasanya
dan
erythema
dilaporkan didanosine
dan
dengan (DDI).
ganciclovir
hubungannya
dapat
dengan
diethyldithiocarbamate (Dithiocarb) pasien positif HIV dipercaya secara umum rentan pada obat menyebabkan
2.6.5
Komplikasi Perawatan Gigi Komplikasi
paskaoperatif
reaksi obat meliputi
pendarahan, infeksi, lamanya penyembuhan luka) pada pasien dengan HIV/AIDS. Dokter gigi harus hati-hati dalam menangani pasien yang dicurigai terjangkit HIV/AIDS untuk menghindari
komplikasi
yang
tidak
semestinya. Akan tetapi, tinjauan sistematis dari literatur mengindikasikan bahwa tindakan pencegahan tidak diperlukan berdasarkan pada status HIV pasien ketika melakukan prosedur perlakuan
periodontal
seperti
dental
prohylaxis, scaling dan root planing, operasi periodontal, ekstraksi, implan.
Biasanya,
dan penempatan
bagaimanapun,
status
kesehatan yang kurang baik dari pasien dengan
AIDS
dapat
membatasi
terapi
periodontal pada prosedur yang konservatif,
mucositis
dan
lichenoid . Pada beberapa
pasien, ulcer dan mucositis diatasi jika terapi obat dilanjutkan lebih dari 2 hingga 3 minggu, tetapi ketika efek obat adalah keras atau menetap, terapi alternatif dengan obat berbeda harus digunakan. Obat HAART dapat menyebabkan efek samping merugikan bertingkat dari kondisi menengah relatif seperti pusing hingga
pengembangan
batu
ginjal.
Individual dengan hepatitis C dan bersama infeksi HIV adalah rentan pada liver cirrchosis. Efek merugikan dikenali baru adalah
lipodystrophy,
kondisi
yang
mencirikan redistribusi dari lemak tubuh. Individual
yang
terinfeksi
dapat
mengembangkan ciri muka kurus kering namun menunjukan
lemak perut yang
berlebih atau bahkan lapisan lemak pada
bagian belakang bahu (buffalo hump/ponggol
Mikroflora dari LGE lebih mirip organism
kerbau). Ini dapat diikuti dengan kekerasan
yang terdapat pada periodontitis dibandingkan
sistemik hyperlipide. Efek reaksi merugikan
gingivitis. Lesi linear gingivitis dapat bersifat
lain dari HAART termasuk peningkatan
umum atau lokal. Erithematous gingivitis
resistensi
memiliki ciri:
insulin,
gynecomastia,
toxic
epidermal necrolysis, dyscrasias darah, dan kemungkinan peningkatan insidensi dari kutil mulut. Laporan mulut lainnya atau efek
a.
Terbatas pada jaringan yang kecil
b.
Meluas ke daerah attached gingiva dalam punctate atau diffuse erythema,
merugikan perioral termasuk reaksi oral lichenoid,
xerostomia,
atau
perubahan sensasi
darah, perioral paresthesia dan exfollative
c.
Meluas ke mucosa alveolar
chellitis. (Figur 34-24 dan 34-25) LGE biasanya tidak merespon terapi 2.6.6
Penyakit Gingiva dan Periodontal pada
korektif, tetapi beberapa lesi dapat mengalami
Pasien HIV
remisi secara spontan. Lesi oral candidiasis dan LGE telah diidentifikasikan , menunjukkan
Minat yang sangat besar telah ditujukan
peran etiologis spesies candidiasis pada LGE.
pada sifat dasar dan insidensi dari penyakit gigi
Baru-baru ini, kultur mikroskopik dari dari lesi
dan periodontal pada individu yang terinfeksi HIV.
LGE
Bukti yang ada mengindikasikan bahwa penyakit-
dubliniensis pada empat pasien, semua pasien
penyakit tersebut lebih sering terjadi pada pasien
ini mendapatkan remisi lengkap atau sebagian
yang terinfeksi HIV melalui penggunaan
obat-
setelah terapi antifungal sistemik. Masih belum
obatan
untuk
diketahui apakah infeksi candida merupakan
intravena.
Hal
ini
muncul
menghubungkan kurangnya oral hygiene dan
menunjukkan
adanya
Candida
etiologi pada seluruh kasus LGE.
dental care dibandingkan penurunan jumlah sel Daerah yang terinfeksi di scale dan
CD4. Gingival
dan
periodontal
manifestasi
polish
.
Irigasi atau
subgingival povidone-iodine
dengan
dapat ditemukan pada individu HIV positif.
chlorhexidine
10%.
