RESUME BUKU METODOLOGI STUDI ISLAM Dr.H.Abuddin Nata,M.A. Disusun Oleh : Nama : Meri Rahayu Nim Dosen Pembimbing
: 160701028 : Dr. Dicky Wirianto, M.A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PRODI ARSITEKTUR BANDA ACEH 2017-2018
DAFTAR ISI : Halaman Judul
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
BAB
I
iii
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1
B.
Rumusan Masalah
2
C.
Tujuan Penulisan
2
BAB
II
Metodologi Studi Islam.
A.
Pengertian Metodologi
2
B.
Studi Islam
4
C.
Metode Memehami Islam
6
1.
Metode Filosofis
9
2.
Metode Historis
9
3.
Metode Teologi
9
BAB
III
Hubungan Manusia dengan Agama
A.
Pengertian Agama
B.
Latar Belakang Perlunya Manusia dengan Agama 14
BAB IV
10
Pendekatan yang digunakan Dalam Memahami Agama
A.
Pendekatan Teologi Normatif
19
B.
Pendekatan Antropologi
19
C.
Pendekatan Sosiologi
20
D.
Pendekatan Filosofis
20
E.
Pendekatan Historis
21
F.
Pendekatan Kebudayaan
21
G.
Pendekatan Psikologi
BAB
V
22
Pengertian dan Sumber Ajaran Islam
A.
Pengertian Agama Islam
23
B.
Sumber Ajaran Islam
25
BAB VI
Karakteristik Ajaran Islam
28
A.
Dalam Bidang Agama
29
B.
Dalam Bidang Ibadah
29
C.
Dalam Bidang Akidah
30
D.
Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
30
E.
Dalam Bidang Pendidikan
F.
Dalam Bidang Sosial
G.
Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
H.
Dalam Bidang Kesehatan
31 32 32 32
I.
Dalam Bidang Politik
33
J.
Dalam Bidang Pekerjaan
33
K.
Islam Sebagai Disiplin Ilmu
33
BAB
VII
Posisi Islam diantara Agama-Agama di Dunia
BAB
VIII
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
A.
Pendahuluan
B.
Berbagai Pendekatan Tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan
41
41 C.
Ralisasi Islamisasi Ilmu Pengetahuan
44
D.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
47
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat komplek. Sehingga dalam memahaminya pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh tentang Islam. Di Indonesia sejak Islam masuk pertama kali sampai saat ini telah timbul berbagai macam pemahaman yang berbeda mengenai Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-cara yang di gunakan dalam memehami islam. Maka, dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas mengenai metodologi serta beberapa hal yang berkaitan untuk memahami Isalam di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Mengetahui metodologi studi islam. 2.
Mengetahui hubungan manusia dan agama.
3. Mengetahui pendekatan yang dapat digunakan dalam mendekati agama. 4. Mengetahui pengertian dan sumber ajaran islam. 5. Mengetahui karateristik ajaran islam. 6. Mengetahui posisi islam diantara agama-agama di dunia. 7. Mengetahui islamisasi ilmu pengetahuan. BABII PENGERTIAN METODOLOGI STUDI ISLAM A. Pengertian Metodologi Metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu metodos berarti “cara atau jalan” dan logos yang berarti ilmu. Dari kedua suku kata itu, metodologi berarti ilmu tentang jalan atau cara, untuk memudahkan pemahaman tentang Metodologi, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian Metode. Metode Study Islam dapat di definisikan sebagai urutan kerja yang sistematis, terencana, dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lalu, yang dimaksud metodologi sendiri berarti ilmu tentang cara-cara yang digunakan manusia untuk sampai pada tujuannya. Metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau kebenaran. Metodologi disebut pula sebagai science of methods yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan, atau petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi membahas konsep teoritik berbagai metode, yang pada intinya metode studi Islam mengarah pada cara pandang manusian untuk melihat islam dari berbagai aspek.
B. Studi Islam Studi Islam sangat penting karena sangat berperan dalam masyarakat. Studi Islam bertujuan untuk mengubah pemahaman dan penghayatan ke Islaman mayarakat inter dan antar agama.
