RINGKASAN MATERI KULIAH TEORI PASAR MODAL LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
OLEH : NAMA : Desak Nyoman Sti Juliartini NIM :1607531149 NO. ABSEN : 06
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
Laporan Keuangan Perusahaan dan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan A. Laporan Keuangan Perusahaan 1. Akuntansi Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi. Adapun berikut ini adalah beberapa hal yang dianggap penting bagi investor untuk mengenal akuntansi: 1. Akuntansi adalah proses merekam aktivitas usaha, dampak keuangannya, menjumlahkan, dan melaporkan, serta menterjemahkan hasilnya. 2. Akuntansi fokus kepada aktivitas ekonomi, meskipun sebagian besar melibatkan pertukaran uang, namun ada juga beberapa bagian yang tidak melibatkan transaksi keuangan. 3. Pengguna informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap keberlangsungan perusahaan tsb, antara lain pemegang saham, karyawan, pelanggan, supplier, kreditur, Pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan. 4. Kesimpulannya; informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan dapat berfungsi sebagai jendela untuk melihat aktivitas nyata dari sebuah organisasi (perusahaan, emiten), meskipun masih ada juga jendela lain yang tidak berdasarkan informasi akuntansi. 2. Laporan Keuangan dan Hubungannya dengan Nilai Efek Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalamlaporan keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untukmenghitung harga wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besarbeban hutang dapat mengurangi marjin laba perusahaan tersebut. Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaandalam melunasi hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas, aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan. 3. Jenis Perusahaan dan Jenis Laporan Keuangannya Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang yang berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan, sub sektor Perbankan, dimana dana pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah lainnya dicatatkan ke dalam Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan di sektor lain, deposito dan giro dicatatkan sebagai
aset. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Pelaporan Neraca Keuangan (Balance Sheet) Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat persamaan akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki keseimbangan (balance). Aset: adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau pada harta mana saja perusahaan mengivestasikan dananya. Liabilitas: adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditur, atau supplier, atau bank. Ekuitas: adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman modal investasi pemilik kedalam perusahaan. 5. Pelaporan Laba Rugi (Income Statement) Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus dan persamaan akuntansi sebelumnya. Beban Pokok Penjualan:segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang akan dijual. Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan. Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan, dll. Pajak:dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan UU yang berlaku. Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung kepada induknya. Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari semua aktifitas utama perusahaan. Laba Per Saham:Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar. Biasa digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham berdasarkan rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di pasar dengan Laba Per Saham. 6. Pelaporan Arus Kas (Cash Flow)
Menyajikan perubahan posisi kas sebagai akibat dari penerimaan (collections) dan pengeluaran kas (cash outlays) selama periode tertentu. Laporan arus kas juga menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan operasional, investasi dan pembiayaan perusahaan. Terdiri dari 3 bagian besar, yaitu Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan. Dimana penjumlahan ketiganya akan menghasilkan Arus Kas Bersih. B. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis keuangan dapat didefinisikan sebagai proses penilaian kondisi keuangan sebuah perusahaan. Analisis laporan keuangan diperlukan sebagai salah satu alat analisa dan juga sebagai alat perbandingan. 1. Analisis Horizontal Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu periode terhadap pos yang sama di periode sebelumnya. Periode yang menjadi patokan biasanya adalah tahunan atau kuartalan. 2. Analisis Vertikal Disebut
juga
Common
Size
Analysis.
Adalah
metode
analisis
dengan
membandingkan 2 pos (akun) dalam periode yang sama. Pos (akun) Total Aset dan Pendapatan Penjualan biasanya menjadi faktor pembagi utama dalam metode ini. 3. Analisis Rasio Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan (emiten) dalam suatu periode tertentu. Aktivitas ini kemudian dituangkan dalam angka, baik dalam mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini menjadi lebih berarti apabila diperbandingkan antara satu pos (akun) dengan yang lainnya. Setelah melakukan perbandingan, kemudian dapat diperoleh kesimpulan mengenai posisi keuangan suatu emiten untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama Analisis Rasio Keuangan. 4. Kategori Rasio Keuangan Berikut ini adalah pembagian rasio keuangan berdasarkan 4 kategori besar, yaitu: Rasio Likuiditas, Pembiayaan, Aktivitas, dan Kinerja.
Rasio Likuiditas: mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar pokok kewajiban jangka pendek dan bunga kewajiban jangka panjangnya. Semakin
tinggi rasionya, maka perusahaan dianggap memiliki margin of safety yang cukup tinggi pula. Disebut juga Liquidity Warning Ratio, terdiri dari: a. Acid Test: mengukur kecukupan aset lancar perusahaan (yang dianggap likuid) untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Dikenal juga dengan quick ratio. Dianggap lebih baik dari current ratio, karena mengeluarkan Inventory, yang dianggap kurang likuid, dari perhitungan asset lancar. b. Interest Coverage: menjelaskan tingkat kemudahan suatu perusahaan untuk membayar bunga atas pinjamannya. Disebut juga times interest earned. c. Working Capital: dapat mengukur kecukupan aset lancar suatu perusahaan yang dapat menutupi kewajiban lancarnya.
Rasio Pembiayaan: menunjukkan besarnya pembiayaan terhadap modal atau penghasilan perusahaan, sehingga dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya. Disebut juga Financing Ratio, atau Financial Leverage Ratio. a. Debt to Equity Ratio. b. Debt to Asset Ratio. c. Solvency Ratio.
Rasio Aktivitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk merubah aset dan modal yang dimiliki untuk dijadikan Kas atau Penjualan. a. Asset Turnover b. Average Collection Period c. Inventory Turnover
Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu, terhadap periode sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila tidak dibandingkan terhadap perseroan lain yang ada di dalam satu sektor industri. a. Earning Per Share b. Price to earnings c. Book value per share d. Price to book value e. Return on assets f. Cash return on assets g. Dividend payout ratio
h. Dividend yield i. Gross profit margin j. Net profit margin k. Return on equity 5. Evaluasi Rasio Keuangan Berikut ini adalah tabel yang menterjemahkan secara singkat bagaimana kinerja perusahaan apabila suatu rasio keuangan mengalami kenaikan atau penurunan.
6. Analisis Dupont Persamaan DuPont memberikan cara lain dalam melakukan analisis terhadap ROE, di mana ROE dibagi-bagi berdasarkan komponen pembentuknya untuk kemudian dilakukan analisis terhadap masing-masing komponen tsb, agar dapat diketahui pada area mana kinerja perusahaan perlu untuk ditingkatkan. Bentuk yang paling sederhana dari metode analisis DuPont adalah membagi ROE menjadi dua bagian, yaitu ROA dan Financial Leverage Ratio. ROA dapat dilihat sebagai ukuran seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset yang mereka miliki sementara Financial Leverage Ratio menunjukkan porsi jumlah utang yang dapat membentuk atau mempengaruhi ekuitas perusahaan.