SEL,JARINGAN,ORGAN&SISTEM ORGAN
BAB II PEMBAHASAN 2.1
SEL Sel adalah unit pembentuk semua makhluk hidup. Setiap sel adalah suatu
system lengkap (self contained) yang melaksanakan berbagai fungsi yaitu membentuk dan menggunakan energy,melakukan respirasi,reproduksi, dan ekskresi. Sel-sel bergabung untuk membentuk jaringan, jaringan-jaringan bersatu untuk membentuk organ, dan organ-organ membentuk system tubuh. Untuk memahami bagaimana berbagai organ dan system tubuh bekerja, maka terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan sel. Pemahaman ini memerlukan investigasi tentang struktur individual yang menyusun sel dan fungsi tersendiri dari setiap struktur yang dilaksanakan untuk memberikan fungsi secara menyeluruh. 2.1.1
Struktur Sel Sel terdiri dari struktur-struktur internal yang masing-masing dipisahkan oleh
membrane semipermeabel. Berbagai struktur internal tersebut dibungkus bersamasama menjadi satu oleh sebuah membrane sel berbeda-beda dalam tubuh,semua sel memiliki struktur internal yang sama. Bagian dalam setiap sel dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sitoplasma dan nucleus. Semua struktur internal didalam sitoplasma atau nucleus. 2.1.2
Sitoplasma Sitoplasma meliputi semua yang terletak didalam sel, tetapi didalam inti sel.
Mitokondria adalah sumber energy sel, sedangkan reticulum endoplasma dan ribosom adalah struktur sitoplasmik (organel) yang penting untuk mensintetis protein. Aparatus Golgi adalah suatu kompleks membrandan vesikel yang berperan dalam sekresi berbagai protein yang disintetis di ribosom. Lisosom intrasel adalah vesikel yang mengandung enzim pencernaan yang kuat. Kerangka internal sel, yang disebut sitoskeleton, terdiri dari berbagai mikrotabulus dan mikrofilamen. Sitoskeleton menyokong sel dari bagian dalam dan memungkinkan terjadinya pergerakan berbagai bahan didalam sel. Sitoskeleton juga memungkinkan terjadinya gerakan tonjolan-
tonjolan ke bagian luar sel, misalnya tonjolan mirip rambut yang disebut silla. Mikrotubulus berperan penting dalam pemisahan kromosom selama pembelahan sel dan membantuperta hankan integritas structural. 2.1.2
Nukleus Nucleus adalah suatu organel besar terbungkus membrane yang mengandung
asam deoksiribonukleat (DNA,deoxyribonucleic acid) yaitu bahan genetik sel. DNA mengalami pelipatan didalam nukleus yang bertujuan untuk melindunginya dari kerusakan. Jenis protein yang berperan dalam pelipatan dan proteksi DNA tersebut. .2.2
JARINGAN Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi
yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suau fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histology. Sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. 2.2.2
Macam-Macam Jaringan
1.
Jaringan Epitel
Gambar 2.1
Jaringan efitel berfungsi untuk pelindung jaringan dibawahnya. Lapisan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu eptel berlapisa tunggal dan epitel berlapis banyak. Epitel lapisan tunggal contohnya epitel pipih selapis terdapat pada alveoli, sedangkan, contoh berlapis banyak adalah epitel pipih pada epdermis kulit vertabrata. Ciri-ciri Jaringan epitel
jaringan ini dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih.
Jaringan ini melapisi berbagai macam rongga dan tabung pada suatu tubuh, dan membentuk kulit yang membungkus tubuh.
Fungsi jaringan epitel adalah melindungi jaringan dibawahnya agar mencegahnya dari kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi UV, dan serangan bakteri, melapisi seluruh kelenjar didalam pencernaan pada tubuh, tabung air, dan terakhir pada rongga paru-paru serta menghasilkan sel-sel kelamin yang akan dilepaskan oleh tubuh. 2.
Jaringan Konektif a. Jaringan Konektif Penunjang, Berfungsi memberi kekuatan, bantuan, dan perlindungan kepada bagian-bagian lemah pada tubuh, contoh tulang rawan. b. Jaringan konektif Pengikat, berfungsi mengikat bagian-bagian tubuh. contoh : tendon c. Jaringan Konektif Berserat, berfungsi sebagai bahan pengemas dan pengikat bagi sebagian besar organ, dan jalan untuk pembuluh darah. Contoh : Selaput otot (fasia) merupakan jaringan konektif berserat yang mengikat otot-otot untuk menjadi satu dan untuk mengikat kulit pada bagian dibawahnya. d. Jaringan Hematopoietik/sumsum tulang belakang merupakan suatu sumber dari semua sel yang ada dalam darah, meliputi sel-sel darah merah, 5 macam sel darah putih, dan palatelet.
3.
Jaringan Otot
Jaringan otot memiliki fungsi untuk alat gerak aktif. Jaringan ini dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Gambar 2.2
a. Otot Polos/halus, Otot polos terdapat pada dinding alat-alat dalam, berfungsi melapisi dinding organ berongga pada tubuh, contohnya usus dan pembuluh darah kontraksinya menciutkan ukuran organ-organ tubuh yang berongga. b. Otot Lurik, Otot lurik terdapat pada rangka, menimbulkan gerak pindah (locomotion) dan juga terjadinya macam-macam gerak tubuh lainnya. c. Otot Jantung, terdapat pada dinding jantung. 4.
Jaringan Darah
Jaringan darah berfungsi untuk transportasi dan pelindung tubuh dari bibit penyakit. Sel darah terdiri dari darah merah, darah putih, dan trombosit.
5.
Jaringan Saraf
Gambar 2.3
Jaringan saraf ini memiliki fungsi untuk mengalirkan rangsangan atau impuls. Jaringan ini terdiri atas sel-sel saraf (neuron). Neuron tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan akson. 2.3
ORGAN
A.
KERONGKONGAN Dalam anatomi, tenggorok adalah bagian dari leher yang terdiri dari faring dan
laring. Tenggorok memiliki sebuah selaput otot yang dinamakan epiglottis yang berfungsi untuk memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan minuman untuk masuk ke saluran pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian: 1. Jalan makan (keronggongan): Orofaring, hipofaring dan esofagus. 2. Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea.
Gambar 2.4
B.
JANTUNG
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah. Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan. Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi.
1. permukaan Jantung
Gambar 2.5
a. Struktur Internal Jantung Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri. Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalisatau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiridisebut katup mitralis atau katup berdaun dua. b. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. c.
Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Memasuki usia 45 tahun bagi pria.
Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini
(sebagai akibat operasi).
d.
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Diabetes.
Merokok.
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kegemukan (obesitas).
Gaya hidup buruk.
Stress.
Serangan Jantung Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot
jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah ke bagian
otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner ter blokade selama beberapa saat, entah akibat spasme – mengencangnya nadi koroner – atau akibar pergumpalan darah – thrombus. Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara betul-betul normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung termaksud mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark. e.
Gejala Serangan Jantung
Ada beberapa, antara lain: 1.Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut silent ischemia). 2.Sesak nafas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner). 3.Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan. 4.Palpitasi (jantung berdebar-debar)
5.Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan 1. Fungsi jantung Jantung berfungsi memompakan darah kaya Oksigen (O2) keseluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi (arteri) dan menerima darah kurang O2 (kotor) dari seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik (vena) untuk dipompakan kembali ke paru-paru dan mendapatkan O2 kembali, kemudian dialirkan ke jantung bagian kiri jantung, untuk dipompakan kembali kaseluruh tubuh, begiulah selanjutnya. Fungsi ini tidak bisa dikomando oleh kita, jadi bekerja secara otomatis. Jantung normal berdenyut rata2 60100 /menit, dan setiap denyut akan dikeluarkan sekitar 70-80 cc darah, jadi rata2 setiap menitnya kira2 5 ltr darah yang dipompa, 300 ltr/jam, 7000 ltr/hari, dan ini tidak pernah istirahat. Bila umur kita 50 thn saja, berapa banyak yang telah dipompakan oleh jantung kita yang hanya sebesar 1 kepalan tangan kita. C.