Adapun perubahan yang diharapkan adalah formalisme kepahaman menjadi sebuah
substantif keagamaan dan sikap enklusifisme menjadi sikap universalisme. Secara garis besar, tujuan studi Islam adalah mempelajari secara mendalam tentang hakikat Islam, sebagaimana posisinya dengan agama lain, dan bagaimana hubungannya dengan dinamika perkembangan yang terus
berlangsung. Studi Islam mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar
ajaran Islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
C. Metode Memahami Islam Studi Islam tidak dapat dilakukan apabila Islam tidak dipahami secara menyeluruh. Memahami Islam secara menyeluruh sangat penting walaupun tidak mendetail. Untuk itu, diperlukan pedoman-pedoman yang dapat dijadikan sandaran, patokan atau petunjuk dalam memahami Islam secara baik dan benar. Pedoman-pedoman tersebut mencakup : Pertama, Islam harus dipelajari dari sembernya yang asli, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, kemudian dihubungkan dengan kenyataan histori, empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat. Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak secara parsial atau terpisah-pisah. Artinya Islam dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang utuh tidak secara sebagian saja. Sebab dengan memahami secara parsial akan menimbulakan skeptis, bimbang dan penuh keraguan. Ketiga, Islam perlu dipelajari dari kepustakaan atau literature yang ditulis oleh para ulama besar atau para sarjana yang benar-benar memiliki pemahaman Islam yang baik. Keempat, kesalahan sementara orang mempelajari Islam adalah dengan jalan mempelajari kenyataan umat Islam sendiri, bukan agamanya.
BAB III Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
A. Pengertian Agama Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari ssudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Mengartikan agama dari sudut kebahasaan akan lebih mudah dari pada mengartikan agama dari sudut istilah karena pengertian agama dari sudut istilah ini sudah mengandung muatan subjektivitas dari oaring yang mengartikannya. Pengertian agma dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang diberikan Harun Nasution.Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama,dikenal pula kata din dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Selanjutnya din dalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin. Harun Nasution mengatakan,bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat.
B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Ada empat yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama sebagai berikut. 1) Latar Belakang Fitrah Manusia Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali ditegaskan dalam ajaran islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia. Ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu. Dalam konteks ini kita misalnya membaca ayat yang berbunyi, Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah ; tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu (Qs. Al-Rum, 30:30 ) 2) Kelemahan dan Kekurangan Manusia. Menurut Quraish Shihab, bahwa dalam pandangan Alquran,nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Alquran
dianjurkan untuk di beri perhatian lebih besar.kita misalnya membaca ayat yang berbunyi, Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan,Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketakwaan.(QS AL-Syams, 91:7-8). 3) Tantangan Manusia Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun luar. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga , dan pikiran yang di manifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari tuhan. Sesungguhnya orang orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi(orang) dari jaln Allah.(QS Al-Anfal,8:36).
BAB IV BERBAGAI PENDEKATAN DIDALAM MEMAHAMI AGAMA
A. Pendekatan Teologi Normatif Yaitu upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu agama diaggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Dapat diketahui bahwa pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk forma dan simbol-simbol tersebut mengklaim bahwa dirinya sebagai yang paling benar dan sedangkan yang lainnya sebagai salah.Aliran teologi yang begitu yakin dan fanatik bahwa pahamnya lah yang benar dan lainnya salah sedang lainnya salah, sehingga memandang paham orang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan seterusnya.
B. Pendekatan Antropologi Yaitu upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu agama diaggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Dapat diketahui bahwa pendekatan teologi dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk forma dan simbol-simbol tersebut
mengklaim bahwa dirinya sebagai yang paling benar dan sedangkan yang lainnya sebagai salah.Aliran teologi yang begitu yakin dan fanatik bahwa pahamnya lah yang benar dan lainnya salah sedang lainnya salah, sehingga memandang paham orang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan seterusnya.
C. Pendekatan Sosiologis Yaitu salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui metode pendekatan ini tampak akrab dan dekat dengan masalah-maslah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Raharjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan bersifat partisipatif.
D. Pendekatan Filosofis Yaitu salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui metode pendekatan ini tampak akrab dan dekat dengan masalah-maslah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Raharjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan bersifat partisipatif.
E. Pendekatan Historis Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, oblek, latar belakang, dan pelaku radi peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan, dimana, apa, dan siapa yang di tanyakan ke peristiwa tersebut. Pendekatan ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dari situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
F. Pendekatan kebudayaan Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan berani pula
kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sutan Takbir Alisjahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbeda sepertu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
G. Pendekatan psikologi Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilalu yang dapat diamatinya Menurut Ziakah Daradjat, perilaku seseorang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami, dan diamalkan seseorang juga dapat dilakukan sebagai alat unutk memasukan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok unutuk menanamkannya.
