Pedoman Pengorganisasin Dan Pelayanan Hiv.docx

  • Uploaded by: anisa rahmawati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Pengorganisasin Dan Pelayanan Hiv.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,967
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN

Sejak kasus HIV/AIDS dilaporkan pertama kali pada tahun 1981, masalah HIV/AIDS semakin menjadi ancaman global pada berbagai negara di berbagai belahan dunia. Diperkirakan pada tahun 2007, berkisar antara 30 hingga 36 juta orang di dunia menderita HIV. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan Departemen Kesahatan Republik Indonesia pada tahun 1987, hingga sekarang kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah kasus kumulatif hingga tahun 2009 dilaporkan sebanyak 6668 kasus infeksi HIV, 16.964 kasus AIDS dan 3492 orang di antaranya meninggal. Diperkirakan terdapat 7 hingga 8 orang tiap 100.000 penduduk Indonesia menderita AIDS. Status epidemi HIV dan AIDS di Indonesia sudah dinyatakan pada tingkat concentrated epidemic level oleh karena angka prevalensi kasus HIV dan AIDS di kalangan sub populasi tertentu di atas 5%. Hasil Surveilans Terpadu HIV dan Perilaku (STHP) tahun 2009 menunjukan angka estimasi Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) di kalangan wanita penjaja seks (WPS) langsung 6%, WPS tidak langsung 2%, waria 6%, pelanggan WPS 22%,pasangan pelanggan 7%, lelaki seks lelaki (LSL) 10%, warga binaan 5%,pengguna napza suntik 37%, dan pasangan seks penasun 5%. Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Indonesia berada pada level epidemi HIV terkonsentrasi (concentrated epidemic) kecuali Tanah Papua yang termasuk epidemi HIV yang meluas. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi yaitu pengguna napza suntik, hetero dan homoseksual ( WPS, waria ). Sejak tahun 2000, prevalensi HIV mulai konstan di atas 5% pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi tertentu.

Di Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), prevalensi HIV

menunjukkan tingkat epidemi yang meluas (generalized epidemic) yaitu lebih besar dari 1% pada masyarakat umum. Hasil estimasi jumlah ODHA di Indonesia tahun 2009 berkisar 142.187 ODHA (97,652 – 187,029). Penggunaan jarum suntik merupakan cara transmisi HIV yang terbanyak (53%) diikuti dengan transmisi heteroseksual (42%). Di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan RI hingga

desember 2011, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan berjumlah 24.131.

ISU STRATEGIS Penularan dan penyebaran HIV dan AIDS sangat berhubungan dengan perilakuberesiko, oleh karena itu penanggulangan harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tersebut. Bahwa kasus HIV dan AIDS diidap sebagian besar oleh kelompok perilaku resiko tinggi yang merupakan kelompokyang dimarginalkan, maka program-program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS

memerlukan

pertimbangan

keagamaan,

adat-istiadat

dan

norma-norma

masyarakat yang berlaku disamping pertimbangan kesehatan. Perlu adanya programprogram pencegahan HIV dan AIDS yang efektif dan memilikijangkauan layanan yang semakin luas dan program-program pengobatan,perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi ODHA maupun OHIDA untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk mencapai tujuan STRANAS, ditetapkan strategi sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan memperluas upaya pencegahan yang nyata efektif dan menguji coba cara-cara baru 2. Meningkatkan dan memperkuat sistem pelayanan kesehatan dasar dan rujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ODHA yang memerlukan akses perawatan dan pengobatan 3. Meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di pusat dan di daerah melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan 4. Meningkatkan survei dan penelitian untuk memperoleh data bagi pengembangan program penanggulangan HIV dan AIDS 5. Memberdayakan

individu,

keluarga

dan

komunitas

dalam

pencegahan

HIVdilingkungannya 6. Meningkatkan kapasitas nasional untuk menyelenggarakan monitoring danevaluasi penanggulangan HIV dan AIDS 7. Memobilisasi sumberdaya dan mengharmonisasikan pemamfaatannya disemua tingkat.

