Review Bab 123 Ulfa.docx

  • Uploaded by: Bunga Darajat
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Review Bab 123 Ulfa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,917
  • Pages: 68
1

BAB I PENDAHULUAN

Commented [u1]: MARGIN : TLBR: 4,4,3,3 HEAD 3,6 FOOT 2,8

1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi, minat masyarakat Indonesia untuk membeli dan menanamkan investasi di bidang properti dan atau real estate semakin tinggi. Sehingga semakin banyak pula perusahaan-perusahaan yang mengembangkan usahanya dalam bidang properti dan real estate, sekalipun harga terus meningkat, minat masyarakat untuk membeli rumah masih cukup tinggi (Amani, 2011). Perusahaan property dan real estate adalah perusahaan memiliki dan menjual tanah, bangunan (Nisaa, 2017). Usaha properti dan real estate semakin kompetitif, perusahaan – perusahaan dituntut beradaptasi dalam meraih keunggulan bersaing. Usaha memerlukan modal yang sangat besar dan modal terbesar diperoleh dari investor melalui penanaman investasi dalam bentuk saham. Di Indonesia sendiri

Commented [u2]: Ini Bahasa prokem bukan Bahasa Indonesai

saham sektor properti dan real estate merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar dan cukup kuat (Aliya, 2014) Salah satu pilihan berinvestasi dapat dilakukan melalui pasar modal. Pasar

Commented [u3]: Hilangkan tidak nyambung Commented [u4]: SPOKA

modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun (Tandelilin, 2017:25). Pasar modal memiliki beberapa instrumen yang salah satunya adalah saham (Tandelilin, 2017:29). Saham adalah serifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan(Tandelilin, 2017:31). Investor yang membeli sekuritas mengharapkan return atau imbalan atas investasinya (Tandelilin, 2017:51)

Commented [u5]: KALIMATNYA BERBELIT -BELIT Commented [u6]: MEMBINGUNKAN MEMBACANYA

2

Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil dari investasi yang dilakukan

oleh

investor. Return saham adalah keuntungan yang diperoleh

investor dari hasil kebijakan investasi saham yang dilakukannya (Fahmi, 2012:184). Return dapat berupa realized return atau expected return. Realized return merupakan return yang telah terjadi dan dihitung menggunakan data historis. Expected return merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang (Hartono, 2013:235). Dengan adanya return saham yang cukup tinggi akan lebih menarik para investor untuk membeli saham (Jogiyanto, 2010:205). Contoh mebuat kalimat : Return diperoleh dari investasi dapat berupa realized return yakni return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis dan Expected return yakni return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang (Hartono, 2013:235). Keadaan return saham yang cukup tinggi akan menarik investor untuk membeli (Jogiyanto, 2010:205).

Pendapatan yang diinginkan oleh para pemegang saham (return) adalah dividen (dividend yield) dan capital gain (Astuti, 2010). Capital gain merupakan kenaikan harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Capital gain juga merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian dengan harga penjualan (Jogiyanto, 2013). Capital gain bisa juga diartikan sebagai perubahan harga saham (Tandelilin, 2017:114)

Commented [u7]: BAHASA BULAT BELIT SUSAH DICERNA

3

Penilaian para investor atas saham di sebuah perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh return yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham dipicu oleh semakin tingginya penilaian investor atas saham tersebut. Disisi lain, kenaikan harga saham otomatis akan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham (Titin Herawati, 2013). Semakin tinggi harga pasar saham menunjukkan bahwa saham semakin diminati oleh investor karena semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar pula (Fahmi, 2011:166) Kejadian bahwa harga saham-saham turun menyebabkan nilai saham pada tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi anjlok mengakibatkan Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Real Estate mengalami penurunan. Kinerja indeks sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan tahun 2017 mencatatkan return negatif 4,31% di saat IHSG justru melonjak hingga 19,9% year to date (Tim Market Bisnis, 2017) Perusahaan properti dan real estate yang mengalami penurunan harga saham antara lain adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun 40 poin atau 3,01 persen menjadi Rp 1.290. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), turun 12 poin atau 5,31 persen menjadi Rp 214. Selanjutnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 75 poin atau 4,09 persen menjadi Rp 1.760. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 30 poin atau 5,61 persen menjadi Rp505. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) turun 18 poin atau 4,55 persen menjadi Rp 378. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 45 poin atau 3,81 persen menjadi Rp 1.135. (Tim RTI Commented [u8]: FENOMENA RETURN NYA TIDAK JELAS

Business, 2017)

Commented [u9]: Variabel Y adalah return jadi tidak dan jangan mengutik-utik harga saham tapi kalau return disebabkan selisih harga beli dan jual saham boleh

4

Selama year to date, saham-saham di sektor properti sudah mencatatkan penurunan yang cukup signifikan. Dari data yang ada di BEI, saham-saham yang berada di sektor properti, real estate, dan konstruksi menurun sebesar 7,84% sejak awal tahun 2017. (Tim Investasi Kontan, 2017)

Commented [u10]: Tidak ada kaitannnyta denfan return

Pada umumnya kinerja perusahaan dan harga saham akan selalu bergerak searah, karena semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang diperoleh sehingga semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh para pemegang saham artinya semakin besar tingkat pengembalian saham. (Abdul Halim, 2009) Penanaman modal (investasi) yang dilakukan seorang investor hendaknya mengetahui terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan, karena semakin baik tingkat kinerja keuangan perusahaan maka akan besar juga return yang akan diterima oleh investor (Zulia, 2009). Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti (Harahap, 2011:297). Secara garis besar rasio itu dibagi dalam 6 (enam), yaitu rasio profitabilitas, rasio solvabilitas (leverage), rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan dan rasio nilai pasar. (Kasmir, 2013). Indikator rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian yaitu rasio profitabilitas rasio solvabilitas (leverage), dan rasio nilai pasar. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai

Commented [u11]: Berulang kali ada kata salah satu.. ini bahasa dialok, bukan kalimat tulis yang pasif dan tidak memenuhi SPOK

5

prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2017). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai keuntungan perusahaan dalam mencari suatu keuntungan. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan (Kasmir, 2013:115). Rasio profitabilitas sangat penting untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor (Tandelilin, 2017). Adapun sebagai indikator dalam kinerja keuangan dalam profitabilitas adalah rasio return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva

yang dimiliki

(Tandelilin,

2010:378).

Return

on

asset

(ROA),

menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba (Tandelilin, 2010: 372). Semakin tinggi return on asset menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dengan semakin meningkatnya return on assets maka profitabilitas perusahaan semakin baik (Prakoso, 2016). Dengan profitabilitas yang semakin baik investor menjadi tertarik untuk membeli saham perusahaan serta berdampak pada harga saham yang semakin meningkat dan diikuti dengan tingkat return saham yang tinggi. (Gunadi & Jesuma, 2015) Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013:121). Rasio solvabilitas dapat

6

diukur dengan debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2008). Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. Semakin besar nilai Debt to equity ratio menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Rasio Debt to equity ratio yang kecil menunjukkan bahwa semakin kecil rasio Debt to equity ratio semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut. (Warren et al, 2005). Semakin tinggi debt to equity ratio berarti resiko gagal bayar yang diperoleh semakin besar sehingga terjadi penurunan return saham. (Kasmir, 2012:200) Nilai pasar (market value) adalah rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi dipasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang (Fahmi, 2013). Nilai pasar dalam penelitian diwakili oleh rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya atau price earning ratio (PER). Price Earning Ratio adalah Rasio harga per saham terhadap laba per saham menunjukkan jumlah yang rela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2010:150). Price earning ratio (PER) merupakan salah salah satu cara mengukur prestasi kerja saham biasa di bursa yang paling lazim digunakan. Price earning ratio (PER) yang tinggi mencerminkan rendahnya kapasitas pemilik saham untuk memperoleh kembali nilai sahamnya (Yeye Susilowati, 2003:30).