BAB V PENGERTIAN DAN SUMBER AJARAN ISLAM
A. Pengertian Agama Islam Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dakam kedamaian.
B. Sumber Ajaran Islam Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilhan ini karena dinisbahkan pada umumnya agama di luar Islam yang namanya disandarkan pada nama pendirinya. Di persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini disandarkan pada pendirinya Zarathustra (w.583 SM.). Selajutnya terdapat nama agama Budha yang dinisbahkan kepada tokoh pendirinya Sidharta Gautama Budha (lahir 560 SM.). demikian pula nama Yahudi yang di sandarkan pada orang-orang Yahudi (Jews), asal nama dari negara juda (judea) atau Yahuda.
Penyebutan istilah Muhammadanism dan muhammedan untuk agama islam. Menurut Nasrudin Razak, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara prinsipil salah. Peristilahan itu bisa mengandung arti bahwa islam adalah paham muhammad atau pemujaan terhadap muhammad, sebagaimana perkataan agama budha yang mengandung arti agama yang di bangun oleh Sidharta Gautama sang Budha, atau paham yang berasal dari Sidharta Gautama. Analogi nama dengan agama-agama lainya tidaklah mungkin bagi islam. Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu, yang datang dari Allah Swt. Bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari nabi muhammad Saw. Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktikya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang di bolehkan Tuhan. Dengan demikian, secara istilah islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari Allah Swt. Nama islam demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainya. Kata islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata islam adalah nama yang di berikan oleh Tuhan sendiri. Dikalangan uluma terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran islam yang utama adalah Alquran dan al-sunah sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami alquran dan al-sunah. Di dalam alquran surah an-nisa’ ayat 156 kita dianjurkan agar menaati Allah dan rasul-Nya serta ulil amri ketaatan kepada Allah dan rosulnya ini mengandung konsekuensi bahwa kita harus taat kepada ketentuan Allah yang di atur dalam al-Qur’an dan ketentuan nabi Muhammad saw. Lalu ketaatan kepada ulil amri sifatnya kodisional atau tidak mutlak. Karena betapa hebatnya seorang pemimpinya itu ia tetap manusia yang memiliki kekurangan. Atas dasar inilah kita harus menaati secara kondisional, jika seorang pemimpin tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan rosulnya, maka tidak wajib di ikuti. Penjelasan mengenai sumber ajaran islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Al-Qur’an Beberapa pengartian alquran menurut ahli; Manna’ al-qatbthan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada umumnya yang menyatakan bahwa alqiran adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi muhammad saw, dan dinilai ibadah bagi yang membacanya. Pengertian alquran secara lengkap dikemukakan oleh abdul al- wahhab al-khallaf alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati rasulullah muhammad bin abdullah
melalui jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan maknanya yang benar agar mnjadi hujjab bagi rasul, bahwa ia benar-benar rasulullah, menjadi undang-undang bagi umat manusia, memberi petujuk bagi manusia, dan menjadi sarana umtuk melakukan pendekatan diri dengan Allah dengan membaca dan mengaplikasikannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa alquran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman allah turunnya ssecara berangsur-angsur melalui malaikat jibril, pembawanya nabi muhammad dan bagi pembacanya ibadah. Di kalangan mu’tazilah dijumpaipendapat bahwa tuhan wajib menurunkan alquran bagi manusia karena manusia dengan segala daya yang dimilikinya tidak dapat memecahkan berbagai masalah. Menurut mu’tazilah alquran berfungsi sebagai konfirmasi, yakni memperkuat pendapat akal pikiran dan sebai informasi untuk halhal yang tdak diketahui akal. Alquran jga berfungsi sebagai wasit atau hakim yang mengatur jalannya kehidupan. 2. Al-sunah Al-sunah menurut bahasa perkataan. Dimana sebuah perkataan itu disesuaikan dengan sebuah kondisi pada saat itu.
