Resume Metodologi Penelitian.docx

  • Uploaded by: nilamsary
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume Metodologi Penelitian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,539
  • Pages: 16
RESUME METODOLOGI PENELITIAN KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, VARIABEL DAN HIPOTESIS

OLEH : KELOMPOK V KEPERAWTAN B NILAM SARI (70300116056) IKRIMAH SYAM (70300116033) SYAHRA RAMADHANI (70300116060) NURMA (70300116061) NURSAHRATUL HUMAERAH (70300114068) TEZA AINUN RAISY (

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018

A. Kerangka teori 1. Definisi kerangka teori Kerangka Teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris. Kerangka teori harus berdasarkan teori asal / grand theory. Sebagai contoh masalah perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya dapat menggunakan kerangka teori dari Green yang sering digunakan mahasiswa, atau dapat juga menggunakan kerangka teori reason action, Health Believe Model, atau teori lain yang sesuai dengan masalah penelitian yang dapat di temukan dalam buku ajar Health Behavior Theory for Public Health dan buku ajar lainnya. (Kusumayati A,2009). Jika masalah yang diteliti berhubungan dengan penyakit tetapi yang di dalami adalah pengetahuan tentang penyakit tersebut, maka dapat menggunakan teori pengetahuan seperti tacit knowledge dan explicit knowledge. Contoh PERCEDE teori Green dapat dilibat pada gambar berikut ini.(Green LW, Ottoson JM,2006)

Gambar 1. PERCEDE Teori Green.

2. Fungsi kerangka teori dalam penelitian Ada beberapa fungsi kerangka teori dalampenelitian menurut ppara ahli anttara lain : a. Memperjelas dan membatasi permasalahan yang diteliti b. Memandu peneliti untuk memilih metode yang sesuai dena permaslahaan dan tujua penelitian c. Memandu peneliti untuk menjawab rumusan masalah yang ditanyakan dalam hipotesis peneliian d. Memanadu peneliti untuk menyususn instrument penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data e. Memandu peneliti untuk analisis data guma menjawab rumusan masalah dan menuji hipotesis f. Memandu peneliti untuk mendeskripsikan data hasil penelitian g. Memandu peneliti untuk membuat kesimpulan dan saran Terkait dengan fungsi teori dalam nnganalisis data Nanang Martono mengatakan bahwa teori memberikan pola dalam proses interpretasi data. Teori menyediakan berbagai macam argumentasi yan dapat digunakan untuk menganalisis atau memberikan penafisiran atau hasil penelitian yanga akan dikelola. (Martono N, 2002). 3. Posisi/peran keranka teoridalam penelitian Menurut Muh.Nazir dalam UhurSuharsaputra mengatakan bahwa teori pada dasarnya merupakan alat bagi ilmu dan berperan dalam hal-hal berikut: a. Mendefinisikan orientasi uama ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya

b. Memberikan rencana konseptual, dengan rencana mana fenomenafenomena yang relevan disistematikan,diklasifikasikan dan dihubunghubungkan c. Member ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sisten generalisasi d. Memeberi prediksi tetang fakta e. Memperjelas celah-celah dalam penegtahuan kita. Dengan posisi/peran tersebut, maka implikasinya bagi peneliian posisi teori jelas sanga penting.karena tanpa teori penelitian akan sulit dilakukan secara sistematis. Teori menyediakan atau mengarahkan orientasi atas apa yang perlu diteliti, sera menentukan bagi pencarian variabel-variabel yang relevan serta dapat mengeluarkan variabel yang tidak relevan Dalam penelitian dengan paradigma apa pun (kuantitatif, kuualitatif atau tindakan) peran teori sangat menentukan dan penting. Menurut Lexy J. moleong mengatakan bahwa seorang peneliti yang megadakan penelitian kualitatif biasanya berorientasi dengan teori yang sudah ada. Peran/posisi kerangka teori dengan masing-masing penelitian kualitatif, kuantitarif maupun penelitian tindakan a. Posisi/peran teori dalam penelitian kuantitatif Dalam penelitian kuatitatif teori merupakan dasar awal dalam melihat permasalahan dari sudut abstrak sera menjadi bagian penting untuk menentukan bagaiman perspektif tersebut atas masalah dapat diverifikasi dalam kenyataan lapangan. Dalam penelitian kuatitatif, teori menjadi acun penting dlam melakukan penngukuran atas fakta-fakta/data-data yang harus dikumpulkan guna menuji hipotesis yang telah ditetapkan. b. Posisi/peran teori dalam penelitiankualitatif

