Sitologi 1.docx

  • Uploaded by: refestufu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sitologi 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,509
  • Pages: 10
SITOLOGI 1

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten

: Restu Amalia : B1A016118 : A2 :2 : Ellen Evita

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2018

I.

PENDAHULUAN

Sitologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan, sifat-sifat fisik dan kimia sel, serta perkembangan dinding selnya. Sel tumbuhan didefinisikan sebagai unit dasar struktural yang universal dari suatu struktur organik. Perkembangan mengenai sel terjadi secara bertahap, diawali dengan penemuan Robert hooke (1665) pada irisan gabus yang diamati di bawah mikroskop, kemudian Antonie Van Leuwenhoek (1700) menemukan badan hijau dalam sel tumbuhan yang sekarang diketahui sebagai kloroplas. Tahun 1833, Robert brown menemukan badan yang lebih besar dari kloroplas di dalam sel tumbuhan yang selanjutnya disebut nukleus atau inti sel. Mathias Schleiden juga menemukan badan yang lebih kecil dari inti sel yang disebut anak inti (nuckleolus) (Utami et al., 2001). Dinding sel pada tumbuhan merupakan struktur sel yang paling menyolok dilihat dari bawah mikroskop. Adanya dinding sel yang nyata merupakan perbedaan pokok antara sel tumbuhan dengan sel hewan. Sel hewan tidak dijumpai adanya dinding sel, tetapi sel hewan dan sel tumbuhan sama-sama memiliki membran plasma atau lapisan terluar sitoplasma yang berbeda dengan dinding sel. Lapisan ini pada hewan terkadang dinamai dinding sel, tetapi membran plasma merupakan bagian dari sel yang hidup dan bersifat fleksibel, sedangkan dinding sel cenderung kaku dan tetap (Tjitrosomo, 1983).

II. TUJUAN Tujuan dari praktikum sitologi ini adalah: 1.

Menjelaskan tentang struktur sel tumbuhan.

2.

Menjelaskan tentang macam-macam bentuk sel pada tumbuhan.

III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, object glas+cover glass, laporan sementara, silet, kamera, alat tulis, baki preparat dan pipet tetes. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah rambut buah Ceiba pentandra (randu), irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong), selaput dalam Allium cepa (bawang merah),dan irisan membujur epidermis buah Capsicum annum (cabai), dan air.

B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum acara sitologi antara lain: 1. Bahan dipersiapakan, kemudian dilakukan irisan melintang pada empulur batang Manihot esculenta (singkong),

maupun irisan membujur epidermis

buah Capsicum annum (cabai), selaput bagian dalam Allium cepa, dan rambut buah Ceiba pentandra (randu) diambil 2-3 helai. Setelah itu ditetesi air dan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop. 2. Preparat diamati di bawah mikroskop, digambar bentuk dan beri keterangan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Keterangan : 1

1.

Dinding sel

2.

Gelembung udara

2

Gambar 1. Rambut Buah Ceiba pentandra Perbesaran 100X

Keterangan : 1. Dinding sel

1

Gambar 2. Ø. L. Empulur Batang Manihot esculenta Perbesaran 100X

Keterangan : 1. Dinding sel 2. Nukleus 1

3. sitoplasma

2 3

Gambar 3. Selaput Bagian Dalam Umbi Lapis Allium cepa Perbesaran 100X

Keterangan : 1. Dinding sel 2. Karoten

1 2

Gambar 4. Ø. B. Buah Capsicum annum Perbesaran 400X

B. Pembahasan Preparat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu adalah rambut buah Ceiba pentandra (randu), irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong), selaput dalam Allium cepa (bawang merah),dan irisan membujur epidermis buah Capsicum annum (cabai). Berdasarkan hasil pengamatan selaput lapis dalam Allium Cepa, Famili Amaryllidaceae di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X terlihat bentuk selnya memanjang seperti papan-papan atau segi empat tidak beraturan yang disusun seperti batu bata dengan ujung runcing, tersusun rapat serta terdapat sitoplasma atau cairan. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel. Selain itu di di dalam bawang merah terdapat pigmen yang menyebabkan sel/jaringan berwarna merah (ada yang mengatakan bahwa pigmen tersebut adalah fikoeritrin)(Mulyani, 2007). Preparat irisan membujur epidermis cabe merah (Capsicum annum) dari Famili Solanaceae di bawah mikroskop dengan perbesaran 400X memiliki bentuk sel poliedris yaitu bentuk sel yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya. Bagianbagian yang teramati yaitu dinding sel dan karoten. karotenoid adalah pigmen kuning, jingga, dan merah pada plastida kromoplas. Plastida yang mengandung karotenoid akan memeberi warna kuning bila mengandung xantophil atau karoten, akan memberi warna jingga. Namun, tidak semua warna merah pada tumbuhan berasal dari kromoplas tetapi juga dapat berasal dari zat warna yang ada dalam cairan sel maupun vakuola, misalnya Antosianin dan Antoxantin (Graci et al., 2013). Preparat irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong), dari Famili Euphorbiaceae di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X tida adanya inti sel, dan ruang antar sel, melainkan yang tampak hanya dinding sel dan sitoplasma, hal ini disebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati Bentuk sel dapat dilihat menyerupai segi enam atau hexagonal(Kartasapoetra, 1991). Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan ialah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar sel yang berbatasan dengan membran plasma. Dinding sel inilah yang menyebabkan tanaman terutama pada batangnya cenderung keras, dan kaku. Sedangkan pada sel hewan hanya memiliki membran sel sehingga kulit hewan cenderung elastis. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang tidak dimiliki sel hewan yaitu vakuola dan plastida. Vakuola

berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan serta mengatur pengeluaran berupa cairan. Plastida berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Sel hewan memiliki lisosom,. Lisosom berfungsi sebagai pencerna bahan asing dan menghancurkan organel-organel yang rusak, sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada (Harijati, 2011). Bentuk dan sel tumbuhan bermacam-macam ada yang seperti peluru, kubus poliendris, prisma, bentuk-bentuk ini tergantung pada fungsi dan guna pada tumbuhan tersebut. Bentuk polygonal atau segi banyak, contohnya pada sayatan melintang batang singkong. Bentuk poliedris atau bentuk yang berbeda-beda antar tiap sel contohnya pada buah cabai. Bentuk memanjang, seperrti persegi panjang contohnya pada selaput bagian dalam bawang merah. Bentuk sel silindris atau bentuk tabung contohnya pada rambut buah randu.bentuk sel ini berbentuk bulat yang tidak tertur atau di namakan isodiametrik contohnya pada Carica Papaya (Hidayat, 1995). Bagian-Bagian sel terbagi menjadi dua yaitu bagian sel yang hidup dan mati. Sel yang masih hidup memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria (Hidayat, 1995). Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Bagian yang cair dalam sel dinamakan sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma, sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan organel sel. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel yang menjalankan banyak fungsi kehidupan : sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik (Kimball, 1983). Inti sel atau nucleus berfungsi untuk mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN). Nukleus dikelilingi oleh membrane inti, dan mengandung matriks inti, nukleoplasma dan nucleolus (Sumardi, 1995).

Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel. Dalam mitokondria terdapat 2 membran, yaitu ruang intermembran dan matriks. Mitokondria memiliki ruang diantara kedua membran tersebut yang disebut dengan ruang intermembran. Ruangan ini sempit serta selektif. Membran bagian luar tidak dapat dilalui oleh molekul kecil dan tidak dapat

dilalui

oleh

protein

dan

molekul

yang

berukuran

besar.

Plastid adalah salah satu organel pada sel-sel (tumbuhan dan alga). Organel ini paling dikenal

dalam

bentuknya

yang

paling

umum, kloroplas,

sebagai

tempat

berlangsungnya fotosintesis. organ plastida merupakan organ yang hanya dimiliki tumbuhan saja. merupakan organel dengan membran ganda, sehingga ada membran luar dan membran dalam. Plastid dalam sel dikenal dalam berbagai bentuk, yaitu leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar, kloroplas,

bentuk

aktif

yang

mengandung pigmen klorofil,

ditemukan

pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya, kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga (Utami et al., 2001).

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Bentuk-bentuk sel diantaranya adlah silindris yaitu pada rambut buah randu, bentuk heksagonal yaitu pada empulur batang singkong, bentuk memanjang yaitu pada selaputbagian dalam bawang merah, dan bentuk poliedris pada epidermis cabe. 2. Bagian-bagian sel tumbuhan yang hidup yaitu terdiri dari nukleus, sitoplasma, plastida, dan mitokondria.

B. Saran Praktikum kali ini agar dilakukan secara berhati-hati dalam membuat preparat untuk diamati dibawah mikroskop, karena jika tidak hati-hati maka hasilnya akan tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA Gracia, M., 2009. Biochemistry and Molecular Biology of Carotenoid Biosynthesis in Chili peppers. International Journal of Molucular Sciences, 14(1), pp.19025-19053. Harijati, 2011.Pengaruh Pemberian Kalsium terhadap Ukuran dan Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Porang(Amorphophallus muelleri blume).Jurnal jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu alam.J-PAL, Vol.1, No.2. Hidayat, E B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB. Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Kimball, J. W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga. Mulyani, Sri. 2004. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kasinus. Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. Tjitrosoepomo, & Siti S. 1983. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa. Utami, Debora, Samiyarsih, S., Sumarsono, & Harsini S. 2001. Struktur Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka (UT).

Related Documents


More Documents from "Kevin Bran"

Resume Genpop.docx
June 2020 8
Gambar Kadal.docx
October 2019 12
Sitologi 1.docx
June 2020 6
Sitologi 2.docx
June 2020 7
Pembahasan Kadal.docx
October 2019 28