Proposal Penelitian 1.docx

  • Uploaded by: nilamsary
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Penelitian 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,182
  • Pages: 30
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH SAMATA

Diajuakan Sebagai Tugas Mata Kuliah Metodoogi Penelitian

OLEH : KELOMPOK V NILAM SARI (70300116056) IKRIMAH SYAM (70300116033) SYAHRA RAMADHANI (70300116060) NURMA (70300116061) NURSAHRATUL HUMAERA (70300114068) TEZA AINUN RAISY (70300116053)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi . Masalah gizi kurang dan buruk dipengaruhi langsung oleh factor konsumsi kurang

pangan dan penyakit infeksi (Adriana,2013). Masalah gizi

dapat disebabkan oleh masalah ketahanan pangan di tinfkat rumah

tangga, yaitu terleta di kemampuan rumah tanga untuk memeprroleh bahan pangan untuk semua anggota keluarganya serta Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan pangan, faktor sosialekonomi, budaya dan politik (supariansa,2014).

Salah satu masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi

Indonesia adalah rendahnya status gizi masyarakat. Hal ini mudah dilihat, misalnya dari berbagai masalah gizi, seperti kurang gizi, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium, dan kurang vitamin A (Husaini, 2006) Kelompok anak sekolah pada umumnya mempunyai kondisi gizi yang lebih baik daripada kelompok balita, karena kelompok umur sekolah mudah dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh kelompok swasta. Meskipun demikian masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang tidak memuaskan,misal berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe,defisiensi vitamin C dan daerah-daerah tertentu juga defisiensi Iodium. Berdasarkan peringkat Human Development Index (HDI 2011), Indonesia berada pada urutan 124 dari 187 negara, dan masih berada jauh di bawah negaranegara ASEAN lainnya seperti Singapore (26), Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (103) dan Filipina (112). Faktor-faktor yang menjadi penentu HDI yang dikembangkan oleh UNDP (United Nations Development Program) adalah

pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut sangat berkaitan dengan status gizi masyarakat. Data RISKESDAS menunjukkan bahwa masih terdapat anak usia sekolah dasar yang prevalensi status gizinya (IMT/U) dengan kategori kurus di atas prevalensi nasional adalah sebanyak 7,6%. (DEPKES RI, 2010 dikutip oleh Anzarkusuma c dkk,2014) Berdasarkan standar WHO, secara nasional prevalensi kurus adalah 13,3% pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih pada laki-laki 9,5% dan

perempuan 6,4%. Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi

Kurus baik pada Laki-laki maupun perempuan lebih tinggi dari angka nasional. Kebalikannya prevalensi BB-Lebih untuk kedua jenis kelamin di Sulawesi Selatan lebih rendah dibanding angka nasional ( Riskesda, 2007 ). Organization (WHO) tahun 2015 melaporkan status gizi anak di dunia dengan prevalensi kekurusan sekitar 14,3%, jumlah anak yang mengalami kekurusan sebanyak 95,2 juta orang.

Berdasarkan data Riskesdas 2013

didapatkan status gizi umur 5-12 tahun (menurut IMT/U) di Indonesia, yaitu prevalensi kurus adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus. Masalah gemuk pada anak di Indonesia juga masih tinggi dengan prevalensi 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 %. Sedangkan prevalensi pendek yaitu 30,7% (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek). Anak yang menderita kurang gizi (stunted) berat mempunyai rata-rata IQ 11 point lebih rendah dibandingkan rata-rata anak-anak yang tidak stunted (UNICEF 1998 dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005). Lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek ini semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini ditemukan baik pada laki-laki maupun perempuan. Jika diamati perubahan prevalensi anak pendek dari tahun ke tahun maka prevalensi anak pendek ini