DASAR HUKUM 1. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 36 Tahun 1994 tanggal 30 Mei 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS. Berdasarkan Keppres tersebut, dibentuklah Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang bertujuan untuk: a. Melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan

yang

berlaku

dan/atau

strategi

global

pencegahan dan penanggulangan AIDS yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa b. Meningkatkan

kewaspadaan

masyarakat

terhadap

bahaya

AIDS

dan

meningkatkan pencegahan dan/atau penanggulangan AIDS secara lintas sektor, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. 2. Keputusan Nomor: 9/KEP/MENKO/KESRA/VI/1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang Strategi Nasional (STRANAS) Penanggulangan AIDS di Indonesia Adapun tujuan yang diusung STRANAS dalam penanggulangan HIV dan AIDS adalah: a. Mencegah penularan virus HIV dan AIDS. b. Mengurangi sebanyak mungkin penderitaan perorangan serta dampak sosial dan ekonomis dari HIV dan AIDS di seluruh Indonesia. c. Menghimpun dan menyatukan upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV dan AIDS. 3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan a. Pasal 4 Setiap orang berhak atas kesehatan b. Pasal 5 (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. (2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperolehpelayanan kesehatan yang aman, bermutu, danterjangkau. (3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yangdiperlukan bagi dirinya. c. Pasal 7

Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi danedukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab d. Pasal 8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan e. Pasal 56 (1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagianatau seluruh tindakan pertolongan

yang akan

diberikankepadanya

setelah

menerima

dan

memahami informasimengenai tindakan tersebut secara lengkap. f. Pasal 57 (1) Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. 4. Selain itu UUPK No. 29/2004 juga mengatur mengenai rahasia medis dan rekam medis ini pada paragraph 3 dan 4 tentang rekam medis dan rahasia kedokteran. 5. Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit a. Pasal 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. b. Pasal 4 Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. c. Pasal 29 Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : butir b) Memberi pelayanan kesehatan

yang

aman,bermutu,

antidiskriminasi,

dan

efektif

denganmengutamakan kepentingan pasien sesuaidengan standar pelayanan Rumah Sakit; d. Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak, butir d) Memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan stanar procedure operasional 6. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

7. Keputusan Menteri Kesehatan No.1144 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 8. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 (Pasal 3), TIPK (Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling). 9. Peraturan Gubernur DIY No 37 Tahun 2012, pasal 7 ayat 1 : Pencegahan Penularan HIV. 10. SK Direktur Rumah Sakit Tentang Pembetukan TIM HIV Rumah Sakit. 11. SK Direktur Tentang Pembentukan Klinik Pelayanan VCT / KTS dan CST / PDP. 12. SK Direktur Tentang Pembentukan Klinik Pelayanan PMTCT / PPIA Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima sebagai fasilitas kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan umum secara paripurna memberikan pelayanan kesehatan baik perorangan maupun terhadap masyarakat umum. Kasus penderita di RS PKU Muhammadiyah Bima dari tahun ke tahun semakin banyak ditemukan. Pembentukan klinik KTS / VCT dan Klinik PDP / CST di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima dimulai sejak kurang lebih pada tahun 2006 sesuai penunjukkan dari dinas kesehatan bahwa RS PKU Muhammadiyah Bima sebagai Fasyankes ikut serta menyelenggarakan kegiatan Penanggulangan Penderita HIV / AIDS. Sejak dibentukknya klinik VCT/KTS dan CST/ PDP pelayanan secara komprehensip telah diberikan dan berlangsung sampai sekarang sebagai bentuk komitmen pimpinan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. SEJARAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA I. Ide / Gagasan Bahwa kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang agar dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai makhluk Allah SWT di muka bumi (kholifah fil ardhi) secara maksimal, oleh karena itu pelayanan kesehatan dapat menciptakan masyarakat yang sehat fisik sosial dan psikososial dan dapat dinikmati oleh setiap orang. RS (Rumah Sakit ) PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah Bima adalah perwujudan dari amal shalih sebagai sarana ibadah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Bahwa Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat Muhammadiyah Bima yang merupakan amal usaha Muhammadiyah sebagai rumah sakit yang berkedudukan

di

Bima,

memikul

tugas

dan

tanggung

jawab

untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat di wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima, dengan mengingat kedudukannya sebagai bagian masyarakat medik yang bersifat universal. RS PKU Muhammadiyah Bima memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan rumah sakit yang mampu mendukung tersedianya sarana dan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi bagi kebutuhan semua lapisan masyarakat” Visi RS PKU Muhammadiyah Bima adalah: “Menjadi rumah sakit Islam yang islami

dan sebagai rujukan dan teladan yang terpercaya di Daerah

Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan kualitas pelayanan kesehatan yang islami, profesional, cepat, nyaman dan bermutu, setara dengan kualitas pelayanan rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Indonesia dan Asia”. Untuk menyelenggarakan Visi tersebut RS PKU Muhammadiyah Bima mempunyai misi :

a.