7

Secara fundamental price earning ratio merupakan rasio yang diperhatikan oleh investor dalam memilih saham, karena perusahaan yang mempunyai nilai price earning ratio (PER) yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham perusahaan akan diminati oleh investor dan hal ini akan berdampak pada kenaikan harga saham, apabila perusahaan mempunyai price earning ratio (PER) yang rendah, maka menunjukkan nilai pasar yang rendah pula, sehingga akan berdampak terhadap penurunan harga saham perusahaan (Husnan, 2015). Price Earning Ratio (PER) dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan dividend dan kemampuan menghitung return saham (Ang dan Bekaert, 2004:87). Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bisara (2015) menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian Anwaar, Maryyam (2016) menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh terhadap return saham. Dalam penelitian Chuzaimah dan Nur Amalina (2014) menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian Setiyono, Erik (2016) return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham. Dan juga dalam penelitian Farda, Eka dan Amiek Wahyuni (2016) menunjukkan bahwa return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham. Puspitadewi dkk (2016) dan Agustin (2015) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian Annisa (2015) mengatakan hal sebaliknya, dimana debt to equity ratio memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian Setiyono, Erik (2016), Farda, Eka dan Amiek Wahyuni (2016)

8

dan Prince Acheampong, dkk (2014) menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian Bisara (2015) menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Price earning ratio dalam penelitian Ika, Farkhan (2012) berpengaruh secara parsial terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian Farda, Eka dan Amiek Wahyuni (2016) price earning ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Dalam penelitian Neni Awika, dkk (2016) menunjukkan bahwa price earning ratio berpengaruh negatif terhadap return saham. Dalam penelitian Farda, Eka dan Amiek Wahyuni (2016) menunjukkan bahwa return on asset, debt to equity ratio dan price earning ratio berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Walaupun studi tentang return saham telah banyak dilakukan, namun dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara fakta dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, sehingga menarik untuk dikaji. Bukti-bukti empiris ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap return saham. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value Terhadap Tingkat Return Saham (Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017)’’. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka identifikasi

Commented [u12]: PERBAIKI FENOMENANYA, KALIMATNYA DAN TEORI- TEORI YANG RELVAN, JANGAN SAMA DENGAN BUNGA. JANGN SEKALI – KALI MENYINGGUNG HARGA SAHAM, KALAU PERGERAKAN HARGA SAHAM YANG MENGAKIBATKAN DIPEROLEH RETURN ITU YANG MENJADI DASAR MENGAPA RETURN TERJADI

masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.

Bagaimana Profitabilitas, Solvabilitas, Market Value dan Tingkat Return

Commented [u13]: DIGANTI LANGSUNG DENGAN PROKSINYA

9

Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017. 2.

Seberapa besar pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

3.

Seberapa besar pengaruh Solvabilitas terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

4.

Seberapa besar pengaruh Market Value terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

5.

Seberapa besar pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value secara simultan terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah : 1.

Mengetahui bagaimana Profitabilitas, Solvabilitas, Market Value dan Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017

2.

Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

10

3.

Mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

4.

Mengetahui pengaruh Market Value terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.

1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

Memberikan masukan BAHWA Profitabilitas MEMPENGARUHI Return Saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017

2.

Memberikan masukan apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017

3.

Memberikan masukan apakah Market Value berpengaruh terhadap Return Saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017

4.

Memberikan masukan apakah Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2017

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

Commented [u14]: PERBIKI SEMUANYA

11

a.

Kegunaan Operasional 1. Perusahaan Perusahaan diharapkan untuk dapat memberikan informasi keuangan yang objektif, relevan, dan dapat diandalkan agar para investor dapat menilai suatu kondisi perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi 2. Investor Penelitian yang diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan

untuk

berinvestasi

di

pasar

modal,

sehingga

dapat

memperkecil risiko yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari pembelian saham di pasar modal. b.

Kegunaan Akademis 1. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan, khususnya mengenai perkembangan dan pengaruh ROI, DER dan Volume Perdagangan Saham terhadap return saham pada perusahan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. 2. Peneliti Penelitian ini merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam bidang penelitian.

12

1.5

Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaanperusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai dengan 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Waktu penelitian dilaksanakan sampai dengan bulan Maret 2019.

pada bulan Desember 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksadana, instrumen derivatif , maupun instrumen lainnya (Martalena dan Maya, 2011:2). Sedangkan pengertian pasar modal dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor 8 Tahun 1995 adalah : “Pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawara umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah sarana untuk memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang telah go public atau terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal Fungsi ekonomi dari pasar modal menurut (Sutrisno, 2001) beberapa fungsi pasar modal diantaranya adalah: 1.

Sebagai sumber penghimpunan dana

13

14

Perusahaan yang ingin menggalang dana dalam jumlah yang besar, maka pasar modal merupakan pilihan terbaik dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut. Pasar modal dapat memberikan dana yang besarnya sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada batasan, lain halnya dengan sumber pembiayaan perbankan dimana dalam penarikan dan jumlahnya terbatas, karena terhambat pada aturan legal linding limit atau batas maksimal pemberian kredit (BMPK) yang ada dalam industri perbankan. 2.

Sebagai sarana investasi Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena setiap investor dapat dengan mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau dari satu industri ke industri lainnya. Pasar modal merupakan salah satu alternatif instrument penempatan dana bagi investor di perbankan atau investasi langsung lainnya.

3.

Pemerataan pendapatan Dengan go public nya suatu perusahaan di pasar modal akan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut.

Dengan

demikian

akan

memberikan

kesempatan

kepada

masyarakat untuk menikmati keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuntungan atau deviden, sehingga semula hanya dinikmati oleh beberapa orang pemilik, akhirnya bisa dinikmati oleh masyarakat artinya ada pemerataan pendapatan kepada masyarakat. 4.

Sebagai pendorong investasi

15

Pasar modal adalah salah satu iklim investasi yang kondusif dan mampu mendorong pihak swasta dan asing untuk melakukan investasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.2 Tingkat Return Saham 2.1.2.1 Pengertian Return saham Return saham adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil kebijakan investasi saham yang dilakukannya (Fahmi, 2012:184). Return saham atau tingkat pengembalian saham adalah selisih antara jumlah yang diterima dan jumlah yang diinvestasikan, dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan (Brigham, 2012). Return saham didefinisikan hasil yang diperoleh dari investasi saham (Jogiyanto, 2013:235). Komponen return saham terdiri dari: (Jogiyanto, 2013:236) 1.

Capital gain (loss) Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital gain juga merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian (kurs beli) dengan harga penjualan (kurs jual). Artinya jika kurs beli lebih kecil dari pada kurs jual maka investor dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya jika kurs beli lebih besar dari kurs jual maka investor akan memperoleh capital loss. Maka capital gain dapat dituliskan sebagai berikut: Capital Gain (Loss) =

𝑃𝑡 −𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1

16

Keterangan: Pt = Harga saham periode sekarang Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya 2.

Yield Yield merupakan merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi saham. Yield juga merupakan persentase pencerminan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2013): Yield =

𝐷𝑡 𝑃𝑡−1

Keterangan: Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu: 1)

Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

2)

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

17

2.1.2.2 Jenis-Jenis Return Terdapat dua jenis Return Saham yaitu: (Jogiyanto, 2013: 235) A.

Return Realisasi (Realized Return) Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return ini dihitung

dengan menggunakan data historis. Return Realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return Realisasi juga berguna dalam penentuan Return Ekspestasi (Expected Return) dan risiko yang akan datang. Return Realisasi dapat diukur dengan: 1)

Return Total Return Total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return Total terdiri dari capital gain (loss) dan yield atau dengan kata lain selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan periode yang lalu dan persentase penerimaan kas periodik terhadap investasi periode tertentu dari suatu investasi. Maka rumus dari total return saham ditulis sebagai berikut: Return Total = Capital Gain (Loss) + Yield

2)

Return Relatif Relatif return terkadang diperlukan untuk mengukur return dengan sedikit perbedaan dasar dibanding total return. Relatif return menyelesaikan masalah ketika total return bernilai negatif karena relatif return selalu positif. Meskipun relatif return lebih kecil dari 1, tetapi tetap akan lebih besar dari 0, caranya ialah dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai return

