Pedoman Pel. Ponek 24 Jam.docx

  • Uploaded by: anisa rahmawati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Pel. Ponek 24 Jam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,517
  • Pages: 26
PEDOMAN PELAYANAN PONEK 24 JAM TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat, serta meningkatnya kesadaran klien/pasien akan hak-haknya perlu kita sadari bersama bahwa pelayanan ibu dan anak di rumah sakit menjadikan suatu tantangan yang harus diantisipasi untuk mencapai peningkatan yang menyeluruh. Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibu dan anak di rumah sakit, yaitu dengan mewujudkan suatu pelaksanaan standar pelayanan yang memadai serta perilaku yang benar di setiap tindakan yang berhubungan dengan pelayanan tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas, maka perlu diterbitkan Buku Pedoman Pelayanan Ponek 24 jam RS PKU Muhammadiyah Bima Besar harapan kami buku ini dapat dipelajari, dipahami serta petugas mampu melaksanakan setiap kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Bima sehingga kegiatan pelayanan Ponek 24 jam dapat berjalan dengan lancar dan tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga senantiasa kami harapkan. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bima Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima

dr. H. Muhammad Ali, Sp. PD NBM. 1080453

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... Daftar Isi .............................................................................................................................. Surat Keputusan Direktur .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... A. Latar Belakang ................................................................................................ B. Tujuan .............................................................................................................. C. Ruang Lingkup Pelayanan............................................................................... D. Batasan Operasional ........................................................................................ E. Landasan Hukum ............................................................................................. BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.................................................................. B. Distribusi Ketenagaan ..................................................................................... C. Pengaturan Jaga ............................................................................................... BAB III STANDAR KETENAGAAN A. Denah Ruang ................................................................................................... B. Standar Fasilitas .............................................................................................. BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ....................................................................... A. Pelayanan Rawat jalan ................................................................................... B. Pelayanan Rawat Inap .................................................................................... C. Sistem Rujukan .............................................................................................. BAB V LOGISTIK ............................................................................................................ BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................................................................. BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................................. BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ............................................................................... BAB IX PENUTUP ............................................................................................................

iii

ii iii iv 1 1 2

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA Ijin Walikota Bima Nomor : 201 Tahun 2014 Alamat : Jalan Gajah Mada Telp. (0374) 42100 Kelurahan Monggonao Kecamatan Mpunda Kota Bima NTB E-mail : [email protected]

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA No : 01 /PED/RSPKUM/PROGNAS/II/2019

Tentang : PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF (PONEK) 24 JAM RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima setelah : Menimbang

a. Bahwa mengingat msih tingginya angka kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan kesehatan ibu maka dapat diketahui betapa pentingnya Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif sebagai kegiatan yang terintegrasi di Rumah sakit. b. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud huruf a. perlu menetapkan kebijakan pedoman pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif 24 jam di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima yang ditetapkan dengan keputusan Direktur

Mengingat

1.

Undang undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2.

Undang undang RI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

3.

Undang undang RI no 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

4.

PerMenKes no. 290/ MenKes /per /iii /2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

5.

PerMenKes no 269 / MenKes /Per /iii /2008 tentang Rekam Medis.

6.

SK PDM Nomor: 040/KEP/III.0/H/2015 tentang pengangkatan dr H. Muhammad Ali, Sp.PD sebagai direktur RS PKU Muhammdiyah Bima

Memperhatikan

Memo Intern Direktur RS PKU Muhammadiyah Bima perihal Pengajuan Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif 24 jam di RS PKU Muhammadiyah Bima

iv

MEMUTUSKAN MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RS PKU MUHAMMADIYAH BIMA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF 24 JAM RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA Pertama

Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif Emergency (PONEK) di RS PKU Muhammadiyah Bima sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

Kedua

Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif Emergency (PONEK) di RS PKU Muhammadiyah Bima sebagaimana terlampir dalam keputusan Direktur harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.