Mewujudkan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar di bidang kesehatan dengan senantiasa menjaga tali silaturrahmi, sebagai bagian dari da’wah Muhammadiyah.

b.

Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat melalui pendekatan pemeliharan, pencegahan, pengobatan, pemulihan

kesehatan

secara

menyeluruh

sesuai

dengan

peraturan/ketentuan perundang-undangan. c.

Mewujudkan peningkatan mutu bagi tenaga kesehatan melalui sarana pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan secara profesional dan sesuai ajaran Islam.

II. Tahap dan Perkembangan 1.

RS PKU Muhammadiyah awalnya didirikan berupa klinik dan poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Didirikan atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat.

2.

Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi ke Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan)

3.

Pada tahun 1936 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

4.

Berdasarkan Surat Keterangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Badan Hukum Nomor: I-A/8.a/1588/1993, tertanggal 15 Desember 1993 tentang pengakuan

pemerintah

mengenai

status

badan

hukum

Persyarikatan

Muhammadiyah, sehingga RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang dipimpin oleh Direktur berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah d/h Majelis Pembina Kesejahteraan Umat Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

5.

RS PKU Muhammadiyah adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta yang merupakan amal usaha Pimpinan Pusat Persyarikatan Muhammadiyah. Merupakan rumah sakit terakreditasi 12 bidang pelayanan dengan type C plus, dan dalam proses sertifikasi ISO 9001 :2000, selain memberikan pelayanan kesehatan juga digunakan sebagai tempat pendidikan bagi calon dokter dan perawat.

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima merupakan rumah sakit dengan kapasitas 205 tempat tidur, merupakan milik Yayasan PKU Muhammadiyah. PKU Muhammdiyah mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan paripurna dengan motto “ PELAYANANKU ADALAH IBADAHKU ” . Dalam mengembangkan fungsi tersebut di atas, PKU Muhammadiyah mempunyai tugas pokok berupa : 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi 2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia rumah sakit PKU Muhammadiyah Bima agar selalu memberikan pelayanan secara professional, etis dan manfaat 3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.

BAB III VISI, MISI FALSAFAH, LANDASAN NILAI, TUJUAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA

1. Visi Setiap amal usaha Muhammadiyah harus mempunyai visi yang tidak lepas dari visi persyarikatan Muhammadiyah yaitu sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang kegiatan dakwah Islamiyah. Oleh karena itu harus mengandung minimal dua unsur yaitu upaya pelayanan kesehatan yang profesional dan upaya kesehatan yang mencerminkan nilai nilai Islam. Kuncinya adalah profesional dan Islami. Oleh Karena itu visi RS PKU Muhammadiyah Bima adalah: “Terwujudnya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai Integrated Hospital, yang melakukan pelayanan dakwah dibidang kesehatan”. 2. Misi Misi adalah jalan menuju visi. Terkait dengan misi Persyarikatan Muhammadiyah maka misi rumah sakit harus mengandung unsur: menjadikan amal usaha Muhammadiyah sebagai sarana ibadah, amar makruf nahi munkar, juga menjadikan amal usaha Muhammadiyah sebagai tempat upaya kesehatan kepada kaum dhu’afa dan mendukung pengembangan dakwah berjama’ah. Misi RS PKU Muhammadiyah Bima adalah: a. Mendidik masyarakat untuk hidup sehat. b. Bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. c. Memberikan layanan Kesehatan masyarakat yang terintegrasi : 1) Spiritual. 2) Education. 3) Health. 4) Green. 5) Hospitality. d. Menciptakan kinerja yang Profesional, Efektif dan Efisien. e. Mewujudkan RS PKU Muhammadiyah Bima sebagai Green Hospital.