18

total dengan rumus sebagai berikut: Return Relatif = Return Total + 1 3)

Return Kumulatif Untuk mengetahui total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (cumulative wealth index) yang dapat mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KKo). Rumus IKK adalah sebagai berikut: IKK = KKo (1+R1) (1+R2)….(1+Rn) Keterangan: IKK

= Indeks kemakmuran kumulatif, dari periode pertama sampai n

Kko

= Kekayaan awal (biasanya digunakan Rp 1)

Rn

= Return periode ke-t mulai dari awal periode (t=1) sampai ke akhir periode (t=n)

4)

Return Disesuaikan Semua return yang telah dibahas sebelumnya mengukur jumlah satuan mata uang atau perubahan jumlahnya tetapi tidak menyebutkan tentang kekuatan pembelian dari satuan mata uang tersebut. Untuk mempertimbangkan kekuatan pembelian satuan mata uang, perlu mempertimbangkan real return atau inflation adjusted return. Dengan rumus sebagai berikut: R IA Keterangan: RIA : Return yang disesuaikan

(1 + R) (1 + IF)

19

5)

R

: Return nominal

IF

: Tingkat inflasi

Rata-rata Geomatric Rata-rata geometrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung ratarata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Metode rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus melibatkan pertumbuhan, sedangkan metode rata-rata aritmatika lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan.

B.

Return Ekspestasi (Expected Return) Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan

untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Return ekspektasian dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut: 1.

Nilai Ekspektasi Masa Depan Dengan

adanya

ketidakpastian

(uncertainty)

berarti

investor

akan

memperoleh return di masa yang akan datang yang belum diketahui persis nilainya. Maka, return yang akan diterima harus diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Berarti bahwa tidak hanya sebuah hasil di masa depan (outcome) yang akan diantisipasi, tetapi perlu diantisipasi dengan beberapa hasil di masa depan dengan kemungkinan terjadinya probabilitas. Oleh karena itu, probabilitas dari hasil-hasil masa

20

depan perlu diketahui. Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subyektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis di masa lalu yang pernah terjadi. Return ekspektasi dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasi (expected value method) yaitu dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlahkan semua perkalian tersebut. 2.

Nilai-nilai Return Historis Ketidakakuratan yang terjadi pada perhitungan hasil masa depan dapat dikurangi dengan menggunakan data historis untuk menghitung ekspektasi. Metode mana yang terbaik tegantung dari distribusi data return. Metode tersebut yaitu sebagai berikut: a.

Metode rata-rata (mean method): Mengasumsikan bahwa return ekspektasi dapat dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya.

b.

Metode tren (tren method): Dapat digunakan jika pertumbuhan akan diperhitungkan

c.

Metode jalan acak (random walk method) Metode ini beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga sulit digunakan untuk memprediksi, sehingga diperkirakan return yang terkahir akan terulang di masa yang akan datang.

3.

Ekspektasian yang ada Model-model untuk menghitung hasil ekspektasi sangat dibutuhkan. Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakan adalah Single Index

21

Model dan model CAPM. 2.1.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume perdangan saham, perubahan pada harga saham, proporsi kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini mengidentifikasi bahwa pengumuman yang masuk ke pasar memiliki kandungan informasi jika pada saat transaksi perdangan terjadi, terdapat perubahan terutama perubahan harga saham. Berubahnya harga saham akan mempegaruhi return saham yaitu semakin tinggi harga saham berarti semakin meningkat return yang diperoleh investor (Jogiyanto dalam Iis, 2015) Pergerakan naik-turun harga saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang seiring dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu intrumen ekonomi ada faktor- faktor yang mempengaruhi harga saham di suatu bursa efek, baik harga saham individual maupun harga saham gabungan yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan faktor eksternal (lingkungan makro) (Alwi dalam Nurhasanah, 2015) A.

Lingkungan mikro yang mempengaruhi harga saham antara lain: (Alwi dalam Nurhasanah, 2015) 1)

Pengumuman

tentang

pemasaran,

produksi,

penjualan

sepert

22

pengiklan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan. 2)

Pengumuman

pendanaan

(financing

announcements),

seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas yang

hybrid,

leasing,

kesepakatan

kredit,

peecahan

saham,

penggabungan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya. 3)

Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements), seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen dan struktur organisasi.

4)

Pengumuman

penggabungan

pengambilan

diversifikasi,

seperti

laporan merger, investasi ekuitas, laporan takeover oleh pengakuisisi dan diakuisisi laporan divestasi dan lainnya 5)

Pengumuman

investasi

(investment

announcements),

seperti

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan pengembangan, penutupan usaha dan lainnya. 6)

Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), negoisasi baru, kontak baru, pemogokan dan lainnya.

7)

Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir taun dan setelah akhir tahun fiscal, earning pershare, price earning ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan lain-lain.

B.

Lingkungan makro yang mempengaruhi harga saham antara lain: (Alwi

23

dalam Nurhasanah, 2015): 1.

Pengumuman dari pemerintah, sepertiperubahansukubunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

2.

Pengumuman

hukum

(legal

announcements),

seperti

tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3.

Pengumuman industry sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume/harga saham perdangan, pembatasan/penundaan trading.

4.

Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas harga saham di bursa efek suatu Negara.

5.

Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue lingkungan hidup, hak asasi manusia, yang berpengaruh terhadap perilaku investor.

2.1.2.4 Metode Perhitungan Return saham Mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2011) : Return Saham =

Keterangan :

𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 𝑥 100% 𝑃𝑡−1

24

Pt

= Harga saham sekarang

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya 2.1.3 Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis yang memperhitungkan beberapa faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan makro-mikro (Wira, 2015:152). Analisis fundamental adalah Pendekatan analisis harga saham yang menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari perkembangan perusahaan, neraca perusahaan dan laporan laba ruginya, proyeksi usaha dan rencana perluasan serta kerjasama. Pada umumnya apabila kinerja perusahaan mengalami perkembangan yang baik, maka harga saham akan meningkat. (Sutrisno, 2012:309) Ukuran kinerja keuangan merupakan basis pada analisis fundamental. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efesiensi perusahaan mencapai sasaran. Jika kinerja perusahaan berada dalam kondisi baik, maka harga saham perusahaan dapat diperkirakan akan merefleksikan kekuatan tersebut, ditandai dengan meningkatnya harga saham (Ang, 2010). Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada pada posisi underprice atau overpriced. Saham dikatakan underprice apabila harga saham di pasar lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan saham dikatakan overpriced apabila harga saham

25

di pasar saham lebih besar dari nilai intrinsiknya. Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari suatu saham yang diperdagangkan, nilai intrinsik dapat juga disebut sebagai fundamental value (Hartono, 2016:188). Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Assets (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Debt Equity Ratio (DER), Dividen Earning, Price Earning Ratio (PER), Dividen Payout Ratio (DPR), Dividen Yield dan Likuiditas saham (Tandelilin, 2010:364). 2.1.4 Analisis Rasio Keuangan Untuk mengetahui kemampuan financial perusahaan dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2014:7). Salah satu cara menganalisis laporan keuangan adalah melalui analisis rasio keuangan. Analisis rasio adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2014:104). Analisis rasio keuangan adalah suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan (Samryn, 2011:409)

26

Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuanagan dasar yaitu dari neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement). Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah perusahaan membaik atau memburuk, atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama (Fahmi, 2013:108). 2.1.4.1 Manfaat Rasio Keuangan Manfaat analisis rasio keuangan (Fahmi, 2013:109), antara lain sebagai berikut: 1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. 2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. 3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari prespektif keuangan. 4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman. 5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikann sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi. 2.1.4.2 Macam-Macam Rasio Keuangan

27

Rasio keuangan terdiri dari berbagai macam rasio, yang dapat dikelompokan menjadi (Fahmi, 2013:121): 1.

Rasio Likuiditas Rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas terdiri dari:

2.

a.

Current Ratio

b.

Quick Ratio atau Acid Test Ratio

c.

Net Working Capital Ratio

d.