Contoh sabda-sabda rasulullah dan para
sahabatnya. Bisa juga diartikan jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersubut ada yang baik dan juga ada yang buruk. Sebagai sumber ajaran islam kedua setelah alquran al-sunah memili fungsi yang pada intinya sejalan dengan alquran keberadaan al-sunah tidak dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat alquran; a. Yang bersifat global(garis besar) yang memerlukan perincian; b. Yang bersifat umum(menyeluruh) c. Yang bersifat mutlak(tanpa batas); d. Isyarat alquran yang mengandung makna lebih dari satu(musytarak) yang menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut; bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya di dalam alquran yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.
BAB VI KARAKTERISTIK AJARAN ISLA A. Dalam Bidang Agama Melalui karyanya berjudul Islam Doktrin dan Peradapan, Nurcholius Madjid banyak berbicara tentang karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama. Menurunya, dalam bidang agama islam mengakui adanya Pluralisme.Pluralisme menurut Nurcholius adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnah Tullah) yang tidak berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan dan diingkari. Karakteristik dalam bidang agama tersebut disamping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataa, juga mengakui adanya universalisme,yakni mengajarkan jepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamtan.Inilah yang sel;anjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalm beragama. Disamping itu, diyakini secara penuh oleh setiap penganut bahwa Tuhan yang merupakan sumber ajaran agama,tidak membutuhkan pengabdiab manusia. Ketaatan dan kedurhakaan manusia tidak menambah atau mengurangi kesempurnan-Nya.
B. Dalam Bidang Ibadah Karakteristik selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT.karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Ibadah yang dibahas dalam bidang ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua,yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh ada kreatifitas, sebab yang creat atau yang membuat suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk nabi sebagai kesesatan.
C. Dalam Bidang Akidah Ajaran isl;am sebagai mana dikemukakan Maulana Muhammad Ali, dapat dibagi dua bagian, yaitu bagian teeori atau lazim yang disebut rukun iman, dan bagian praktik yang mencakup segala yang harus dikerjakaan leh orng islam yakni, amalan-amaln yang harus dijadikan pedoman hidup bagian pertama selanjutnya disebut yshul dan bagian kedua disebut furu’. Kata ushuk adalah jamak dari ashl artinya pokok atau asas; adapun kata fara’adalah cabang . Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah;ucapan dalam lisam bernentuk dua kalimat syahadat, yaitui menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah,dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya.
Dengan demikian akidah isl;am bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menjadi amal saleh.
D. Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan Karekteristik ajaran islam dalam ilmu kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif tetapi juga selektif. Dari satu segi Islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan luar,tetapi bersamaan dengan itu islam juga selektif,yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam. Dalam bidang ilmu teknologi, islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk bersikap terbuka atau tidak tertutup.Sekalipun bahwa kita yakin islam itu bukan Timur bukan Barat, ini tidak berarti kita harus menutup diri mutlak,dan sebagai pemberi informasi terhadap suatu khas yang tidak dijumpai didalam alquran. Karakteristik islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan tersebut dapat dilihat dari 5 ayat pertama dari surat Al-‘Alaq pada ayat tersebut terdapat kata Iqra’ yang diulang sebanyak 2 kali. Menurut A. Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis, dan menyimpulkan secara induktif. Hal itu merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Demikian pentingnya ilmu ini sehingga Islam memandang bahwa orang menuntut ilmu sama nilainya dengan jihad dijalan Allah SWT.
E. Dalam Bidang Pendidikan Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all) baik laki-laki maupun perempuan dan berlangsung sepanjang hayat (long life). Dan, semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan dapat dipahami dari surat Al-‘Alaq tersebut.
F. Dalam Bidang Sosial Ajaran islam di bidang sosial termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran islam telah sebutkan sebagaimana diatas pada akhirnya di tunjukkan untuk kesejahteraan manusia. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaan nya yang di tunjukkan melalui prestasi kerja nya yang bermanfaat bagi manusia. Menurut penelitian yang dilakukan Jalauddin Rahmat islam ternyata agama yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah, islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat pengabdian kepada Allah SWT. Muamalah jauh lebih luas daripada ibadah. Islam menilai
bahwa ibadah yang dilakukan berjamaah lebih tinggi 27 derajat dari orang yang melakukan shalat secara perorangan.
G. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhir dicapai dengan dunia, orang yang baik adalah orang yang meraih keduanya secara seimbang, karena dunia adalah alat menuju akhirat, dan jangan dibalik yakni akhirat dikorbankan untuk urusan dunia. Pandangan islam mengenai kehidupan demikian itu secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama, agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia. Dalam etimologi islam, bahwa alam raya dengan segala isinya sebagai ladang untuk mencari kehidupan yang suci dalam arti tidak haram untuk dimanfaatkan.
H. Dalam Bidang Kesehatan Ajaran islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan (Al-wiqayah khair min al-‘ilaj) bertaubat sebagaimana dikemukakan pada Q.S. Al-Baqarah, 2:222. Selanjutnya, diterangkan pada Q.S. Al-Mudatsir, 74:4-5. I.
Dalam Bidang Politik Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari tuhan yang terdapat pada surat Q.S. An-Nisa 156. Masalah politik ini selanjutnya berhubungan dengan bentuk pemerintahan, islam tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu oleh karena nya setiap bangsa boleh saja menentukan bentuk Negara nya masing-masing sesuai seleranya. Namun, yang terpenting bentuk pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat ukur
menegakkan
keadilan,
kemakmuran,
kesejahteraan,
keamanan,
kedamaian,
dan
ketenteraman masyarakat.
J. Dalam Bidang Pekerjaan Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, islam memandang kerja yang dilakukan dalan kerja professional yaitu kerja yang di dukung ilmu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dsb. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Mulk 67:2.
K. Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Menurut peraturan mentri RI Tahun 1985 bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Alqur’an/Tafsir, Hadis/Ilmu, Ilmu Kalam, Filsafat, Tasawuf, Hukum Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, serta Pendidikan Islam. Secara domain ditandai oleh pendekatan normative, historis, dan filosofis tersebut terlihat bahwa ajaran islam memiliki cirri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal.
BAB VII POSISI ISLAM DIANTARA AGAMA-AGAMA DI DUNIA
Islam adalah agama yang terakhir di antara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakkan revolusi dunia, dan mengubah nasib sekalian bangsa. Selain itu, Islam bukan sajaagama yang terakhir melainkan agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya. Mengenai posisi Islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, dapat dilihat dari ciri khas agama Islam yang paling menonjol, yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekalian agama besar di dunia yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah. Posisi Islam di antara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini dan mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul sebelumnya. Dengan demikian orang Islam bukan saja beriman kepada Nabi Muhammad Saw. melainkan beriman pula kepada semua Nabi. Kedua, posisi Islam di antara agama-agama besar di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa di antara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir, dan yang meliputi semuanya, Islam adalah pernyataan kehendak ilahi yang sempurna. Ketiga, posisi Islam di antara agama-agama lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. Dalam hubungan ini agama Islam memiliki tugas besar, yaitu (1) mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara sekalian agama di dunia dan (2) menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya (3) memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukkan ke dalam agamanya itu.
Keempat, posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan di dalamnya. Dengan datangnya Islam, agama memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang ada dua hal. Pertama, agama tak boleh dianggap sebagai digma yang orang harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal. Dalam Islam, agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas pengalaman universal umat manusia. Bukan hanya bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah dan yang menerima wahyu ilahi; sebaliknya wahyu itu diakui sebagai faktor penting untuk evolusi manusia. Selanjutnya, mengenai pengertian agama sebagai ilmu, ini dimantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai landasan bagi perbuatan. Kelima, posisi agama terhadap agama-agama lain dapat dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaranajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru di dalamnya. Sebelum Islam datang misalnya dijumpai adanya kebiasaan melakukan kurban persembahan kepada para dewa dan arwah leluhur untuk memperoleh keberkahan. Kebiasaan berkurban ini diteruskan oleh Islam dengan mengganti benda yang dikurbankan bukan lagi manusia melalui hewan ternak; tujuan kurban diarahkan sebagai bentuk pengabdian dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan-Nya, sdangkan daging kurbannya diberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang kurang mampu. Selanjutnya ciri Islam terhadap agama lainnya adalah bersikap persuasif, yaitu dari satu segi Islam melihat adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus dihilangkan, namun dari segi yang lain Islam mengupayakan agar proses meenghilangkan tradisi yang demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan. Respon Islam dalam memberantas tradisi agama lain secara persuasif sebagaimana tersebut diabadikan dalam Alquran untuk dijadikan contoh bagi mereka yang bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan. Hal yang demikian ditujukan untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Islam juuga menggarisbawahi terhadap ajaran-ajaran yang dibawa oleh agama terdahulu, namun dengan memberikan makna baru yang terdapat di dalamnya. Keenam, hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada didalamnya.