Ketiga

Keputusan ini berlaku tahun sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini maka akan diadakan perbaikan dan perubahan seperlunya. Di tetapkan di : Bima Tanggal

: 08 Februari 2019

Tepat tanggal : 03 Jumadil Akhir 1440

RS PKU Muhammadiyah Bima Direktur,

dr. H. Muhamad Ali Sp. PD NBM:1080453

v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu Negara, masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI 307/100.000 KH dan AKB 35/10.000 KH (SDKI 2002/2003). Angka Kematian Ibu di Indonesia masih menempati peringkat teratas di antara Negara-negara Asia Tenggara. Penyebab Kematian Ibu terbanyak adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama/macet 8% dan aborsi 5% (SKRT 2001). Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka kematianPerinatal, dimana kematian karena gangguan perinatal menurut Survey kesehatan Rumah Tangga 1986 adalah 42,3% dari kematian bayi pada usia 0-1 bulan. . Mengingat kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan ibu dimana AKI masih tinggi maka betapa pentingnya pelayanan maternal dan Perinatal sebagai kegiatan integrative di rumah sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB. Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang bermasalah. Komplikasi Obstetri tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu perlu strategi penurunan kematian dan kesakitan maternal perinatal dengan meningkatkan kualitas pelayanan serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dengan pembekalan pelatihan secara berkala. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi prasarana dan sarana serta manajemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan perubaban perilaku dalam pelayanan kepada pasien. B. Tujuan Pedoman 1. Tujuan Umum a. Peningkatkan Pelayanan maternal dan Perinatal yang bermutu dalam usaha penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.

1

2. Tujuan Khusus a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek administrasi, manajemen, kompetensi, SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di Rumah Sakit. b. Terklaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah Sakit. C. Ruang Lingkup Pelayanan Upaya pelayanan PONEK : 1. Stabilisasi di IGD dan persiapan untuk pengobatan definitif. 2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK di ruang tindakan 3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi dan seksio sesarea 4. Perawatan intensif ibu dan bayi 5. Pelayanan Asuhan Antenatal resiko tinggi D. Batasan Operasional 1. PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ) 2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal 3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier. 4. Rumah Sakit PONEK 24 jam adalah Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam. 5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai batasan operasional periode perinatal l dimulai pada usia kehamilan 27 minggu hingga bayi baru lahir usia 0-7 hari 6. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran, sehat, utuh, serta sanggup berkembang secara optimal sehingga tercipta generasi masa depan yang berkualitas. 7. Kematian Perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan usia 27 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari. 8. Kematian maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, sampai masa nifas 42 hari setelah melahirkan, tidak memandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan E. Landasan Hukum 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang - Undang Repullik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah ,Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Repullik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit 5. Kepmenkes RI Nomor 1045/Menkes/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan

2

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam Di Rumah Sakit. 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

3

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya manusia Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan PONEK maka standar tenaga di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima dijabarkan sebagai berikut : Nama Jabatan Kualifikasi Formal Non Formal Ketua Tim PONEK Dokter spesialis Pelatihan PONEK kebidanan dan kandungan Koordinator UGD Pendidikan dokter Pelatihan PONEK Koordinator Poli DIII kebidanan Pelatihan PONEK Kebidanan Koordinator Ruang DIII kebidanan Pelatihan PONEK bersalin dan nifas Koordinator pelayanan DIII kebidanan atau Pelatihan PONEK perinatologi keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan Pelayanan PONEK dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan yang berkualitas untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan yang telah ditentukan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Ketua Tim PONEK adalah spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang terlatih 2. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD 3. Koordinator Poli kebidanan adalah lulusan DIII kebidanan masa kerja minimal 3 tahun 4. Koordinator pelayanan ruang bersalin dan nifas adalah lulusan DIII kebidanan, masa kerja minimal 3 tahun. 5. Koordinator Pelayanan Perinatologi adalah lulusan DIII kebidanan atau keperawatan masa kerja 3 tahun C. Pengaturan Jaga Dinas Jam Dinas 1. Dinas Pagi : Pukul 07.30 – 14.00 wita 2. Dinas Siang : Pukul 14.00 – 20.00 wita 3. Dinas Malam : Pukul 20.00 – 07.30 wita 4. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus maternal (sesuai jadwal) 5. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal dan pediatrik (sesuai jadwal) 6. Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal neonatal (sesuai jadwal)