Cash Flow Liquidity Ratio

Rasio Leverage atau Solvabilitas Rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem), yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban tersebut. Karena dari itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Rasio leverage secara umum terdiri dari: a. Debt to Equity Ratio b. Debt to Total Assets atau Debt Ratio c. Time Interest Earned d. Cash Flow Coverage

28

e. Long-Term Debt to Total Capitalization f. Fixed Charge Coverage g. Cash Flow Adequancy 3.

Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio aktivitas secara umum terdiri dari: a. Inventory Trunover b. Day Sales Outstanding c. Fixed Assets Trunover d. Total Assets Trunover e. Long Term Asset Trunover

4.

Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuangan perusahaan. Secara umum rasio pofitabilitas terdiri dari: a. Gross Profit Margin b. Net Profit Margin c. Retrun On Assets

29

d. Return On Equity 5.

Rasio Pertumbuhan Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio pertumbuhan ini umumnya dilihat dari berbagai segi yaitu segi sales (penjualan), earning after tax (EAT), laba per lembar saham, dividen per lembar saham dan harga per lembar saham.

6.

Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi dipasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. Rasio ini terdiri dari: a. Earning Per Share b. Price Earning Ratio c. Book Value Per Share d. Price Book Value e. Dividend Yield Commented [u15]: DIHILANGKAN TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN VARIABEL PENELITIAN

f. Dividen Payout Ratio 2.1.5 Variabel Penelitian 2.1.5.1 Profitabilitas Rasio

profitabilitas

merupakan

rasio

untuk

menilai

kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

30

efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Initinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir, 2014:115). Secara umum rasio pofitabilitas terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity (Fahmi, 2013). Rasio profitabilitas sangat penting untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor (Tandelilin, 2017). Adapun sebagai indikator dalam kinerja keuangan dalam profitabilitas adalah rasio return on asset (ROA). Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Tandelilin, 2010:378). Return On Asset digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam

menghasilkan

keuntungan

dengan

memanfaatkan

aktiva

yang

dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas atau profitabilitas yang ada (Ang, 2010). Return On Asset (ROA) adalah rasio yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan dan ditempatkan. (Fahmi, 2013:137) Return On Asset (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan

31

efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. (Sutrisno, 2012:22) Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan, karena menunjukan efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2014:202). Hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin besar Return On Asset meunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Harahap, 2011:305). Rumus untuk mencari Return On Asset menurut Kasmir (2014:202) adalah sebagai berikut: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

2.1.5.2 Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013:121). Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting perusahaan khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Sering terjadi penurunan kinerja perusahaan disebabkan besarnya utang yang dimiliki perusahaan sehingga kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut (Darmadji dan Hendy, 2012:158). Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai

32

utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. (Kasmir, 2014:157) Debt to Equity Ratio adalah imbangan hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi (Sutrisno, 2012:218) Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:

𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠 (𝑫𝒆𝒃𝒕) 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬 (𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚)

2.1.5.3 Market Value Nilai pasar (market value) adalah rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi dipasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang (Fahmi, 2013). Nilai pasar dalam penelitian diwakili oleh rasio harga saham terhadap laba bersih per sahamnya atau price earning ratio (PER). Price earning ratio menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings (Hartono,

33

2016:204). Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Price Earning Ratio (PER) digunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli saham suatu perusahaan dengan price earning ratio yang tinggi, karena price earning ratio yang tinggi menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi (Darmadji dan Hendy, 2012:156) Price Earning Ratio melihat harga pasar saham relatif terhadap earning (Fahmi, 2013:138). Perusahaan yang diharapkan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dan biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah, akan mempunyai price earning ratio rendah (Hanafi, 2012:43) Secara matematis, rumus price earning ratio menurut Hartono (2010:145) adalah:

𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =

Harga Pasar per Lembar Saham 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Dimana : 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥 Jumlah Saham yang Beredar

34

2.1

Commented [u16]: KOQ NOMOR MASIH 2.1

Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Matrik Hasil Penelitian Terdahulu

No 1

Nama Penelitian, Tahun

Variabel

Metode

dan Judul Penelitian

Penelitian

Penelitian Regresi

Hasil Penelitian • Debt to Equity Ratio

Setiyono, Erik

Variabel

(Jurnal Ilmu dan Riset

Dependen : Return

dan

Akuntansi: Vol.5, No.5,

Saham

Share

2016; ISSN:2460-0585),

Earning

Per

Commented [u17]: SATU SPASI TIDAK HURUF MIRING UANG MIRING HANYA BAHASA ASING

berpengaruh

terhadap

Return

Saham “Pengaruh

Variabel Kinerja

• Current Ratio, Return

Independen :

On Asset, dan Ukuran

Keuangan dan Ukuran

Perusahaan

Terhadap • Current Ratio Saham (Studi • Debt to Equity

Perusahaan Return

Empiris pada Perusahaan

tidak

berpengaruh terhadap Return Saham

Ratio

Sektor Property dan Real • Return On Asset Per Estate Tahun 2012- • Earning Share

2014)”

• Ukuran Perusahaan 2

Farda, Eka dan Amiek Variabel Wahyuni (Jurnal Ilmu dan Riset

• Return On Asset, Debt

Dependen : Return

to Equity Ratio, Price

Saham

Earning

Ratio

Current

Manajemen: Vol.5, No.1, 2016; ISSN: 2461-0593),

Regresi

Ratio

berpengaruh

secara

Variabel

simultan

Independen :

Return Saham

“Pengaruh

Rasio • Return On Asset

Keuangan

Terhadap • Debt to Equity

dan

terhadap

• Debt to Equity Ratio dan

Current

berpengaruh

Ratio secara

Commented [u18]: SATU SPASI TIDAK HURUF MIRING UANG MIRING HANYA BAHASA ASING

35

Return

Saham

pada

Ratio

Perusahaan Manufaktur”

• Price

parsial Earning

terhadap

Return Saham • Price Earning Ratio

Ratio • Current Ratio

dan Return On Asset tidak

berpengaruh

secara

parsial

terhadap

Return

Saham 3

Bisara, Chrismas (Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.4, No.2,

Variabel

Regresi

• Current Ratio, Total

Dependen : Return

Assets Turnover dan

Saham

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh

2015)

terhadap Return Variabel

Saham

“Pengaruh Kinerja

Independen :

Keuangan terhadap

• Current Ratio

berpengaruh

Return Saham”

• Debt to Equity

signifikan terhadap

• Return On Asset

Return Saham.

Ratio • Return On Asset • Total

Assets

Turnover

4

Ika, Farkhan (VALUE ADDED, Vol.9, No.1, 2012)

Variabel

Regresi

• Return On Asset dan

Dependen : Return

Price Earning Ratio

Saham

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

“Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham (Study

Variabel

Return Saham

Independen : • Price

Earning

• Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover dan Current Ratio

36

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sub Sektor Food and Beverages)”

Ratio

secara parsial tidak

• Debt to Equity

berpengaruh terhadap

Ratio • Total

Return Saham • Return On Asset,

Assets

Turnover

Price Earning Ratio,

• Return On Asset

Debt to Equity Ratio,

• Current Ratio

Total Assets Turnover dan Current Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham

5

Anwaar, Maryyam (Global Journal of Management and

Variabel

Regresi

Dependen : Stock

Return On Asset

Returns

berpengaruh positif dan signifikan

Business Reasearch: D Accounting and Auditing, Vol. 16, 2016; ISSN:

terhadap Return Variabel

Saham

Independen :

• Earning Per Share

2249-4588): • Earning

berpengaruh negatif

Per

dan signifikan

Share “Impact of Firms’

• QR

terhadapr Return

Performance on Stock

• Return On Asset

Saham

Returns (Evidence from

• Return

Listed Companies of FTSE-100 Index London, UK)” 6

• Net Profit Margin dan

Neni Awika, dkk (Journal of Accounting,

• QR dan Return On

On

Equity tidak

Equity • Net

berpengaruh terhadap

Profit

Return Saham

Margin Variabel

Regresi

• Return On Equity dan

Dependen : Return

Price to Book Value

Saham

berpengaruh positif

Commented [u19]: TDK RELEVAN

37

Vol. 2, No.2, 2016)

dan signifikan terhadap Return

Variabel “Pengaruh Return On

Independen :