3. Falsafah Setiap amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan harus mempunyai falsafah bahwa penyelenggaraan rumah sakit sebagai dasar perwujudan iman kepada Allah SWT, berupa amal sholeh dan sebagai sarana tempat untuk beribadah kepada Allah SWT. 4. Nilai Nilai dasar adalah pemilihan koridor yaitu karakter yang diperlukan dan dipelihara agar semangat tetap dimiliki. a. Kejujuran b. Ketaatan terhadap Allah, Rosul dan pemimpin c. Kecermatan d. Ketepatan waktu e. Ketertiban f. Kesabaran dan ketekunan melakukan amal ibadah g. Kesinambungan h. Keikhlasan i. Profesional sesuai dengan standar profesi Tujuan (GOAL) 1. Tercapainya pelayanan yang bermutu tinggi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan 2. Pelayanan kesehatan PKU Muhammadiyah Bima terus meningkat dan berkembang. 3. Tercapainya peningkatan produktifitas pelayanan PKU Muhammadiyah Bima 4. Terbentuknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, memiliki integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya pendidikan dan pelatihan, serta upaya peningkatan kesejahteraan yang adil dan manusiawi.

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA

Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Bima efektif berlaku sejak -- -- 20... Organisasi RS PKU Muhammadiyah Bima dipimpin oleh Direktur. Direktur wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun yang membuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam 5 tahun. Renstra sekurangkurangnya memuat : 1. Evaluasi kinerja 5 tahun sebelumnya. 2. Posisi rumah sakit saat ini. 3. Asumsi yang digunakan dalam menyusun renstra. 4. Penetapan sasaran strategi dan program kerja 5 tahunan.

Renstra disahkan oleh Ketua Divisi PKU Muhammadiyah Bima dipimpin oleh seorang Direktur rumah sakit yang dibantu oleh Wakil Direktur. Struktur Organisasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima dan Kedudukan Unit Pelayanan HIV digambarkan sebagai berikut :

BAB V HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS(HIV)

LATAR BELAKANG Penyakit infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi yang dapat menjangkiti seluruh lapisan masyarakat. Sejak tahun 1987, perkembangan kasus HIV/AIDS di dunia mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan data UNAIDS (United Nations Programme on HIV/AIDS) pada tahun 2008, diperkirakan 33.400.000 penduduk di dunia telah terinfeksi HIV dan terdapat lebih kurang 2.000.000 anak-anak dan dewasa yang meninggal akibat AIDS. Jumlah kasus HIV dari tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif teus dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.

PENGERTIAN HIV HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Atau HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal

sebagai "infeksi oportunistik" karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

VISI PELAYANAN HIV PKU MUHAMMADIYAH BIMA Memberikan pelayanan HIV yang professional dan menyeluruh mengenai kondisi kesehatan pasien untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan serta menjunjung tinggi autonom pasien.

MISI PELAYANAN HIV PKU MUHAMMADIYAH BIMA 1. Menyelenggarakan pelayanan HIV yang menyeluruh dan berorientasi pada ilmu kedokteran berbasis bukti kepada pasien dan keluarga 2. Meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan medis dengan cara memberikan informasi terpadu yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatannya dan memfasilitasi pemilihan rencana promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative 3. Memfasilitasi pengendalian mutu dan biaya kesehatan melalui transparansi informasi sehingga pasien dan keluarganya mendapatkan rasa aman dan percaya.

FALSAFAH Memberikan pelayanan HIV secara selektif, meyeluruh dan terpercaya secara professional, efektif, dan efisien yang dibutuhkan pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan.

NILAI a. Selektif Informasi media yang diberikan adalah untuk bagi setiap individu dan berdasarkan hanya yang terkait dengan kondisi kesehatannya dan apa yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. a. Menyeluruh Meliputi setiap aspek yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya seperti rencana promotif, diagnosis kerja, rencana terapi, prognosis, rencana rehabilitative dan rencana preventif.

b. Terpercaya Informasi media yang diberikan berdasarkan ilmu kedokteran berbasis bukti dan komprehensif c. Professional Dalam memberikan pelayanan HIV dilakukan secara professional d. Efektif dan efisien Memberikan pelayanan pasien dan keluarga secara bekerjasama dengan mitra kerja secara efektif dan efisien.

TUJUAN Tujuan dari pelayanan HIV adalah mencegah penyebaran dan menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS melalui peningkatkan pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS sukarela dan memberikan pengobatan dan perlindungan bagi klien. Meningkatkan kualitas pelayanan medis dengan memberikan informasi medis yang selektif, terpecaya dan menyeluruh kepada pasien dan keluarganya yang datang ke rumah sakit dengan cara menyediakan informasi yang dibutuhkan pasien maupun keluarganya.