GINJAL
Gambar 2.5
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
a. Fungsi ginjal Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang. 1.
Kelainan pada ginjal Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal:
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh: a. Makan makanan berlemak b. Kolesterol dalam darah yang tinggi c. Kurang berolahraga d. Merokok, dan e. Minum minuman beralkohol. 2.
Mengatasi gagal ginjal Kemajuan ilmu
pengetahuan, memungkinkan fungsi
ginjal
digantikan.
Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi: a. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin b. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut
D.
HATI
Gambar 2.6
Hati adalah organ terbesar kedua di dalam tubuh (setelah kulit) dan beratnya berkisar 1,25 kg atau sekitar 3 pon.
Ukuran hati cukup besar, kira-kira sebesar bola untuk rugby (American football).
Hati terletak di bawah rusuk, di bagian kanan atas perut. Anda tak dapat hidup tanpa hati.
Hati merupakan salah satu organ tubuh terpenting, memiliki lebih dari 500 fungsi. Beberapa diantaranya meliputi melawan infeksi, memproses makanan yang telah diserap dari usus, memproduksi getah empedu, senyawa yang berfungsi penting dalam sistem pencernaan makanan, menyimpan zat besi, vitamin dan bahan-bahan kimia lain yang penting, mengontrol tingkat/kadar lemak, glukosa/gula dan asam amino dalam darah dan detoksifikasi atau membuang zat-zat racun dalam tubuh.
Cara lain untuk melihat apa yang dikerjakan oleh hati adalah dengan memikirkan bagaimana hati bisa membantu Anda dengan memproduksi energi secara cepat jika dibutuhkan, mencegah kekurangan bahan bakar tubuh dengan menyimpan vitaminvitamin tertentu, mineral dan gula, mengontrol produksi dan ekskresi kolesterol, metabolisme alkohol, menyimpan zat besi, memonitor dan menjaga keseimbangan berbagai zat kimia serta obat-obatan dalam darah dan membantu tubuh untuk bertahan melawan infeksi dengan memproduksi faktor kekebalan tubuh dan dengan membuang bakteri dari aliran darah.
Hati memiliki pasokan darah yang unik dari dua sumber. Pasokan darah dari arteri hepatika dan dari vena porta yang berasal dari usus. Semua darah yang berasal dari usus akan mencapai jantung dan paru-paru setelah melewati hati.
Hati memiliki kapasitas yang besar untuk tumbuh kembali. Sampai tiga perempat bagian dari hati dapat diambil dan sisanya akan tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk normal dalam periode waktu tertentu.
Kerusakan hati menghambat kemampuannya untuk melawan infeksi serta menjalankan fungsi-fungsi penting lainnya.
Hepatitis C adalah virus yang menyebar melalui darah yang terinfeksi, menyerang hati dan menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan fungsi hati karena hepatitis C kronik merupakan penyebab utama dilakukannya transplantasi hati.
Ada banyak jenis penyakit hati, tetapi beberapa yang terpenting adalah virus hepatitis, sirosis (pengerasan hati), batu empedu, gangguan hati yang disebabkan oleh alkohol, kanker hati Hati berfungsi mengatur komposisi darah,terutama jumlah gula,protein,dan lemak yang masuk dalam peredaran darah.hati juga mrnyingkirkan bili rubin dari darah untuk kemudian di keluarkan melalui feses.
dan gangguan hati pada anak-anak.
Hati berfungsi mengatur komposisi darah, terutama jumlah gula, protein, dan lemak yang masuk dalam peredaran darah. Hati juga menyingkirkan bilirubin dari darah untuk kemudian dikeluarkan melalui feses.
E.
PARU-PARU
Gambar 2.7
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut “pernapasan eksternal” atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru. 1. Fungsi Paru – Paru Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Prosesnya disebut ” pernapasan eksternal ” atau bernapas.paru – paru jaga mempunyai fungsi nonrespirasi.istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru – paru sering mulai di pulmo,dari kata latin pulmones untuk paru – paru. Paru- paru mamalia bertekstur seperti spons dan tertutupi 15 ronchial 15,sehingga permukaan totalnya jauh lebih besar dari pada permukaan luar paru – paru itu sendiri. Paru – paru manusia adalah contoh tipikal paru – paru jenis ini. Bernapas terutama digerakkan otot diagfragma di bawah. Jika otot mengerut ruang yang menampung paru – paru akan meluas, dan begitu pula sebaliknya. Tulang rusuk juga dapat meluas dan mengerut sedikit. Akibatnya,uadara terhirup masuk dan terdorong kaeluar paru – paru melalui trakea dan tobe 15 ronchial atau bronchi yang bercabang – cabang dan ujungnya merupakan alveoli, yakni kntung – kantung kacil
yang di kelilingi kapiler yang berisi darah.disini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah, dan kemudian di bawah oleh hemoglobin. Darah terdeoksigenisasi dari jantung mencapai paru – paru melalui arteri paru – paru dan, setelah dioksigenisasi, beredar kembali melalui vena paru – paru. F.
LIMPA
Gambar 2.8
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Organ ini dianggap merupakan salah satu pusat kegiatan pada sistem retikuloendotelium. Awalnya, peranan limpa tidak dimengerti dengan jelas. Tapi, akhir-akhir ini, ditemukan bahwa ketidakhadiran limpa dapat mendorong timbulnya beberapa jenis infeksi. 1. Fungsi Limpa Fungsi limpa di bagi menjadi 5 kategori : 1. Filter sel darah merah 2. Produksi opsonin – tufsin dan properdin 3. Produksi imunoglobulin lg M 4. Produksi hematopoesis in utero 5. Regulasi T dan B limposit
G.
LAMBUNG
Gambar 2.9
Lambung adalah organ tubuh setelah kerongkongan yang berfungsi untuk menghancurkan atau mencerna makanan yang ditelan dan menyerap sari atau nutrisi makanan yang penting bagi tubuh. 1.
Fungsi Lambung
Fungsi lambung adalah sebagai berikut: a. Menghasilkan pepsinogen,pepsinogen merupakan yang belum aktif dari pepsin. Enzim pepsin berfungsi merubah molekul protein menjadi potongan – potongan protein(pepton). b. Diding lambung menghasilkan asam klorida (HCI) yang berfungsi untuk membunuh mikrorganisme dalam makanan. Menciptakan suasana asam dalam lambung, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. c. Permukaan lambung mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk melindungi dinding lambung dari HCI. d. Pada bayi lambungnya, menghasilkan 2 enzim yaitu renin,berfungsi untuk menggumpalkan protein susu dan kasein dengan bantuan kalsium dan lipase untuk mencegah lemak dalam susu. H.
USUS Usus adalah bagian dari sistem pencernaan yang bermula dari lambung hingga
anus. Pada manusia dan mamalia lain, usus terdiri dari dua bagian: usus kecil dan usus
besar (kolon). Pada manusia, usus kecil terbagi lagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum, sedangkan usus besar terbagi menjadi cecum, kolon, dan rektum. 1. Usus besar
Gambar 2.10
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan “kolon kanan”, sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan “kolon kiri”. 2. Usus halus
Gambar 2.11
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
3. Usus dua belas jari
Gambar 2.12
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Fungsi Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.
I.
EMPEDU
Gambar 2.13
Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Pada beberapa spesies, empedu disimpan di kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan. Empedu dihasilkan oleh hati. Garam empedu yang dihasilkannya mencegah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya. Bentuk micelles (agregat dari asam lemak,kolesterol,dan monogliresida ) yang dihasilkannya membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pemecahan lemak oleh empedu membuat sekresi,ekskresidan reabsorpsi empedu menjadi bahan yang menarik untuk di bahas di dalam artikel kedokteran ini. Hati dan kantung empedu merupakan dua bagian yang tak terpisahkan saat kita membahas tentang empedu. 1. Bagian – Bagian Empedu Empedu terdiri dari : –
Garam – garam empedu
–
Elektrolit
–
Pigmen empedu
–
Kolesterol
–
Lemak
1. Fungsi Empedu
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah dan kelebihan kolesterol) serta membantu penyerapan lemak. J.