praktis tidak mengalami perubahan oleh karena perubahan yang terjadi hanya sedikit sekali yaitu dan 39,8% pada tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999 (Depkes, 2004). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Gambaran Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Samata” Keyword : staus gizi, anak usia sekolah . B. Perumusan Masalah Gizi buruk pada anak usia muda membawa dampak anak mudah menderita salah mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri, dan prestasi belajar menjadi rendah. Dari berbagai penelitian terbukti penderita gizi buruk terjadi hambatan terhadap pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasa Dari latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “bagaimana gambaran status gizi anak sekolah dasar di wilayah Samata?” C. Tujuan Penelitian Tujuan dari peneliian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak usia sekolah yang ada di samata. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Manfaat penelitian bagi profesi keperawtaan adalah agar dapat mengetahui dan memberikan informasi tentang gizi anak sekolah dasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan gizi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dipergunakan untuk menambah sumber kepustakaan sebagai bahan bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.. 3. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah agar dapat mengaplikasikan teori yang pernah dipelajari dan dapat menciptakan penemuan baru yang bermanfaat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Status Gizi 1. Definisi Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental. Dalam masa tumbuh kembang anak, kecukupan gizi merupakan hal mutlak yang harus selalu diperhatikan orang tua. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat, jika terjadi gangguan gizi baik gizi kurang maupun gizi lebih pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal. (yunita dkk, 2016). Status gizi adalah kondisi kesehatan seseorang berkaitan dengan kandungan gizi dalam konsumsi sehari-hari. Status gizi pada individu merefleksikan kecukupan kebutuhan gizi fisiologisnya. Status gizi merupakan istilah global yangmencakup sejumlah komponen spesifik dari hasil penilaian tertentu. Penilaian status gizi meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri dan data laboratorium. (Apriyanti,2017) Asupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keadaan ekonomi, perilaku makan, situasi emosi, pengaruh kultur, efek berbagai penyakit yang mengenai selera makan, serta kemampuan untuk mengabsorbsi berbagai zat gizi. Adapun kebutuhan seseorang mengonsumsi zat gizi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain stres fisiologik (penyakit infeksi), penyakit akut dan kronis, demam, trauma, keadaan anabolik seperti kehamilan dan rehabilitasi, serta stres psikologik. Ketika kebutuhan gizi seseorang terpenuhi melalui konsumsi gizi yang adekuat, maka individu memiliki status gizi yang optimal. (Apriyanti, 2017) Susunan

makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh pada

umumnya dapat menciptakan status gizi yang memuaskan. Status gizi dapat ditentukan dari dua hal, yaitu terpenuhinya semua zat-zat gizi yang diperlukan

tubuh dari makanan dan peranan faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. Zat gizi memiliki 3 fungsi utama, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Kebutuhan gizi seseorang disesuaikan dengan aktivitas fisik sehari-hari, tingkat metabolisme, tingkat pertumbuhan, perbedaan daya serap dan penghancuran zat gizi tersebut dalam tubuh. Status gizi dapat dinilai secara langsung maupun tidak langsung. Penilaian langsung dapat dilakukan secara antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dilakukan melalui survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Dalam penilaian status gizi diperlukan beberapa parameter yang kemudian disebut dengan indeks antropometri (Apriyanti,2017) Status gizi anak adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk (Dinkes RI, 2008). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.(Apriyanti, 2017) Makanan yang dikonsumsi anak harus merupakan sumber yang baik akan semua zat gizi yang diperlukan. Suatu peraturan yang baik untuk diikuti adalah menyediakan pangan yang dapat dimakan anak, masing-masing menyediakan sekurang-kurangnya tiga zat gizi dalam jumlah yang cukup banyak. Suatu pangan, seperti gula, yang bertindak sebagai sumber energi saja, dikenal sebagai pangan yang “miskin zat gizi” (Apriyanti,2017).

2. Faktor yang mempengaruhi status gizi anak sekolah Faktor yang mempengaruhi status gizi anak sekolah terdiri penyebab langsung dan tidak langsung (Apriyanti, 2017) : a. Penyebab langsung 1) Asupan makanan, Bila susunan hidangan kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas atau kualitas, maka tubuh akan mendapatkan kesehatan gizi sebaik – baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik dalam kualitas maupun kuantitas akan memberi dampak kesehatan. Gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya zat yang dibutuhkan tubuh. 2) Penyakit infeksi yang mungkin diderita b. Penyebab tidak langsung 1) Ketahanan pangan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga baik secara kuantitas maupun kualitas. 2) Pola pengasuhan anak, meliputi sikap dalam hal berhubungan dengan anak, memberikan makanan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. 3) Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Semakin mudah akses dan keterjangkauan anak dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan ketersediaan air bersih, semakin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi. 3. Penilaian status gizi anak sekolah Peran dan kedudukan Penilaian Status Gizi (PSG) di dalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat, karena terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi maka dengan melakukan penilaian status gizi pada individu