Terdapat linear gingival erythema dan necrotizing
Pasien diinstruksikan untuk melaksanakan
ulcerative gingivitis, keduanya berkembang secara
prosedur oral hygiene dengan teliti. Kondisi
cepat menjadi NUS atau NUP. Mengatur kondisi
harus dievaluasi 2 sampai 3 minggu setelah
seperti ini harus melalui medical evaluation,
terapi awal. Jika pasien komplain mengenai
termasuk penentuan status CD4.
prosedur perawatan di rumah dan lesi tetap bertahan, ada kemungkinan terjadinya infeksi candida. Diragukan bahwa antifungi topikal
Linear Gingival Erythema mudah
akan mencapai dasar dari celah gingival.
berdarah, linear, dan bersifat persisten telah
Sebagai konsekuensinya, perawatannya dengan
ditemukan pada pasien HIV-positif. LGE dapat
pemberian
atau tidak dapat berperan sebagai precursor untuk
fluconazole selama 7 sampai 10 hari.
Erythematous gingivitis (LGE)
necrotizing
ulcerative
periodontitis
(NUP).
antifungi
sistemik
seperti
Penting
untuk
diingat
bahwa
LGE
Antibiotik
sistemik
contohya
mungkin sulit untuk ditangani. Jika demikian,
metronidazole atau amoxicillin dapat diberikan
pasien harus dimonitor dengan cermat apakah
pada pasien dengan destruksi jaringan sedang
terdapat
kondisi
sampai berat, localized lymphadenopathy atau
periodontal yang lebih berat (e.g., NUG, NUP,
sindrom sistemik, atau keduanya. Pemberian
NUS). Pasien harus ditemui kembali setelah 2-3
obat antifungi sebagai prophylactic harus
bulan dan diberi perawatan kembali sesuai yang
dipertimbangkan
dibutuhkan.
antibiotik.
tanda-tanda
Seperti
perkembangan
yang
telah
disebutkan,
jika
pasien
diberikan
walaupun terdapat resistensi LGE terhadap terapi
Periodontium harus direevaluasi 1 bulan
periodontal konvensional, remisi spontan juga
setelah resolusi dari symptom akut untuk
dapat terjadi untuk alasan yang belum diketahui.
menilai hasil dari perawatan dan memutuskan apakah diperlukan perawatan lebih lanjut.
Necrotizing Ulcerative Gingivitis Beberapa laporan telah menunjukkan peningkatan insidensi dari necrotizing ulcerative gingivitis pada pasien penderita AIDS. Belum terdapat kesepakatan apakah insidensi dari NUG meningkat pada pasien HIV-positif. Perawatan dasar terdiri dari pembersihan (cleaning)
dan
debridement
dari
area
yang
terinfeksi dengan menggunakan cotton pellet yang direndam dalam peroksida setelah pengaplikasian anestesi topikal. Bahan pembilas rongga mulut yang bersifat escharotic seperti hydrogen peroksida harus dihindari, bagaimanapun juga, untuk pasien manapun terutama kontraindikasi untuk individu imunokompromis. Pasien harus diperiksa setiap hari atau beberapa hari pada minggu pertama; debridement dilakukan tiap kunjungan, dan metode plak kontrol secara perlahan-lahan diperkenalkan. Ketelitian program plak kontrol harus dipakai dan dimulai saat sensitivitas dari area yang terinfeksi sudah memungkinkan. Setelah penyembuhan awal terjadi, pasien harus bisa menoleransi scaling dan root planning jika dibutuhkan. Pasien
harus
menghindari
tembakau,
alkohol, rempah-rempah. Dan diberikan obat kumur antimikroba seperti chlorhexidine gluconate 0,12%.
Necrotizing Ulcerative Periodontitis Bentuk berkembang
periodontitis
dengan
cepat
yang (progresif),
nekrosis, dan berulser terjadi lebih sering pada individu HIV-positif, walaupun beberapa lesi telah dideskripsikan sebelum onset dari AIDS. NUP merupakan kelanjutan dari NUG dimana terjadi
kehilangan
tulang
dan
perlekatan
periodontal. NUP memiliki karakteristik adanya nekrosis
pada
jaringan
lunak,
destruksi
periodontal yang berlangsung cepat, dan kehilangan tulang interproksimal. Lesi dapat terjadi dimana saja pada lengkung gigi dan biasanya berada pada beberapa gigi, walaupun NUP general kadang muncul setelah terjadinya penipisan sel CD4. Pada onsetnya NUP menimbulkan rasa sakit yang cukup kuat, dan pengobatan yang segera sangat dibutuhkan. Riley dkk memeriksa 200 pasien HIV-positif
dan
menemukan
85
orang
memiliki periodontal yang sehat; 59 gingivitis; 54 memiliki periodontitis ringan, sedang, advanced; dan hanya dua orang yang memiliki NUP.