PANKREAS
Gambar 2.14
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim amilase, tripsin,dan lipase. – Amilase berfungsi untuk menguraikan zat tepung (amilum) menjadi gula( multosa) – Tripsin menguraikan protein menjadi asam amino. – Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Pada permukaan usus halus dipenuhi jonjot – jonjot usus dan vili yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan sehingga kemampuan menyerap makanan lebih besar. Iklan
2.4
SISTEM ORGAN
1.
Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan adalah sekumpulan organ terintegrasi yang memproses makanan, menguraikan zat yang terkandung pada makanan, dan menyerap sari-sari dan nutrisi makanan supaya makanan tersebut bermanfaat bagi tubuh. Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, jejunum, ileum, usus besar, dan anus. Selain itu, ada beberapa organ tubuh lain yang berperan dalam sistem pencernaan yakni hati dan pankreas. Fungsi utama sistem pencernaan adalah mencerna makanan. Berikut adalah beberapa fungsi sistem pencernaan pada manusia:
2.
1.
Memasukkan makanan ke dalam tubuh.
2.
Menghancurkan makanan.
3.
Memecah nutrisi pada makanan supaya mudah dicerna.
4.
Menyerap makanan.
5.
Membusukkan dan membuang sisa-sisa makanan.
Sistem Ekskresi pada Manusia Sistem ekskresi adalah sistem organ yang membuang cairan tubuh yang
berlebih dan tidak berguna sehingga mencegah tubuh dari keracunan atau kerusakan. Sistem ekskresi juga membuang zat sisa metabolisme. Sistem ekskresi pada manusia terdiri dari ginjal, paru-paru, kulit, dan hati (liver). Berikut adalah fungsi sistem ekskresi pada manusia: 1.
Membuang zat atau cairan yang tidak dibutuhkan tubuh.
2.
Membuat zat sisa metabolisme.
3.
Mencegah zat bermanfaat keluar dari tubuh.
4.
Mengendalikan konsentrasi zat dan cairan di dalam tubuh.
5.
Mengendalikan suhu tubuh (keringat pada kulit).
3.
Sistem Pernapasan pada Manusia Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem organ yang mengatur proses
respirasi manusia. Respirasi adalah proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari luar dan dalam tubuh. Organ yang paling berperan dalam sistem pernapasan pada manusia adalah paru-paru. Namun selain itu, terdapat organ lain seperti hidung, tenggorokan, dan trakea. Berikut adalah fungsi sistem pernapasan pada manusia: 1. Membantu tubuh mendapatkan pasokan oksigen dari udara luar tubuh. 2. Mengeluarkan zat sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan uap air. 3. Menyaring, mengatur suhu, dan melembabkan udara yang masuk. 4. Mencegah penyakit dan benda asing masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. 4.
Sistem Peredaran Darah pada Manusia Sistem peredaran darah adalah sistem organ yang membuat darah tetap
bersirkulasi di dalam tubuh sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pengangkut nutrien, oksigen, karbon dioksida, hormon, melawan penyakit, mengatur suhu dan pH, dan mengatur homeostasis. Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler). Berikut adalah fungsi sistem peredaran darah pada manusia: 1.
Mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
2.
Mengatur homeostasis.
3.
Menyebar panas tubuh supaya merata.
4.
Juga berfungsi sebagai kekebalan tubuh.
5.
Sistem Rangka pada Manusia Sistem gerak adalah kerangka tubuh yang terdiri dari 300 tulang saat lahir, dan
206 tulang saat usia dewasa. Kerangka manusia terdiri dari beberapa bagian utama seperti tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk, tulang selangka, tulang belikat, tulang lengan, tulang tangan, dan tulang kaki. Sistem rangka memiliki banyak fungsi lain tidak hanya sebagai kerangka tubuh manusia. Berikut adalah beberapa fungsi sistem rangka pada manusia:
6.
1.
Memberi dukungan saat bergerak dan melakukan aktivitas.
2.
Memberikan bentuk tubuh.
3.
Melindungi organ-organ vital terutama pada badan dan kepala.
4.
Menyimpan berbagai macam mineral tubuh.
5.
Menopang berat badan tubuh.
6.
Memproduksi sel darah merah.
Sistem Saraf pada Manusia Sistem saraf adalah bagian dari tubuh manusia yang mengkoordinasi respon
tubuh terhadap lingkungannya dan memberikan sinyal kepada tubuh untuk bergerak. Seluruh sistem saraf pada manusia dikendalikan di sistem saraf pusat yang berada pada otak manusia. Sistem saraf pusat mengatur respon gerak baik gerakan biasa maupun gerak refleks. Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf. Satu sel saraf terdiri dari beberapa bagian seperti dendrit, badan sel, nukleus, neurit, selubung mielin, sel schwann, nodus ranvier, dan sinapsis. Berikut adalah beberapa fungsi sistem saraf pada manusia: 1.
Menerima rangsangan dari panca indera.
2.
Menghantarkan rangsangan (impuls) ke sistem saraf pusat.
3.
Memberikan tanggapan atas rangsangan tersebut.
4.
Mengendalikan gerakan tubuh sadar.
5.
Mencegah tubuh terkena bahaya (seperti panas dan benda tajam) dengan
gerak refleks.
7.
Sistem Endokrin pada Manusia
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar organisme yang mensekresi hormon langsung ke darah melalui sistem sirkulasi untuk dibawa menuju organ tujuan. Beberapa kelenjar pada sistem endokrin pada manusia adalah kelenjar pituitari, kelenjar pineal, pankreas, hipotalamus, kelenjar adrenal, testis, ovarium, kelenjar tiroid, dan kelenjar paratiroid. Berikut adalah beberapa fungsi sistem endokrin pada manusia: 1.
Menghasilkan hormon dan mengedarkannya ke organ/jaringan tujuan
melalui sistem peredaran darah.
8.
2.
Merangsang aktivitas tubuh
3.
Mengendalikan aktivitas tubuh.
4.
Mengatur proses metabolisme
5.
Merangsang pertumbuhan jaringan
Sistem Imun pada Manusia Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah pusat sistem pertahanan tubuh
yang melindungi tubuh dari penyakit. Organ penyusun sistem kekebalan tubuh pada manusia adalah sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, kelenjar getah bening, adenoid, dan amandel. Sedangkan sel-sel yang berperan sebagai alat pertahanan tubuh adalah sel-T, sel natural killer, sel-B, granulosit, makrofag, dan sel dendritik. Berikut adalah beberapa fungsi sistem imun pada manusia: 1.
Melindungi tubuh dari bibit penyakit.
2.
Menghilangkan sel mati untuk regenerasi jaringan.
3.
Menghancurkan substansi asing pada tubuh.
4.
Menetralisir racun yang dikeluarkan mikroorganisme asing.
9.
Sistem Reproduksi pada Manusia Sistem reproduksi adalah sistem fertilisasi internal oleh proses pertemuan
antara organ kelamin pria dan wanita. Tujuan utama sistem reproduksi adalah untuk menghasilkan keturunan. Sistem reproduksi pada pria dan wanita berbeda. Sistem reproduksi pada pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, kelenjar cowper, uretra, penis, dan skrotum. Sedangkan organ reproduksi pada wanita terdiri dari ovarium, oviduk, tuba falopi, rahim, dan vagina. Fungsi sistem reproduksi pada manusia adalah: 1.
Untuk berkembang biak.
2.
Sebagai tempat pertumbuhan janin bagi wanita.
3.
