Pembelajaran Tematik.docx

  • Uploaded by: Dwi Trisnawati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembelajaran Tematik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,609
  • Pages: 16
MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK/TERPADU”

Disusun oleh : 1. Alfrida Alen (2018720001) 2. Carolina Burdam (2018720003) 3. Marina Ina Penny (2018720031) 4. Tia (2018720027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MARET 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pembelajaran Tematik. Di sadari bahwa dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan makalah ini, dirasakan masih jauh dari sempurna, maka untuk itu segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah ini sangat diterima untuk perbaikan makalah selanjutnya. Makalah Pembelajaran Tematik dengan judul Konsep Dasar Pembelajaran Tematik/terpadu merupakan salah satu tulisan yang bertujuan untuk mencoba memahami lebih dalam mengenai konsep besar pembelajaran tematik sendiri, agar lebih mudah diterima dilingkungan sekitar maupun calon pendidik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan bisa sebagai salah satu acuan untuk makalah selanjutnya, sehingga dapat memberikan sedikit kontribusi. Dan semoga dari tulisan ini bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai guna.

Malang, Maret 2019

Penyusun

i

DAFTARI ISI

Kata pengantar ..................................................................................................... i Daftar isi............................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan masalah ................................................................................... 1 C. Tujuan ...................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Pengertian Pembelajaran Tematik ........................................................ 3 B. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................................... 4 C. Landasan Pembelajaran Tematik ......................................................... 5 D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik ................................................ 8 E. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ......................... 9 F. Manfaat Pembelajaran Tematik .......................................................... 11 BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12 A. Kesimpulan ............................................................................................ 12

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi yang diambil pemerintah adalah melakukan penyempurnaan sistem di sektor pendidikan, dimulai dari sarana prasana, tenaga pendidik dan kependidikan, termasuk mengubah kurikulum pendidikan nasional. Sejak tahun 2013 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang penerapan kurikulum baru yang dikenal kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sendiri mempunyai 2 dimensi yaitu rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Secara inplikatif kebijakan tersebut berdampak pada diterapkannya pembelajaran tematik di SD, SMP, SMA/SMK. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan penerapan konsep belajar sambil melakukan konsep tersebut (learning by doing).

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian pembelajaran tematik? 2. Apa saja karakteristik pembelajaran tematik? 3. Apa landasan pembelajaran tematik? 4. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tematik? 5. Apa keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik? 6. Apa manfaat pembelajaran tematik?

1

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa pengertian pembelajaran tematik? 2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik pembelajaran tematik? 3. Untuk mengetahui apa landasan pembelajaran tematik? 4. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tematik? 5. Untuk mengetahui apa keunggulan dan kelemahan pembelajaran tematik? 6. Untuk mengetahui apa manfaat pembelajaran tematik?

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik Depdiknas (2006:5) menyatakan bahwa, “pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Majid (2013:86) menyatakabn bahwa, “pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menhubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam rentang kemampuan, serta perkembangan anak.” Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh

Jhon

dewey sebagai

usaha

mengintegrasikan

perkembangan

dan

pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya (Beans, 1993; udin sa’ud dkk, 2006). Jacob (1993) memandang pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan social keluarga. Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domaindomain pengetahuan (Udin Sa’ud dkk, 2006). Wolfinger (1994:133) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan

3

isi, keterampilan, dan sikap. Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik terletak pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran tematik seharusnya bertolak pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan menunjukan bahwa banyak kurikulum yang memisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated subject curriculum) menuntut pembelajran yang sifatnya tamatik (integrated learning). Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran ini berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajar ini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.

B. Karakteristik Pembelajaran Tematik Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba perhatikan uraian dibawah ini: 1. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).

4

Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI), focus pembelajaran diarahkan kepada pambahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel) Hal ini dikarenakan guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

C. Landasan Pembelajaran Tematik Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi/kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang penting itu, maka proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada

hakekatnya

adalah

faktor-faktor

yang

harus

diperhatikan

dan

dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasil pembelajaran. Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis.