Terapi untuk NUP antara lain local
Banyak studi menyarankan bahwa
debridement, scaling dan root planning, in-office
individu HIV positif memiliki pengalaman
irrigation dengan agen antimikroba yang efektif
chronic periodontitis dibandingkan populasi
contohnya chlorhexidine gluconate atau povidone-
umum. Membandingkan frekuensi lesi oral dan
iodine (Betadine), dan meningkatkan oral hygiene
penyakit periodontal antara individu HIV
termasuk penggunaan antimikroba rinses di rumah.
positif dan negatif, beberapa adalah IDU
Pada
hebat,
terapi
antibiotik
(injection drugs users). Mereka menyimpulkan
tetapi
harus
digunakan
bahwa gaya hidup IDU memiliki peran yang
dengan perhatian pada pasien infeksi HIV untuk
lebih besar pada penyakit mulut dibandingkan
menghindari kemungkinan dan potensi serius dari
dengan individu status HIV. Mereka juga
candidiasis
Jika
menemukan lesi yang konsisten pada lidah
antibiotic dibutuhkan, yang menjadi obat terpilih
dengan hairy leukoplakia yang umumnya
adalah metronidazole ( 250mg, dengan dua tablet
terjadi pada seropositif homoseksual males,
diminum langsung kemudian satu tablet empat kali
sedangkan candidiasis oral dan LGE umumnya
sehari selama 5-7 hari). Agen antifungi topikal atau
pada IDU. Adanya laporan lain bahwa insiden
sistemik untuk prophylactic juga diberikan jika
dan keganasan dari chronic periodontitis
antibiotic digunakan.
adalah sama pada grup HIV positif dan negatif.
mungkin
NUP
dibutuhkan
atau
candidal
septicemia..
Klein at al mengevaluasi 181 heterosexual Necrotizing Ulcerative Stomatitis
dengan AIDS dan menemukan persentase lebih
Necrotizing ulcerative stomatitis (NUS)
besar pada wanita (91%) dibandingkan pria
dapat menyebabkan destruksi yang cukup kuat,
(73%) denan gingivitis atau periodontitis.
bersifat akut, dan sakit telah dilaporkan terdapat
Secara keseluruhan, beberapa heterosexual
pada pasien HIV-positif. NUS dikarakteristikkan
dengan AIDS hanya terkena gingivitis (70%).
oleh nekrosis beberapa area yang signifikan pada
Sedangkan
jaringan lunak mulut dan dasar tulang. Dapat
(27%)..
terjadi secara terpisah atau sebagai lanjutan dari
yang
lain
periodontitis
hebat
Studi yang terkontrol dengan baik
NUP dan biasanya berhubungan dengan depresi sel
mengindikasikan
imun CD4 yang cukup parah. Kondisi ini identik
kehilangan attachment sering terjadi pada grup
dengan cancrum oris (noma), proses destruksi yang
HIV dibandikan grup yang lain dalam populasi
jarang terjadi seringkali ditemukan pada individu
umum.
yang sangat kekurangan nutrisi, terutama di Afrika.
immunocompromised
Ini
resesi
menegaskan
gingival
bahwa sedikit
dan
individu banyak
Perawatan untuk NUS termasuk antibiotik
mendertita chronic periodontitis dibandingkan
contohnya metronidazole dan penggunaan obat
dengan yang memiliki system imun kuat.
kumur
chlorhexidine
Sebagian besar individu HIV positif memiliki
gluconate. Jika terdapat nekrosis tulang , biasanya
riwayat gingivitis dan chronic periodontitis
dibutuhkan pengangkatan tulang tersebut untuk
dalam kebiasaan yang sama dengan populasi
proses penyembuhan luka.
secara umum.
antimikroba
seperti
2.6.7 Chronic Periodontitis
Protokol
Perawatan
pada Pasien HIV
Periodontal
Rongga mulut sering menjadi tempat dari manifestasi
klinik
dari
penyakit
6.
tersebut.
