MAKALAH FTS BAHAN ALAM “Penetapan Kadar Alkaloida (Hiosiamin, Kinnina, dan Xantin)”
Kelompok II : Desy Puspita Sari
: 161210002
Gatot Saputra
: 161210006
Nur Aliah
: 161210012
Tommy Winahyu Puri
: 161210016
Dosen Pengampu: Yogie Irawan, S.Farm., M.Farm
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDIKIA MEDIKA PANGKALAN BUN TAHUN AKADEMIK 2018/2019 Alamat : Jl. Sultan Syahrir No. 11 Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat
1|FTS BAHAN ALAM
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Sterilisasi” Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Formulasi Teknologi Sediaan Steril yang diampu oleh Pak Yogie Irawan, S.Farm., M.Farm. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
2|FTS BAHAN ALAM
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 2 2.1
Pengertian Alkaloida ...................................................................................... 2
2.2
Penetapan Kadar Alkaloida ............................................................................ 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4 3.1
Definisi Alkaloid ............................................................................................ 4
3.2
Penetapan Kadar ............................................................................................. 4
3.3
Penetapan Kadar Alkaloida (Hiosiamin) dalam Belladonae herba dan Hyosciami herba ............................................................................................ 4 3.3.1 Hyosciami herba ................................................................................. 4 3.3.2 Belladonae herba (Atropa belladonae) ............................................... 5 3.3.3 Penetapan Kadar Hiosiamin pada Belladonae herba dan Hyosciami herba ................................................................................................... 5
3.4
Penetapan Kadar Alkaloida (Kinnina) dalam Cortex chinae ......................... 6 3.4.1 Cortex chinae (Kulit Kina) ................................................................. 6 3.4.2 Penetapan Kadar Kinnina pada Cortex chinae (Kulit Kina) .............. 7
3.5
Penetapan Kadar Alkaloida (Xantin/Kafein) dalam Semen colae ................. 8 3.5.1 Colae semen (Biji Kola) ..................................................................... 8 3.5.2 Penetapan Kadar Xantin (Kafein) dalam Colae semen (Biji Kola) .... 8
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................................ 11 4.1
Kesimpulan................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12
3|FTS BAHAN ALAM
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi menjadi dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer (Metabolit Primer), contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolisme sekunder (Metabolit Sekunder), contohnya terpenoid, steroid, alkaloid flavonoid dan lain sebagainya. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Senyawa turunan alkaloid mempunyai banyak jenis dan berasal dari berbagai macam tanaman atau tumbuhan penghasil. Untuk mengetahui senyawa tersebut, maka harus dilakukan uji penentuan komponen senyawa di dalam suatu tanaman penghasil alkaloid itu sendiri. Kemudian, apabila komponen senyawa sudah diketahui, maka bisa dilakukan penetapan kadar dari senyawa alkaloid itu sendiri. Maka dari penetapan kadar ini, dapat diketahui suatu persentase kadar senyawa alkaloid didalam suatu tumbuhan yang diuji.
1.2
Rumusan Masalah
Apa itu senyawa Alkaloid ?
Apa yang dimaksud dengan penetapan kadar ?
Bagaimana prosedur penetapan kadar senyawa turunan Alkaloid (Hiosiamin, Kinnina, dan Xantin) ?
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu senyawa Alkaloid ?
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penetapan kadar ?
Untuk mengetahui bagaimana prosedur penetapan kadar senyawa turunan Alkaloid (Hiosiamin, Kinnina, dan Xantin) ?
4|FTS BAHAN ALAM
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Alkaloida Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen) nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis. Alkaloid merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder. Senyawa alkaloid banyak terdapat pada berbagai jenis tanaman penghasil metabolit sekunder, misalnya seperti Belladona herba, Hyosyamin herba, Opium, dan lain sebagainya. Selain itu, senyawa alkaloid mempunyai banyak sekali turunan senyawa, seperti Hiosiamin, Atropin, Skopolain, Kinnina, Xantin dan lain sebagainya.
2.2
Penetapan Kadar Alkaloida Analisis kadar atau penetapan kadar adalah suatu metode atau uji yang digunakan untuk mengetahui persentase kadar atau konsentrasi zat atau senyawa. Penetapan kadar pada senyawa alkaloida bisa menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah :
Metode Gravimetri
Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam Perklorat dalam medium bebas air.
Spektrofotometri
Polarimetri
Polarografi
Potensiometri, dan lain sebagainya. Pada proses penetapan kadar alkaloida pada suatu tanaman, terlebih dahulu harus
melakukan identifikasi senyawa dari tanaman tersebut. Maka dengan begitu, akan diketahui komponen senyawa apa saja yang ada di dalam suatu tanaman tersebut. Biasanya, melalui proses seperti ekstraksi, isolasi, kemudian barulah dilakukan proses penetapan kadar dari senyawa tersebut.