4

BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (sesuai lampiran) : 1. Ruang bersalin 2. Ruang Nifas 3. Ruang NICU 4. Pojok Laktasi 5. Poli Anak 6. Poli Kebidanan dan Kandungan B. Standar Fasilitas PONEK 1. Kriteria umum Rumah Sakit PONEK a. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik dan neonatus. b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat daruratan obstetrik dan neonatus. c. Mempunyai Standar Operasional Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat daruratan obstetrik dan neonates d. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat daruratan obstetrik dan neonatus e. Mempunyai standar respon time di IGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam. f. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam), untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. g. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit h. Memiliki petugas yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktuwaktu, meskipun on call i. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK antara lain dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dokter/petugas anestesi,dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat. j. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam. k. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK seperti laboratorium dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia l. Perlengkapan  Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak, cairan dll)  Permukaan metal harus bebas karat atau bercak  Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil)  Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar  Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi  Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel, dan steker menempel kokoh) 5

m. Bahan  Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini. 2. Kriteria Khusus a. Sumber Daya Manusia Memiliki Tim PONEK esensial yang terdiri dari :  2 dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan*  2 dokter spesialis Anak*  2 dokter di Unit Gawat Darurat  3 orang bidan (1 koordinator dan 2 penyelia)  2 orang perawat Keterangan tanda * : dalam kondisi khusus tenaga dokter spesialis tersebut tidak ada di wilayah rujukan, maka masing-masing tenaga dokter spesialis dapat digantikan oleh doktter umum yang memiliki kompetensi yang diperlukan terkait obstetri dan neonatal emergency, diberikan wewenang khusus oleh Direktur RS. Tim PONEK ideal ditambah:  1 Dokter spesialis anesthesi  1 Perawat anesthesi  6 Bidan pelaksana  10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)  1 Petugas laboratorium (setingkat analis)  1 Petugas Radiologi  1 Pekarya kesehatan  1 Petugas administrasi  1 Konselor laktasi  1 Tenaga Elektromedik Staf 

Dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan khusus neonatologi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam



Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, harus tersedia/ dapat dihubungi 24 jam



Dokter spesialis anestesi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam



Dokter dan perawat harus terlatih dalam asuhan neonatal (ASI, resusitasi neonatus, kegawatdaruratan neonatus). Tim UGD sebaiknya sebagai pemeriksa awal dan cepat untuk menemukan kegawatdaruratan dan melakukan tindakan stabilisasi untuk penyelamatan jiwa, sedangkan tindakan definitif sebaiknya dilakukan di kamar bersalin.



Rasio perawat : pasien = 1 : 2-4 dalam setiap tugas jaga



Konselor laktasi yang dapat dihubungi 24 jam

b. Prasarana dan Sarana Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK diperlukan:  Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman  Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap  Ruang pulih/observasi pasca tindakan  Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi dengan penyakit dalam. 6

c. Kriteria Umum Ruangan  Struktur Fisik - Lantai dari porselin atau plastik - Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci  Kebersihan - Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah - Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah Rumah Sakit. - Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan, instrument, pintu, jendela, dinding, steker listrik dan langit-langit  Pencahayaan - Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik. - Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak masuk. - Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh. - Tersedia peralatan gawat darurat. - Ada cukup lampu untuk setiap neonatus  Ventilasi - ventilasi termasuk jendela cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang. - Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik. - Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C - Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)  Pencucian Tangan - Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki - Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding) - Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka. - Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka - Harus ada handuk (kain bersih atau tisu) untuk mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah wastafel d. Kriteria Khusus Ruangan  Area Cuci Tangan di Ruang Obstetri dan Neonatus - Diruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel  Area resusitasi dan stabilisasi di ruang obstetric dan neonates (IGD) - Paling kecil, ruangan berukuran 8 meter dan ada di dalam unit perawatan khusus . - Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan ibu bersalin dan bayi - Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermi, asfiksia dan apabila perlu menolong darurat serta resusitasi. - Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi dan inkubator. - Kamar PONEK membutuhkan : o Ruang berukuran 15 meter o Berisi lemari dan troli darurat 7