5

1. Landasan filosofis Landasan

filosofis

dimaksudkan

pentingnya

aspek

filsafat

dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran tematik pada dasarnya bergantung pada pertimbanganpertimbangan filosofis. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut : a. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada, pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan memperhatiakn pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis 1993). Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat “problem solving”. b. Aliran

kontruktivisme

melihat

pengalaman

langsung

siswa

(directexperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang terus menerus, terus berkembang dan berubah. c. Aliran

humanisme

melihat

siswa

dari

segi,

keunikan/kekhasanya,

potensinya, motivasi yang dimilikinya. 2. Landasan Psikologis Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa adalah individu yang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral.

6

Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiri. Dengan kata lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan pengalaman orang lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media. b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu. c. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan

yang

dimilikinya

dan

mempunyai

kesempatan

untuk

berkembang. Dengan demikian, peran guru bukanlah satu-satunya pihak yang paling menentukan, tetapi lebih bertindak sebagai “tut wuri handayani”. Keseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic). 3. Landasan praktis Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajran tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis sebagai berikut: a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang dimuat dalam kurikulum. b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait. c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya. d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu berpikirteoritis dan pada saat yang sama msmpu berpikir praktis.

7

4. Landasan Yuridis Landasan yuridis merupakan kebijakan atau peraturan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar terdiri atas: a. UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan kepribadian dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9) b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa setiap setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1b). Berdasarkan penjelasan tentang landasan pembelajaran tematik diatas, dapat disimpulkan bahwa landasan dilaksanakanya pembelajaran tematik adalah memberikan pendidikan yang adil dan sesuai dengan perkembangan, kemampuan, minat dan kebutuhan siswa sehingga dapat memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik diantaranya: 1. Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran. b) Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya. c) Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa. d) Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebgian minat siswa. e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam rentang waktu belajar.

8

f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat. g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar. 2. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut: a) Guru hendaknya bersikap otoriter “single actor” yang mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran. b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok. c) Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran. 3. Dalam proses penilaian pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut : a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping bentuk penilaian lain. b) Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.

E. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki keunggulan antara lain: 1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dan tingkat perkembangan siswa. 2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai dengan dan berolak dari minat dan kebutuhan anak. 3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. 4. Pembelajaran tematik dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikirsiswa. 5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkunganya.

9

6. Menumbuhkembangkan ketrampilan social siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. Kelemahan pembelajaran tematik menurut udin Sa’ud dkk (2006) adalah sebagai berikut: 1. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan. 2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relative “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. menekankan kemampuan

Hal pada

tersebut

karena

pengembangan

model

pembelajaran

kemampuan

asosiatif(menghubung-hubungkan)

tematik

analitik(memjiwai), dan

kamampuan

eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan 3. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna

seperti

mempermudah

yang

dapat

pengembangan

menunjang

dan

memperkaya

serta

wawasan

dan

pengetahuan

yang

diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut. 4. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. 5. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan system penilaian dan pengukuran (objek, indicator, dan prosedur) yang terpadu.

10

6. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.

F. Manfaat Pembelajaran Tematik Manfaat pembelajaran tematik berdasarkan materi materi sosialisasi kurikulum 2013 dari Kemendikbud adalah sebagai berikut: 1. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. 2. Menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah. 3. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplorasi

konsep-konsep

baru

dan

membantu

peserta

didik

mengembangkan pengetahuan secara siap. 4. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada dalam format ramah otak. 5. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. 6. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas. 7. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik didalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topic maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara stimulan.

DAFTAR PUSTAKA

12

Akbar Sa’dun, dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : puskur.

13

Related Documents

Pembelajaran
June 2020 29
Pembelajaran
June 2020 31
Pembelajaran
June 2020 30
Pembelajaran Pengayaan
June 2020 17

More Documents from "mestika"