5|FTS BAHAN ALAM
Metode penetapan kadar, bergantung pada jenis senyawa yang akan di uji kadarnya. Karena, biasanya ada suatu senyawa yang hanya bisa dianalisis dengan metode tertentu, dan ada juga senyawa yang bisa dianalisis dengan beberapa metode sekaligus. Maka dari itu, pemilihan suatu metode penetapan kadar menjadi faktor penting dalam analisis suatu kadar senyawa atau zat.
6|FTS BAHAN ALAM
BAB III PEMBAHASAN 3.1
Definisi Alkaloid Senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang berasal dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis dalam kadar rendah), secara organoleptis alkaloid memiliki rasa yang pahit.
3.2
Penetapan Kadar Analisis kadar atau penetapan kadar adalah suatu metode atau uji yang digunakan untuk mengetahui persentase kadar atau konsentrasi zat atau senyawa. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan kadar alkaloid dalam suatu tanaman adalah :
3.3
Metode Gravimetri
Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam Perklorat dalam medium bebas air.
Spektrofotometri
Polarimetri
Polarografi
Potensiometri, dan lain sebagainya.
Penetapan Kadar Alkaloida (Hiosiamin) dalam Belladonae herba dan Hyosciami herba 3.3.1 Hyosciami herba Nama lain
: Herba hiosiami, Bisson Tobacco
Nama tanaman asal
: Hyoscyamus niger (L)
Keluarga
: Solanaceae
Zat berkhasiat utama /isi
: Alkaloida
Hiosiamina
dan
Hiosina
(Skopolamina). Penggunaan
: Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, penenang, parasimpatolitik, antispasmodik.
Pemerian
: Bau khas kuat, pada penyimpanan berkurang rasa pahit dan agak getir.
Bagian yang digunakan
: Daun,campuran daun dan pucuk berbunga
Persyaratan kadar
: Kadar
alkaloida
jumlah
dihitung
hiosiamina tidak kurang dari 0,05 %
7|FTS BAHAN ALAM
sebagai
3.3.2 Belladonae herba (Atropa belladonae) Atropa belladonna, yang secara umum dikenal sebagai belladonna, merupakan tanaman herba tahunan (tanaman rhizoma hemikriptofit) dari keluarga tomat Solanaceae, yang juga merupakan tanaman asli Eropa, Afrika Utara dan Asia Selatan. Penyebarannya meluas dari Britania Raya (Great Britain) di sebelah barat ke Ukraina bagian barat dan provinsi Gilan dari Negara Iran di sebelah Timur. Tanaman ini juga dinaturalisasikan dan/atau diperkenalkan di beberapa daerah dari Kanada dan Amerika Serikat. Dedaunan dan buah beri dari tanaman ini luar biasa beracun, mengandung tropane alkaloid. Beberapa racun yang terkandung dalam tanaman ini antara lain Atropine, Scopolamine, dan Hyoscyamine, yang dapat menyebabkan delirium dan halusinasi yang luar biasa. Selain itu, zat-zat racun tersebut juga digunakan sebagai zat anti kolinergik dalam farmasi. 3.3.3 Penetapan Kadar Hiosiamin pada Belladonae herba dan Hyosciami herba Penetapan kadar senyawa alkaloida (Hiosiamin) pada Belladonae herba bisa dilakukan dengan beberapa metode seperti :
Titrasi Asam-Basa (FI. Edisi III)
8|FTS BAHAN ALAM
3.4
Kromatografi Gas (FI. Edisi IV)
Titrasi Asam-Basa (British Pharmacopoeia)
Penetapan Kadar Alkaloida (Kinnina) dalam Cortex chinae 3.4.1 Cortex chinae (Kulit Kina) Nama lain
: Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal
: Cinchona succirubra
Keluarga
: Rubiaceae
Zat berkhasiat utama
: Alkaloida Kinina, Sinkonina, Sinkodina, Kina tanat, Kinidin, Asam tanat, Asam kina, Damar.
Persyaratan kadar
: Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan
: Antipiretika, antimalaria.
Pemerian
: Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan
9|FTS BAHAN ALAM
: Kulit batang , kulit dahan, kulit akar.
3.4.2 Penetapan Kadar Kinnina pada Cortex chinae (Kulit Kina) Penetapan kadar Kinnina dapat menggunakan metode Titrasi Asam-Basa. Adapun proses dari penetapan kadarnya adalah sebagai berikut.