o o o o o o o o o o o o o o o o o

Tempat tidur bersalin serta tiang infus. Inkubator transport Pemancar pemanas Meja kursi Aliran udara bersih dan sejuk Pencahayaan Lampu sorot dan lampu darurat Mesin isap Defibrillator Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (outlet) Lemari isi : perlengkapan persalinan, vakum, forceps, kuret, obat, infus Alat resusitasi dewasa dan bayi Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik Alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin Nurse station dan lemari rekam medik USG mobile Sarana pendukung, meliputi : toilet, kamar tunggu keluarga, kamar persiapan peralatan (linen dan instrument), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar operasi i terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari i unit gawat darurat

e. Ruangan Maternal  Kamar bersalin - Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD - Luas minimal 6 m2 orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2 penolong diperlukan 4x4 m2 = 16 m2. - Paling kecil ruangan berukuran 12 m2 (6 m2 untuk masing-masing pasien). - Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah. - Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir. - Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat melintas orang. - Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin. - Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum - Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat. - Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat. Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin. - Harus ada kamar mandi toilet berhubungan kamar bersalin - Ruang post partum harus cukup luas - Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari. - Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup. - Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan. - Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa kekoridor)

8

-

 

Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari berisii perlengkapan darurat atau obat Pojok Laktasi Terdapar ruangan yang berisi meja, kursi, wastafel. Ruang Operasi - Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasii seksio sesaria dan laparatomi. - Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Di dalam kamar operasi tersedia pemancar panas dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi. - Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah berisi meja, kursi perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi, nadi oksigen dan sebagainya, tempat rekam medis, troli darurat. - Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien

f. Ruangan penunjang yang harus disediakan  Ruang perawat/bidan  Kantor perawat  Ruang rekam medik  Toilet staf  Ruang staf medik  Ruang loker staf/perawat  Ruang rapat  Ruang keluarga pasien  Ruang cuci peralatan  Ruang linen bersih g. Unit transfuse darah 24 jam h. Laboratorium 24 jam i. Radiologi 3. Peralatan esensial Tabel peralatan maternal esensial No Jenis Peralatan 1

2 3

Kotak Resusitasi Ambubag dan sungkup Laringoskop dewasa berfungsi dengan baik Laringoskop bayi Selang reservoir oksigen Alat suntik 1, 3, 5, 10, 20 cc Infus set Obat – obatan cairan infuse, adrenalin, atropine, Nacl, MgSO4, sodium bikarbonat, dexamethasone Stilet Alat endotrakea ukuran 2 ½, 3, 3 ½ Incubator Infant warmer

Jumlah di RS 1

Jumlah yang dibutuhkan 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1

1 1 4 1 9

4 5 6 7 8 9 10

Ekstraktor vakum Forceps naegel Monitor denyut jantung/pernafasan Fetal dopler Set seksio sesarea AVM Pompa vakum listrik

Tabel peralatan neonatus esensial No Jenis Peralatan 1 2 3 4 5 6

Infant warmer 1 unit di Instalasi kamar operasi Pulse oximeter neonatus Terapi sinar Siringe pump Tabung oxigen Lampu tindakan

4 1 1 1 2 1

2 1 1 1 2 -

Jumlah yang ada 1

Kebutuhan

1 3 1

1 3 1 1 1

3

1

10

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Rawat Jalan Tata Laksana pelayanan perinatal resiko tinggi dalam ruang lingkup pelayanan rawat jalan terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan di Poli Kebidanan dan Kandungan yang terjadwal setiap hari kerja Senin sampai dengan Sabtu jam 07.00 sampai dengan jam 14.00. Kegiatan pelayanan rawat jalan adalah : 1. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan. a. Pelayanan pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerja 07.00 sampai dengan 14.00 wita kecuali hari jumat pukul 07.00-11.00 wita meliputi: -

