Penetapan Kadar Bahan Aktif.docx

  • Uploaded by: Dwi Trisnawati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penetapan Kadar Bahan Aktif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 303
  • Pages: 2
6.1.1 Penetapan Kadar Bahan Aktif Alat : Alat KCKT Prosedur : 1. Sampel yang telah ditimbang secara seksama 2. Kemudian dilarutkan dengan pelarut dan dimasukkan kedalam labu ukur hingga batas tanda 3. Sebelum sampel diinjeksikan ke alat KCKT terlebih dahulu sampel disaring dengan vacum mikrofilter agar larutan benar-benar murni dari zat pengotor 4. Kemudian sampel diinjeksikan dengan menggunakan syringe, dengan syarat tidak ada gelembung udara 5. Sampel dimasukkkedalam alat KCKT sejumlah ±20 µL 6. Hasil yang diperoleh, apat dihitung dengan menggunakan persamaan y=bx + a.

6.1.2 Uji Mikrobiologi

6.1.3 Uji stabilitas (Effionora Anwar,dkk) Alat : pH-meter, mikroskop dan coverglass Prosedur : 1. Dilakukan pengujian pada 3 suhu yang berbeda yaitu suhu kamar (±28°C), suhu hangat (40°± 2C ) , dan suhu dingin (4°± 2C) 2. Perbedaan suhu ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kestabilan fisik dari sediaan pada kondisi berbeda. 3. Pengujian stabilitas dilakukan dengan melihat perubahan organoleptis, pH , diameter globul rata-rata. 4. Pengujian dilakukan setiap 2 minggu selama 8 minggu.

6.1.4 Uji penetrasi (Effionora Anwar,dkk) Alat : sel difusi franz (diameter 1,33cm) dan kompartemen reseptor 14cm, spektrofotometer UV-Vis, penetrometer Prosedur : 1. Digunakan membran abdomen kulit tikus betina Sprague-Dawley usia 8-9 bulan berat ±150 gram dan tebal kulit tikus 0,6±0,1mm. 2. Kompartemen reseptor iisi engan larutan A-T-M (96,5% v/vdapar asetat, 0,5%v/v tween 80, dan 3% v/v metanol) dijaga suhu sekitar 37±0,5°C. 3. Diaduk dengan pengaduk magnetik kecepatan 500rpm 4. Pengukuran dilakukan pada menit ke-10, 30, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480 . 5. Sampel diambil sebanyak 0,5 ml dari kompartemen reseptor menggunakan syringe dan segera digantikan dengan larutan A-T-M sejumlah volume yang sama. 6. Setelah itu, sampel dimasukkan kedalam labu ukur 5,0 ml , kemudian dicukupkan volumenya dengan pelarut A-T-M yang digunakan. 7. Sampel diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum dengan spektrofotometer UV-Vis. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali

Related Documents


More Documents from "Meily Setianti"