Preskas Tika- Dr. Nunik- Dermnum.docx

  • Uploaded by: Tika Kurnia Illahi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Preskas Tika- Dr. Nunik- Dermnum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,778
  • Pages: 10
PRESENTASI KASUS DERMATITIS NUMULARIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di RSUD Tidar Kota Magelang

Diajukan Kepada : Dr. Nunik Sriwahyuni, Sp. KK

Disusun Oleh : Tika Kurnia Illahi 20174011062

SMF BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2018

PRESENTASI KASUS IDENTITAS Nama

: Bp. K

Usia

: 48 Tahun

Alamat

: Mungkid, Kab. Magelang

Pekerjaan

: Dosen

Status

: Menikah

ANAMNESIS  Keluhan Utama Terdapat lesi pada tangan dan kaki kambuh-kambuhan.  Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Tidar Kota Magelang pada hari Sabtu tanggal 8 September 2018, dengan keluhan adanya lesi bulat tersebar pada kaki dan tangan kanan dan kiri sudah sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya lesi pernah muncul 2 tahun yang lalu, dan 6 bulan yang lalu, diberikan obat kemudian membaik. Lesi dirasakan gatal dan panas. Keluhan awal muncul kemerahan disertai bintil seperti digigit nyamuk, kemudian melebar dan menjadi tebal serta semakin terasa gatal. Gatal dirasakan menetap, kadang hilang timbul. Jika disentuh pada lesi akan menimbulkan rasa gatal yang sangat hebat. Gatal terasa berkurang apabila di kompres dengan air hangat. Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan gatal tidak bergantung pada kondisi atau makanan tertentu. Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal.  Riwayat Penyakit Dahulu Keluhan sama

: 2 tahun dan 6 bulan yang lalu

Diabetes Melitus

:-

Hipertensi

:-

Penyakit Jantung

:-

Penyakit Ginjal

:-

 Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan penyakit yang sama.

PEMERIKSAAN FISIK A. Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan umum

: Baik

GCS

: (E4 M6 V5)

Kesadaran

: Compos Mentis

STDV: Gambar

Keterangan Pada regio cruris dekstra tampak plak eritem soliter batas tegas berbentuk seperti koin dengan diameter 1,5 cm san skuama tipis di sekitarnya

Pada cruris sinistra tampak plak eritem multiple numular dengan skuama disekitarnya Tampak batas sinistra

patch

tidak

hiperpigmentasi

tegas

pada

cruris

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak ada DIAGNOSIS Dermatitis Numularis TATALAKSANA Interhistin Ikaderm

2x1 10

Vaseline album 5

2 x oles

TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap faktor eksogen dan/atau faktor endogen, dengan tanda klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal; cenderung residif dan kronis. Dermatitis numular dikenal juga dengan nama eksim numular (istilah ini diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857), eksim diskoid atau neurodermatitis numular; merupakan peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai vesikel (papulovesikel), biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya menyerang ekstremitas. Istilah numularis berasal dari bahasa Latin “nummus” yang berarti “coin”, dan dermatitis yang berarti suatu eksim, kata-kata umum untuk menggambarkan radang kulit.

EPIDEMIOLOGI Dermatitis numularis biasanya merupakan penyakit kronis. Lesi biasanya muncul kembali atau dapat bertahan untuk waktu yang lama. Dalam penelitian yang terkait, 22% pasien bebas dermatitis dalam dua tahun, 25% mempunyai periode bebas lesi berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa tahun, dan 53 % tidak pernah bebas dari dermatitis, kecuali bila menggunakan terapi lokal. Sebuah survei tentang prevalensi penyakit kulit dilakukan di Amerika Serikat pada sampel lebih dari 20.000 orang yang mewakili seluruh populasi, dan yang diperiksa dengan teliti untuk penyakit kulit, hampir sepertiga memiliki kelainan kulit yang signifikan. Prevalensi dari semua bentuk eksim adalah 18 per 1000, tujuh di antaranya memiliki dermatitis atopik. Eksim tangan, eksim dyshidrotic dan eksim numularis masing-masing memiliki sekitar 2 per 1000. Dermatitis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria daripada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55-65 tahun. Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun. Umumnya kejadian meningkat seiring meningkatnya usia.

ETIOLOGI Dalam kebanyakan kasus dermatitis numularis, penyebabnya tidak diketahui. Banyak faktor secara sendiri atas bersama-sama yang diketahui sebagai penyebab: 1. Trauma lokal Patogenesisnya belum diketahui secara pasti. Dermatitis numularis yang disebabkan karena trauma lokal terutama terjadi pada ekstremitas, misalnya gigitan serangga atau terkena bahan kimia yang menyebabkan iritasi. 2. Xerosis atau kekeringan kulit Insiden dermatitis numularis meningkat pada musim kering dengan kelembaban rendah. Lingkungan kelembaban rendah menyebabkan peningkatan hilangnya kandungan air dalam kulit, selanjutnya terjadi perubahan komposisi lipid sawar epidermis sehingga kulit menjadi kering atau xerosis. 3. Insufisiensi vena dan varises Ditemukannya kasus dengan lesi dermatitis numularis di sepanjang vena tungkai menimbulkan dugaan bahwa dematitis numularis mungkin disebabkan oleh adanya varises dan edema pada ekstremitas bawah, sehingga timbul istilah varicose eczema 4. Bakteri Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan mengingat jumlah koloninya meningkat walau tanda infeksi secara klinis tak tampak, mungkin juga melalui mekanisme hipersensitifitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat diatas 10 juta kuman/cm2 5. Stress emosional/ psikologis 60% kasus eczema dicetuskan oleh faktor stress, bahkan dikatakan bahwa stress merupakan faktor pencetus utama pada dermatitis.