atau

masyarakat

kita

akan

dapat

mengetahui

kelainan

tersebut.(Apriyanti,2017) Penilaian satus gizi bertujuan untuk : 1) Memberikan gambaran secara umum mengenai metode penilaian status gizi 2) Memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kelemahan dari masingmasingmetode yang ada 3) Memberikan gambaran singkat mengenai pengumpulan data, perencanaan, dan implementasi untuk penilaian status gizi. Metode dalam penilaian status gizi dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, metode secara langsung yang terdiri dari penilaian dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium, metode biofisik, dan antropometri. Kelompok kedua, penilaian dengan melihat statistik kesehatan yang biasa disebut dengan Penilaian Status Gizi tidak langsung karena tidak melihat individu secara langsung. Kelompok terakhir, penilaian dengan melihat variabel ekologi. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adala sebagai berikut (Apriyanti,2017): 1) Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu, penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuan yang dipakai yaitu 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Bila

jumlah hari kurang dari 15, dibulatkan ke bawah dan bila jumlah hari lebih dari 15 dibulatkan ke atas (Depkes RI, 2012). 2) Berat badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan dinyatakan dalam bentuk Indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketepatan umur, sehingga kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan status gizi dari waktu ke waktu. Berat badan sangat sensitif terhadap perubahan mendadak, misalnya akibat penyakit yang diderita, nafsu makan seseorang menurun, konsumsi makanan berkurang sehingga berakibat terhadap berkurangnya BB.Indeks berat badan menurut umur (BB/U) lebih menggambarkan status gizi saat ini. Untuk mengukur berat badan dapat menggunakan timbangan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan

injak digital dan

timbangan injak manual. Timbangan ini biasanya digunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri hingga orang dewasa. Berat badan maksimum yang dapat di ukur adalah 120 kg dengan ketelitian 100 g. Timbangan ini adalah timbangan yang biasa digunakan untuk anak usia sekolah. 3) Tinggi badan Tinggi badan menggambarkan pertumbuhan tulang atau rangka. Dalam kondisi normal, TB bertambah sesuai dengan pertambahan umur, namun kurang sensitif terhadap kekurangan konsumsi zat gizi dalam

jangka waktu pendek. Pengaruh kekurangan konsumsi gizi terhadap TB, baru akan terlihat dalam jangka waktu lama. Dengan demikian, maka indeks TB|U menggambarkan status gizi masa lalu, sehingga rendahnya nilai TB|U (stunting) digunakan sebagai indikator kekurangan gizi kronis. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tinggi badan anak sekolah yang dapat digunakan adalah Vertical Measures (Microtoise). Microtoise dapat digunakan bagi anak yang sudah bisa berdiri sendiri, kurang lebih berusia 2 tahun ke atas. Dengan menggunakan microtoise ini hasil pengukuran yang didapatkan mencapai ketelitian 0,1 cm. Alat ukur ini yang biasanya digunakan untuk mengukur tinggi anak sampai usia dewasa. Berat badan dan tinggi badan adalah parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh. Hasil pengukuran pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) menjadi dasar indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur ini. Status gizi anak umur 5-18 tahun menurut baku antropometri WHO 2007 ditentukan berdasarkan nilai Z score TB/U dan IMT/U. Sebagai indeks antropometri, untuk menginterpretasinya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas yang paling umum digunakan dengan memakai standar devisi unit (SD) atau disebut juga Z-Skor. Rumus penghitungan Z-skor adalah : Z – skor = Nilai individu subjek – Nilai median baku rujukan

Nilai simpang baku rujukan

No

Indeks

1

BB/U

2

TB/U

3

BB/TB

4

IMT/U

Kategori status gizi

Ambang batas (Z- score)