BAB VIII ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
A. PENDAHULUAN Memasuki abad kedua puluh Masehi, keadaan dunia ditandai oleh kemajuan yang dicapai oleh Barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala implikasinya, yaitu berupa penjajahan mereka atas dunia Islam. Sebab-sebab tersebut yang utama di antaranya karena umat Islam tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya perpecahan. Di kalangan umat Islam paling kurang timbul tiga sikap menghadapi pengetahuan tersebut sebagai berikut:
Pertama, sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan yang berasal dari Barat sebagai ilmu pengetahuan yang sekular. Kedua, yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu yang berasal dari Barat sebagai ilmu yang bersifat netral. Karenanya ilmu tersebut harus diterima apa adanya tanpa disertai rasa curiga dan sebagainya. Ketiga, sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa ilmu pengetahuan berasal ari Barat sebagai ilmu yang bersikap sekular dan materialisme. Namun dapat diterima oleh umat Islam dengan terlebih dahulu dilakukan proses Islamisasi.
B. BERBAGAI PENDAPAT TENTANG ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN Di kalangan para ahli terdapat sikap pro dan kontra tentang Islamisasi Ilmu Pengetahuan Dr. Mohammad Arkoun, seorang guru besar Islamic Studies pada Universitas Sorbon Prancis mengatakan bahwa keinginan dari para cendekiawan Muslim untuk melakukan Islamisasi ilmu dan teknologi adalah merupakan kesalahan, sebab hal ini dapat menjebak kita pada pendekatan yang menganggap bahwa Islam hanya semata-mata sebagai ideologi
C. Realisasi Islamisasi Ilmu Pengetahuan Penyebutan islamisasi ilmu pengetahuan sebagai di kemukakaan Dawan Raharja biasanya terkait dengen nama Ismail Faruqi ,seeorang sarjana palestina yang kini sebagaibermukim di Amerika Serikat.Ia di anggap sebagai pencetus utama gagasaan ini yang di ikuti dengan pendirian ini sebuah lembaga penelitian internasional Institut of Islamic thought atau yang lebih di kenal dengan singkatan III-T.Mereka mengatakan bahwa pencetus ide islamisasi
pengetahuan itu adalah seorang sarjana ahli budaya melayu berkeebangsaan malaisya ,Naquib A latas ,adik kandung Husein Alatas.Tapi ide itu di curi oleh Ismail Faruqi.Visi dan misi lembaga itu agaknya sama keduanya tidak hanya melakukan kajian dan penelitiian tetapi juga dalam pendidikan dalam rangka disseminasi. Subtansi pemikiran di sekitar pendekatan terhadap pengetahuan dan realitas kaum muslim itu sendiri dapat di lacak .Yang juga mempelopori kebangkitan pemikiran dan pengetahuan yang berorientasi pada islam yang sekaligis bersifat modern. Model kebangkitan pemikiran itu di ikuti di mesir dengan tampilan pemikiran sosial.Gerakan pemikiran sosial itu lebih kuat ketika posisinya memasuki Universitas AL-Azhar di Khairo.Menurut Darwan Raharja ,bahwa pemikiran faruqi tentang islamisasi ilmu pengetahuan sebenarnya terfokus pada bidang studi,pertama adalah Arabisme,mungkin karna pengaruh darah palestina. Kedua adalah islam dua bidang itu dilihat orng sebagai dua hal yang saling berjalin dan berkelindan. Ia tidak hanya bergerak dalam wacan ilmiah dan akademis, tetapi juga melakukan advokasi politik. Pandanganya makin bergeser dalam melihat peranan penting islam. Ia berhasil membuat islam lebih dapat dipahami dan dihargai dilingkungan barat. Maka pemikiran faruqi akhirnya mengkristal dalam gagasan islam mization of knowledge yang kemudian menjadi salah satu agenda yang mewarnai dunia islam. Terlepas dari prokontra tersebut menunjukkan bahwa islam sebagai ide kemasyaraktan, kebudayaan, dan peradaban sebagai mana dikemukakan oleh ismail faruqi. Fenomena islamisasi pada seluruh aspek kehidupan yang demikian itu, dapat dilihat sebab-sebabnya yaitu sebagai berikut:
