Pembahasan Kadal.docx

  • Uploaded by: refestufu
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Kadal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,585
  • Pages: 11
ANATOMI KADAL (Eutropis multifasciata)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten

: Restu Amalia : B1A017029 :I :5 : Nur Oktavianie

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2018

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit secara total yaitu pada anggota sub-ordo Ophidia dan pengelupasan kulit sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Brotowidjoyo, 1993). Kadal termasuk golongan reptilian yang berdarah dingin, karena tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya. Berbeda dengan burung dan mamalia, reptil tidak memiliki bulu untuk melindungi tubuhnya agar tetap hangat. Juga tidak memiliki kelenjar keringat untuk menyejukkan suhu tubuh mereka mengikuti suhu lingkungan. Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari amphibia (Sukiya, 2005). Kadal (Eutropis multifasciata) sudah tersebar banyak spesies di India, Cina Selatan, Taiwan, Myanmar, Thailand, Filipina, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan New Guinea. Eutropis multifasciata biasanya tinggal di daerah terbuka, desa, dan kadang-kadang di hutan sekunder pada berbagai suhu dan kelembapan. Pada musim dingin, spesies ini menjadi tidak aktif di liang pada kedalaman 25-40 cm (Ngo, 2014). Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Kadal (Eutropis multifasciata) termasuk hewan vertebrata yang termasuk kedalam class Reptilia ordo Squamata, yaitu sekelompok vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di tempat tanah yang kering. Kadal memiliki panjang tubuh kurang dari 40 cm. Kulitnya kering karena tidak memiliki kelenjar mukus. Lapisan luar yang menanduk dari kulit mengelupas secara berkala (Radiopoetro, 1991). Kadal (Eutropis multifasciata) digunakan sebagai preparat praktikum untuk mewakili kelas reptilian. Kadal merupakan reptilian yang tidak berbisa sehingga

tidak berbahaya. Kadal (Eutropis multifasciata) memiliki struktur morfologi dan anatomi yang mudah diamati sehingga mempermudah praktikan dalam pengamatan (Rachman & Hadi, 2008). B. Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi kadal (Eutropis multifasciata).

II. MATERI DAN CARA KERJA A. Materi Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kadal (Eutropis multifasciata) dan kloroform. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting bedah, pinset, dan baki preparat. B. Cara Kerja Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kadal dibius dengan larutan kloroform dan dibiarkan sampai mati lemas. 2. Setelah mati kadal dibedah dan pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kemudian ke arah depan melewati kaki depan sampai tengah tahang atas. 3. Hemipenis kadal dapat diketahui dengan cara menekan pangkal ekor. 4. Bagian-bagian rongga mulut dapat diketahui dengan cara memnbuka kedua sudut mulut lebar-lebar, rahang dibuka kemudian ditarik bagian atas dan bawah, maka bagian dalam akan terlihat. 5. Bagian-bagian dalam tubuh kadal diamati dan digambar serta diberi keterangan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Gambar 3.1. Morfologi Kadal (Eustropis multifasciata) Keterangan Gambar : 1. Caput 2. Truncus 3. Cauda 4. Ekstremitas anterior 5. Ekstremitas posterior 6. Digiti 7. Organon visus 8. Nares eksterna 9. Cavum oris 10. Lubang telinga

B. Pembahasan Klasifikasi kadal (Eutropis multifasciata) menurut Radiopoetra (1991) adalah: Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Class

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Sub ordo

: Lacertilia

Famili

: Scincidae

Genus

: Eutropis

Spesies

: Eutropis multifasciata

Menurut Brotowidjojo (1993), ciri-ciri khusus dari kadal yaitu terdapat zat tanduk di sepanjang permukaan tubuhnya, mempunyai

cauda atau ekor,

jantungnya terdiri dari dua antrium dan dua ventriculus. Kadal memiliki kuku panjang tetapi kurang dari 30 cm. Kadal mempunyai dua pasang anggota badan bersifat pentadectil yaitu extremitas anterior dan extremitas posterior yang dapat digunakan untuk memajat. Ekornya secara khas mirip cambuk dan bentuknya bulat dan panjang meruncing ke ujungnya dan mudah putus. Hasil pengamatan morfologi kadal didapatkan bahwa kadal termasuk dalam kelas Reptilia dengan ordo Squamata. Tubuhnya terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Bagian caput berbentuk pipih dan meruncing ke bagian ujungnya. Terdapat organ-organ diantaranya nares externa, organon visus terdapat membran niktitans (selaput tidur) yang berwarna keputihan dapat bergerak ke atas dan ke bawah, dan terdapat pula telinga. Bagian tubuh yang lain adalah truncus (badan) berbentuk bulat memanjang. Sisik daerah ventralnya berwarna putih dan daerah dorsalnya berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua. Warna ini tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan fisiologis tubuhnya. Terdapat dua pasang alat pergerakan, yaitu extremitas posterior (kaki belakang) dan extremitas anterior (kaki depan) dengan masing-masing lima digiti dan terdapat cakar di ujungnya. Lubang cloaca terdapat di bagian perut sebelah posterior dari pangkal ekor. Cauda pada kadal cukup kukuh, bersisik, bentuknya bulat panjang dengan panjang ekor dapat mencapai 2 kali panjang badan dan kepala. Bagian pangkal ekor tebal dan meruncing serta mudah putus (Hartawan et al., 2015).