Menghasilkan sel kelamin pria (sperma) atau wanita (sel telur)
10. Sistem Indera pada Manusia Sistem indera adalah sistem penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Sistem indera dipisahkan dengan sistem saraf karena sistem saraf merupakan sistem penghantar dan pemroses rangsangan. Manusia memiliki lima indera (panca indra) yakni penglihatan (mata), pendengaran (telinga), perasaan (kulit), pengecap (lidah), dan penciuman (hidung). Berikut adalah fungsi sistem indera pada manusia: 1.
Mengenali lingkungan sekitar.
2.
Mencegah tubuh dari bahaya.
3.
Membantu berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
4.
Membantu alat tubuh lain. Seperti lidah membantu menelan dan kulit
membantu mengarahkan gerakan manusia.
11. Sistem Otot pada Manusia Sistem otot adalah sistem penggerak tulang dan organ tubuh. Otot dikendalikan otak melalui sistem saraf, baik secara sadar maupun tak sadar. Jika sistem indera merupakan penerima rangsangan dan otak pemroses rangsangan, maka sistem otot merupakan efektor atau pelaksana respon dari rangsangan tersebut. Otot terdiri dari selsel otot. Macam-macam sel otot meliputi otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Berikut adalah fungsi sistem otot pada manusia:
12.
1.
Sebagai pelaksana respon dari suatu rangsangan.
2.
Bergerak dengan menggerakkan tulang.
3.
Membantu organ lain menjalankan tugasnya.
4.
Membentuk postur tubuh.
Sistem Integumen pada Manusia Sistem integumen adalah sistem organ yang melindungi tubuh dari berbagai
macam kerusakan seperti kehilangan cairan atau abrasi dari luar. Sistem integumen pada manusia terdiri dari kulit dan tambahannya (termasuk rambut dan kuku). Berikut fungsi sistem integumen pada manusia: 1.
Bekerja sebagai anti air.
2.
Melindungi jaringan di dalamnya.
3.
Mengekskresi zat buangan.
4.
Mengatur suhu tubuh.
5.
Menyimpan air dan lemak.
6.
Sebagai tempat menempel reseptor saraf untuk mendeteksi sakit,
rabaan, tekanan, dan suhu. 7.
Melakukan sintesis vitamin D.
2.5 HOMEOSTATIS & HOMEOSDINAMIK A. HOMEOSTATIS
Homeostasis berasal
dari
kata
homeo=sama
dan
statis=
berdiri/diam.
Pengertiannya adalah usaha dari tubuh sendiri agar lingkungannya dalam keadaan seimbang/stabil. Homeostasis berkaitannya dengan beberapa sistem tubuh diantaranya: a. Sistem pencernaan b. Sistem sirkulasi c. Sistem pernapasan d. Sistem kemih e. Sistem integumen f. Sistem imun g. Sistem saraf h. Sistem endokrin i. Sistem reproduksi Homeostasis
merupakan
mekanisme
tubuh
untuk
mempertahankan
keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya. Dapat terjadi seara alamiah apabila tubuh mengalami stress. Homeostasis terdiri atas homeostasis fisiologis dan psikologis. Homeostasis psikologis adalah pada keseimbangan emosional dan mental. Dalam tubuh manusia, homeostasis fisiologis dikendalikan oleh system endokrin dan system saraf otonom. Proses homeostasis fisiologis terjadi melalui empat cara yaitu: 1. Pengaturan diri (self regulation) 2. Kompensasi 3. Umpan balik negatif 4. Umpan balik positif Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress sehingga tubuh secara alamiyah akan melakukam mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisisi yang seimbang. Ada terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya homeostasis, yaitu konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi 02 dan CO2, konsentrasi zat sisa, PH, konsentrasi garam, air dan larutan elektrolit lainnya, volume dan tekanan, dan suhu. Itu semua mempengaruhi dari terjadinya homeostatis didalam
tubuh. Mekanisme homeostatis tubuh secara ringkas adalah keseluruhannya diatur oleh otak dan terjadinya untuk mempertahankan peran penting sel tubuh agar dapat menjalankan
sistem
tubuh
yang
baik
agar
terciptanya
keadaan
yang
stabil/seimbang/homeostatis dan prosesnya melibatkan komunikasi dan kelistrikan sel. Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian dari sistem yang terorganisasi, memberi kontribusi bagi homeostasis. Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi jika ada cairan ekstra sel yang cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi kimiawi dan keadaan fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpang dalam batas-batas yang sempit. Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan O2 dari lingkungan internal, bahan-bahan esensial ini harus secara terus menerus dilengkapi lagi agar proses sel mempertahankan hidupnya yang berlangsung terus menerus dapat berlanjut. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan. Gangguan pada homeostasis dapat menyebabkan penyakit dan kematian. Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Jika gangguan terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian. B. HOMEOSDINAMIK Homeodinamik merupakan pertukaran energi antara manusia dan lingkungan sekitarnya secara terus-menerus. Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan memengaruhinya, serta memiliki keunikan tersendiri. Prinsip dalam homeodinamik menurut teori Rogers adalah :
1. Prinsip Integral, yaitu prinsip utama dalam hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara manusia dan lingkungan. 2. Prinsip Resonansi, yaitu bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi karena manusia memiliki pengalaman dalam beradaptasi dengan lingkungan. 3. Prinsip Helicy, bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan. A.
TANDA GEJALA (MANIFESTASI KLINIK)
a.
MANIFESTASI KLINIS Gejala dan tanda klinis sangat dipengaruhi oleh berat ringannya asmayang diderita. Bisa saja
seorang penderita asma hampir-hampir tidakmenunjukkan gejala yang spesifik sama sekali, di lain pihak ada juga yangsangat jelas gejalanya. Gejala dan tanda tersebut antara lain: a. Batuk b. Nafas sesak (dispnea) terlebih pada saat mengeluarkan nafas (ekspirasi) c. Wheezing (mengi) d. Nafas dangkal dan cepat e. Ronkhi f. Retraksi dinding dada g. Pernafasan cuping hidung (menunjukkan telah digunakannya semua otot-ototbantu pernafasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi) h. Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukangejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dandalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantupernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma ini adalah sesaknafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasanyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Padaserangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak,antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada,takikardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi
padamalam hari.Penderita asma dapat dikategorikan menjadi sebagai berikut:1. Asma intermiten ringan, gejala terjadi kurang dari seminggu sekali denganfungsi paru normal atau mendekati normal diantara episode serangan.2. Asma persisten ringan, gejala muncul lebih dari sekali dalam seminggudengan fungsi paru normal atau mendekati normal diantara episodeserangan.3. Asma persisten moderat, gejala muncul setiap hari dengan keterbatasanjalan napas ringan hingga moderat.4. Asma persisten berat, gejala muncul tiap hari dan mengganggu aktivitasharian. Terdapat gangguan tidur karena terbangun malam hari, danketerbatasan jalan napas moderat hingga berat.5. Asma berat, gejala distress berat hingga tidak bisa tidur. Keterbatasanjalan napas yang kurang respon terhadap bronkodilator inhalasi dan dapatmengancam nyawa. B. PERUBAHAN DALAM PATOFISIOLOGI a.
Perubahan saat pintasan jantung paru dimulai Ketik PJP dimulai biasanya terjadi penurunan tekanan darah sistematis yang
disebabkan oleh penurunan viskositas darah karena hemodilusi oleh cairan priming,penurunan tonus vaskular akibat pengencersan katepolamin yang beredar dalm tubuh,dan hipoksemia temporer akibat pemberian cairan priming selain darah, nilai Ph darah rendah, serta konsentrasi kalsium dan magnesioum cairan priming dalam darah. b.