SASARAN PELAYANAN HIV Sasaran Pelayanan HIV di Rumah sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari:  Petugas  Pasien  Keluarga Pasien  Kelompok Resiko

PELAYANAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS Pe;layanan HIV / AIDS diberikan oleh tim yang sudah ditunjuk oleh pimpinan Rumah Sakit dan dilakukan di klinik VCT ( Gemphita ) RS PKU Muhammadiyah Bima dengan menggunakan standar prosedur pelayanan ( SPO ) yang di bakukan , adapun pelayanan klinik Gemhita meliputi : Jenis Pelayanan a. Pelayanan VCT/KTS lengkap

b. Pelayanan CST / PDP Komprehensip c. Pelayanan PMTCT / d. Kolaborasi TB - HIV

BAB VI STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PELAYANAN MEDIK

KETUA TIM HIV

Sekretaris Bendahara

Konselor 1. Koord 2. Anggota 3. Anggota 4. Anggota

Case Manager 1. Koordinator 2. Anggota 3. Anggota

Dokter CST 1. Koord 2. Anggota

Reporting , ReRecording

Bagian Kebersihan

VCT DAN CST Petugas laboratorium

Medical Information

Keperawatan dan bidan

Rekam Medik

Rawat Jalan

Rawat Inap

IGD

Marketing

TIM HIV Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima dibawahi langsung oleh Direktur rumah sakit dan dipimpin oleh Dokter. TIM HIV RS PKU Muhammadiyah Bima terdiri dari integrasi kolaborasi 9 (Sembilan) komponen

rumah sakit yaitu : secara garis

komando ( garis tebal ) dan bertanggung jawab langsung diatasnya yaitu : Konselor VCT dengan 1 orang coordinator dan 3 orang anggota, case manager dengan 1 0rang coordinator dan 2 orang anggota, CST dengan 2 orang dokter CST, RR dengan 1 orang petugas RR VCT dan 1 orang petugas orang petugas RR CST ( Farmasi ), 1 orang petugas laboratorium dan 1 orang coordinator kebersihan. Kemudian secara koordinasi yang digambarkan dengan garis putus – putus meliputi dengan bagian Keperawatan, Medical informasion, Rekam Medik, Marketing, rawat jalan, rawat inap, IGD.

BAB VII URAIAN TUGAS DAN WEWENANG TIM PELAYANAN HIV

KETUA PELAYANAN HIV 1. Nama Panitia Kerja

: Tim Pelayanan HIV

2. Nama Jabatan

: Ketua Tim Pelayanan HIV

3. Pengertian

:

Seseorang professional yang diberi tugas danwewenang untuk dapat memimpin dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan HIV. 4. Persyaratan dan kualifikasi a. Pendidikan Formal

: Dokter/Perawat

b. Pendidikan Non Formal

: Sertifikat Seminar

c. Pengalaman Kerja

:

Pengalaman kerja sebagai dokter/perawat di rawat inap dan rawat jalan d. Keterampilan Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan professional. 5. Tanggung jawab Secara administrative dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap pelaksanaan program pelayanan HIV di RS. 6. Tugas Pokok Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program pelayanan HIV di RS 7. Uraian Tugas a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja pelayanan HIV b. Memimpin,

mengkoordinasi

dan

mngevaluasi

pelaksanaan

operasional

pelayanan HIV secara efektif, efisien dan bermutu. c. Bertanggung jawab terhadap coordinator dengan bagian unit kerja terkait d. Memberikan pembinaan terhadap anggota pelayanan HIV e. Membuat daftar inspeksi ke semua unitterkait.

f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota pelayanan HIV untuk membahas dan menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan pelayanan HIV. g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan h. Menjalin kerjasama antar unit terkait i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif. 8. Wewenang a. Memberikan penilaian kinerja anggota pelayanan HIV b. Membuat Prosedure pelayanan HIV 9. Hasil Kerja a. Daftar kerja untuk anggota pelayanan HIV b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pelayanan di HIV c. Standar Operating Procedure pelayanan HIV d. Laporan Program pelayanan HIV e. Bahan Materi konseling