PATOGENESIS Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang tebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetusalergi. Barrier pada kulit yang lemah menyebabkan peningkatan terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang

mengandung metal. Karna pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak terkena lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis MANIFESTASI KLINIS Gejala pada dermatitis numularis dapat berupa rasa gatal yang sangat hebat sehingga dapat mengganggu. Lesi akut dapat berupa vesikel dan papulovesikel kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping membentuk lesi menyerupai uang logam, eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah dan menimbulkan eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta kekuningan ukuran lesi bisa mencapai 5cm atau lebih dengan jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris dengan ukuran bervariasi dari milliar hingga numular bahkan plakat. Tempat predileksi biasanya terdapat di tungkai bawah, badan, lengan, termasuk punggung tangan Penyakit dermatitis numularis biasanya menunjukkan gambaran klinis: a. Lesi berbatas tegas b. Plak (biasanya berukuran 1-3cm) berbentuk koin yang merupakan penggabungan dari papul dan papulovesikel yang eritematosa dan sedikit edematosa, dikelilingi kulit yang normal atau terkadang xerotic c. Basal (oozing) dan krusta biasanya menutupi seluruh permukaan lesi d. Pruritus bervariasi dari ringan hingga berat e. Penyembuhan dimulai dari tengah lesi f. Lesi lama cenderung kering, dapat berupa likenifikasi dan skuama g. Cenderung kambuh-kambuhan, bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula dan dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami trauma (fenomena kobner) h. Pada dewasa muda gambaran lesi cenderung simetris Terdapat 3 bentuk klinis dermatitis numular 1. Dermatitis numular pada lengan dan tangan Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.

2. Dermatitis numular pada tungkai dan badan Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal atau gigitan serangga. Umumnya bersifat akut, persisten, dan eksudatif. Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangan edematous dan berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinin berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini, bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan, dan sering ke badan 3. Dermtitis numular bentuk kering Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya karena disini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multiple pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya diatas dasar eritematous pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati DIAGNOSIS Penegakan diagnosis dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada kasus ditemukan keluhan gatal pada tangan, badan dan kaki. Pada lokasi gatal terdapat lesi berukuran sebesar koin dan apabila lesi di garuk akan terasa panas dan nyeri. Keluhan seperti ini sejak lama dan jika disentuh pada lesi akan menimbulkan rasa gatal yang sangat hebat. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tes laboratorium Patch test berguna untuk mengidentifikasi kasus kronik yang tidak kunjung sembuh dan menyingkirkan diagnosis dermatitis kontak sebagai diagnosis banding. Pada dermatitis numularis igE cenderung normal 2. Kultur dan uji resistensi sekret Untuk melihat mikroorganisme penyebab dan penyerta. 3. Biopsi Untuk melihat perubahan histopatologis sehingga dapat menentukan tahapan (akut maupun kronis) dari dermatitis numularis.

PENATALAKSANAAN Pengobatan ditujukan untuk rehidrasi pada kulit dan perbaikan barrier lipid epidermal, pengurangan peradangan dan pengobatan infeksi apapun. Berendam air hangat atau dingin atau mandi untuk mengurangi gatal dan membantu rehidrasi kulit. Pasien harus diinstruksikan untuk mandi setidaknya 1-2 kali sehari, diikuti oleh aplikasi pelembab atau preparat obat topikal untuk menahan air di kulit. Obat yang bisa digunakan: 1. Steroid Steroid adalah terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi peradangan. Steroid topical (misalnya pemberiam triamcinolone 0,25-1%) efektif untuk mengurangi eritematosa. Gatal dapat diobati dengan steroid potensi rendah. Lesi yang sangat meradang dengan eritema intens, vesikel dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi. Steroid oral, intramuskular dan parenteral mungkin dibutuhkan dalam kasus-kasus yang parah seperti erupsi menyeluruh. Jika sangat berat diberikan suntikan kortikosteroid intralesi seperti triamsinolon asetonida 0,1ml/suntikan 2. Ointment dan emolient Aplikasi obat pada kulit yang lembab memungkinkan penetrasi yang lebih efektif dan penyembuhan lebih cepat. Oinment biasanya lebih efektif daripada krim karena mereka lebih oklusif, membentuk penghalang antara kulit dan lingkungan dan lebih efektif menahan air ke dalam kulit. Emolien dan steroid dapat digunakan jangka pendek. Contoh emolient yang sering digunakan antara lain: aqueous cream, gliserine, dan cetomagrocol cream. 3. Antiinflamasi topikal lainnya Penggunaan tar sangat membantu untuk mengurangi peradangan terutama pada orangtua, lesi tebal, dan plak berskuama 4. Immunomodulator Immunomodulator topikal

(tacrolimus

dan

pimecrolimus) juga

mengurangi

peradangan. Penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid topikal untuk mengurangi resiko sensasi terbakar yang mungkin terjadi bila diterapkan ke kulit yang sangat teriritasi.

5. Fototerapi Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi dapat membantu. UVB spektrum luas dan sempit paling sering digunakan 6. Anti histamin Antihistamin oral dapat mengurangi gatal dan membantu tidur 7. Antibiotik Antibiotik oral seperti dicloxacillin, cephalexin atau eritromicin dapat digunakan dalam kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat menjadi panduan dalam pemilihan antibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4x per hari selama 710 hari 8. Pelembab lainnya 9. Steroid sistemik PROGNOSIS Pada suatu pengamatan pada sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval sampai 2 tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.

Related Documents

Preskas Dr. Teguh.docx
November 2019 13
Tika
November 2019 37
Tika Penting.docx
November 2019 33

More Documents from "aku SIJU"