Perubahan sirkulasi PJP saat hipotermia Besar tahanan sirkulasi vaskular sistematis antar individu selama PJP akan
bervariasi. Pada saat PJP terus berjalan serta kecepatan aliran dipertahankan konstan,akan terjadi peningkatan pada tekanan sistematis akibat peningkatan tahanan vaskular sistematik,tetapi peningkatan tahanan vaskular sistematik ini jarang melebihi tahanan vaskular sistematik pada saat sebelum dimulainya PJP. C. KONSEP PERADANGAN Bila sel-sel atau jaringan-jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama penjamu bertahan hidup, jaringan gidup di sekirarnya membuat suatu respons mencolok yang disebut peradangan. Yang lebih khusus, peradangan adalah reaksi vaskular yang menimbulkan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial di daerah cedera atau nekrosis.
Reaksi peradangan sebenarnya marupakan suatu proses yang dinamik dan kontinu pada kejadian-kejadian yang terkoordinasi dengan baik. Untuk memunculkan manifestasi suatu reaksi peradangan, sebuah jaringan harus hidup, dan khususnya harus memiliki mikrosirkulasi fungsional.. jika daerah jaringan nekrosis luas, maka reaksi peradangan tidak ditemukan di bagian tengah jaringan, tetapi pada bagian tepinya, yaitu di antara jaringan yang mati dan jaringan hidup yang memiliki sirkulasi utuh. Selain itu, jika cedera tertentu segera menyebabkan kematian pada pejamu, maka tidak ada bukti reaksi peradangan karena untuk timbulnya respons memerlukan waktu. Inflamasi merupakan reaksi pertahanan organnisme dan jaringan terhadap rangsangan yang merusak. Tujuannya adalah memperbaiki kerusakan atau paling tidak membatasinya serta menghilangkan penyebab kerusakan, seperti bakteri atau benda asing. Penyebab inflamasi dapat berupa:
Mikroorganisme, sperti bakteri, virus, jamur atau parasit;
Benda asing (protein asing, misalnya serbuk sari; kristal asbes atau silikat); atau
Kerusakan jaringan dengan pembentukan debris jaringan, misalnya akibat kerusakan mekanik seperti terpotong, gigitan, gesekan atau benda asing, senyawa kimia seperti asam atau basa, pengaruh fisik seperti dingin, panas, radiasi (UV, sinar-X, radioaktif), serta penyebab endogen seperti sel tumor yang pecah, darah di ekstravaskular, reaksi autoimun, atau kristal dari zat yang mengendap di dalam tubuh (asam urat, kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan kolesterol). Inflamasi akut tampak sebagai reaksi lokal dengan gejala yang sudah dikenal
sejak zaman dahulu berupa nyeri (dolor), pembengkakan (tumor), kemerahan (rubor), danpanas (kalor). Selain itu, timbul reaksi peradangan umum (reaksi fase akut). Pengaktifal sel mast (di jaringan) atau leukosit basofil yang cepat di dalam darah merupakan contoh reaksi peradangan akut yang sangat hebat, yang terutama terjadi pada reaksi hipersensitivitas tipe I. jika sebelumnya tubuh pernah kontak dengan antigen (= alergen pada keadaan hipersensitivitas), contohnya dengan protein racun
lebah, sebagai reaksi terhadap hal itu, sel B akan tersensitisasi (kerja sama dengan sel TH2; B4). Selanjutnya sel plasma menghasilkan IgE yang berikatan dengan reseptor FC di sel mast. Pada kontak berikutnya, sekarang antigen akan terikat dengan ujung IgE Fab yang spesifik terhadap antigen. Tampaknya, yang penting untuk reaksi sel mast selanjutnya adalah allergen terikat dengan beberapa molekul IgE (ikatan silang antibodi); antigen besar terutama efektif (misalnya, parasit dengan beberapa hapten yang tarikat) karena dapat berulang kali bekerja secara antigenic dengan bagian molekul yang berbeda (polivalen). Ikatan silang antara antibody dengan antigen melepaskan second messenger di sel mast (cGMP, inositol fosfat, Ca+2) yang memicu degranulasi sel mast yang cepat, yakni terjadi eksositosis mediator inflamasi dan kemokin yang disimpan di dalam granul (histamine, interleukin 8 [IL-8], eotaksin, factor kemotaktik neutrofilik [NCF], dll). Ca+2 juga mengaktivasi fosfolipase A2 yang memecah asam arakhidonat dari fosfolipid di membran sel. Senyawa ini merupakan substansi awal untuk mediator inflamasi penting lainnya, seperti prostaglandin (E2 dll) dan leukotrien (C4, D4, dan E4; yang secara keseluruhan disebut substansi anafilaksis yang bereaksi lambat [SRSA], dan juga B4). Fosfolipid eter faktor aktivasi trombosit (platelet activating factor[PAF]). Merupakan mediator inflamasi dan hemostatis yang penting yang dilepaskan dari membrane sel mast. Pada perjalanan reaksi peradangan berikutnya, leukotrien dan PAF juga dilepaskan dari eosinofil dan neutrofil, dari makrofag begitu juga dengan PAF dari trombosit. Hal ini penting untuk memperkuat reaksi dan termasuk sistem hemostatis. Sel ini akan tertarik oleh kemotaksis. Eotaksin, PF dan leukotrien B4 bekerja secara kemotaksis terhadap eosinofil (dan sel TH2). Karena PAF juga mengaktivasi sel mast, terjadi kerja sam di antara kedua tipe sel. Neutrofil dan monosit ditarik oleh leukotrien B4, C5a, NCF, tumor necrosis factor (TNF-), IL-1, IL-4, dan beberapa kemokin seperti IL-8. Histamine, PAF, dan leukotrien C4, D4, dan E4bekerja secara bersama-sama dengan mediator lain (prostaglandin E2, bradikinin) untuk menyebabkan: (1)
vasodilatasi, (2) peningkatan permeabilitas paraseluler endotel, dan (3) perangsangan nosiseptor. Vasodilatasi menyebabkan kemerahan dan rasa panasdi tempat yang mengalami kemerahan dan penurunan kecepatan aliran darah memungkinkan leukosit yang tertarik secara kemotaksis berenang di daerah yang dekat dengan endotel. Endotel yang telah teraktivasi di daerah yang mengalami peradangan, diantaranya karena IL-4 (dari limfossit TH2) akan mendorong selektin ke dalam lumen. Selektin ini, yang tersamar dengan molekul adhesi, menyebabkan leukosit berjalan di sepanjang endotel sehingga mengaktifkan molekul adhesi lainnya (integrin, ICAM-1; VCAM ). Hal ini memungkinkan
leukosit
untuk
melekat
di
dinding
pebuluh
darah
(marginasi). Peningkatan permeabilitas endotel (pelonggaran ikatan sel endotel) membuat leukosit dapat menyusup ke ruangan ekstravaskular. Selanjutnya, akan semakin banyak cairan yang kaya protein (eksudat inflamasi) mencapai ruang interstisial dan menyebabkan pembengkakan edematosa. Pada keadaan yang ekstrem, eritrosit bahkan dapat meninggalkan pembuluh darah (inflamasi hemoragik). Akhirnya, timbul nyeri yang membuat luka menjadi disadaridan merangsang kerja reflex untuk mengobati daerah yang mengalami peradangan. Dolor atau nyeri, pada suatu reaksi peradangan tampaknya ditimbulkan dalam berbagai cara. Perubahan PH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pelepasan zt-zat kimia tertentu seperti histamine atau zat-zat kimia bioaktif lain dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang menyebabkan peningkatan tekanan lokal yang tidak diragukan lagi dapat menimbulkan nyeri. D. KONSEP NEOPLASMA Neoplasma adalah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkordinasi dengan jaringan normal lainnya dan tumbuh terus- menerus sehingga merugikan bagi tubuh. Penyebab neoplasma adalah mutasi pada DNA sel, sehingga terjadi gangguan pada proses regulasi homeostasis sel. Hal inilah yang menyebabkan
transformasi sel karena pembelahan sel tidak terkontrol dan timbul neoplasma. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus menerus. Proliferasi demikian disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat
parasit.
(Chrestella,
2009;
Suwandono,
2010)
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan lemah . Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor. a.