SEKRETARIS TIM PELAYANAN HIV 1. Nama Panitia Kerja

: Tim Pelayanan HIV

2. Nama Jabatan

: Sekretaris Tim Pelayanan HIV

3. Pengertian Seseorang yang ahli dalam bidang pelayanan HIV dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program pelayanan HIV. 4. Persyaratan dan Kualifikasi a. Pendidikan Formal

: Berijazah D3 dari unit terkait

b. Pendidikan Non Formal

: Memiliki pengalaman konsultasi/konseling

c. Pengalaman Kerja

: Memiliki pengalaman sebagai Tenaga pelayanan

HIV d. Keterampilan Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.

e. Berbadan sehat jasmani dan rohani 5. Tanggung jawab Secara administrative dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua Tim Pelayanan HIV 6. Tugas Pokok Ikut peran serta dalam pelaksanaan kegiatan Program Pelayanan HIV 7. Uraian Tugas : a. Mengatur rapat dan jadwal rapat HIV b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya saat waktu makan siang atau sore. c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan administrative termasuk pengarsipannya d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat e. Memberikan pertimbangan/saran HIV pada perencanaan, pengembangan program dan fasilitasnya. 8. Uraian Wewenang : Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan 9. Hasil kerja Analisa dan Pelaporan pelayanan HIV

BENDAHARA TIM PELAYANAN HIV 1. Nama Panitia Kerja

: Tim Pelayanan HIV

2. Nama Jabatan

: Bendahara Tim Pelayanan HIV

3. Pengertian Seseorang yang ahli dalam bidang pelayanan HIV dan mampu dalam menjalankan pelaksanaan Program pelayanan HIV. 4. Persyaratan dan Kualifikasi a. Pendidikan Formal

: Berijazah D3 dari unit terkait

b. Pendidikan Non Formal

: Memiliki pengalaman konsultasi/konseling

c. Pengalaman Kerja

: Memiliki pengalaman sebagai Tenaga pelayanan HIV

d. Keterampilan Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan emosional yang stabil. e. Berbadan sehat jasmani dan rohani f. Tanggung jawab Secara administrative dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua Tim Pelayanan HIV g. Tugas Pokok Ikut peran serta dalam pelaksanaan kegiatan Program Pelayanan HIV Uraian Tugas : a. Mengelola dana yang dimiliki Tim HIV f. Membuat anggaran beaya TIM HIV dan membuat tanda terima uang masuk dan keluar termasuk pengarsipannya g. Melaporkan kondisi keuangan pada setiap rapat TIM h. Memberikan pertimbangan/saran HIV pada perencanaan, pengembangan program dan fasilitasnya. b. Uraian Wewenang : Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan c. Hasil kerja Analisa dan Pelaporan keuangan Tim HIV

KOORDINATOR DAN ANGGOTA TIM PELAKSANA HIV 1. Nama Panitia Kerja

: Tim Pelayanan HIV

2. Nama Jabatan

: Koordinator dan Anggota Tim Pelayanan

HIV,terdiri dari 1. Konselor 2. Case manager 3. Dokter CST 4. Reporting Recording 5. Petugas Laboratorium 6. Petugas Kepbersihan

3. Pengertian Seseorang yang diberi tugas oleh ketua Tim Pelayanan HIV dalam mengidentifikasi kebutuhan konselingkesehatan , memberikan pelayanan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan serta penerapan program kerja Tim Pelayanan HIV dalam masingmasing bagian/unit kerja. 4. Persyaratan dan Kualifikasi

a. Pendidikan Formal

: Berijazah S1 dan atau D3 atau persamaannya dalam bidangnya masing-masing dan memiliki minat dan bakat dalam konselingdan memberikan pelayanan kesehatan HIV.

b. Pendidikan Non Formal

: Memiliki sertifikat kursus / pelatihan bersertifikat sesuai unit kerja masing-masing : 1. Konselor

: bersertifikat pelatihan Konselor

2. Case Manager : Bersetifikat pelatihan Case Manager 3. Dokter CST

: Bersetifikat sebagai dokter CST

4. Reporting Recording : Bersertifikat Pelatihan RR VCT dan RR CST 5. Petugas Lab

: Bersertifikat Laboratorium Testing HIV

c. Pengalaman kerja

: Pengalaman kerja di Rumah Sakit dalam unit masing-masing

d. Keterampilan

: Memiliki

bakat

dan

minat

serta

dedikasi

berkepribadian mantap dan emosional yang stabil.