Equity, Price Earnings

• Return

Ratio, Total Asset Turnover dan Price to Book Value terhadap Return Saham”

Saham • Price Earning Ratio On

berpengaruh negatif

Equity • Price

dan signifikan Earning

terhadap Retun Saham

Ratio • Total

Asset

Turnover • Price to Book Value 7

Variabel

Amalina

Dependen : Return

Return On Asset dan

Saham

Price to Book Value

(Research Methods and

Regresi

• Debt to Equity Ratio,

Chuzaimah dan Nur

berpengaruh secara

Organizational Studies, 2014; ISBN: 978-60270429-1-9) :

parsial dan signifikan Variabel

terhadap Return

Independen :

Saham

• Current Ratio “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah pada Perusahaan yang

• Debt to Equity

Asset

Turnover • Return On Asset

Tergabung dalam Jakarta • Price to Book Islamic Index (JII)”

Value

Total Asset Turnover tidak berpengaruh

Ratio • Total

• Current Ratio dan

secara parsial terhadap Return Saham • Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset dan Price to Book Value berpengaruh secara

38

simultan terhadap Return Saham

8

Prince Acheampong, dkk (International Journal of Financial Research Vol.

Variabel

Regresi

Dependen : Return

berpengaruh secara

Saham

simultan terhadap Return Saham

5, No.1, 2014; ISSN: 1923-4023-4031)

“The Effect of Financial

• Leverage dan Size

• Leverage dan Size Variabel

berpengaruh secara

Independen :

parsial terhadap

• Leverage

Return Saham

Leverage and Market Size • Size on Stock Returns on The Gahana Stock Exchange: Evidence from Selected Stock in the Manufacturing Sector” Sumber : Dari berbagai jurnal dan penelitian terdahulu 2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat Return Saham Return On Asset (ROA) berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas. Analisis return on asset sangat berguna bagi investor, rasio ini dapat mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil operasi perusahaan dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Sutrisno,

39

2012:222). Semakin besar ROA yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba (Hanafi dan Abdul Halim, 2007). Kinerja perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang meningkat akan memberikan harapan naikya harga saham perusahaan, yang pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan return saham. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Anwaar, Maryyam (2016) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Chuzaimah dan Nur Amalina (2014) yang menemukan bahwa ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Tingkat Return Saham Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri atau ekuitas (Darmadji dan Hendy, 2012:158). Debt to equity ratio merupakan salah satu rasio leverage. Debt to equity ratio sangat dipengaruhi total hutang, karena menggambarkan risiko yang akan ditanggung oleh investor, semakin tinggi total hutang dibandingkan dengan total ekuitasnya maka akan semakin tinggi risiko yang akan ditanggung pemodal, sehingga permintaan akan saham akan menurun dan mengakibatkan penurunan return saham, hal ini menunjukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham (Estiya, 2015:52). Hal tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Farda, Eka dan Amiek Wahyuni (2016) serta penelitian

40

Chuzaimah dan Nur Amalina (2014), yang menyatakan bahwa DER berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham. 2.2.3 Pengaruh Market Value Terhadap Return Saham Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang memperbandingkan antara market price (harga pasar per lembar saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). Price earning ratio juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Perusahaan yang tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dan biasanya mempunyai PER yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai pertumbuhan rendah, akan mempunyai PER rendah (Hanafi, 2012:43). Price Earning Ratio tidak mempunyai makna apabila perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah (abnormal) atau bahkan negatif. Nilai price earning ratio yang tinggi menunjukan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham akan diminati oleh para investor yang mengharapkan return tinggi. Hal tersebut di dukung penelitian yang dilakukan oleh Ika, Farkhan (2012) dan Widjanarko (2012) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham. 2.2.4 Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value Terhadap Tingkat Return Saham Analisa saham yang dilakukan oleh investor memerlukan suatu informasi. Salah satu informasi yang tersedia bagi investor adalah laporan

41

keuangan yang telah dipublikasi. Laporan keuangan yang diperoleh investor akan berguna apabila telah dianalisa. Analisa terhadap laporan keuangan memiliki ukuran tertentu. Ukuran umum yang digunakan adalah rasio keuangan. Beberapa rasio keuangan yang digunakan investor dalam menganalisa saham antara lain Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Asset, Solvabilitas yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio, dan Nilai Pasar (Market Value) yang diukur menggunakan Price Eraning Ratio. Perubahan Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Price Eraning Ratio berpengaruh terhadap return saham yang diterima oleh investor. Apabila Return On Asset dan Price Earning Ratio perusahaan pada periode sebelumnya meningkat, maka harga saham perusahaan juga akan meningkat dan diikuti dengan kenaikan return saham. Sebaliknya, jika Return On Asset dan Price Earning Ratio perusahaan pada periode sebelumnya turun, maka harga saham perusahaan juga akan mengalami penurunan dan diikuti dengan kenaikan return saham. Sedangkan Debt to Equity Ratio perusahaan yang meningkat dari periode sebelumnya akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan dan akan diikuti oleh return saham yang menurun. Apabila Debt to Equity Ratio perusahaan menurun, maka akan berdampak pada harga saham yang meningkat dan akan diikuti oleh peningkatan return saham yang diterima oleh investor Berdasarkan landasan teori dan pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut :

42

Pasar Modal

Investor

Keputusan Investasi

Analisis Fundamental

Analisis Makro-Mikro

Analisis Industri

Analisis Teknikal

Analisis Kinerja Perusahaan Analisis Fundamental

Profitabilitas

Solvabilitas

Market Value (Nilai Pasar) Hipotesis

Tingkat Return Saham

2.3

Paradigma Penelitian Berdasarkan beberapa uraian di atas maka pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dapat digambarkan dalam model paradigma berikut :

43

Profitabilitas (X1 )

H1 H2

Solvabilitas (X 2)

Tingkat Return Saham (Y)

H4

Market Value (X 3 )

H3

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis teoritis sebagai berikut : H1 : Pengaruh Profitabilitas Secara Parsial Terhadap Tingkat Return Saham H2 : Pengaruh Solvabilitas Secara Parsial Terhadap Tingkat Return Saham H3 : Pengaruh Market Value Secara Parsial Terhadap Tingkat Return Saham H4 : Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value Secara Simultan Terhadap Tingkat Return Saham. 2.4

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adaah sebagai berikut : H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan jasa sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.

Commented [u20]: TIDAK ADA PARTIAL, HIPOTESIS SEBAGAIMANA TEORI

44

H2 : Solvabilitas berpengaruh terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan jasa sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017. H3 : Market Value berpengaruh terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20142017. H4 : Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan jasa sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.

Commented [u21]: Koq double hipotesisnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.2

Objek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Umar, 2005:303). Objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subyek penelitian. Dalam terminologi penelitian, objek penelitian ini dinamakan variabel penelitian (Nuryaman & Christina, 2015). Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian. Objek penelitian ini meliputi variabel: (1) Profitabilitas yang dihitung menggunakan Return On Asset (ROA), (2) Solvabilitas yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), (3) Market Value yang dihitung menggunakan Price Earning Ratio (PER), dan (4) Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. 2.3

Metode Penelitian

2.1.6 Desain Penelitian Desain penelitian adalah bentuk rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian. Rancangan penelitian merupakan suatu keputusan yang ditetapkan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian (Acep Edison, 2018:80). Desain penelitian merupakan cetak biru (blue print) bagi peneliti tentang prosedur

44

Commented [u22]: Sebainya jangan pake Umar mungkin yang dimaksud sekaran

45

dan metode yang akan digunakan pada setiap tahapan kegiatan penelitian, dan analisis data. Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar masalah penelitian dapat terpecahkan (Nuryaman dan Christina, 2015) 3.2.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu eksplanatory. Penelitian eksplanatory adalah studi yang ditujukan untuk menggambarkan hubungan, pengaruhnya antara variabel prediksi atau prediktor terhadap variabel yang di prediksi atau lazim dinyatakan variabel penyebab dan variabel akibat (Acep Edison, 2018:85) 3.2.1.2 Populasi Penelitian Populasi adalah kumpulan individu-individu atau elemen-elemen dalam satu satuan ukuran yang melekat pada karakteristiknya yang berada pada areal tertentu. (Acep Edison, 2018:112). Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti teliti (Sekaran, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2014-2017, yaitu: Tabel 3.1 Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia No 1 2 3 4