Etiologi Neoplasma Neoplasma bisa disebabkan oleh banyak faktor. (Jong, 2004). Adapun faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya tumor adalah: 1. Kelainan kongenital atau konstitusi genetika. Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan. 2. Kerusakan Struktural, disebabkan konstitusi gen itu rusak. 3. Kerusakan Fungsional, kerusakan fungsi atau sistem kerjanya dan ini menentukan kemampuan tumbuh untuk: a. Menetralisasi karsinogen yang masuk ke dalam tubuh. b. Mereparasi kerusakan gen dalam chromosom c. Menjaga imunitas tubuh d. Mematikan sel kanker yang baru terbentuk. (Hegner,2003) Sistem kerja, adanya kerusakan konginetal ini menentukan apakah seseorang itu mempunyai tidak bakat atau mudah/ sukar mendapat kanker 2. Karsinogen Di alam banyak terdapat karsinogen, yaitu zat atau bahan yang dapat menimbulkan tumor/ kanker. Menurut Sudiono (2008) ada beberapa macam karsinogen, yaitu: a. Karsinogen Kimiawi
Pada saat ini telah ditemukan lebih dari 2000 jenis karsinogen yang berupa zat kimia sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada orang yang bebas dari karsinogen. Karsinogen kimiawi dapat berupa: Karsinogen alami, banyak sekali karsinogen yang ditemukan di alam bebas seperti: 1. Bahan organic Seperti Aflatoxin yang terdapat pada biji kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur Aspergillus flamus, Alfatoxin itu dapat menimbulkan neoplasma meligna. Selanjutnya, Nitrosamin
yang
terdapat
di
dalam
berbagai
makanan
dan
minuman
2. Anorganik Contohnya, Berryllium, Cadmium, Plumbum, Chromium, Arsenikum, Asbes, Radium Karsinogen buatan manusia, biasanya digunakan untuk: 1. Bahan industri di pabrik-pabrik Contohnya arang dan tir, cat, tekstil, karet, kulit, plastic, kayu 2. Obat-obatan Contohnya Arsen, Chlornaphazine, Immunosupresif, kontrasepsi dan pestisida Karsinogen kimiawi dapat digolongkan dalam 3 golongan: 1. Direct acting carcinogen Bahan ini sangat aktif dan secara langsung dapat menimbulkan kanker/ tumor. Contoh : gas mustard, melphalan, dan lain sebagainya. 2. Pro carcinogen Bahan ini tidak secara langsung dapat menimbulkan tumor/ kanker, bahan ini melalui proses metabolisasi dulu oleh enzim-enzim tubuh. Contoh : nitroramin.
3. Co carcinogen Bahan ini tidak atau hanya sedikit sekali mempunyai aktivitas karsinogenesis Gaya hidup juga dapat mempengaruhi timbulnya neoplasma, karena gaya hidup itu menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan karsinogen.
Misalnya, nutrisi. Makanan yang menambah risiko mandapat kanker atau tumor yaitu: 1. Lemak tinggi 2. Protein hewani tinggi 3. Alkohol 4. Makanan asin, diasap, dipanggang 5. Nitrate dan pengawet makanan nitrite 6. Kalori tinggi. E.
Klasifikasi Neoplasma Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor yang bersifat jinak
( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas (tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas disebut “ Intermediate” . 1. Neoplasma benigna (tumor jinak) Tumor jinak berupa benjolan yang bersifat jinak, tumbuh sangat lamta dan berbatas tegas sehingga mudah dioperasi dan diangkat. Pada umumnya tumor jinak dapat sembuh sempurna, tetapi suatu saat juga bisa menjadi tumor ganas. (Otto, 2003; Somatri, 2007) 2. Neoplasma maligna (tumor ganas) Tumor ganas lebih dikenal dengan nama kanker . pertumbuhannya sangat cepat dan tidak terkendali karena sel-sel jaringan telah berubah bentuk menjadi sel-sel kanker. Kanker tidak berbatas tegas, merusak jaringan, dan tumbuh menjalar ke bagian lain melalui pembuluh darah atau pembulh getah bening. Perkembangbiakan sel kanker hingga ke bagian tubuh lain disebut metastasis. Jika jaringan tumor ganas menyerupai jaringan embrio disebut blastoma. Jika berasal dari dua lapis jaringan ebrio disebut karsinosarkoma, sedangkan jika dari tiga lapis jaringan embrio disebut teratoma. (Otto,2003; Pringgoutomo, 2002) 3. Intermediate Diantara 2 kelompok neoplasma benigna dan maligna terdapat segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local tetapi kemampuan
metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basal kulit. Atas dasar dasar asal sel / jaringan ( histogenesis ), neoplasma dibagi menjadi : 1. Neoplasma berasal sel totipoten Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger minoma.Yang berdiferensiasi
minimal
contohnya
:
karsinoma
embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk trofobias misalnya chorio carcinoma dan yolk sac carcinoma. Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma. (Sudiono,2008) 2. Tumor sel embrional pluripoten Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya retinobiastoma,
hepatoblastoma,
embryonal
rhbdomyosarcoma.
3. Tumor sel yang berdiferensiasi Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi. Menurut Barbara (2008), Neoplasma sering diberi nama sesuai dengan asal jaringan yang terkena, misalnya tumor jinak: a.
Fibroma berasal dari jaringan ikat fibrosa
b.
Khondroma berasal dari jaringan tulang rawan
c.
Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon
d.
Jika berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar ( papiloma interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel transisional ).
Sedangkan
tumor
ganas
(maligna),
contohnya
:
a. Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma b. Tumor ganas jaringan mesenkim yang ditemukan kurang dari 1 persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin atau yunani ) dengan akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor ganas jaringan ikat tersebut Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi nama Liposarkoma. Terkadang, tumor diberi nama sesuai dengan orang yang pertama kali menemukannya, misalnya : a. Penyakit Hodgkin, tumor yang menyerang limfe b. Tumor Wolm, tumor yang menyerang ginjal Sifat Neoplasma Benigna dan Neoplasma Maligna 1.
Diferensiasi dan Anaplasia Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor. Diferensiasi yaitu
derajat kemiripan sel tumor ( parenkim tumor ). Jaringan asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor. Proliferasi neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan sel tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya. Semua neoplasma benigna umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai contoh neoplasma benigna otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak normal.
Neoplasma maligna yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut anaplastik. Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik dan kelainan organisasi posisi. Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam . mengandung banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik ). Anaplasia posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor yang satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel tumor yang abnormal. (Otto, 2003) 2.
Derajat Pertumbuhan Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat. tetapi derajat
kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang – kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas.karena tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang memadai. Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak. Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu : 1.
Derajat pembelahan sel tumor
2.
Derajat kehancuran sel tumor
3.
Sifat elemen non-neoplastik pada tumor
4.
Invasi Lokal
Hampir semua neoplasma beligna tumbuh sebagai massa sel yang kohesif dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada tumor ganas. Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka biasanya dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat diluar neoplasma, karena sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi neoplasma. Oleh karena ada simpai maka neoplasma maligna tumbuh progresif, invasive, dan merusak jaringan sekitarnya.
Pada umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya. Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. (Sudiono, 2008) Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan alat tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan reseksi pengeluaran tumor sangat sulit. Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal. Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan menembus membrane basal. 4.Metastasis / Penyebaran Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan dengan tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor ganas dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan karsinoma sel basal , keduanya sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis. (Otto,2003) Umumnya tumor yang lebih anaplastik, lebih cepat timbul kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadandkadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat ,tetap terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun. Pemeriksaan Diagnostik Menurut Sudiono (2008) dan Hegner (2003) ada beberapa cara untuk menegakkan diagnosis seseorang menderita neoplasma atau tidak, yaitu dengan cara: 1. Pemeriksaan makroskopis Pemeriksaan dengan mata biasa untuk memperhatikan jaringan tumor, misalnya bercak berwarna kuning kemerahan menunjukkan adanya jaringan nekrotik dan perdarahan. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengetahui ada tidaknya simpah dan rapuh tidaknya konsistensi tumor. Bila rapuh dan tidak bersimpai maka meunjukkan keganasan.
