BAB I PENDAHULUAN Sepsis tidak teridentifikasi secara klinis hingga akhir abad 20, umumnya disebabkan karena kurangnya pemberian antimikroba yang efektif dan perawatan yang suportif pada pederita sepsis. Termonologi yang jelas diperlukan untuk klinisi maupun peneliti untuk mendesain clinical trial. Pada konsensus 90an, sepsis dinyatakan sebagai systemic inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, severe sepsis, dan septic shock dengan adanya kondisi abnormalitas klnis maupun laboratorim. European Society of Intensive Care Medicine dan SCCM mempublikasi konsensus definisi sepsis dan berhubungan dengan penemuan abnormalitas klinik.1 Sindrom sepsis terjadi sepanjang suatu kontinuum penyakit yang termasuk sepsis berat dan syok sepsis, berdasarkan terjadinya disfungsi organ terkait sepsis. Sindrom disfungsi organ multipel merupakan sumber utama morbiditas dan mortalitas pasien yang dirawat pada unit intensif dan timbul pada sekitar 15% pasien yang dirawat intensif. Beberapa telah berspekulasi bahwa kondisi medis komorbid seperti kanker, HIV, diabetes dan penyalahgunaan alkohol dapat mempunyai efek terhadap progresivitas penyakit sepsis. Telah ditemukan bahwa komorbiditas mempengaruhi risiko dan hasil akhir sepsis, dan komorbid kumulatif dikaitkan dengan insidens disfungsi organ yang meningkat. Evolusi disfungsi organ pada proses sepsis dapat memberikan informasi kritis mengenai respons pejamu, patofisiologi dan aplikasi optimal untuk terapi spesifik.2 Penggunaan SIRS sudah dihilangkan sekarang, sepsis dijadikan disfungsi organ yang mengancam jiwa akibat disregulasi respon host terhadap infeksi, disfungsi organ tersebut dapat dinilai menggunakan SOFA (sequential organ failure assessment). Syok septik sendiri dijelaskan sebagai subset sepsis dimana sirkulasi, seluler atau abnormalitas metabolik yang cukup untuk meningkatkan angka mortalitas.1 Sepsis merupakan suatu sindrom dengan dampak yang besar, baik dari segi morbiditas, mortalitas maupun biaya yang dikeluarkan untuk menatalaksana
pasien rawat inap. Pengertian sepsis baik dari segi patofisiologi maupun manifestasi klinis amat penting dalam hal menentukan keberhasilan perawatan sepsis. Kriteria klinis digunakan untuk mendeteksi sepsis lebih awal dan manajemen pada pasien
dengan sepsis atau beresiko sepsis atau developing
sepsis.4
2