Perawatan masa hamil yang meliputi kondisi kandungan pada kasus tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG. Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi pencatatan keluhan, pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi atau luka post operasi.. Dalam pelayanan pasien di poliklinik ini dilakukan juga deteksi dini kehamilan yang mempunyai resiko tinggi serta penatalaksanaannya bahkan pencegahan komplikasi lebih lanjut dengan intervensi pengobatan yang diperlukan, dilakukan pencatatan serta perencanaan dalam proses persalinan untuk resiko tinggi

b. Pelayanan KB. - sasaran : setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk mengatur kehamilan - jenis pelayanan kontrasepsi : IUD, pil KB, implan atau susuk, suntik, kondom, MOW c. Kandungan. a. Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis, misalnya mioma, kista uteri, endometriosis 11

Alur pasien rawat jalan

Pasien

Baru

Lama

Pendaftaran pasien rawat jalan

Unit rawat jalan yang dituju

Pulang

Rawat Inap

B. Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap dengan pintu masuk baik dari poli maupun rawat darurat dengan kasus-kasus kehamilan patologis. Persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus rujukan dengan kondisi gawat darurat. Pelayanan rawat inap ada pada lantai satu Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima dengan kapasitas tempat tidur untuk maternal ada 12 tempat tidur dan untuk neonatus normal yang lahir di Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima terdapat 4 box bayi, Untuk ruang neonatus kasus rujukan atau lahir di luar Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah bima di rawat di ruang neonatus dengan kapasitas 5 box bayi, 1 inkubator dan 1 infant radiant warmer. 1. Klasifikasi Penyakit a. Pelayanan Kesehatan Maternal  Persalinan fisiologis  syok  Perdarahan pada kehamilan muda  Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan  Perdarahan pasca persalinan  Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma, tekanan darah tinggi  Persalinan lama  Malpresentasi dan malposisi  Demam dalam kehamilan dan persalinan  Demam pasca persalinan  Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan persalinan  Gerak janin tidak dirasakan 12

 Ketuban pecah dini  Gawat janin dalam persalinan b. Pelayanan Kesehatan Neonatus  Neonatus normal  Neonatus bermasalah : - asfiksia neonatorum - tetanus neonatorum - sepsis - trauma lahir - sindrom gangguan pernafasan - bayi berat lahir rendah - kelainan kongenital - ikterus neonatorum - bayi lahir dengan ibu bermasalah, infeksi hepatitis B, diabetes melitus dan ibu dengan TBC. 2. Pengembalian Rekam Medik Data Rekam Medis yang berkaitan dengan pelayanan perinatal resiko tinggi disesuaikan dengan segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik dalam hal pengisian, waktu penyelasaian, kelengkapan serta pengembalian data. Pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan pengembalian rekam medis 2x24 jam setelah pasien pulang. Alur pasien rawat inap Unit rawat jalan (poliklinik, IGD, rehab,dll)

Pendaftaran Rawat inap

Ruang Perawatan

Sembuh

Rujuk

Meninggal

Kasir rawat inap

Nurse station ranap

Kasir ranap

Kamar Pulang

Kasir Ranap

Jenazah 13

Rumah sakit rujukan Pulang

C. Sistem Rujukan 1. Pengertian rujukan Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik vertikal maupun horizontal, maupun struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit, masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Kegiatan rujukan mencakup: a. Rujukan Pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah sakit. Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit dengan mengikuti sistem rujukan yang ada b. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk peningkatan kemampuan tenaga kesehatan (dana, alat dan sarana) c. Rujukan manajemen. Dapat berupa permintaan kepada unit yang lebih mampu atau bantuan kepada unit yang kurang mampu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang tidak dapat diatasi sendiri 2. Sistem pelayanan rujukan maternal dan perinatal di Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga kesehatannya. Harus ada koordinasi mudah sehingga tidak merugikan pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah yang utama Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan didalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian instalasi anak, obstetri dan ginekologi. Rujukan eksternal mengikuti mekanis merujuk pasien sesuai jenjang pelayanan. Persiapan rujukan pasien ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi : a. Menyiapkan petugas yang terlatih untuk mendampingi pasien b. Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk ke rumah sakit lain. c. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. d. Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan resume medik pasien meliputi riwayat penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah diberikan dan keterangan lain yang perlu atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien. e. Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan dari dokter dan keluarga

