REFLEKSI KASUS TUBERKULOSIS
Diajukan Kepada Yth dr. H. Agus Widyatmoko, Sp.PD., M.Sc
Disusun Oleh Yudhi Sulistya Nugraha NIM 20110310061/ NIPP 20154012017
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FKIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
A. RANGKUMAN KASUS Status pasien Nama
: Tn. S.W.
Usia
: 51 th
Jenis Kelamin : Laki-laki Anamnesis Keluhan Utama : Lemas dan sesak nafas Riwayat penyakit sekarang : Pasien diantar dengan keluhan lemas. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas (+), batuk (+), pilek (-), mual (+), muntah (-). Beberapa hari terakhir pasien tidak makan. Riwayat penyakit dahulu Riwayat DM (-), HT (-) Riwayat penyakit keluarga Riwayat DM (-), HT (-) Riwayat personal sosial Pasien merupakan penarik becak tuna wisma, sudah sekitar 27 tahun hidup di jalanan. Pasien merupakan seorang perokok dan peminum minuman keras Pemeriksaan fisik Keadaan Umum
: lemah
Kesadaran
: CM
Vital sign Tekanan darah
: 141/129 mmHg
Nadi
: 107 kali/ menit
Pernapasan
: 28 kali/ menit
Temperatur
: 38,1 C
Kepala
: CA (+/+), SI (-/-), pupil isokor
Leher
: JVP tidak meningkat, Limfonodi tidak teraba
Thorax Pulmo : Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Cor : Suara regular Abdomen : Distensi (-), BU(+)N, Ascites (-),turgor ↓, NT Suprapubic (+), Hepar, lien ttb. Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
Pemeriksaan laboratorium (awal) Hb AL Hematokrit Trombosit GDS
7,5 7,4 25 258 112
gr/dl Rb/mmk % Rb/mmk Mg/dl
Pemeriksaan radiologis ditemukan gambaran khas tuberculosis di kedua apex pulmo BTA tidak dapat dinilai Mantoux test negative IgG Anti TB positif Anti HIV : negative Diagnosis kerja Low intake dehidrasi, Anemia, TB paru dd CAP Terapi : RL Antrain Transfusi PRC 3 kolf Rimactazid 1x1 Ethambutol 2x1 Pyrazinamid 2x1
B. MASALAH YANG DIKAJI Bagaimanakah alur diagnosis Tuberkulosis paru?
C. ANALISIS MASALAH Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex
Gejala Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik. 1. Gejala respiratorik •
batuk ≥ 3 minggu
•
batuk darah
•
sesak napas
•
nyeri dada
2. Gejala sistemik •
Demam
•
gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun
Diagnosis Tuberkulosis paru pada pasien dewasa a. Dalam upaya pengendalian TB secara Nasional, maka diagnosis TB paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud ialah pemeriksaan mikroskopis langsung, biakan, dan tes cepat. b. Apabila pemeriksaan secara bakteriologis hasilnya negatif, maka penegakan diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang (setidaknya pemeriksaan foto thoraks) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter yang telah terlatih TB
c. Pada sarana terbatas, penegakan diagnosis secara klinis dilakukan setelah pemberian terapi antibiotika spektrum luas (Non OAT dan Non Kuinolon) yang tidak memberikan perbaikan klinis. d. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis e. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto thoraks saja. Foto thoraks tidak selalu memberikan gambaran yang spesifik pada TB paru, sehingga dapat menyebabkan terjadi overdiagnosis atau underdiagnosis f. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya dengan pemeriksaan uji tuberkulin.
Regimen pengobatan Kategori
1
2
3
Regimen
Pasien TB
Awal
Lanjut
TBP BTA (+), BTA 2 SHRZ
6 HE
negatif
2 SHRZ
4 HR
2 SHRZ
4H3R3
Relaps
2 SHZE/ 1 HRZE
5 H3R3E3
Kegagalan
2 SHZE/ 1 HRZE
5 HRE
TBP BTA (-)
2 HRZ/ 2 H3R3Z3
6 HE
Ekstraparu
2 HR/4H 2 H3R3/4H
4
Kasus Kronis (BTA tetap positif)
Tidak dapat diaplikasikan
Pengobatan (lini pertama, berdasarkan berat badan) Berat Badan
Tahap Intensif
Tahap Lanjutan
tiap hari selama 56 hari
3 kali seminggu selama 16
RHZE (150/75/400/275)
minggu RH (150/150)
30 – 37 kg
2 tablet 4KDT
2 tablet 2KDT
38 – 54 kg
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55 – 70 kg
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
≥ 71 kg
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
Pustaka Dirjen P2PL. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2014. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014. 2014. Sudoyo, Aru W., Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, and Siti Setiati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing, 2009.