Kode APLN ARMY ASRI BAPA

Nama Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk Armidian Karyatama Tbk Alam Sutera Reality Tbk Bekasi Asri Pemula Tbk

46

No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Kode BCIP BEST BIKA BIPP BKDP BKSL BSDE COWL CTRA DART DILD DMAS DUTI ELTY EMDE FMII FORZ GAMA GMTD GPRA GWSA JRPT KIJA LCGP LPCK LPKR MDLN MKPI MMLP MTLA MTSM NIRO OM.RE PLIN PPRO PUDP PWON RBMS

Nama Perusahaan Bumi Citra Permai Tbk Bekasi Fakar Industrial Estate Tbk Binakarya Jaya Abadi Tbk Bhuawanatala Indah Permai Tbk Bukit Darmo Property Tbk Sentul City Tbk (Bukit Sentul) Bumi Serpong Damai Tbk Cowell Development Tbk Ciputra Development Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Puradelta Lestari Tbk Duta pertiwi Tbk Bakrieland Development Tbk Megapolitan Development Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Forza Land Indonesia Tbk Gading Development Tbk Goa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura Prima Tbk Greenwood Sejahtera Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Eureka Prima Jakarta Tbk (Laguna Cipta Griya) Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Mega manunggal Property Tbk Metropolitan Land Tbk Metro Realty Tbk Nirvana Development Tbk Indonesia Prima Property Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk PP Properti Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk

47

No Kode 43 RDTX 44 RODA 45 SCBD 46 SMDM 47 SMRA 48 TARA Sumber: www.idx.co.id

Nama Perusahaan Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Tbk Danayasa Arthatama Tbk Suryamas Dutamakmur Tbk Summarecon Agung Tbk Sitara Propertindo Tbk

3.2.1.3 Sampel Penelitian Sampel merupakan perwakilan dari satu populasi yang dapat menjelaskan sifat dan ciri-ciri dari suatu populasi (Acep Edison, 2018:102). Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2007). Sampel dalam penelitian dilakukan dengancara nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling atau disebut juga dengan pengambilan sampel bertujuan. Pengambilan sampel cara nonprobabilitas (non probability sampling) yaitu dalam pengambilan sampel besarnya peluang elemen untuk terpilih sebagai subjek tidak diketahui. Bila waktu atau faktor lainnya, dan bukan generalisasi, menjadi penting, pengambilan sampel cara nonprobabilitas biasanya dipakai (Sekaran, 2007). Pengambilan sampel berdasarkan teknik puposive sampling dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi dan kriteria yang menggambarkan bahwa populasi penelitian bersifat spesifik dan ciri serta kriteria populasi berdasarkan ketentuan dari suatu lembaga. (Acep Edison, 2018:135) Sampel adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sampel yang digunakan, yaitu:

48

1.

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2017.

2.

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak melaporkan ikhtisar data keuangan, tidak melaporkan rasio Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama periode 2014-2017.

3.

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki nilai Profitabilitas yang dihitung menggunakan Return On Asset (ROA), Solvabilitas yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), dan Market Value yang dihitung menggunakan Price Earning Ratio (PER) tidak normal atau minus periode 2014-2017.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diperoleh perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Tabel 3.2 menyajikan hasil pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Sampel No

Kriteria Sampel

Jumlah

1

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di

48

Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2017. 2

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tidak melaporkan ikhtisar data keuangan, tidak melaporkan rasio Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama periode

(8)

49

2014-2017. 3

Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di

(11)

Bursa Efek Indonesia yang memiliki nilai Profitabilitas yang dihitung menggunakan Return On Asset (ROA), Solvabilitas yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), dan Market Value yang dihitung menggunakan Price Earning Ratio (PER) tidak normal atau minus periode 2014-2017. Perusahaan yang terpilih menjadi sampel

29

Sumber: hasil diolah (penulis) Jumlah sampel akhir yang terpilih sebanyak 29 perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Data berupa annual (tahun) selama periode tahun 2014-2017, sehingga data berjumlah 29 x 4 = 116 data yang diambil dari 29 sampel perusahaan berupa laporan keuangan sesuai kriteria. Daftar sampel penelitian disajikan pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kode APLN ASRI BAPA BEST BSDE CTRA DART DILD DUTI EMDE FMII GAMA GMTD GPRA

Nama Perusahaan Agung Podomoro Land Tbk Alam Sutera Reality Tbk Bekasi Asri Pemula Tbk Bekasi Fakar Industrial Estate Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Ciputra Development Tbk Duta Anggada Realty Tbk Intiland Development Tbk Duta pertiwi Tbk Megapolitan Development Tbk Fortune Mate Indonesia Tbk Gading Development Tbk Goa Makassar Tourism Development Tbk Perdana Gapura Prima Tbk

50

No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Kode GWSA JRPT KIJA LPCK LPKR MDLN MKPI PLIN PUDP PWON RDTX RODA SCBD SMDM SMRA

Nama Perusahaan Greenwood Sejahtera Tbk Jaya Real Property Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Cikarang Tbk Lippo Karawaci Tbk Modernland Realty Tbk Metropolitan Kentjana Tbk Plaza Indonesia Realty Tbk Pudjiati Prestige Tbk Pakuwon Jati Tbk Roda Vivatex Tbk Pikko Land Development Tbk Danayasa Arthatama Tbk Suryamas Dutamakmur Tbk Summarecon Agung Tbk

3.2.1.4 Unit Analisis Unit analisis merupakan tingkat satuan data yang akan dikumpulkan selama penelitian berlangsung (Nuryaman dan Christina, 2015). Unit analisis merupakan faktor yang sangat penting dalam penelitian. Unit analisis yang ditetapkan dalam penelitian berpengaruh pada data yang dikumpulkan serta ketepatan sasaran yang diteliti. (Acep Edison, 2018:92). Unit analisis dapat dianalogikan bagian, divisi, individu, perusahaan, lingkungan sosial, lingkungan masyarakat, organisasi, dll yang pada hakekatnya menjadi sumber informasi berupa data yang dapat dianalisis (Acep Edison, 2018:149). Unit analisis pada penelitian ini adalah laporan tahunan yang berisikan data Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dilaporkan secara berturut-turut 2014-2017.

51

3.2.1.5 Operasional Variabel Operasional variabel adalah penetapan aturan agar dapat melakukan penelitian melalui penentuan indikator-indikator atau ukuran-ukuran dari sebuah konsep yang abstrak dan kemudian indikator tersebut digunakan dalam mengukur fakta, realitas yang dapat diobservasi secara empiris (Nuryaman &Christina, 2015) Operasionalisasi variabel merupakan suatu cara pengoperasian variabel sehingga diperoleh nilai dan gambaran secara nyata dari suatu variabel. (Acep Edison, 2018:154) Variabel penelitian adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda (Sekaran, 2007). Variabel penelitian adalah suatu karakteristik objek yang berubah atau suatu karakteristik yang keadaannya selalu berubah-ubah dan dapat diukur. (Acep Edison, 2018:64). Variabel penelitian merupakan konstruk yang akan diuji sesuai dengan tujuan penelitian, dengan dioperasikannya variabel penelitian, maka pengukuran hubungan antar variabel dapat dilakukan. (Acep Edison, 2018:154). Operasionalisasi dan pengukuran masing-masing dari variabel penelitian yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independent disebut juga variabel bebas, eksogenious atau variabel prediktor dan dinotasikan dalam suatu penelitian sebagai variabel X adalah variabel yang secara bebas dapat mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Acep Edison, 2018:67). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau

52

negatif (Sekaran, 2007). Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu: Profitabilitas (X1 ),Solvabilitas(X 2 ), dan Market Value(X 3 ). 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependent disebut juga variabel terikat, endogenious, variabel yang diprediksi adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian. (Acep Edison, 2018:67). Variabel dependent adalah suatu keadaan secara empiris yang menjadi masalah dan merupakan fenomena penelitian yang dituju. (Acep Edison, 2018:68). Variabel dependen adalah suatu variabel yang dikenai pengaruh dan diterangkan oleh variabel lain. (Sekaran, 2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Return Saham (Y) Tabel 3.4 Operasional Variabel Variabel Penelitian

Profitabilitas (X1 ) Return On Asset (ROA)

(Kasmir, 2014)

Definisi

Dimensi

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. (Kasmir, 2014:115)

 Earning After Interest & Tax  Total Assets

Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

Indikator

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 & 𝑇𝑎𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (Kasmir, 2012:202)

Skala

Rasio

Commented [u23]: Satu spasi

53

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. (Kasmir, 2014:202). Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013:121) Solvabilitas (X 2 ) Debt to Equity Ratio (DER)

(Fahmi, 2013)

Market Value (X 3) Price Earning Ratio (PER) (Fahmi,

 Total Utang (Debt)  Total Ekuitas (Equit)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. (Kasmir, 2014:157) Nilai pasar (market value) adalah rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi dipasar.

Total Utang (𝐷𝑒𝑏𝑡) Total Ekuitas (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

Rasio

(Kasmir, 2014)

 Harga pasar per lembar saham  Earning Per Share

Harga Pasar per Lembar Saham Rasio 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 (Hartono, 2010:145

54

2013)

(Fahmi, 2013) Price Earning Ratio (PER) merupakan perbandingan antara market price (harga pasar per lembar saham) dengan earning per share (laba per lembar saham). (Fahmi, 2013:138)

Tingkat Return Saham (Y) (Fahmi, 2012)

Return saham adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil kebijakan investasi saham yang dilakukannya

 Harga Saham

𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1 (Brigham and Houston, 2010)

(Fahmi, 2012:184)

3.2.1.6 Tipe Investigasi Tipe investigasi merujuk pada penyelidikan yang dilakukan oleh peneliti (Acep Edison, 2018:87). Tipe Investigasi yaitu metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, 2007). Metode deskriptif dilakukan untuk mendapatkan

Rasio

55

gambaran serta kondisi yang terjadi tanpa melakukan pengukuran atau pengujian (Acep Edison, 2018:87). Penelitian dengan metode verifikatif dikenal juga sebagai metode kausal. Metode kausal bertujuan untuk menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah yang sedang diteliti (Sekaran, 2007) 3.2.1.7 Dimensi Waktu (Time Horizone) Tipe data menurut dimensi waktu pada penelitian, terdiri atas cross sectional dan time series. Data cross sectional adalah data suatu saat dari sejumlah subjek yang diamati, data time series merupakan data runtut waktu (trend) dari suaru subjek yang diamati (Nuryaman dan Christina, 2015). Cross sectional merupakan studi yang dilakukan dengan mengambil data hanya satu kali saja (one shoot) yakni pengambilan data dilakukan pada satu saat tertentu yang mencerminkan keadaan saat dilakukan pengumpulan data (Acep Edison, 2018:104). Time series yakni pengumpulan data tidak dilakukan secara langsung pada unit analisis yakni berupa data sekunder. Data runtut waktu dapat memenuhi dua waktu yakni: memenuhi cross sectional yaitu data menggambarkan kejadian pada satu tanggal tertentu atau periode tertentu sekaligus memenuhi longitudinal yakni data setiap periode dikumpulkan dalam beberapa tahun secara beruntun atau seri (Acep Edison, 2018:105). Penelitian menggunakan data cross sectional dalam tahunan karena ingin melihat perkembangan pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4(empat) tahun yaitu pada periode 20142017.

56

2.1.7

Metode Pengumpulan Data

3.2.2.1 Jenis data Jenis data dalam penelitian adalah data sekunder bersifat kuantitatif karena data yang didapat sudah tersedia dan berbentuk sebuah perhitungan dari laporan keuangan. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan berasal dari laporan yang telah diterbitkan atau telah dipublikasikan oleh lembaga, organisasi, perusahaan berupa laporan perusahaan, dokumen-dokumen, publikasi pemerintah, analisis industri, media, website, internet, dll (Acep Edison, 2018:95). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai Profitabilitas yang dihitung menggunakan Return On Asset (ROA), Solvabilitas yang dihitung menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), Market Value yang dihitung menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. 3.2.2.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian menggunakan laporan keuangan dan laporan tahunan pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. 3.2.2.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan mencari data dari website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id selanjutnya peneliti mencari komponenkomponen yang akan digunakan.

Commented [u24]: DIGANTI DENGAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

57

2.1.8 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur sebagai berikut: 1. Membuat daftar perhitungan untuk Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Tingkat Return Saham perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. 2. Melakukan perhitungan Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Tingkat Return Saham periode 2014-2017 3. Melakukan pengujian statistik dan pengujian hipotesis untuk menguji data yang siap diolah untuk mendapatkan kesimpulan. 4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan E-views 10.0 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh. 2.1.9 Metode Analisis Data Analisis data memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan peneliti yang telah dirumuskan sehingga hasil dari analisis data dapat dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan serta rekomendasi bagi penguna (Nuryaman dan Christina, 2015). Untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari : Profitabilitas (X1 ),Solvabilitas(X 2 ), dan Market Value(X 3 ) terhadap Tingkat Return Saham (Y), penelitian mengginakan program E-views 10.0 dalam proses pengolahan data. 3.2.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah alat uji yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan objek yang sedang diteliti. Data-data statistik digunakan untuk

Commented [u25]: DIGANTI DENGAN PROSEDUR PENGOLAHAN DATA

58

menggambarkan karakteristik, keadaan, kondisi dari objek yang diteliti dengan menggunakan nilai-nilai, frekuensi, tendensi pusat, dispersi dan pengukuran lainnya (Acep Edison, 2018: 171) Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Statistika deskriptif didasarkan pada praduga sementara yang telah diungkapkan pada kerangka pemikiran atau pada paradigma konseptual penelitian (Acep Edison, 2018:172). 3.2.4.2 Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik harus dilakukan pengujian terlebih dahulu sehingga analisis regresi dapat dilakukan. Asumsi klasik pengujian berupa: uji normalitas data, uji heterokedaktisitas, uji autokolerasi, akan lebih lengkap disertai uji linearitas (Acep Edison, 2018:202). Berikut adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi: 3.2.4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal. Pengujian sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis regresi pada statistik parametik yang mengharuskan data berdistribusi normal. (Acep Edison, 2018:202). Perbedaan data berdistribusi normal atau tidak sebagai berikut : 1. Data berdistribusi tidak normal

59

Data yang memiliki sifat, jenis, karakter, ukuran, nilai, bentuk yang jumlahnya sangat terbatas dan dapat dihitung (Acep Edison, 2018:202). 2. Data berdistribusi normal Data menyebar merata berdasarkan sifat, jenis, karakter, ukuran, nilai, bentuk, jumlah data tidak terbatas (Acep Edison, 2018:202). Pengujian normalitas didalam penelitian menggunakan software E-views 10. Dasar-dasar pengambilan keputusan data berdistribusi normal (Ghozali dan Ratmono, 2013): 1. Bila profitabilitas lebih besar dari 0,05 atau 5% (tingkat signifikansi), maka data berdistribusi normal. 2. Bila nilai Jarque Bera lebih kecil dari 2(dua) maka data berdistribusi normal. 3.2.4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas sebagai syarat dalam melakukan analisis regresi ditunjukan untuk menguji apakah antara variabel independen berkorelasi. Pengujian dilakukan dengan pegukuran Variance Inflating Factor (VIF) ditujukan untuk melihat adanya gejala multikolinearitas antar variabel independen. Nilai ukur adanya gejala multikolinearitas yakni : jika nilai VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas, sehingga nilai VIF harus lebih kecil dari 10. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka perlu dievaluasi kembali terhadap data-data dari variabel independen. Jika ternyata setelah dilakukan evałuasi terhadap dala ternyata nilai masih lcbih besar dari 10 maka salah satu variabel independen harus dikeluarkan

60

dari model regresi Stepwise Forward dan Bakward pada pengolahan data dengan SPSS (Acep Edison, 2018:204). Batasan pengukuran gejala multikolinearitas didasarkan pada ketentuan: 

Nilai VIF < 10 menunjukkan tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel independen.