Kadal mempunyai mulut yang dapat dibuka lebar dan memiliki gigi seperti gergaji yang berfungsi untuk mengunyah. Barisan gigi tersebut dapat dibedakan atas dua deretan, yaitu deretan gigi yang berbentuk kerucut yang menempel pada rahang dan membelok ke arah cavum oris. Gigi-gigi halus yang disebut dentes palatine terdapat pada tulang langit-langit. Lingua yang pipih bersifat bipida (bercabang dua) yang terletak di dasar cavum oris. Suatu lipatan tranversal dapat ditemukan di bagian belakang dari lingua. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum oris terpisah dari faring (Jasin, 1989). Mulut kadal dibatasi oleh langit-langit keras dan langit-langit lunak. Saluran nasofaring juga terdapat pada bagian ini dan berfungsi menghubungkan lubang hidung luar dan lubang hidung dalam pada rongga faring. Cekak tekak merupakan bagian dari laring yang ada di belakang lidah. Saluran eustachius terdapat pada rahang atas bagian kanan dan kiri (Smith, 1963). Sistem pencernaan pada kadal yaitu mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipis bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang faring terdapat oesophagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris, bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek dan akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terletak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1989). Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan sepasang hemipenis. Testis sebelah kanan lebih tinggi dari yang kiri. Hemipenis merupakan

alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan mengadakan fertilisasi internal (Jasin, 1989). Sistem genitalia pada kadal jantan terdiri dari sepasang testis berbentuk bulat telur, berwarna keputih-putihan, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, ductus mesonephros berfungsi sebagai saluran reproduksi, yang akan menuju cloaca. Saluran defferens tidak tampak, bermuara pada saluran epididymis dari testis sebelah bawah dan selanjutnya ductus defferens. Kadal jantan memiliki hemipenis di dekat cloaca. Ketika kopulasi organ ini dimasukan pada cloaca kadal betina. Sepasang hemipenis merupakan organ penyalur sperma. Ketika pangkal ekor hewan jantan mati lemas ditekan, maka hemipenis akan mencuat keluar, sedangkan kadal betina memiliki ovarium dan osteum tuba yang berhubungan dengan oviduct yang bermuara di cloaca (Djuhanda, 1984). Sistem genitalia pada kadal betina terdiri dari sepasang ovarium yang berwarna kuning. Letak ovarium pada bagian kanan lebih tinggi dibandingkan pada ovarium di bagian kiri. Kadal betina mempunyai ovarium yang sacculer. Letaknya tepat di bagian ventral columna vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedangkan bagian posterior bermuara di cloaca. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Radiopoetro, 1977).

IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa morfologi tubuh kadal (Eustropis multifasciata) dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor). Secara anatomi dapat dilihat sistem pencernaan kadal (Eutropis multifasciata) meliputi cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, intestinum, rectum dan cloaca. Sistem genitalia Kadal jantan memiliki sepasang testis, vas defferens, dan hemipenis sedangkan kadal betina memiliki ostium tuba, oviduct, dan ovarium.

DAFTAR PUSTAKA Brotowidjoyo, M. D., 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga. Djuhanda, T., 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata II. Bandung: Amico. Hartawan, K., K. Artawan., & I. Ayu P., 2015. Kecepatan Regenerasi Ekor Kadal (Eutropis multifasciata) pada Suhu Lingkungan Berbeda. Jurnal Jurusan Pendidikan Biologi, 2(1), pp. 193-211. Jasin, M., 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas. Jakarta : Sinar Wijaya. Ngo, K., 2014. Sexual Size Dimorphis and Feeding Ecology of Eutropis. Journal Herpetological Conservation and Biology, vol.9, pp. 322-333. Rachman, A., dan Hadi, S., 2008. Strukur Makro dan Mikro Anatomi Otot Ekor pada Ekor Asli dan Regenerasi Ekor Kadal. Yogyakarta: Berkala Ilmiah Biologi. Radiopoetro., 1977. Zoologi. Jakarta : Erlangga. Radiopoetro., 1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Smith, E. F., 1963. General Zooogy. London: WB Saunders Company. Sukiyah., 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UM Press.

Related Documents

Pembahasan
August 2019 65
Pembahasan
July 2020 39
Pembahasan Iodoform.docx
December 2019 31
Pembahasan Wiwin.docx
April 2020 23
Pembahasan Lap.docx
December 2019 26
Pembahasan Formol.docx
December 2019 27

More Documents from "Nicholas Gerry"

Resume Genpop.docx
June 2020 8
Gambar Kadal.docx
October 2019 12
Sitologi 1.docx
June 2020 6
Sitologi 2.docx
June 2020 7
Pembahasan Kadal.docx
October 2019 28