Apakah pasien mendeskripsikan atau
memperlihatkan efek samping ydari obat-
Kemampuan mengenali dan mengatur manifestasi
obatan?
oral penyakit ini sangat penting sebagai bagian dari praktek kedokteran gigi. Dokter gigi harus siap membantu
pasien
pemeliharaan
terinfeksi
kesehatan
HIV
mulut
dari
Infection Control Measures
dalam
Manajemen klinis periodontal pasien
penyakit
infeksi HIV membutuhkan kedisiplinan dalam
tersebut.
perawatan untuk membentuk metode infection Untuk keamanan dan efektivitas dalam
control,
berdasarkan
ADA
Terpenuhinya
HIV, beberapa perawatan sangatlah penting.
mengeliminasi atau meminimalisir resiko pada
Health Status
dan
precaution
CDC.
terapi periodontal pada individu yang terinfeksi
pasien
universal
dan
dental
staff.
akan Pasien
imunokompromis memiliki potensi yang besar
Kesehatan pasien harus sesuai dengan riwayat kesehatan, evaluasi fisik, dan hasil konsultasi
dengan
bergantung
pada
psikolog. tingkat
Perawatan
mendapat transmisi infeksi pada dental office atau fasilitas kesehatan lainnya.
akan
kesehatan
pasien
contohnya, penundaan penyembuhan luka dan meningkatkan
resiko
infeksi
setelah
operasi
Goals of Therapy
memungkinkan adanya faktor komplikasi pada pasien
AIDS.
Sangatlah
penting
Tujuan utama dari terapi adalah
untuk
perbaikan dan pemeliharaan kesehatan mulut,
mendapatkan informasi status imun pasien dengan
kenyamanan dan fungsi. Minimal, tujuan
menanyakan beberapa pertanyaan seperti berikut:
periodontal
1.
Berapa level CD4+ T4 lymphocyte ?
langsung
2.
Virus apa yang sedang menyerang ?
berasosiasi
3.
Sudah
berapa
diidentifikasi?
lama
Apakah
mengidentifikasi
infeksi
mungkin
perkiraan
HIV untuk
tanggal
dari
treatment pada
harus
kontrol
dengan
HIV
diarahkan
penyakit
yang
(HIV-assosiated
mucosal disease) seperti chronic candidiasis dan
recurrent
Periodontal
oral
dan
ulcerations.
Dental
Infection
Acute harus
original exposure?
ditangani dan pasien harus mendapatakan
4.
instruksi detail untuk melakukan prosedur oral
Apakah terdapat sejarah penyalahgunaan
obat, penyakit yang ditransmisikan secara
hygine
seksual, infeksi multiple atau fakor lain yang
periodontal tanpa pembedahan menjadi pilihan
mungkin mengubah respon imun? Sebagai
perawatan untuk pasien HIV positif, tetapi
contoh,
prosedur
apakah
pasien
memiliki
sejarah
yang
efektif.
pembedahan
Konservatif,
periodontal
terapi
pernah
menderita hepatitis B kronik, hepatitis C,
dilaporkan sukses mengobati pasien HIV
neutropenia,
positif. Necrotizing ulcerative periodontal
thrombocytopenia,
defisiensi
nutrisi atau insufisiensi adrenocorticoid ?
(NUP) atau Necrotizing ulcerative somatitis
5.
(NUS) menyebabkan kerusakan hebat pada
Pengobatan/
obat
apa
yang
dilakukan/dikonnsumsi oleh pasien?
sedang
struktur periodontal, tapi sejarah dari kondisi
seperti
ini
tidak
otomatis
membuat
kita
mengekstraksi gigi, kalau pasien tidak bisa atau tidak sanggup memelihara oral hygine khususnya di daerah yang terkena atau terinfeksi. Keputusan mengenai prosedur periodontal yang terpilih harus dibuat dengan izin pasien (informed consent) dan setelah konsultasi medik, jika memungkinkan.
Maintenance Therapy Sangatlah penting bahwa
pasien harus
menjaga oral hygine. Sebagai tambahan, kontrol untuk perawatan periodontal dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan. Terapi dengan antibiotik sistemik harus terkonsultasi atau koordinasi dengan dokter sangat diperlukan. Psychological Factor, infeksi HIV pada sel neural mempengaruhi fungsi otak dan menimbulkan outright dementia. Hal ini sangat mempengaruhi responsive
pasien
Bagaimanapun,
pada
faktor
dental psikologis
treatment. banyak
ditemukan pada pasien yang terinfeksi HIV, walaupun lesi neuronal tidak ditemukan. Dengan penyakit seumur hidup ini, pada beberapa pasien dapat
menimbulkan
depresi,
rasa
gelisah,
kemarahan, sehingga perawatan harus dilakukan dalam suasana rileks, tenang dan tingkat stress dari pasien harus minimum. Pasien dengan lesi oral dari infeksi HIV harus segera diberi tahu dan jika benar atau tepat harus ditanyakan mengenai riwayat HIV. Jika dokter gigi memilih melakukan tes untuk antibodi HIV maka pasien harus diberitahu. Pada keadaan atau situasi inform consent (IC) diperlukan sebelum melakukan tes.