2. Pemeriksaann hormone dan enzim Pemeriksaan ini tidak umu dilakukan untuk neoplasma rongga mulut. Terbentuknya asam fosfatase menunjukkan adanya metastasis karsinoma dalam tulang. Adanya hormone korionik gonadotropin dalam urine pria dalam serum darah menunjukkan adanya koriokarsinoma testis atau ekstragonad. Sedangkan adanya kadar korionik gonadrotopin yang tinggi dalam urine wanita yang tidak hamil menunjukkan adanya mola hidatidosa atau koriokarsinoma. 3. Pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan hematologi dilakukan dengan pulasan sedimen untuk mencari sel tumor yang terlepas dan masuk peredaran darah. Sel darah dihancurkan dengan saponin atau enzim dan sel darah putih dengan streptolisin O, kemudian disaring dan filtrate yang mengandung sel tumor disentrifugasi dengan kecepatan tinggi untuk mengendapkan sel tumor yang lebih besar. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin. Kebanyakan sel neoplasma ini akan menjadi rusak. Adanya sel tumor dalam peredaran darah tidak berhubungan dengan adanya metastasis. 4. Pemeriksaan mikroskopis Pemeriksaan mikroskopis merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma. Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya kegananasan dini tidak dapat didiagnosis berdasarkan pengamatan klinis semata. 5. Diagnosis Dini Kanker Untuk menemukan stadium dini kanker harus dilakukan pemeriksaan rutin pada pasien yang tidak menunjukkan gejala. Beberapa usaha penemuan kanker tingkat dini : a. Pemeriksaan sitologi serviks rutin tiap tahun pada wanita berusia > 35 tahun. b. Usia 50 tahun atau lebih diadakan pemeriksaan sigmoideskopi tiap 3-5 tahun,untuk menemukan lesi pada rectum. c. Memeriksa payudara sendiri ,untuk menemukan benjolan kecil pada payudara d. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.
6.
Pemeriksaan Hispatologis Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi, khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menegakkan prognosis, diagnosis dan rencana keperawatan F.
Peran Perawat Dalam pemeriksaan diagnostic, perawat harus menyispkan pasien untuk
melakukan tes yang diminta. Persiapan pasien yang tidak tepat fdapat mengakibatkan hasil tes tidak akurat, pengobatan terhambat, biaya bertambah dan kecemasan pasien meningkat. Peran perawat dari upaya promotif hingga rehabilitative yaitu memberikan dukungan pada klien terhadap prosedur diagnostic, mengenali kebutuhan klien baik psiko social dan spiritual, berpartisipasi dalam koleksi data penelitian regitrasi kanker, membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan. E. KONSEP CAIRAN DAN ELEKTROLIT Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”. A. KOMPARTEMEN CAIRAN Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall, 1997) 1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi : (a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang dewasa. (b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup : – pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan – transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru – pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi – transpor hormon ke tempat aksinya – sirkulasi panas tubuh 3. Cairan Transelular (CTS) : Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari. Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT BADAN
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll. NILAI RATA-RATA CAIRAN EKSTRASELULER (CES) DAN CAIRAN INTRASELULER (CIS) PADA DEWASA NORMAL TERHADAP BB
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9. B. FUNGSI CAIRAN TUBUH 1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel 2. Mengeluarkan buangan-buangan sel 3. Mmbentu dalam metabolisme sel 4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit 5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan 7. Mempemudah eliminasi 8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM) C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut) 1. Air Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya. 2. Solut (terlarut) Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit. (a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain atau dengan berat molekul dalam garam. Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ). Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial sama (lihat Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma. (b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin. Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh
Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium Mg2+, protein dan asam organik. Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata. Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan sebagai berikut :
Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518 KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL) Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut : DEWASA = 15 cc/kg BB/hari ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C) (Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.) JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah : 1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
3. Jenis kelamin Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh 3. Sel-sel lemak Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh 4. Stres Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine 5. Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan 6. Temperatur lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari 7. Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular. KOMPLIKASI PENYAKIT Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komplikasi berarti (1) penyakit tambahan yang timbul setelah penyakit yang sudah ada, (2) percampuran yang kusut (dari berbagai hal) atau kerumitan. Menurut dunia kedokteran, pengertian komplikasi adalah jenis penyakit dimana seseorang mengalami dua jenis penyakit atau lebih secara bersamaan yang biasanya penyakit kedua merupakan tambahan atau lanjutan dari penyakit kedua. Dalam bidang persalinan kita juga sering mendengar istilah komplikasi. Pengertian komplikasi kebidanan / pengertian komplikasi kehamilan adalah kondisi kegawat daruratan obstetrik yang bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya. (Prawirohardjo : 1999). Contoh komplikasi kehamilan yang sering terjadi diantaranya pendarahan, eklamsia/preeklamsia, dan infeksi. Penyakit komplikasi merupakan salah satu jenis penyakit berat karena tidak lagi melibatkan satu penyakit saja, melainkan beberapa penyakit. Perlu diingat kalau komplikasi bukan nama penyakit ya, melainkan istilah untuk beberapa penyakit yang sudah ada di dalam tubuh manusia. Penyebab komplikasi : Penyakit ini awalnya muncul karena efek terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan yang berbahan dasar kimia. Perlu diketahui bahwa obat-obatan yang mengandung senyawa kimia tidak dapat dijadikan sepenuhnya sebagai obat penyembuh, justru obat kimialah yang bisa mengundang kedatangan berbagai penyakit lainnya. Maka dari itu kita sebagai manusia jangan terlalu sering mengkonsumsi obat-obat, apalagi gejala penyakit yang diderita hanya ringan seperti pusing. Kalau kita pusing, coba untuk istirahat dan minum air hangat, dan hindari untuk mengkonsumsi obat.
Contoh penyakit komplikasi antara lain:
Penyakit diabetes yang bisa menimbulkan komplikasi pada jantung, ginjal dan mata. Komplikasi dari hipertensi seperti penyakit jantung (jantung koroner, gagal jantung), stroke, gagal ginjal kronik, penyakit arteri parifier, dan timbulnya kebutaan karena renopati hipertensi Penyebab penyakit komplikasi antara lain:
Sering mengkonsumsi obat-obatan kimia Daya tahan tubuh yang rendah Pembuluh darah tidak mampu menetralisir penyakit yang ada di dalam tubuh kita Menjalarnya berbagai jenis penyakit di dalam tubuh
Gejala-gejala komplikasi antara lain:
Kelainan pada jantung Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi Pencernaan tidak lancar atau terganggunya pencernaan Terdapat gangguan pada rongga mulut Berkurangnya imun dalam tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi virus, bakteri, dan jamur Pasien mengalami kebutaan Hipoglikemia
PATOLOGI KLINIK – PATOLOGI ANATOMI A. Patologi klinik Patologi klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran klinik yang ikut mempelajari masalah diagnostik dan terapi, ikut meneliti wujud dan perjalanan penyakit pada seorang penderita atau bahan yang berasal dari seorang penderita. Untuk itu patologi klinik merupakan pemeriksaan morfologis, mikroskopis, kimia, mikrobiologis, serologis, hematologis, i munologis, parasitologis, dan pemeriksaan laboratorium lainnya. Patologi klinik merupakan cabang dari ilmu patologi, berbeda dari cabang ilmu patologi lainnya, yaitu patologi anatomi, yang mempelajari mengenai anatomi jaringan yang terinfeksi. Ilmu patologi klinik menekankan penelitiannya pada diagnosis, pemulihan, dan pencegahan berbagai jenis penyakit. Secara umum, pemeriksaan suatu penyakit dideteksi berdasarakan perubahan berbagai jenis proses biokimia yang berlangsung di dalam tubuh pasien. Sampel yang umumnya digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium adalah cairan tubuh seperti urine dan darah. Patologi klinik dapat digunakan untuk pemeriksaan berbagai jenis penyakit hatiterinduksi pemakaian obat tertentu, HIV, kanker, deteksi kelainan pada paru-paru, dan gangguan metabolisme ion besi di dalam tubuh. Pemeriksaan tersebut pada umumnya
melibatkan serangkaian tes berkelanjutan, seperti analisis mikroskopis, uji imunologis, hematologis, dan radiologissehingga memakan waktu yang cukup lama. B. Patologi Anatomi Patologi anatomi ialah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakitberdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negeri, dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh. Patolog anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperoleh informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Di Indonesia, jumlah dokter patologi anatomi belum banyak, hanya sekitar 220 orang. Dokter spesialis ini diberi gelar SpPA. Keahlian dan prosedur Prosedur yang digunakan dalam patologi anatomi termasuk:
Pemeriksaan kasar – pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat dikenali secara visual. Pada tingkat ini jualah patolog memilih daerah yang akan diproses untuk histopatologi. Kadang-kadang mata dapat diberi suryakanta atau mikroskop stereo, khususnya saat memeriksa organisme parasit. Histopatologi – pemeriksaan mikroskopikpada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologis. Cat standar adalah hematoksilin dan eosin, namun lainnya juga ada. Pemakaian kaca mikroskop yang dicat dengan hematoksilin dan eosin untuk menyediakan diagnosis spesifik berdasarkan pada morfologi dianggap sebagai keahlian inti patologi anatomi. Ilmu yang mempelajari pengecatan bagian jaringan disebut histokimia. Imunohistokimia – menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu. Hibridisasi in situ – molekul DNA dan RNAspesifik dapat dikenali pada bagian yang menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini disebut FISH. Sitopatologi – pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi.
