Psikologi Kepribadian.docx

  • Uploaded by: Naomi Abshari
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psikologi Kepribadian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,104
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini.Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat.Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya.Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun.Juga dengan sesamanya.Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu.Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya. Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia.Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan.Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia.Dan psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.

2.2. Rumusan Masalah 2.2.1. Apa yang dimaksud dengan psikologi kepribadian dan teori kepribadian? 2.2.2. Apa definisi dari kepribadian ? 2.2.3. Apa saja yang menjadi sasaran-sasaran psikologi kepribadian? 2.2.4. Bagaimana pendekatan teori kepribadian psikoanalisa? 1

2.2.5. Apa saja gangguan-gangguan kepribdian ?

2.3. Tujuan Penulisan ini memiliki beragam tujuan yang ingin dicapai baik penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut antara lain : 2.3.1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari psikologi kepribadian dan teori kepribadian. 2.3.2. Untuk mengetahui definisi dari kepribadian. 2.3.3. Untuk mengetahui sasaran-sasaran psikologi kepribadian. 2.3.4. Untuk mengetahui pendekatan teori kepribadian psikoanalisa. 2.3.5. Untuk mengetahui gangguan-gangguan kepribadian

2.4. Manfaat Penulisan Manfaat di susunya makalah ini yaitu : Bagi mahasiswa: 1) sebagai bahan tambahan pembelajaran, 2)untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian Bagi dosen: 1) untuk mengetahui bagaimana kepribadian seorang guru 2)untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian

2

2.5. Metode Penulisan Makalah ini di susun menggunakan metode pustaka di mana data-data di peroleh dari buku maupun internet.

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Psikologi Kepribadian dan Teori kepribadian 2.1.1. Pengertian Kepribadian dan Ciri-ciri kepribadian. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian.Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori 4

Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup : o Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. o Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan. o Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen. o Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa o Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi. o Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berfikir kepada orang lain. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut: a. Kepribadian yang sehat 

Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. 5



Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.



Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.



Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.



Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil

keputusan,

mengarahkan

dan

mengembangkan

diri

serta

menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. 

Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)



Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.



Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

6



Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.



Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.



Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

b. Kepribadian yang tidak sehat 

Mudah marah (tersinggung)



Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan



Sering merasa tertekan (stress atau depresi)



Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang



Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum



Kebiasaan berbohong



Hiperaktif



Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas



Senang mengkritik/mencemooh orang lain



Sulit tidur



Kurang memiliki rasa tanggung jawab 7



Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)



Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama



Pesimis dalam menghadapi kehidupan



Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.

2.1.2. Teori Kepribadian Menurut para Ahli 1. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 – 1939) Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (Conscious), Pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah sadar (Unconscious mind)Id, ego, superego. Id adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, sedangkan superego merupakan penjaga moral atau kata hati.Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik, laten, genital. 2. Karen Horney (1885-1952) Teori Kepribadian, Dasar kepribadian terbentuk pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Faktor sosial (hubungan antara orang tua dan anak) sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian (bukan dorongan biologis). Horney menekankan faktor budaya dibanding faktor biologis dalam perkembangan manusia, terutama yang terkait dengan perbedaan gender.Anak-anak memulai hidupnya dengan basic anxiety, tapi hal itu dapat diatasi dengan pengasuhan yang memadai dari orang tua maupun orang lain. 3. Abraham H. Maslow (1908-1970) Teori Kebutuhan Maslow: 8



Kebutuhan Fisiologis/Biologis,



Kebutuhan Keamanan,



Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan,



Kebutuhan Esteem,



Kebutuhan Aktualisasi Diri. Hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.

2.2

Sasaran-sasaran Psikologi Kepribadian Salah satu ciri yang utama dari psikologi kepribadian adalah penggunaan konsep-konsep dan metode-metode yang ilmiah dalam upaya memahami manusia.Yang mana dengan penggunaan konsep-konsep dan metode-metode ilmiah tersebut psikologi kepribadian bisa mencapai sasaran-sasarannya. Sasaran-sasaran dari psikologi kepribadian adalah : -Memperoleh informasi mengenai tingkah laku manusia. -Mendorong individu –individu agar bisa hidup secara penuh dan memuaskan.