Gizi buruk

<−3 SD

Gizi kurang

−3 SD s/d <−2 SD

Gizi baik

−2 SD s/d 2 SD

Gizi lebih

> 2 SD

Sangat pendek

<−3 SD

Pendek

−3 SD s/d <−2 SD

Normal

−2 SD s/d 2 SD

Tinggi

> 2 SD

Sangat kurus

<−3 SD

Kurus

- 3 SD s/d <−2 SD

Normal

−2 SD s/d 2 SD

Gemuk

> 2 SD

Sangat kurus

<−3 SD

Kurus

−3 SD s/d <−2 SD

Normal

−2 SD s/d 1 SD

Gemuk

>1 SD s/d 2 SD

Obesitas

>2 SD

(Sumber: Kepmenkes, 2010) B. Konsep Anak Usia Sekolah 1. Definisi Anak usia sekolah dasar merupakan kelompok anak dengan umur antara 6 tahun hingga 12 tahun yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk pendidikan lainnya yang sederajat (PP No. 17, 2010). Anak sekolah membutuhkan gizi yang baik untuk menunjang kegiatan belajar di sekolah. Gizi yang baik sangat mempengaruhi daya kosentrasi dan kecerdasaan anak dalam menerima dan menyerap setiap ilmu yang didapat di sekolah. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi

masyarakat. Hal ini menjadi penting karena anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk menunjang kehidupannya di masa mendatang (Yunita, 2016). 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Pertumbuhan dan perkembangan adalah adalah suatu hubungan interaksi antara faktor genetik,herediter, konstitusi dengan faktor lingkungan yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapainya potensi yang telah dimiliki. a. Perkembangan fisik pada anak sekolah dasar Pada masa pertengahan dan akhir merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam bagi anak sampai dimulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini biasa disebut dengan periode tenang, walaupun perode tenang tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.

Pada masa ini

peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada sebelumnya. Peningkatan berat badan pada nak didukung oleh bertambah ukuran sistem rangka dan otot, serta organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot berangsur-angsur bertamabah dan kegemukan pada bayi berkurang. Pertambahan kekuatan otot karena adanya faktor keturunan dan juga olahraga. Karena ada faktor perbedaan jumalah sel-sel otot maka umumnya anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan. Semakin bertambah berat badan dan kekuatan badan maka pada masa ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan terkoordinasi dibanding waktu anak-anak. Anak-anak lenih cepat berlari dan pandai dalam meloncat dan juga mampu menjaga keseimabangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan anak-anak terus melakukan aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk bermain. b. Perkembangan kognitif anak usia sekolah

Seiring

masuknya

anak

kesekolah

dasar,

maka

kemampuan

kognitifnya akan mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah maka dunia dan minatnya juga bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek yang sebelumnya masih kurang bagi anak. Daya fikir anak pada usia sekolah berkembang secara berangsurangsur. Sebelumnya pada masa anak berfikir imajinatif dan egosentris maka pada masa anak sekolah daya ingatnya semakin kuat sehingga anak benar-benar dalam stadium belajar. Dalam masa ini anak mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi-operasi yaitu negasi (negation), yaitu masa konkrit operasional, anak memehami hubunganhubungan benda atau keadaan yang lain. Hubungan timbal balik (resiprok) yaitu anak telah mengetahiu hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan. Identitas yaitu anak sudah mampu deratan benda yang sudah ada. Ada beberapa perkembangan kognitif yaitu : 1) Perkembangan memori Pada periode ini memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. akan tetapi,