Pertama, yaitu kehidupan modern yang ditandai ilmu pengetahuan dan tekhologi diakui telah memberikan kemudahan kepada kehidupan manusia dalam segala bidang:tranportasi, komunikasi, konsumsi, dan pendidikan. Namun bersama dengan itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tersebut telah menimbulkan dampak negative berupa timbulnya persaingan dan gaya hidup yang emhalalkan berbagai cara termasuk didalamnya penjajahan kedaulatan Negara lain.Dalam keadaan demikian itu maka manusia mambutuhkan agama. Kedua, bahwa ilmu pengetahuan dan ilmu tekhnologi saat ini sudah masuk kedalam seluruh kehidupan dengan berbagai variasinya. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi benar-benar telah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi manusia. Namun ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup. Ia memang benar dapat mempercepat manusia sampai pada tujuan. Namun ilmu pengetahuan dan tekhnologi tidak mengetahui tujuan apa yang harus dicapainya. Agamalah yang memberi tahu tentang tujuan yang harus dicapai oleh ilmu pengetahuan.Keadaan perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian itu telah mendorong para ahli untuk mengembalikan para ilmu
pengetahuan dan teknologi kedalam wataknya dyang murni sebagai sebuah kumpulanteori,dan menjadikan tunduk di bawah aturan nilai-nilai agama upaya ini di antara lain dengan melalui program islamisasi pengetahuan.
Ketiga,islamisasi pengetahuan juga terjadi sebai respon terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari barat dan dengan sifat dan karakternya yang secular ,materialisasi,dan ateis ilmu pengetahuan yang demikian boleh di terima dan di manfatkan oleh umat islam setelah ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut di arahkan oleh orang-orang oleh nilai-nilai islam .
Keempat,bahwa islamisasi dewsa ini menjadi salah satu tumpuan umat manusia dalam menyelamatkan kehidupanya bencana kehancuran .islam sebagai system nilai sebagai uji keampuhan dalam sejarah mulai di kembangkan kembali untuk di jadikan seebagai salah satu alternative untuk memecahkan berbai masalah yang di hadapi manusia .nilai yang mengendalikan kehidupan ekonomi saat ini adalah nilai kapitalisme yang di tandai oleh praktik monopoli yang mematikan kelompok masyarakat yang yang ekonomi lemah .selain itu praktik ekonomi juga di jiwai nilai-nilai matrealisme yang menjadikan benda sebagaitujuan,sekuralisme,dan ateisme yang memadang boleh melakukan apa saja untuk mencapai tujuan.dalam ekonomi yang demikian itu upaya mengislamkan kehidupan ekonomi menjadi penting .upaya ini lakukan antara lain dengan memasukan nilai-nilai islam kedalam ekonomi,sebagai mana terlihat pada konsep bank muamalat Indonesia bank syariah mandiri,dan perbankan syariah,konsep ekonomi konvensionalyang kapitalistik itu itu melihat ekenomi hanya untuk ekenomi tanpa di sertai keharusan untuk bertanggungjawab secara moral kepada manusia. Konsep ekonomi konvesional yg demikian itu tidak ada unsur tuhannya sehingga setiap orang dengan mudah dapat mencuri milik orang lain tanpa merasa berdosa. Konsep ekonomi yang demikian itulah yang perlu di islamkan. Praktik islamisasi dalam berbagai bidang keahlian tersebut kini telah berlangsung di masyarakat. Upaya ini di lakukan umat islam dengan menggunakan pendekatan yang terkandung berbeda antara satu dengan yang lain sebagai berikut. Pertama, ada yang menggunakan pendekatan formalistic,ferbalistik, dan simbolistik. Yaitu pendekatan yang menginginkan agar agama secara resmi menjadi dasar Negara, dinyatakan secara eksplisitdalam kata, dan diaplikasikan dalam bentuk symbol yang menjadi logo setiap bidang kehidupan nyata. Dua bidang islamisasi kehidupan yang demikian itu kini tengah berjalan dalam kehidupan yang secara interal terkadang menimbulkan gesakan-gesakan.kedua pendekatan ini harus berjumpa antara yang satu dengan yang lain.
D. Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kini kita sampai pada uraian yang menggambarkan praktik islamisasi ilmu pengetahuan. Dalam hubungan ini terdapat sejumlah pendekatan yang dapat di gunakan.
