Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2018

  • Uploaded by: Naomi Abshari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2018 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,003
  • Pages: 22
HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2018

OLEH : NAOMI AN-NISA ABSHARI 2014.02.031

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting untuk diperhatikan bagi semua tenaga kerja. Apabila Tidak diperhatikan maka akan menimbulkan suatu penyakit atau yang disebut Penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja bisa juga disebabkan karena posisi kerja, salah satunya adalah posisi duduk. Pekerja dengan posisi duduk sangat beresiko mengalami nyeri punggung bawah. Nyeri Punggung Bawah atau Low back pain merupakan nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang ekor) (Zulkaidah dalam Nurrahman, 2016).

BAB 1 PENDAHULUAN

Prevalensi Nyeri punggung bawah

Studi kolaborasi tentang nyeri yang dilakukan WHO (2013), didapatkan hasil bahwa 33% penduduk di Negara berkembang mengalami nyeri punggung bawah persisten

Berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi nyeri punggung bawah di Indonesia mencapai 54,7% dan prevalensi nyeri punggung bawah di jawa timur mencapai 28,8 % (Riskesdas, 2013)

Berdasarkan pengamatan awal pada pegawai Badan Pendapatan Daerah (BPD) Kabupaten Banyuwangi, sebanyak 5 pegawai mengatakan mengalami nyeri punggung bawah dan belum pernah di lakukan penelitian tentang hubungan posisi duduk dengan nyeri punggung bawah.

KRONOLOGI

Posisi duduk yang salah

Pemberian beban kerja yang berat dan lama

Otot-otot pinggang menjadi tegang

Aliran darah terhambat

Merusak jaringan lunak disekitarnya

Oksigen tidak cuckup untuk proses metabolisme aerob

Kelelahan otot skeletal

Respon nyeri

NYERI PUNGGUNG BAWAH

Upaya-upaya preventif harus dilakukan untuk mencegah adanya sikap kerja yang tidak alamiah. Upaya – upaya preventif ini terbagi menjadi dua yaitu, rekayasa tehnik dan rekayasa manajemen.

1.

Kepala tegak , mata melihat lurus kedepan dengan maksimum sudut 160 kebawah. 2. Tulang punggung dalam lengkungan “normal”. 3. Lengan atas tegak sudut siku 900. Sudut lutut 1000-1100, sudut kaki 900 – 1000, bila perlu kaki menekan pedal. 4. Usahakan istirahat tiap 30-45 menit dengan cara berdiri, peregangan sesaat, atau berjalan disekitar meja kerja sehingga kesegaran tubuh dapat kembali. (Hermanto, 2015).

KERANGKA KONSEPTUAL Faktor Resiko nyeri punggung bawah : 1. Usia diatas 30 th 2. Indeks masa tubuh (IMT) 3. Jenis kelamin 4. Faktor Pekerjaan - lama kerja - Lingkungan kerja - Posisi kerja

Nyeri punggung bawah

Posisi kerja :

Persepsi nyeri Stadium penyakit :

1. 2. 3.

Berdiri Mengangkat Mendorong

4. Duduk

1. Otot-otot pinggang menjadi tegang

Keterangan: = Diteliti = Tidak diteliti

2. Kelelahan otot skeletal

= menyebabkan

3.

D erajat sementara / ringan (reversible) Derajat menetap / sedang (persistent) Derajat berat (severe)

KERANGKA KERJA

DEFINISI OPERASIONAL variabel

Definisi operasional

Variabel Independ en: Posisi Duduk

Meletakkan tubuh dengan bertumpu pada pantat

Indikator 1. Penilaian posisi tubuh group A 1) Lengan atas (upper arm) 2) Lengan bawah (lower arm) 3) Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist) 4) Penambahan skor aktivitas 5) Penambahan Skor beban 2. Penilaian postur tubuh group B 1) Leher (neck) 2) Batang Tubuh (trunk) 3) Kaki (legs) 4) Penambahan skor aktivitas 5) Penambahan Skor beban