Dalapenelitian kualitatif peranan teori tetap penting teepi tidak sepenting pada penelitian kuantitatif. penelitian kuantitatif pada dasarnya bukan penelitian untuk memverifikasi teori namun banyak dilakukan untuk mengonstruksi teori. c. Posisi/peran teori dalam penelitian tindakan Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

untukmemperbaiki

atau

meningkatkan mutu praktik para professional, maka penelitian lebih menekan paa upaya untuk meningkatkan mutu hidup dan kehidupan manusia dalam konteks social secara prakis dan pragmatis. 4. Sistematika penyusuan kerangka teori Beberapa unsur yang harus terkandung dalam kerangka teori adalah a. Judul teori b. Penemu atau penggagasnya c. Sejarah perkembangan secara singkat d. Bagaimana aplikasinya Langkah peting dalam menyusun keranngka teori antara lain: a. Definisi suatu variabel penelitian yang dikaji b. Konsep-konsep penting yang perlu dikaji ari suatu variabel c. Factor-faktor yang mempengaruhi variabel yang diteliti d. Temuan kriteria pengukuran variabelyang dikaji. Husain Usman menyimpulkan bahwa kerangka teoritis disusun untuk mendapakan kerangka berfikir, dan kerangka berfikir disusun untuk mendapatkan perumusan hipotesis. B. Kerangka konsep Kerangka Konsep adalah hubungan antara konsep yang dibangun berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam

melakukan penelitian. (Kusumayati A,2009). Menurut Notoatmodjo (2012) kerangka konsep adalah suatu uraian dan gambaran tentang kaitan atau hubungan antara konsep atau variabel-variabel yang akan diamati ataupun di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Kerangka konsep juga merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menghubungkan secara logis faktor yang dianggap sebagai masalah penting dan membahas tentang variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi hal yang sedang atau akan diteliti.( Hutomo, 2016)ur melalui konstruk yang dikenal dengan istilah variable (Notoatmodjo S,2010). Kerangka Konsep dapat berpijak pada kerangka teori yang dibentuk pada bab II. Kerangka teori biasanya lebih kompleks dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel dalam kerangka teori diangkat menjadi variabel penelitian. Oleh karena itu pada BAB II sebelum gambar kerangka konsep penelitian dipaparkan, peneliti wajib menjustifikasi mengapa variabel lain tidak diteliti. Alasan yang disampaikan harus ilmiah, buka sekedar keterbatasan waktu, dana, tenaga dan kemampuan penelitia saat itu. Contoh gambar kerangka konsep dapat dilihat pada gambar dibawah ini. (Notoatmodjo S, 2010).

Gambar 2. Contoh Kerangka Konsep

Contoh Kerangka Konsep lain yang meneliti variabel perancu/confounding variables dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 3. Kerangka Konsep dengan Variabel Perancu Dalam penelitian biasanya ditemui dua jenis konsep, yaitu (Sumantri, 2011): 1. Konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realitas yang mereka wakili. Salah satu contoh konsep ini yaitu konsep meja. Konsep tersebut dapat dengan mudah di ilustrasikan dengan menunjuk pada meja tertentu. Konsep meja digukan sebagai abstraksi dari semua karakteritik meja yang dapat diamati secara langsung serta mudah diukur, yakni : mempunyai permukaan datar, memiliki kaki dan diggunakan untuk aktifitas tertentu manusia. 2. Konsep yang lebih abstrak atau lebih tidak jelas hubungannya dengan fakta atau realitas. Konsep ini, yang lebih banyak diamati dalam penelitian sosial, tidak mudah dihubungkan dengan fenimena yang diacunya. Beberapa contoh konsep sperti ini adalah ambivalensi fungsional, messianisme, kelompiok etnis, kekerabatan, sosialisasi, sikap, kecerdasan, perilaku memilih, debirokratisasi, deregulasi dan birokrasi