2.3

Arti dan Definisi Kepribadian 

Kepribadian menurut psikologi Terdapat beberapa defenisi kepribadian dari beberapa ahli psikologi, diantaranya adalah : a. George Kelly George Kelly memandang Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. 9

b. Gordon Allport Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. c. Sigmund Freud Sigmund Freud mamandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego dan super ego.dan tingkah laku menurut Freud merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

2.4

Macam-macam Gangguan Kepribadian Gangguan kepribadian ini datang bersama-sama untuk menciptakan suatu pola perilaku meresap dan pengalaman batin yang sangat berbeda dari norma-norma budaya dan individu yang sering cenderung disajikan dalam perilaku yang muncul lebih dramatis dari apa yang masyarakat anggap biasa. Oleh karena itu, mereka yang memiliki gangguan kepribadian sering mengalami konflik dengan orang lain dan sebaliknya. Menurut buku Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa Indonesia (PPDGJ, 1983) dan Diasnogtic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV-TR, 2004), gambaran klinis Gangguan Kepribadian (Personality Disorder) dibagi dalam 13 kategori yaitu sebagai berikut:

1. Gangguan Kepribadian Psikopatik (Psychopathic/Antisosial Personality Disorders)

adalah

pola

gangguan

kepribadian

yang

didominasi

oleh

ketidakpedulian dan pelanggaran terhadap tata tertib, norma, etika dan hukum yang berlaku.

10

2. Gangguan Kepribadian Paranoid (Paranoid Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh ketidak-percayaan dan kecurigaan terhadap orang lain disertai rasa dengki. 3. Gangguan Kepribadian Skizoid (Schizoid Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh pemisahan diri dari pergaulan sosial dan menyempitnya ekspresi emosional (dingin). 4. Gangguan Kepribadian Skizotipal (Schizotipal Personality Disorders)adalah pola kepribadian yang didominasi oleh rasa tidak nyaman dalam hubungan dengan orang lain, penyimpangan pola pikir (cognitive) atau persepsi dan perilaku yang eksentrik (aneh). 5. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh ketidak-stabilan dalam hubungan pergaulan sosial, citra diri (self-image), alam perasaan (affects) dan tindakan yang tiada terduga serta menyolok (marked impulsitivy). 6. Gangguan Kepribadian Histerik (Histrionic Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh emosi yang berlebihan dan mencari perhatian. 7. Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh perasaan dirinya hebat, senang dipuji dan dikagumi serta tidak ada rasa empati (tidak punya perasaan). 8. Gangguan Kepribadian Menghindar (Avoidant Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh hambatan sosial, perasaan tidak percaya diri dan sangat sensitif terhadap hal-hal yang negatif.

11

9. Gangguan Kepribadian Astenik (Dependent Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh ketidak-mampuan untuk berdiri sendiri, ketergantungan terhadap orang lain dan keinginan untuk selalu dilayani. 10. Gangguan Kepribadian Anankastik (Obsessive-Compulsive Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh pikiran yang terpaku (preoccupation) terhadap kebiasaan sehari-hari, kontrol diri yang kuat dan serba ingin sempurna (perfectionism). 11. Gangguan Kepribadian Siklotimik (Affective Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai oleh gejala gembira berlebihan dan sedih berlebihan. 12. Gangguan Kepribadian Eksplosif (Explossive Personality Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh hilangnya pengendalian emosi (agresif) yang mengakibatkan tindakan kekerasan dan kerusakan harta benda. 13.

Gangguan

Kepribadian

Pasif-Agresif

(Passive-Agressive

Personality

Disorders) adalah pola kepribadian yang didominasi oleh perilaku yang tidak wajar terhadap pekerjaan maupun pergaulan sosial, msialnya berlambat-lambat, mengulur waktu dengan alasan “lupa”.

2.5

Teori Kepribadian Psikoanalisa 1) Kepribadian dalam Teori Psikoanalisa Dalam teori psikoanalisa, kperibadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan super ego.ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas. a.

Id

12

Id/das es adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan.Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistemsistem

terebut

untuk

operasi-operasi

atau

kegiatan-kegiatan

yang

dilakukannya.Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan. Untuk keperluan mencapai maksud dan tujuannya itu, id mempunyai perlengkapan berupa dua macam proses, proses yang pertama adalah tindakantindakan refleks, yaitu suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada individu merupakan bawaan. Proses yang kedua adalah proses primer. Yaitu suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Dengan proses primer ini dimaksudkan bahwa id (dan organisme secara keseluruhan) berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi teganan.

b.

Ego Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan.Menurut Freud, ego tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh

individu..

Ego dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara dari tuntutan-tuntutan naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Jadi, fungsi yang paling dasar ego adalah sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu. c.

Superego 13

Superego/das Uberich adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan

yang

sifatnya

evaluatif

(menyangkut

baik-buruk).