memori jangka panjang tidak terjadi

peningkatan desertai dengan adanya ketebatasan-keterbatasan. 2) Perkembangan kreativitas Selama periode ini anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. 3) Perkembangan bahasa Selama masa anak-anak perkembangan bahasa terus berlanjut. kosa kata dan juga perbendaharaan dan juga menggunakan kata semakin kompleks. Ditandai dengan perkembangan cara berpikir tentang katakata, struktur kalimat sehingga anak secara bertahap mulai menggunakan kalimat yang singkat, padat dan menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada anak sekolah dasar Menurut (soetjiningsi 2012, Arifin Sabar,2015) faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak digolongkan menjadi dua yaitu : a. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik yaitu berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa b. Faktor lingkungan Lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik memungkinkan tercapai potensi bawaan. Sedangkan yang kurang baik akan menghabatnya. Lingkungan yang dimaksud adalah boi-fisiko-psikospiritual yang mempengaruhi individu setiap hati mulai konsepsi sampai akhir hayatnya. 4. Kebiasaan Makan Anak Usia Sekolah Dasar a. Kebiasaan membawa bekal makanan dari rumah Membawa bekal merupakan kebiasaan yang baik. dengan membawa bekal, maka kualitas higienitas makanan dapat terjaga beserta porsi dan variasi makanan dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan anak. Jika anak tidak membawa bekal maka kemungkinan besar anak akan jajan di sekolahnya. Konsekuensi yang dapat adalah efek smaping kebersihan asupan makanan tidak dapat dijaga, maka ada kemungkinan makanan yang dimakan oleh anak tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan tinggi gula serta karbohidrat. b. Kebiasaan jajan di lingkungan sekolah Penyebab masalah gizi yang terjadi pada anak meliputi beberapa hal yaitu pemahaman gizi yang keliru, kebiasaan makan yang buruk, kebiasaan makan tertentu dan berlebihan dan promosi makanan cepat

saji secara berlebihan (Adriani dan Wirjatmadi 2012, Pakhri Asmarudin, 2018). Faktor lain yang mempengaruhi gizi pada anak adalah kebiasaan jajan yang belum sehat. Jajanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Anak sekolah sangat menyukai pangan jalan, karena selain harganya murah juga jenisnya beraneka ragam dan para pedagang berupaya memberikan penampilan yang menarik dan rasa yang disukai oleh anak-anak dengan menambahkan bahan tertentu tanpa memedulikan keamanannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar kebiasaan siswa mengkonsumsi makanan di jajanan sekolah. Meskipun makanan jajanan memiliki keunggulan akan tetapi makanan jajanan di lingkungan sekolah sangat beresiko terhadap kesehatan karena penanganannya yang tidak higenis sehingga makanan terkontaminasi oleh mikroba beracun maupun penggunaan bahan tambahan. 5. Kebutuhan Nutrisi Anak Usia Sekolah Dasar Awal usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anakanak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana dia mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan dia berkenalan dengan susana serta lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalamanpengalaman baru, kegembiraan disekolah, rasa takut terlambat tiba disekolah, menyebabkan anak-anak ini sering mnyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka. (Arisman, 2010). Kebutuhan gizi pada anak-anak usia sekolah berhubungan dengan ukuran tubuh mereka. Banyak anak-anak yang memiliki nafsu makan yang kurang terlalu memilih-milih makanan, dan makan berdasarkan “mood”. Untuk alasan ini kualitas makanan yang tinggi dibutuhkan untuk mencapai angka kecukupan gizinya, terutama untuk kalsium dan zat besi. (AKG, 2013)

Nilai asupan untuk pati, gula, dan lemak diberikan dalam bentuk total energi intake. Tidak dituliskan untuk non-starch polysacharide (NSP) atau serat untuk anak hal ini dikarenakan anka dianggap membutuhkan proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan dewasa. Tidak ada nilai untuk vitamin D karena kebanyakan orang memenuhi kebutuhan vitamin D paling banyak dari sinar matahari. (AKG, 2013) Kebutuhan zat gizi menurut angka kecukupan gizi (AKG) 2013 (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 Tahun 2013): Zat Gizi Makro Dan Mikro

Energi (Kkal)

Kelompok umur 4-6 tahun

7-9 tahun

10-12 tahun

BB=19 kg

BB=27 kg

Laki-laki

Perempuan

TB=112 CM

TB=130 CM

BB=34 kg

BB=36 kg

TB=142 cm

TB=145 cm

1.600

1.850

2.100

2.000

Protein (gr)

35

49

56

60

Lemak (gr)

62

72

70

67

Karbohidrat (gr)

220

254

289

275

Vitamin A (mcg)

450

500

600

Vitamin C (mg)

45

45

50

Yodium (mcg)

120

120

120

Zink /seng (mg)

5

11

14

13

Kalsium (mg)

1.000

1.200

1.200

1.200

Zat besi (mg)