Peranan

konsep

dalam

penelitian

sangat

besar

karena

dapat

menghubungkan dunia teori dan hubungan observasi, antar abstrak dan realitas. Dalm penelitian peranannya menjadi bertambah penting karena realitas yang menjadi perhatian banyak yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia sehingga sering timbul masalah dalam pengukuran konsep. Untuk itu konsep perlu didefinisikan secara tepat sehingga tidak terjadi kesalahan ukuran. (Sumantri, 2011) C. Variabel Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel penelitian adalah sesuatu yang bervariasi yang dapat diukur. Contoh variabel dalam penelitian kesehatan adalah Hb darah, tekanan darah, berat badan, kunjungan ANC, jenis tenaga kesehatan, dan lain sebagainya. (Notoatmodjo S,2010). Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2013 : 38). Variabel yang digunakan dalam penelitian ada beberapa yaitu: 1. Variabel independen Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013: 39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X). 2. Variabel dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komitmen kerja (Y).

Gambar: variabelindependen

contoh dan

dependen 3. Variabel moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada fihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerja sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja. 4. Variabel intervening Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/ antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Pada contoh berikut dikemukakan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variabel antaranya, yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal. 5. Variabel kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel indepeden terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh: pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan dan mengetik. Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama,esin tik yang digunakan sama ruang tempat mengetlk sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti. D. Hipotesis 1. Definisi hipotesis Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara, patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. (Notoatmodjo S, 2010). Jika ditinjau dari asal kata, Hipotesis terdisi dari kata: Hipo : di bawah, Thesis : dalil. Jadi Hipotesis adalah suatu dalil atau kaidah yang kebenarannya belum diketahui. Hipotesis adalah penjelasan sementara yang diajukan tentang hubungan antara dua atau lebih fenomena terukur/variabel untuk pembuktian secara

empirik.(Kusumayati A, 2009). Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Setelah melalui pembuktian dengan penelitian yang dilakukan, maka hipotesis yang dibuat tentu saja dapat terbukti benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Jika diterima atau terbukti benar, maka hipotesis tersebut menjadi tesis. (Notoatmodjo S, 2010). 2. Kegunaan Hipotesis Hipotesis berguna untuk (Kusumayati A, 2009) a. Menuntun arah penelitian : hubungan dua fenomena atau lebih dari dua b. Identifikasi variabel yang digunakan: Misalnya untuk meneliti status gizi dengan mengukur berat badan yang dibandingkan dengan usia menggunakan KMS. c. Menentukan disain penelitian: analitik vs deskriptif; Potong lintang vs eksperimental d. Petunjuk jenis analisis statistik yang digunakan : satu arah atau dua arah. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu : a. Untuk menguji teori, b. Mendorong munculnya teori, c. Menerangkan fenomena sosial, d. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, e. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. 3. Jenis Hipotesis Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu antara lain : (Notoatmodjo S, 2010). a. Hipotesis Kerja / hipotesis penelitian

Hipotesis kerja / hipotesis penelitian adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Ciri hipotesis kerja adalah terdapat kata: ada, terdapat, jika, , maka, lebih dan sebagainya. Contoh hipotesis penelitian / hipotesis kerja: 1) Terdapat hubungan merokok dengan kejadian BBLR. 2) Angka kematian bayi lebih tinggi pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. b. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah Hipotesis yang digunakan dalam analisis statistik, pertama kali diperkenalkan oleh Fisher. Hipotesis statistik biasanya menggunakan rumus, contoh : H0 : x = y. (Notoatmodjo S, 2010). Hipotesis statistik bersifat universal, sedangkan hipotesis penelitian berifat individual, sesuai dengan penelitian yang dikerjakan peneliti, tergantung pada dugaan si peneliti itu sendiri. Dibawah ini adalah tabel perbedaan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.( Dahlan S,2009). Tabel 1. Perbedaan Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik Hipotesis Penelitian

Peneliti 1 Terdapat hubungan

Hipotesis Statistik (H0)