5. Berbadan sehat jasmani dan rohani 6. Tanggung jawab Secara administrative dan funsional bertanggung jawab kepada Ketua dan wakil Tim Pelayanan HIV dalam pelaksanaan program kerja pelayanan HIV di setiap unitnya masing-masing. 7. Tugas Pokok Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program pelayanan HIVdi unit masingmasing 8. Uraian Tugas

tinggi,

a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan/konseling pelayanaan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan/konselingpelayanan kesehatan yang ada di unit kerja masing-masing c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing-masing. d. 9. Uraian Wewenang Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai konseling kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing. 10. Hasil Kerja a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan/konseling kesehatan per unit kerja b. Pelaksanaan Program kerja HIV di masing-masing unit. c. Penerapan Pedoman HIV kebutuhan penyuluhan/konseling kesehatan d. Penerapan SPO HIV kebutuhan penyuluhan/konseling kesehatan e. Laporan evaluasi kerja

BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA PANITIA HIV

Direktur Pelayanan

Sekretaris

Customer service

Bendahara

Ketua Panitia HIV

Keperawatan (perawat & bidan)

Konselor

Medical information

Case manager

Dokter CST

Rekam Medis

Rohis

Reportig Recording

Keterangan : 

Panitia Tim Pelayanan HIV langsung dibawahi oleh Direktur Pelayanan Rumah Sakit



Ketua Tim Pelayanan HIV bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pelayanan Rumah Sakit



Ketua Tim Pelayanan HIV bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota pelayanan HIV



Sekretaris dan bendahara bertanggung jwab langsung kepada ketua Tim Pelayanan HIV dan diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang pelayanan HIV



Setiap anggota Tim Pelayanan HIV berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan program kerja pelayananHIV dibagian/unit masingmasing kerja



Setiap anggota Tim Pelayanan HIV berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan konseling kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggung jawab langsung kepada ketua Tim Pelayanan HIV

Gizi

Laboratorium Kebersihan



Hasil dari identifikasi kebutuhan konsultasi kesehatan dianalisa dan diolah panitia pelayanan HIV.

BAB IX NO.

Rencana Kegiatan

Target Waktu

Indicator Keberhasilan

1.

Pembentukan TIM HIV

2006

-

2.

Pembuatan Pedoman Pengorganisasian dan pedoman pelayanan HIV Penetapan program kerja HIV Pelatihan dan sosialisasi pelayanan HIV

Oktober 2013

-

3. 4.

5.

6.

Keterangan

biaya

SK Direktur Dokter , perawat, Terbentuknya struktur bidan, farmasi, organisasi dan anggotanya laboratorium ,gizi, PPI, CS, rekam medis, bina rohani dan marketing. Pedoman pelayanan HIV -

Januari- Februari - Program Kerja HIV 20… Januari- Februari Penjadwalan diklat tentang : 20….. - Clinical Pathway dan daily plan (10 penyakit terbanyak) - Tatalaksana pelayanan HIV - Promosi kesehatan kebidanan - Informasi promosi PPI dan farmasi - Informasi fisioterapi dan gizi Pedoman komunikasi Februari 2012 - Komunikasi efektif dan PJ : efektif informasi pelayanan customer service Printing leaflet materi Februari – - Tercetaknya leaflet dan PJ: konsultasi HIV Desember 2012 tersedia di setiap unit yang membutuhkan

-

-

Diserahkan marketing

ke

7.

8.

Penerapan pelayanan HIV

Maret – Desember 2012

Monitoring dan Evaluasi Januari kinerja HIV Desember 2012

– -

9.

Survey lapangan

-

Formulir pemberian Konseling VCT/ KTS dan PITC/TIPK. Formulir edukasi kolaboratif Logbook edukasi kolaboratif Logbook edukasi unit Laporan perunit HIV (Logbook) Laporan panitia HIV (Logbook) Survey kepuasan pelanggan

Laporan HIV

survey

Setiap unit HIV secara simultan bekerja sama untuk meningkatkan promosi kesehatan Rumah Sakit

Dilakukan tiap bulan dalam bentuk laporan bulanan. Dilakukan setiap pasien akan pulang mulai Maret 2012 dan direkap dalam laporan bulanan unit CS lapangan Dilakukan tiap minggu ke 3 untuk survey kesiapan menjelang JCI

BAB X MONITORING DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilanpelaksanaan program.Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk dapatsegera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan,supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan segera. Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu (interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan s/d 1 tahun. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauhmana tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program. Monitoring kinerja pelayanan HIV dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh PJ unit terkait, dokumentasi permintaan konsultasi HIV di status pasien, pencatatan pasien di Logbook (unit dan pelayanan) dan formulir pemberian konsultasi dan formulir pemberian pelayanan. Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan.Evaluasi kinerja panitia pelayanan HIV dilakukan dengan pelaporan dari setiap unit pelayanan HIV, laporan panitia HIV dan survey kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.