Pertama,islamisasi dapat di lakukan dengan cara menjadikan islam sebagai landasan pengguna ilmu pengetahuan sebagai penggunaan ilmu pengetahuan [aksiologi] tanpa mempermasalahkan
aspek
antologis
dan
epistomologi
ilmu
pengetahuan
teknologi
tersebut.dengan kata lain ilmu pengetahuan dengan cara yangpertama ini melihat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arti produknya adalah netral.alat suntik yang sama bias menimbulkan bahaya apabila penggunanya salah,dengan tidak mempermasahkan apakah ia muslim atau kafir.ahli dan teliti dapat membawa kebaikan bagi pasien.jadi keselamatan pasien bukan terletak pada apakah ia dokter muslim atau dokter kafir ,melainkan terletak pada keahlian dan ketelitian dokter tersebut. Dengan pendekatan islamisasi substansial maka tugas utama islamisasi ilmu pengetahuan keliatanya bertumpu pada dua hal. Pertama,pada manusia yang akan mepergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut yaitu manusia yang memiliki komitmen yang tinggi untuk mengamalkan agamanya dengan tujuan yang teguh dan istiqomah.gagasan islamisasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian itu antara lain di anut oleh flazlur haru nasution. Kedua,islamisasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat di lakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai islam ke dalam konsep ilmu pengetahuan dan tknologi tersebut,dengan demikian islamisasi pengetahuan dan teknologi harus di lakukan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
Melalui metode eksperimen ini maka dihasilkan ilmu-ilmu alam seperti biologi, fisika, pertanian, kedokteran, kehewanan, perhutanan, perairan, perudaraan, percuacaan, dan sebagainya, yang di dalamnya juga terdapat berbagai teori dan mazhab yang tidak sepenuhnya sama. Keempat,islamisasi pengetahuan dapat pula di lakukan melalui inisiatif pribadi melalui proses pendidikan melaluiproses pendidikan yangndi berukan secara berjenjeng dan berkesenimbangan selanjutnya ia mempelajari berbagai bidang ilmu dan keahlian sebagai sesuai dengan bidang yang di minati.ia boleh saja menjadi dokter tetapi dokter yang islamisasi menjadi ekonom tetepi ekonom yang islami dan seterusnya.pendekat yang demikian itu dapat di jumpai pada sejumlah ilmuan ,seperti Munawir sadzali,Haidar bakdir dan lain-lain.munawir sadzali adalah seorang diplomat karir keahlian dalam bidang politik dan pernah menjabat sebagai mentri dan dan agama repoblik Indonesia.pada zaman pemerintahan orde baru.ia seorang ahli ahli
tatanegara yang islami.ilmu agama yang di kuasai ini telah mampu mengislamkan ilmu tatanegara. Kelima,islamisasi peengetahuan juga dapat di lakukan dengan cara melakukakan intergrasi antara dua paradik agama dan ilmu yang seolah olah,memperlihatkan perbedaan.ilmu di
katakana
sebagi
relatif
,spekualif,dan
takpasti.sementara
agama
di
anggap
absolute,transendetal,dan pasti.Agama melihat problamatika dan solusinya melalui petunjuk tuhan,sedangkan sain melalui eksperimen dan rasio manusia,selain itu juga ajaran agama di yakini sebagai petunjuk tuhan kebenaran yang mutlak,sedangkan kebeneran sain bersifat relatif. Keenam,bahwa ilmu pengetahuan berbicara yang empiris ,sedangkan agama berbicara yang gaib ,di mana mata hanya dapat bekerja pada rentang gelombang optis cahaya tampak maka alat satu-satunya untuk melihat adalah mata hati untuk melihat adalah mata hati melalui pintu percaya kepada yang gaib.Disini terlihat dengan jelas bahwa dengan percaya kepada dengan yang gaib kebutuhan berfikir manusia akan dapat di atasi.namun demikian pandangan tentang hubungan yang gaib dan empiris sebagaimana tersebut tidak dengan sendirinya menggugurkan keyakinan terhadap adanya yang gaib yang bukan berasal dari materi yang terurai sebagai mana tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam/oleh Abuddin Nata-Ed. Revisi,-18-Jakarta: Rajawali Press, 2011. Xii, 482 hlm.,21 cm. ISBN 979-421-706-9