Ekstraksi Cair-cair
Titrasi Asam-Basa
10 | F T S B A H A N A L A M
3.5
Penetapan Kadar Alkaloida (Xantin/Kafein) dalam Semen colae Kafein merupakan senyawa golongan xanthin. Xanthin merupakan senyawa organik heterosiklik yang dibangun dari gabungan cincin pirimidindion dan imidazol. Xanthin merupakan turunan alamiah purina, yang diisolasi dari bahan tanaman. Kafein memiliki 3 metil di setiap rantai sampingnya, maka dari itu kafein mempunyai nama kimianya sebgai 1,3,7 trimetil xanthin. Kafein tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hidrogen yang dapat dilepaskan, sehingga kafein merupakan basa yang sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, sehingga kafein dapat di sari dari larutan asam atau basa dengan kloroform. Tetapi kafein mudah terurai oleh basa kuat. 3.5.1 Colae semen (Biji Kola) Nama Lain
: Biji kola.
Nama Tanaman Asal
: Beberapa species cola antara lain : Cola Nitida dan Cola acuminata (Schott et Endl.)
Keluarga
: Sterculiaceae
Zat berkhasiat
: Kafeina, sebagian bebas dan sebagian terikat dengan zat penyamak sebagai kolatin dan kolatein, terdapat pula Theobromina, zat penyamak, kolaipase, kola-oksidase, zat warna merah kola
Penggunaan
: Minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan teh, kopi, guarana karena berisi kofeina
Pemerian
: Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Bagian yang digunakan : Keping biji dan inti biji 3.5.2 Penetapan Kadar Xantin (Kafein) dalam Colae semen (Biji Kola) Penetapan kadar golongan xantin yaitu Kafein, menggunakan metode Titrasi Iodometri. Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator akan direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat.
11 | F T S B A H A N A L A M
Prinsip Titrasi Iodometri pada Penetapan Kadar Kafein Prinsip titrasi iodometri adalah sampel (kafein) ditambahkan KIO3yang dalam suasana asam akan mengalami reaksi oksidasi membentuk I2 (iodium). Iodium yang terbentuk akan bereaksi dengan sampel, dimana sampel tersebut merupakan oksidatoryang mengalami reaksi reduksi yang selanjutnya akan dititrasi dengan Na2S2O3 (natrium tiosulfat) dengan penambahan kloroform (sebagai indikator) akan menghasilkan dua fase, fase kloroform yang berwarna violet dititrasi dengan larutan pentiter tersebut sampai warna violet hilang, dan itulah titik akhir titrasinya.
Isolasi Sampel
12 | F T S B A H A N A L A M
Penetapan Kadar Sampel (Kafein)
13 | F T S B A H A N A L A M
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :
Alkaloid adalah senyawa (basa) organik yang mengandung atom N yang berasal dari asam amino (dan memiliki aktivitas farmakologis dalam kadar rendah), secara organoleptis alkaloid memiliki rasa yang pahit.
Analisis kadar atau penetapan kadar adalah suatu metode atau uji yang digunakan untuk mengetahui persentase kadar atau konsentrasi zat atau senyawa.
Pada penetapan kadar Hiosiamin, menggunakan metode Titrasi Asam-Basa.
Pada penetapan kadar Kinnina, menggunakan metode Titrasi Asam-Basa juga. Sedangkan, pada penetapan kadar senyawa golongan Xantin (Kafein) menggunakan metode Iodometri.
14 | F T S B A H A N A L A M
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1985. “Cara Pembuatan Simplisia”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 1995. “Farmakope Indonesia edisi IV”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Eyyin Kharina. 2014. “Penetapan Kadar Kinnina menggunakan Metode Titrasi Asam-Basa” https://www.pdfcoke.com/document/246313171/kinin Diakses pada : 04 Desember 2018 Mujiko Fujiwara Tanadi. 2014. “Penetapan Kadar Alkaloid (Belladona herba)” https://www.pdfcoke.com/doc/231519907/Penetapan-Alkaloid-Belladona Diakses pada : 04 Desember 2018 Wikipedia. 2004. “Atopa belladonna plant” https://en.wikipedia.org/wiki/Atropa_belladonna Diakses pada : 04 Desember 2018 Wikipedia. 2014. “Semen Collae” https://id.wikipedia.org/wiki/Kola Diakses pada : 05 Desember 2018 Yumma Apuy. 2017. “Penetapan Kadar Cafein dengan Metode Iodometri” https://www.pdfcoke.com/document/366797640/LAPORAN-Cafein-Titrasi-Iodometri2 Diakses pada : 05 Desember 2018
15 | F T S B A H A N A L A M