9

10

13

20

200

300

Folat (mcg)

400

Kebutuhan gizi anak usia sekolah relatif lebih besar dari pada anak dibawahnya, karena pertumbuhan lebih cepat terutama penambahan tinggi badan. Perbedaan kebutuhan gizi anak laki-laki dan perempuan dikarenakan anak laki-laki lebih banyak melakukan aktifitas fisik sehingga membutuhkan

energi yang lebih banyak, sedangkan perempuan sudah masuk usia baligh sehingga membutuhkan protein dan zat besi yang lebih banyak. Golongan ini disebut golongan anak yang biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas diluar rumah sehingga melupakan waktu makan. Makan pagi atau sarapan perlu diperhatikan untuk menjaga kebutuhan, dan supaya akan lebih mudah menerima pelajaran disekolah. Makanan anak usia sekolah seperti makanan orang dewasa. Bertambahnya berbagai ukuran tubuh pada proses tumbuh, salah satunya dipengaruhi oleh faktor gizi (Arisman, 2010). a. Protein Protein dibutuhkan untuk membangun dan memelihara oto, darah, kulit dan jaringan serta organ tubuh. Pada anak , fungsi terpenting protein adalah untuk pertumbuhan.

Protein hewani mempunyai mutu protein

yang lebih baik dibandingkan protein nabati karena susunan asam aminonya lebih lengkap. Sumber protein hewani antara lain daging, hati, pankreas, jeroan , dan lain-lain. Susu dan telur termasuk sumber protein hewani berkualitas tinggi selain itu ikan, kerang, dan jenis udang merupakan kelompok protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan kacang-kacangan. b. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber energi, penyerapan beberapa vitamin, selain itu lemak juga berfungsi untuk pertumbuhan terutama sel otak. Kebutuhan lemak yang dianjurkan 15-20% jumlah energi total berasal dari lemak. Lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan hewani. Lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan sedangkan lemak hewani berasal dari hewan termasuk ikan, telur dan susu c. Karbohidrat

Asupan karbohidrat secara tidak langsung berperan dalam proses pertumbuhan. Konsumsi karbohidrat akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk glikogen atau lemak tubuh. Sumber utama karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hanya sedikit yang berasal dari hewani. 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kal. d. Vitamin dan Mineral Vitamin dan mieral dibutuhkan dalam jumlah kecil daripada protein, lemak dan karbohidrat tetapi sangant esensial untuk tubuh. Keduanya mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat 2 golongan vitamin yaitu vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut air. Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks (tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, dan vitamin B12) dan vitamin C. Mineral yang dibutuhkan dalan tubuh jauh lebih dari 100 mg sehari. Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.(Arisman, 2010) Adanya aktifitas yang tinggi mulai dari sekolah, kursus, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dan mempersiapkan pekerjaan untuk keesokan harinya, membuat stamina anak cepat menurun jika tidak ditunjang dengan asupan pangan dan gizi yang cukup yang berkualitas. Agar stamina anak usia sekolah tetap fit selama ikuti kegiatan disekolah maupun kegiatan ekstrakulikuler, maka saran utama dari segi gizi adalah jangan meninggalkan sarapan pagi. Ada berbagai alasan yang sering sekali menyebabkan anak-anak tidak sarapan pagi, ada yang merasa waktunya sangat terbatas karena jarak sekolah cukup jauh, terlambat bangun pagi, atau tidak ada selera untuk sarapan pagi. (Arisman, 2010) Pentingnya mengkonsumsi makanan selingan selama disekolah adalah agar gula darah

tetap terkontrol dengan baik sehingga konsentrasi

terhadap pelajaran dan aktivitas lainnya dapat tetap terlaksana. Kandungan zat gizi makanan selingan ditinjau dari besarnya kandungan energi dan protein sebesar 300 Kkal dan 500 gram protein. Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun relatif lebih besar daripada golongan 7-9 tahun, karena

pertumbuhan relatif cepat terutama penambahan tinggi

badan mulai umur 10-12 tahun, kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan kebutuhan gizi anak perempuan. (Arisman, 2010) C. Kerangka Teori

Status gizi

Factor tidak langsung

Factor langsung

Ketahanan pangan keluarga

Asupan makanan

Pola pengasuhan anak

Penyakit infeksi

Pelayanan kesehaan dan sanisitas lingkungan

Kemisikinan, kurang pendidi kan dan kurang keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yaitu jenis penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat.

B. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah SDN samata dan SD Romang Polong di wilayah Samata Kab.Gowa.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD dari dua sekolah dasar yaitu SDN Samata dengan jumlah siswa kelas 5 sebanyak 22 murid, SD Romang polong dengan jumlah siswa kelas 5 sebanyak 24 murid. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian murid SDN samata dan SD Romang Polong. Dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : a) SD Samata N

n =1+N(d2) 22

n = 1+22 (0,05)2 22

n = 1,055 n = 20 b) SD Romang Polong N

n = 1+N(d2) 24

n = 1+24(0,05)2 24

n = 1,06 n = 22

Jadi setelah dilakukan perhitungan sampel siswa kelas 5 sekolah dasar di SD Samata 20 murid, SD Romang Polong 22 murid. Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. D. Tehnik pengamnbilan data Dalam penelitian terdapat dua tehnik pengambilan data yaitu : 1. Data primer Pengambilan data secara primer dapat dilakuan dengan menggunakan timbangan injak untuk mengetahui hasil bera badan dan menggunakan pita pengukur (mikrotoice) untuk mengukur tingg badan siswa yang ada di SDN Samata dan SD Romang Polong kab. Gowa.

2. Data sekunder Data sekunder dapat di peroleh dengan meliha buku daftar kelas untuk menetahui jumlah siswa dalam satu kelas serta untuk mengetahui data dari siswa. E. Instrument penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Timbangan injak

2. Mikrotoice atau pita pengukur 3. Kuesioner

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN “Gambaran status gizi pada anak sekolah dasar di wilayah Samata, yaitu di SDN Samata dan SD Romang Polong ” Kode Sampel :............................ 1. IdentitasAnak a. Nama : b. Jeniskelamin : L / P c. Tgl Lahir : d. Umur : 2. Identitas Keluarga a. Identitas Ayah 1) Nama : 2) Pekerjaan : a) Tidak bekerja b) PNS c) ABRI / POLRI d) Wiraswasta

e) Lain-lain, sebutkan……….............. 3) Pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh a) Tidak Sekolah b) SD c) SMP / Sederajat d) SMA / Sederajat e) PT b. Identitas Ibu 1) Nama : 2) Pekerjaan : a) Tidak bekerja b) PNS c) ABRI / POLRI d) Wiraswasta e) Lain-lain, sebutkan 3) Pendidikan formal terakhir yang berhasilditempuh a) Tidak Sekolah b) SD c) SMP / Sederajat d) SMA / Sederajat e) PT 3. Pendapatan Keluarga a. Ayah : b. Ibu : c. Anggota keluarga lain : d. Jumlah : 4. Status Gizi Anak a. BB : ……… kg b. TB :………..kg c. Kriteria Gizi Anak :

1) BB/U :….........……….. 2) BB/TB :…….........……. 3) TB/U :…….........……. ( diisi peneliti )

Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang benar !!!!!!!!! 1. Apa yang ibu ketahui tentang makanan sehat......... a. Makanan yang mahal b. Makanan yang mengandung zat-zat gizi c. Makanan yang mengenyangkan d. Makanan yang enak rasanya 2. Makanan yang bergizi adalah........ a. Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna b. Makanan yang mengenyangkan c. Makanan yang memiliki rasa yang enak d. Makanan yang mengandung bahan pengawet 3. Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari makanan ? a. Membuat kenyang perut b. Menambah berat badan c. Menjaga agar tidak sakit d. Menghasilkan tenaga 4. Makanan yang sehat mengandung zat-zat gizi dibawah ini, kecuali......... a. Karbohidrat b. Protein c. Vitamin d. Zat pengawet 5. Apa yang anda ketahui mengenai manfaat dari karbohidrat ? a. Mengganti sel-sel yang rusak b. Penyusun otot

