BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
LAPORAN KASUS 27 Desember 2018
REFLEKSI KASUS SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
Disusun Oleh: Nama
: Dita Aldini Putri Utami Hi. Lamatta, S.Ked
Stambuk
: 14.17.777.14.303
Pembimbing
: dr. Patmawaty, M.Kes, Sp.KJ
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT RSU ANUTAPURA PALU 2018
REFLEKSI KASUS IDENTITAS PASIEN
I.
Nama
: Tn.I
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 36 Tahun
Alamat
: Poso
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
:
Agama
: Islam
Tanggal Masuk RS
: Rabu, 26 Desember 2018
Tempat Pemeriksaan
: Ruang Serikaya, RSD Madani Palu
DESKRIPSI KASUS Pasien laki-laki 36 tahun masuk UGD RSD Madani palu pada tanggal 17
november 2018. Diantar oleh keluarganya dengan keliuhan gelisah, mengamuk sudah 1 minggu yang lalu, tatapan kosong, dirumah susah tidur, bicara sendiri, mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk berteriak dan menganggap dirinya ganteng sehingga banyak perempuan yang menyukai dirinya. Menurut Pasien ia sering emosi dan berkelahi dengan papa tirinya karna papa tirinya yang suka berjudi dan menggambil uang hasil kerjannya untuk dipakai berjudi. Pasien kehilangan ibu kandungannya pada tahun 2017, sehingga sekarang pasien tinggal serumah dengan papa tirinya dan 2 saudara kandung serta 2 saudari tirinya.
II.
EMOSI YANG TERLIBAT Kasus ini menarik untuk dibahas karena keluhan yang dialami oleh pasien, sehingga perlu digali lebih lanjut mengenai kehidupan pasien
III.
-
Apa kriteria diagnosis skizoafektif tipe manik?
-
Apa terapi farmako dan farmaka yang diberikan pada pasien ini?
EVALUASI a. Pengalaman Baik Pasien tidak menunjukkan rasa curiga kepada pemeriksa, serta dapat duduk berdampingan dengan pemeriksa untuk diamanati, pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik. b. Pengalaman Buruk Pasien menganggap dirinya ganteng sehingga banyak perempuan yang menyukainya, serta mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk berteriak.
IV.
ANALISIS Berdasarkan deskripsi kasus diatas, kasus ini merupakan pasien dengan skizoafektif tipe manik. Terdapat diagnosis skizoafektif. Kriteria diagnosis menurut DSM IV a. Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode depresif mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia. Catatan: episode depresif mayor harus mencakup kriteria A1: mood terdepresi. b. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol. c. Gejala yang memenuhi kriteria mood timbul dalam jumlah yang bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakit. d. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (cth., obat yang disalahgunakan, suatu obat) atau keadaan kesehatan umum.
Tentukan tipe: Tipe bipolar: jika gangguan mencakup episode manik atau campuran (atau episode manik atau campuran dan depresif mayor) Tipe depresif: jika gangguan mencakup depresif mayor
Terapi yang diberikan pada pasien ini yaitu terapi psikofarmaka dan nonpsikofarmaka.
Psikofarma
yaitu
dengan
memberikan
obat
psikotropik
antipsikotik, karena sasaran obat untuk menghilangkan gejala psikotik. Adapun yang diberikan yaitu haloperidol 2mg 2x1. Obat ini bekerja secara spesifik dan atipikal pada neurotransmitter diotak. Untuk terapi non-psikofarmaka, dapat dilakukan psikoterapi suportif. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapakan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega. Menyarankan pasien agar lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada. Sosioterapi Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang disekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
V.
KESIMPULAN Gangguan skizoafektif tipe manik memiliki gambaran skizofrenia dan gangguan afektif baik depresif ataupun manik. Pada pasien gejala skizofrenia ditandai dengan waham kebesaran, merasa dirinya ganteng sehingga banyak perempuan menyukainya dan halusinasi berupa halusinasi auditorik. Gejala afektif berupa manik ditandai dengan pasien suka mengamuk. Pasien diterapi dengan intervensi psikososial dan psikofarmakologi. Psikofarmakologi yang diberikan ialah obat antipsikotik atipikal.