Adapun fungsi utama dari superego adalah : 1. Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat. 2. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan. 3. Mendorong individu kepada kesempurnaan. 2) Dinamika Kepribadian Freud menyatakan gagasan bahwa energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis, dan sebaliknya.Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id dengan naluri-nalurinya. 1. Naluri Menurut Freud, naluri atau insting adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh.

2. macam – macam naluri Freud berpendapat bahwa naluri-naluri yang ada pada manusia itu ada dua macam, yaitu naluri-naluri kehidupan (life instincts) dan naluri-naluri kematian (death instincts). 3. Penyaluran dan penggunaan energi psikis 14

Dalam teori Freud dinamika kepribadian terdiri dari jalan tempat energi psikis disalurkan dan digunakan oleh id, ego dan superego.Karena jumlah energi itu terbatas, maka diantara ketiga sistem kepribadian tersebut hampir selalu terjadi persaingan dalam penggunaan energi.Satu sistem ingin mengambil kendali dan ingin memperoleh lebih banyak dari pada yang lainnya. Apabila salah satu sistem memperoleh energi lebih banyak, maka sistem-sistem yang lain akan kekurangan energi dan akan menjadi lemah, sampai energy baru ditambahkan kepada sistem keseluruhan. 4. Kecemasan Freud membagi kecemasan menjadi tiga jenis, yaitu kecemasan riel, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.Kecemasan real adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar, sedangkan yang dimaksud dengan kecemasan neurotik adalah kecemasan atas tidak terkendalikannya naluri-naluri primitif oleh ego yang nantinya bisa mendatangkan

hukuman.

Adapun yang dimaksud kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan superego atas ego individu yang telah atau sedang melakukan tindakan yang melanggar moral. 5. Mekanisme Pertahanan Ego Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id, maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan.Freud menguraikan adanya tujuh macam mekanisme pertahanan ego, yaitu : a. .Represi Represi adalah mekanisme yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan jalan menekan dorongan-dorongan atau keinginankeinginan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut kedalam tak sadar. 15

b. Sublimasi Sublimasi adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif id yang menjadi penyebab kecemasan kedalam bentuk (tingkah laku) manusia yang bisa diterima dan dihargai masyarakat. c. Proyeksi Proyeksi adalah pengalihan dorongan, sikap atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain. d. Displacement Displacement adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan pada objek atau individu yang kurang berbahaya atau kurang mengancam dibanding dengan objek atau individu semula. e. Rasionalisasi Rasionalisasi menunjuk kepada upaya individu menyelewengkan atau memutarbalikkan kenyataan yang mengancam ego, melalui alasan tertentu yang seakan-akan masuk akal. f. Reaksi formasi Reaksi formasi adalah reaksi dimana kadang-kadang ego individu bisa mengendalikan dorongan-dorongan primitive agar tidak muncul sambil secara sadar mengungkapkan tingkah laku sebaliknya. g. Regresi 16

Regresi adalah suatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari kenyataan yang mengancam, kembali kepada taraf perkembangan yang lebih rendah serta bertingkah laku seperti ketika dia berada dalam taraf yang lebih rendah itu.

3) Perkembangan kepribadian Teori psikoanalisa mengenai perkembangan kepribadian berlandaskan dua premis, pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal.Kedua, energy seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriah organism. Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat tiga fase atau tahapan perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan kepribadian. Tiga fase tersebut adalah : 1. Fase Oral Fase oral adalah fase pertama yang berlangsung pada perkembangan kehidupan individu.pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan paling peka adalah mulut.yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau minuman. Stimulasi atau perangsangan atas mulut merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan. 2. Fase Anal Fase anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan. Pada fase ini energy liibidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur,serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dengan tindakan mempermainkan atau menahan kotoran (faeces). Pada fase ini pula, seorang anak diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan yang disebut toilet training.

17

3. Fase Falik Fase falik ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur kedaerah alat kelamin.Pada fase ini anak mulai tertarik pada alat kelaminnya sendiri dan mempermainkannya dengan maksud untuk memperoleh kepuasan lainnya.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian.Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

18

3.2. Saran Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan penulisan ini.

19

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/ http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/ http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/ http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan http://www.pinasthika.co.id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian menurut-kurt-lewin http://madanionline.org/jenis-jenis-gangguan-kepribadian/

20

Related Documents

Psikologi
May 2020 39
Psikologi
April 2020 48
Psikologi
May 2020 36
Psikologi
May 2020 33
Psikologi
June 2020 36

More Documents from ""