Nilai VIF > 10 menunjukkan terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel independen.

3.2.4.2.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas ditujukan untuk melakukan pengujian terhadap nilai residual (sisa) dari satu data. Heterokodastisitas adalah asumsi dalam regresi terhadap varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama maka disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik apabila tidak terjadi homokedatisitas (Acep Edison, 2018: 205). Dalam penelitian ini uji heteroskedastitas dilakukan dengan menggunakan Uji white, yaitu dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua variabel independen. Pada tingkat signifikansi 0.05 apabila nilai probabilitas obs*R-square < 0,05

maka

terdapat gejala

heteroskedastisitas,

sebaliknya

apabila

nilai

profitabilitas obs*R-square > 0,05 maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. 3.2.4.2.4 Uji Autokorelasi

61

Uji Autokorclasi ditujukan untuk pengujian ada tidanya kolerasi variabel terhadap "dirinya sendiri". Jika terdapat kolerasi dapat dipastikan dependen terjadi gejala outokorelasi yakni nilai variabel dependen periode sebelumnya dan sesudahnya saling berkolerasi. Akibat dari terjadinya kolerasi antara nilai variabel pada data dependent antar รatu data ke data yang berikutnya menyebabkan terjadinya data yang berdempetan atau kemungkinan terdapat data out lier (penyimpangan data dengan nilai ekstrim) yang menyebabkan tingkat keyakinan akan terganggu bahkan akan bias. Uji autokorelasi berlaku pada regresi sederhana dan regresi berganda (Acep Edison, 2018:205). Pengukuran terjadinya gejala autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengen menentukan nilai gitung (d) dengen ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Nilai Uji Durbin-Watson (DW test) No 1

Nilai (d) d
Interpretatif Terjadi autokorelasi positif perlu dilakukan perbaikan

2

dl < d < du

Autokorelasi positif kuat, dilakukan perbaikan agar tidak terjadi gejala autokorelasi

3 4

Dl < d < 4 – du

Tidak ada autokorelasi pada variabel dependen

4-du < d < 4 – dl

Autokorelasi kuat, perlu dilakukan perbaikan agar tidak terjadi gejala autokorelasi

5

4-dl < d

Autokorelasi sangat kuat perlu dilakukan perbaikan agar tidak terjadi gejala autokorelasi

Sumber : Acep Edison 2018 3.2.4.3 Penetapan Tingkat Signifikansi (α)

62

Tingkat signifikan yang ditetapkan dalam penelitian yaitu sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup untuk menguji suatu hubungan antar variabel-variabel yang di uji untuk menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata. Tingkat signifikansi 0,05 artinya kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. 3.2.4.4 Pengujian Hipotesis 3.2.4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah analisis prediksi untuk meramalkan hubungan asosiatif antara minimal dua variabel X sebagai variabel prediktor dan variabel Y sebagai variabel yang diprediksi (Acep Edison, 2018:211) Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda adalah teknik statistik yang digunakan untuk meramal bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam analisis regresi selain mengukur kekuatan pengaruh antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Imam, 2013). Persamaan regresi dalam penelitian adalah sebagai berikut: 𝑌 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝑒 Dimana: Y

= Tingkat Return Saham

α

= Konstanta

𝑋1

= Profitabilitas

𝑋2

= Solvabilitas

63

𝑋3

= Market Value

𝛽1 , 𝛽2 , 𝛽3

= Koefisien regresi

𝑒

= Error

X1

e

X2

y

X3

3.2.4.4.2 Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit) Pengujian paradigma atau model konseptual penelitian adalah pengujian terhadap kerangka pikir penelitian berupa model penelitian secara teoritis yang akan dibuktikan pada empiris atau “dilapangan”. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan nilai kesesuain model (Goodness of Fit) hubungan asosiatif teoritis dengan kenyataannya dilapangan. Pengujian goodness of fit menggunakan nilai korelasi yang diukur dengan menggunakan koefisien determinasi. (Acep Edison, 2018:212). Uji koefisien determinasi (R2 ) dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model atau variabel independen dalam menjelaskan perubahan pada variabel dependen. (Ghozali, 2013)

Commented [u26]: Gambar regresi SEMPURNAKAN GAMBAR INI DENGAN NAMA VARIABEL

64

Nilai koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R Square (R2 ) dengan ketentuan kesesuaian berdasarkan berdasarkan empat kwadran yakni: Tabel 3.6 Goodness Of Fit Kwadran

Nilai R Square

I

Goodness of Fit Kesesuaian Model

Kebaikan Model

0,1 – 0,25

Lemah

Buruk

II

0,26 – 0,50

Cukup Kuat

Cukup Baik

III

0,51 – 0,75

Kuat

Baik

IV

0,76 – 0,99

Sangat Kuat

Sangat Baik

Sumber : Acep Edison 2018 Kecocokan model dikatakan lebih baik jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati angka satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013) 3.2.4.4.3 Uji Parsial (t-Test) Uji statitik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 ∶ βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikansi terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

65

HA ∶ βi ≠ 0 Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dalam menggunakan Uji t adalah sebagai berikut: 1. Jika probabilitas < 0,05 maka variabel X secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y 2. Jika probabilitas > 0,05 maka variabel X secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Y. Dengan kriteria pengujian: a.

Ha diterima dan H0 ditolak jika nilai thitung >ttabel / -thitung < -ttabel maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

b.

Ha ditolak dan H0

diterima

jika nilai thitung -ttabel maka variabel

bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Hipotesis Parsial: H01 ∶ β = 0

Tidak terdapat pengaruh secara parsial dari Profitabilitas terhadap Tingkat Return Saham

Ha1 ∶ β ≠ 0

Terdapat pengaruh secara parsial dari Profitabilitas terhadap Tingkat Return Saham

H02 ∶ β = 0

Tidak terdapat pengaruh secara parsial dari Solvabilitas terhadap Tingkat Return Saham

66

Ha2 ∶ β ≠ 0

Terdapat pengaruh secara parsial dari Solvabilitas terhadap Tingkat Return Saham

H03 ∶ β = 0

Tidak terdapat pengaruh secara parsial dari Market Value terhadap Tingkat Return Saham

Ha3 ∶ β ≠ 0

Terdapat pengaruh secara parsial dari Market Value terhadap Tingkat Return Saham

3.2.4.4.4 Uji Simultan (f-Test) Uji statistik F digunakan untuk menguji hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Adapun hipotesis dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Jika nilai F-hitung > F-tabel, maka variabel X secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y. 2. Jika nilai F-hitung < F-tabel, maka variabel X secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Y. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari atau sama dengan nilai Sig.(Prob ≤ 0,05) atau F-hitung > F-tabel maka Ha ditolak dan H0 diterima dan artinya berpengaruh signifikan.

67

b. jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan nilai Sig. (Prob ≥ 0,05) atau F-hitung < F-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya tidak berengaruh signifikan. Hipotesis simultan: Ho1,2,3 ≠ β

Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

Ho1,2,3= β

Profitabilitas, Solvabilitas dan Market Value berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat Return Saham pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

3.2.4.4.5 Tingkat Keyakinan (Confidence Level) Tingkat keyakinan 95 % dan error 5 %

Related Documents

Bab 123.doc
June 2020 25
Fix Bab 123.docx
May 2020 20
Thypoid Bab 123.docx
May 2020 13
Bab 123-1.docx
June 2020 8
Bab 123.docx
May 2020 9

More Documents from "Andre"

Bab Iv Upeh.docx
June 2020 1
Kompre Audit.docx
June 2020 11
Ak Bank Sap 5.docx
December 2019 45
Halusinasi Bubun.docx
April 2020 32