Tidak terdapat hubungan

antara minum alkohol

antara minum alkohol

dengan kanker payudara

dengan kanker payudara

Peneliti 2 Tidak ada hubungan antara minum alkohol

Tidak ada hubungan antara minum alkohol

dengan kanker payudara

dengan kanker payudara

Contoh lain hipotesis statistik pada uji perbandingan satu proporsi: (Notoatmodjo S, 2010). H0 : tidak ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi Ha : ada perbedaan proporsi perokok antara mahasiswa dan populasi Batas kritis alfa = 0,05 Uji yang dilakukan adalah uji Z dan untuk SE karena sampel (mahasiswa) dan populasi yang dipakai adalah populasi (masyarakat umum). Rumus : Sampel : x = 35, n = 75 p (Perokok) = 35/75 = 0,47 Proporsi Perokok di populasi p = 0,25

Dari nilai pv : Keputusan uji adalah H0 ditolak Kesimpulan : Ada perbedaan proporsi perokok antara sampel (mahasiswa) dengan populasi (masyarakat umum). Jenis Hipotesis Menurut Arah Hipotesis Jenis hipotesis menurut arah hipotesis terdiri dari ada dua macam yaitu: a. Hipotesis satu arah : Hipotesis yang sudah memberi arah. Ciri hipotesis satu arah terdapat kata : “ lebih tinggi, lebih rendah.” Contoh : “Proporsi kejadian spina bifida pada ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat 3 bulan pra konsepsi lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat hanya pada saat trimester pertama.”

b. Hipotesis dua arah : Hipotesis yang belum mempunyai arah, ciri hipotesis ini adalah terdapat kata : “ ada hubungan, ada korelasi, ada perbedaan” Jadi belum mengarahkan dampak faktor tertentu terhadap kejadian tertentu. Contoh: “Terdapat hubungan senam hamil dengan lama persalinan kala II.” Hipotesis Positif dan Hipotesis Negatif Ada juga jenis hipotesis positif dan hipotesis negatif. Hipotesis yang lazim ditemukan dalam penelitian adalah hipotesis positif, namun jarang ditemukan hipotesis negatif. Contoh : Hipotesis Negatif: a.

Tidak terdapat hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara

b.

Tidak terdapat hubungan antara makanan cepat saji dengan penurunan densitas massa tulang

c.

Tidak ada hubungan antara obat SF dengan kejadian perdarahan kala tiga Hipotesis Positif:

a.

Terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kualitas hidup akseptor

b.

Terdapat hubungan antara masase perineum dengan robekan perineum tingkat III

c.

Semakin teratur ibu hamil melakukan senam hamil, semakin cepat persalinan kala II.

4. Cara Membuat Hipotesis yang Benar Suatu hipotesis harus memenuhi syarat sebagai berikut: (Notoatmodjo S, 2010). a. Merupakan kalimat deklaratif

b. Merupakan jawaban sementara c. Dapat dibuktikan secara empiris d. Berkaitan dengan teori-teori yang ada e. Konsisten dengan pertanyaan penelitian f. Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik : Korelasi / hubungan antara dua atau lebih variabel g. Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama h. Menyebutkan variabel secara spesifik i.

Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas/independen, tetapi hanya mengandung satu variabel terikat/dependen

j.

Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk Hipotesis positif dan hipotesis negatif

k. Hipotesis dapat terdir dari dua arah dan satu arah 5. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut : a. Penentuan masalah. b. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). c. Pengumpulan fakta. d. Formulasi hipotesa. e. Pengujian hipotesa f. Aplikasi/penerapan.

DAFTAR PUSTAKA Dahlan S.(2009). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto;

Green LW, Ottoson JM. A (2006). Framework for Planning and Evaluation: PRECEDE-PROCED Evolution anf Application of te Model. Journees de

Sante

Publique

[Internet].

Available

from:

http://jasp.inspq.qc.ca/Data/Sites/1/SharedFiles/presentations/2006/JAS P2006-Ottawa-Green-Ottoson14-1.PDF. Hutomo, Adrian S. 2016. Gambaran Pengetahuan Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Masker Pada Pekerja Industri Mebel Di Kabupaten Jepara. Jurusan Keperawatan FK UNDIP (Skripsi) Kusumayati A. (2009). Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia; Notoatmodjo S.( 2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta;. Sugiyono.(2013). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. (2017). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Hal. 63-68. Sumantri , Arif.2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Related Documents


More Documents from "GustiKara"