BAB XI RAPAT

Rapat Rutin Rapat Rutin diselenggarakan pada : Waktu

: Setiap Rabu minggu Kedua setiap bulannya.

Jam

: 12.30 s.d selesai

Tempat

: Ruang Klinik “GEMPHITA“ RS PKU Muhammadiya Bima

Peserta

: Sub Unit Panitia Pelayanan HIV

Materi

: Minitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan HIV di RS PKU Muhammadiyah Bima

Kelengkapan Rapat

: Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/rekomendasi/ usulan kepada Ketua Tim Pelayanan HIV

Rapat Insidentil Rapat Insidentil diselenggarakan pada : Waktu

: Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas dan diselesaikan segera (menyesuaiakan RS)

Jam

: Sesuai undangan (menyesuaiakan RS)

Tempat

: Ruang

Peserta

: Subunit Pelayanan HIV

Materi

: Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas (menyesuaiakan RS)

Kelengkapan rapat

: Undangan, daftar hadir, notulen rapat

RS PKU Muhammadiyah Bima

BAB XII DOKUMEN TERKAIT

Dokumen terkait adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka pelayanan konseling kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit pelayanan HIV yang meliputi : 1. Materi konsultasi 2. Standard Prosedure Operasional (SPO) 3. SK Direktur sebagai dasar kebijakan pelayanan 4. Dan Lain sebagainya

Semua dokumen digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan HIV dan penerapan pelayanan HIV bagi setiap pasien.

BAB XIII PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian (HIV) ini disusun agar menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan HIV dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit. Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa pelayanan HIV bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit pelayanan HIV saja, pelayanan HIV adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran RS. Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka pelayanan HIV adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap klien Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan berhasil, jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien.Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.

RFERENSI

Kemenkes RI, Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, Jakarta 2011 Dirjen Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, Komisi Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ) , Jakarta 2011 Dinas Kesehatan Propinsi DIY, Pencegahan penularan HIV dari Ibu ke janin Bagi Tenaga Kesehatan, Yogyakarta 2009 Depkes RI , Dirjen YanMed, Dirjen P2MPL, Modul Pelatihan Konseling dan Test Sukarela HIV, Jakarta 2004 Dirjen P2M PL Depkes RI, Pedoman Nasional Perawatan Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA , Jakarta 2003

http://ilmufarmasis.files.wordpress.com/2011/07/buku-pedoman-nasional-penanggulangantbc.pdf http://www.tbindonesia.or.id/pdf/2011/STRANAS_TB.pdf http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/812/4/BK2007-G60.pdf http://www.slideshare.net/DRIrene/design-buku-pedoman-tb-2012-revisi-3 www.pelkesi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56:pelatihanpenanggulangan-tuberkulosis-bagi-tim-HIV-rs-anggota-pelkesi&catid=40:umum&Itemid=67 http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb.pdf http://dokmud.wordpress.com/2010/03/17/HIV-directly-observed-treatment-short-course/ http://www.undp.or.id/programme/propoor/The%20National%20HIV%20&%20AIDS%20Strategy%2020072010%20%28Indonesia%29.pdf http://ino.searo.who.int/LinkFiles/Emergency_and_humanitarian_action_Technical_quide_for_H ealth_Crisis_Response_in_Disaster.pdf http://jurnalkesehatanmasyarakat.blogspot.com/2012/01/makalah-hukum-dan-uu-hivaids.html http://www.healthefoundation.eu/blobs/hiv/73758/2011/27/human_rights___hiv.pdf http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/22/sekilas-info-pelayanan-hiv-348716.html http://tokoonlinemurah.indonesianforum.info/kecantikan/nose-clipper-alat-pemancung-hidungalami

Related Documents


More Documents from "rskg"