Alat Ukur

Skala

Skor

Observ asi Form RULA

Ordinal

1-2 : (minimum) aman 3-4 : (kecil) diperlukan perbaikan beberapa waktu kedepan 5-6 : (sedang) tindakan perbaikan dalam waktu dekat 7 : (tinggi) Tindakan perbaikan sekarang juga

Variabel

Definisi operasion al

Variabel Depend en : Nyeri punggu ng bawah

Ganggua n / sakit pada area punggung bawah

Indikator

Skala penilaian VAS (Visual Analog Scale) 0 : Tidak nyeri 1-3 (nyeri ringan) 4-6 (nyeri sedang) 7-10 (nyeri berat)

Alat ukur Kuesio ner

Skala

Skor

Ordin 0 : Tidak al nyeri 1-3 : Nyeri ringan 4-6 : nyeri sedang 7-10 : nyeri berat

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan diagram 5.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 18-30 tahun atau dewasa akhir sebanyak 35 responden (65 %) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.2 didapatkan bahwa lebih dari 50 % responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (57%) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.3 didapatkan bahwa masa kerja responden lebih dari 50 % bekerja selama 1-5 tahun yaitu sebanyak 31 responden (57%) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.4 didapatkan bahwa IMT responden sebagian besar ideal yaitu sebanyak 40 responden (74%) (Arikunto, 2007).

Berdasarkan diagram 5.5 didapatkan mayoritas responden lama bekerja (perhari) selama 8 jam yaitu sebanyak 54 responden (100 %) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.6 didapatkan bahwa mayoritas responden lama istirahat (perhari) selama 1 jam yaitu sebanyak 54 responden (100 %) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.7 didapatkan bahwa lama lembur (perhari) responden selama 2 jam yaitu sebanyak 15 responden (28 %) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.8 didapatkan bahwa Riwayat Penyakit responden sebagian besar tidak mempunyai riwayat penyakit yaitu sebanyak 43 responden (89 %) (Nursalam, 2013).

DATA KHUSUS

Berdasarkan diagram 5.9 didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki posisi duduk dengan tingkat resiko sedang (perlu perbaikan postur kerja dalam waktu dekat) sebanyak 46 responden (85%) (Nursalam, 2013).

Berdasarkan diagram 5.10 didapatkan bahwa mayoritas responden menderita Nyeri ringan sebanyak 32 responden (59%) (Nursalam, 2013)

HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

Setelah dibandingkan dengan pedoman interprestasi koefisien korelasi 0,308 diantara interval 0,30 – 0,49 artinya tingkat hubungannya sedang.

Setelah dilakukan perhitungan dengan uji rank spearmen diperoleh tingkat signifikansi =0,024 dan korelasi rho = 0,05 maka hipotesa alternatif diterima.

HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

Dari hasil penelitian terdapat adanya kesesuaian bahwa posisi duduk dapat mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah. Dengan hasil uji statistik Rank Spearman dengan nilai korelasi rho = 0,05 dan tingkat signifikansi = 0,024 tingkat hubungan sedang, dalam hal ini berarti Ha diterima atau ada hubungan antara posisi duduk dengan nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan salah satu gangguan musculosceletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, salah satunya adalah posisi duduk yang tidak ergonomi ( Idyan dalam Lukman & Ningsih, 2009). Dari uraian diatas disebutkan bahwa salah satu risiko dari nyeri punggung bawah adalah posisi duduk yang tidak ergonomi dimana pada tempat penelitian ditemukan banyak responden dengan posisi duduk tingkat resikonya sedang sehingga perlu perbaikan posisi kerja dalam waktu dekat. Postur tubuh merupakan faktor pendudukung terjadinya nyeri punggung bawah. Kesalahn postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot), hal ini merupakan penyebab terbanyak dari nyeri punggung bawah

Related Documents


More Documents from "jo"