Mikroskopi elektron – pemeriksaan jaringan dengan mikroskop elektron, yang memungkinkan pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel dalam sel. Penggunaannya telah banyak digantikan oleh imunohistokimia, tapi sering diumumkan untuk tugas tertentu, termasuk diagnosis penyakit ginjaldan pengenalan sindrom silia imotil di antara lainnya. Sitogenetika jaringan - visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti translokasi kromosom. Imunofenotipe arus - penentuan imunofenotipe sel menggunakan teknik sitometri arus. Amat berguna untuk mendiagnosis jenis-jenis leukemia dan limfoma yang berbeda. Cabang ilmu 1. Patologi bedah Patologi bedah adalah daerah praktik terpenting dan memakan waktu bagi kebanyakan patolog anatomi. Patologi bedah melibatkan pemeriksaan kasar dan mikroskopik spesimen bedah, seperti biopsiyang dibawa oleh dokter bukan bedah seperti dokter penyakit dalam, kulit, dan radiolog intervensi. 2. Sitopatologi Sitopatologi adalah cabang ilmu patologi anatomi yang berurusan dengan pemeriksaan mikroskopis atas sel seseorang secara keseluruhan yang diperoleh dari usapan atau aspirasi jarum tajam. Sitopatolog dilatih untuk melakukan aspirasi jarum tajam dari organ, massa, ataupun kista yang terletak di permukaan, dan sering bisa memuat diagnosis segera dalam kehadiran pasien dan dokter yang mengajukan konsul. Dalam kasus uji tapis seperti apus Papanicolaou, sitoteknolog yang bukan dokter sering diminta melakukan tinjauan awal, dengan kasus yang satu-satunya positif maupun tak pasti yang diuji oleh patolog. 3. Patologi molekuler Patologi molekuler adalah cabang ilmu yang tumbuh dalam patologi anatomi yang berfokus pada penggunakan teknik berdasar asam nukleat seperti hibridisasi in situ, reaksi berantai polimerase transkriptase balik, dan mikroarray asam nukleat untuk studi penyakit khusus pada jaringan dan sel. Patologi molekuler menerima beberapa aspek praktis patologi anatomi dan klinik, dan kadang-kadang dianggap bidang "lintas ilmu". 4. Patologi autopsi Patolog anatomi umum dilatih melakukan autopsi, yang digunakan untuk menentukan berbagai faktor yang menyebabkan kematian seseorang. Otopsi penting dalam pendidikan medis para klinikus, dan dalam usaha untuk memperbaiki dan memverifikasi kualitas perawatan medis. Diener adalah tokoh bukan dokter yang membantu patolog pada porsi otopsi diseksi kasar. Otopsi mewakili kurang dari 10% beban kerja patolog di Amerika Serikat. Namun, autopsi adalah pusat persepsi publik di bidang ini, khususnya karena penggambaran patolog di acara televisi seperti Quincy, M.E. dan Silent Witness.
5. Patologi forensik Patolog forensik menerima pendidikan subspesialis dalam menentukan penyebab kematian dan informasi lain yang relevan secara hukum dari tubuh seseorang yang mati dalam keadaan non-medis maupun kemungkinan kejahatan. Autopsi mencakup kebanyakan, namun tak semua kerja patolog forensik yang berpraktik, dan patolog forensik adakalanya berkonsultasi untuk memeriksa yang selamat dari serangan kejahatan. Latar praktik patologi anatomi
Patologi anatomi akademik dilakukan di pusat kesehatan universitas oleh seorang patolog yang juga pengajar universitas. Mereka juga memiliki tanggung jawab yang beragam yang termasuk mendidik residenpatologi, mengajar, mahasiswa kedokteran, mengadakan penelitian dasar, klinik, ataupun penerjemahan, dan/atau menjalankan tugas administratif, di samping parktek patologi anatomi diagnostik. Patolog di latar akademik sering mengkhususkan diri di daerah tertentu patologi anatomi dan bisa bertindak sebagai konsultan bagi patolog lain yang menyangkut kasus di daerah keahlian khusus mereka. Praktik kelompok adalah model praktik paling tua. Dalam susunan ini, sekelompok patolog senior akan mengendalikan kemitraan yang mempekerjakan patolog yunior dan mengadakan perjanjian independen dengan rumah sakit untuk menyediakan layanan diagnostik, juga menarik bisnis penyerahan dari klinikus setempat yang berpraktik di luar pasien. Kelompok ini sering memiliki laboratoriumhistologi dan uji jaringan tambahan, dan dapat memegang kontrak untuk menjalankan laboratorium yang dimiliki RS. Banyak patolog yang berpraktik dalam latar ini dididik dan mendapatkan sertifikat dalam patologi anatomi dan patologi klinik, yang memungkinkan mereka mengawasi bank darah, laboratorium kimia klinik, dan laboratorium mikrobiologi klinik juga. Penyedia hukum layanan patologi anatomibesar telah muncul pada tahun-tahun terkini, paling terkenal AmeriPath di Amerika Serikat. Dalam model ini, patolog adalah pekerja, bukannya mitra independen. Model ini telah dikritik karena mengurangi kebebasan dokter, namun pembelanya menyatakan bahwa ukuran praktik tersebut yang besar memungkinkan ekonomi skaladan spesialisasi yang lebih luas, juga volume yang cukup untuk mendukung metode tes yang lebih khusus. Kelompok multispesialis, yang terdiri atas dokter dari spesialisasi klinik seperti radiologi dan patologi, merupakan model praktik lain. Dalam beberapa kasus, semuanya bisa menjadi kelompok besar yang dikendalikan oleh HMO ataupun organisasi perawatan kesehatan besar lainnya. Di pihak lain, mereka sebenarnya adalah praktik kelompok klinikus yang mempekerjakan patolog untuk menyediakan layanan diagnostik untuk kelompok itu. Kelompok tersebut bisa memiliki laboratorium sendiri, atau, dalam beberapa kasus, bisa membuat susunan kontroversial dengan "pod lab" yang memungkinkan klinikus menyewa ruang,
dengan kelompok klinikus yang menerima pembayaran asuransi langsung untuk layanan patologi