c. Membantu dalam proses pencernaan d. Sebagai sumber tenaga 6. Dibawah ini yang bukan termasuk sumber makanan pokok/karbohidrat adalah............ a. Beras b. Singkong c. Daging d. Jagung 7. Apa yang anda ketahui mengenai manfaat protein ? a. Sumber tenaga b. Penyusun otot c. Pengganti ion tubuh yang hilang d. Mengganti sel-sel yang rusak 8. Makanan berikut yang mengandung protein hewani adalah............ a. Tempe b. Gandum c. Minyak ikan d. Daging 9. Mentega/margarin merupakan jenis makanan yang banyak mengandung zat gizi............. a. Lemak b. Vitamin c. Protein d. Karbohidrat 10. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya akan............ a. Protein b. Vitamin c. Karbohidrat d. Mineral 11. Air minum yang baik dikonsumsi keluarga adalah air minum yang memenuhi syaratsyarat air bersih sebagai beriku, kecuali............

a. Tidak Berasa b. Tidak berwarna c. Tidak jernih d. Tidak berbau 12. Anak yang kekurangan protein akan mengalami penyakit sebagai berikut......... a. Beri-beri b. Busung lapar c. Sembelit d. Kurang darah 13. Anak kecil yang sering mengalami sariawan dan gusi berdarah disebabkan karena kekurangan zat Gizi........... a. Zat besi b. Vitamin C c. Vitamin K d. Mineral 14. Berikut ini merupakan contoh penyusunan menu yang mengandung zat gizi yang lengkap, kecuali........... a. Nasi,telur goreng, sayur nangka, jeruk dan teh manis b. Nasi , tempe, bihun, pisang, air putih c. Nasi, bakwan, sayur sawi, roti bolu, susu d. Nasi, tempe, sayur asem, pisang, susu 15. Pada saat memasak sayur, garam apakah yang ibu digunakan....... a. Garam grasak b. Garam kasar c. Garam batangan d. Garam yodium 16. Zat gizi apakah yang terkandung didalam garam dapur......... a. Vitamin b. Mineral c. Yodium

d. Kalsium 17. Apakah penyakit yang akan diderita apabila orang kurang mengkonsumsi garam yodium....... a. Amandel b. Gondok c. Beri-beri d. Darah tinggi 18. Pengolahan bahan makanan adalah......... a. Dipotong-dikupas –dicuci b. Dicuci-dipotong-dikupas c. Dikupas-dipotong-dicuci d. Dikupas-dicuci-dipotong 19. Menghilangkan zat-zat yang merugikan atau pestisida dari bahan makanan yang akan kita konsumsi adalah.......... a. Dicuci b. Disikat c. Dimasak d. Disabun 20. Berikut adalah zat kimia yang dapat merugikan kesehatan adalah.......... a. Zat pengawet b. Zat adiftif c. Zat perwarna d. Semua benar

DAFTAR PUSTAKA Apriyanti Ruth, (2017). Gambaran Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah Dasar dan Prestasi Belajar Siswa di Kecamatan Medan Selayang Tahun Ajaran 2016/2017 Adriana & Bambang.(2013). pengantar gizi masyarakat. Jakarta:kencana prenada media grup. AKG. (2013). Permenkes RI NO 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan RI Arisman, M. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku EGC. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Cahyanto Ahmad B dkk, Vol. I No. 2 (2018). Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010.

Ningsih Aria Y, Vol. 3 No. 2 (2016). Gambaran Status Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti Pakhri, Asmaruddin,dkk (2018). Edukasi gizi terhadap pengatahuan

dan

kebiasaan jajan pada anak sekolah di makassar. Riskesdas. (2007). Laporan Provinsi Sulawesi Selatan (2007), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008 Sabar, Arifin (2015). Hubungan tingkat pendidikan dan pola asuh ibu dengan perkembangan motorik halus anak desa sawangan kecamatan punggelan banjanegara Supriansa N, dkk.(2014). penilaian status gizi. Jakarta: EGC

Related Documents

Proposal Penelitian
June 2020 36
Proposal Penelitian
May 2020 34
Proposal Penelitian
October 2019 38
Proposal Penelitian
May 2020 30
Proposal Penelitian
May 2020 31
Proposal Penelitian
May 2020 28

More Documents from ""