NAMA
: WAHID KAMDHI
NIM
: 18505241004
KELAS
: A1 SOSIALISASI
Sosialisasi yaitu sebuah proses penyesuaian diri manusia dalam mempelajari normanorma, mempelajari hiup, mempelajari nilai sosial, mampu berpartisipasi dan berperan di dalam kelompoknya sehingga manusia itu menjadi pribadi yang bermanfaat sehingga dapat diterima oleh kelompoknya. Sosialisansi mempunyai tujuan antara lain : 1. Terciptanya pengetahuan dan keterampilan guna menjadi bekl dalam masyarakat. 2. Menambah kecakapan dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien. 3. Mampu mengoreksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. 4. Terbiasa dengan adanya nilai-nilai dan kepercayaan pokok pada masyarakat. 5. Mengetahui lingkungan alam sekitar, sosial, sebagai tempat tinggalnya. 6. Mampu mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. 7. Dapat memahami lingkungan sosial-budaya pada masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses Sosialisasi 1. Faktor Intrinsik (Pembawaan atau warisan biologis). Contohnya postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, keterampilan-keterampilan, dan kecerdasan. 2. Faktor Ekstrinsik (Faktor lingkungan sosial budaya). Contohnya kondisi lingkungan masyarakat, kondisi lingkungan pergaulan, pendidikan, pekerjaan, masayarakat dan sarananya yaitu media massa cetak maupun elektronik. Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dibedakan melalui tahap-tahap : 1. Tahap persiapan (preparatory stage). Tahapan ini diawali ketika manusia dilahirkan ketika anak mempersiapkan diri dengan meniru dan melakukan kegiatan berdasarkan apa yang dilihatnya meski belum sempurna.
2. Tahapan meniru (play stage). Tandanya anak sudah semakin sempurna dengan kemampuanya meniru peran-peran yang dilakukan manusia dewasa. Dapat mengetahui diri sendiri,keluarga kecilnya, dan mampu menempatkan diri pada posisi oranglain. Karena menurut sang anak orang orang disekitarnya sangatlah penting (significant other). 3. Tahap siap bertindak (game stage).tingkah lakunya dalam eniru sudah berkurang dan digantikan oleh dirinya yang secara langsug dapat berperan sebagai dirinya sendiri dalam kehidupan. Meningkatnya kemampuan dalam menempatkan diri untuk orang lain. Mulai sadar akan tuntutan untuk bekerja sama dan membela keluarga. Mulai sadaar akan berlakunya norma tertentu di luar lingkungan keluarganya. 4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage). Seseorang di tahap ini dinggap menjadi manusia dewasa. Manusia dewasa itu mampu menempatkan diri sadar akan adanya peraturan, punya soft skill yang handal, cakap dalam berbicara dan berkomunikasi. Pada posisi ini manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya yaitu manusia yang benar benar bermanfaat bagi manusia lainya.. Kebijakan orangtua yang menjunjung proses sosialisasi anak-anaknya antara lain: 1. Menempatkan diri sebagai teman sekaligus sahabat dekat anak. 2. Tidaak bersikap overprotektif dalam memberikan pengawasan dan pengendalian anak. 3. Mampu memberikan contoh dan pengarahan kepada anak agar anak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar, mana yang pantas dan tidak pantas, mana yang baik dan mana yang buruk. 4. Mampu menasehati anak saat ia melakukan hal hal yang kurang pantas atau kesalahan-sesalahan. Media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian. a. Sosialisasi Represif. Adanya penekanan berupa hukuman kepana anak yang melanggar aturan atau norma. b. Sosialisasi Partisipasif. Penanaman nilai atau norma tanpa melakukan paksaan kepada anak.
Media sosialisasi teman sepermainan. Peran positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu: 1. Remaja dianggap penting dan merasakan aman. 2. Di kelompok persahabatan remaja dapat bertumbuh dengan baik. 3. Remaja mendapatan tempat untuk curhat dan berbagi rasa yang mungkin tidak didapatkan di dalam rumah. Media sosialisasi sekolah Dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan siswa seta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai norma yang ada dalam masyarakat. Media soisalisasi lingkungan kerja Berinteraksinya seseorang dengan teman kerja, pimpinan, bos dan relasi bisnis. Terjadinya proses interaksi dapat saling mempengaruhi sehingga hal tersebut bisa menjadi bagian dirinya. Jenis-jenis sosialisasi 1. Sosialisasi Primer. Menurut Peter L Berger dan Luckman adalah sosialisasi pertama yang harus dijalani individu tersebut semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga. Sosialisasi primer ini berlangsung ketika anak berusia 1-5 tahun atau anak belum masuk sekolah. 2. Sosialisasi sekunder. Merupakan proses lanjutan dari sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu di masyarakat. Proses desosialisasi yaitu proses pencabutan identitas diri lama dan dilanjutkan pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.