14

Alur rujukan pasien Ibu hamil & neonatus

Dokter OBSGIN, dokter, bidan

Instalasi Gawat darurat

Kamar tindakan Laboratorium

prosedur tindakan kasus rujukan sesuai standar PONEK

Kasir Ranap Nifas Kamar operasi Prosedur operasi pada kasus rujukan

Ruang perinatologi Kasir Ranap

Kamar bersalin Prosedur persalinan normal kasus rujukan sesuai standar

Instalasi

v

farmasi

Bank darah

15

BAB V LOGISTIK A. Obat-obatan maternal khusus PONEK

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Nama Obat Ringer asetat Dextrose 10% Dextran 40/ HES Saline 0,9 % Adrenalin/ epinefrin Metronidazole Kaladex atau ampul KCL Larutan ringer laktat Kalsium glukonat 10% Ampisillin Gentamisin Dexametasone Aminophyline Transamin Dapamin Dobutamin Sodium bikarbonat 8,4% MgSO4 40% Nifedipine

B. Obat – obatan neonatal khusus PONEK No Nama Obat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Keterangan Ada Tidak

Keterangan Ada Tidak

Dextrose 10% Dextran 40/HES NS KCL NaCl 0,9% 25 ml NaCl 0,9% 500 ml Kalsium glukonat 10 ml Dopamin Dobutamin Adrenalin/epinefrin Morphin Sulfas atropine Midazolam Phenobarbital injeksi MgSO4 20% Sodium bikarbonat 8,4% Ampisilin Gentamisin

16

BAB VI KESELAMATAN PASIEN A. Definisi Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. B. Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di rumah sakit 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan C. Standar Pasien Safety Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap ibu dan bayi : 1. Ketepatan identitas Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila: tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah alamat. 2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien. 3. Pelaksanaan ESBAR Target 100% konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR 4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang Target 100%.Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas 5. Ketepatan pemberian obat Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah obat, salah jumlah, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien. 6. Ketepatan transfuse Target 100%.Yang dimaksud tidak tepat apabila: salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien.

17

BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Pengertian Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit B. Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. C. Tatalaksana Keselamatan Karyawan a. Setiap petugas medis dan non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, Yaitu :  Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi  Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll  Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll  Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non-infeksius  Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas  Dekontaminasi dengan larutan klorin  Pencucian dengan sabun  Pengeringan c. Menggunakan baju kerja yang bersih d. Melakukan upaya medis yang tepat dalam menangani kasus maternal dan neonatal

18

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU A. ON THE JOB TRAINING 1. Pengertian On the job training (OJT) adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengawasi atau mengevaluasi kinerja unit maternal neonatal RS PKU Muhammadiyah Bima di dalam OJT juga terkandung upaya bimbingan/penyampaian saran jika ditemukan kejanggalan/hal-hal yang tidak sesuai dengan seharusnya. 2. Pelaksana Tim pelaksana dapat berasal dari tim PONEK RS PKU Muhammadiyah Bima maupun tim PONEK RS luar, apabila dirasa belum mampu melakukan secara mandiri. Penilaian oleh tim PONEK RS PKU Muhammadiyah Bima minimal harus dikerjakan satu kali setiap bulannya dilanjutkan dengan memebrikan laporan kepada direktur Rumah Sakit. Hal ini dinilai adalah standar Kinerja Manajemen yang terdiri atas : a. Standar masukan Daftar tilik pemantauan standar masukan meliputi area cuci tangan, area resusitasi dan stabilisasi di ruang neonates/IGD, unit perawatan khusus, unit perawatan intensif, area laktasi, area pencucian incubator. b. Tandar manajemen Daftar tilik pemantauan pengelolaan menurut bagiannya antara lain referensi catatan medis, sumber daya manusia, manajemen kualitas, manajemen pemeliharaan. 3. Peserta Peserta adalah unit maternal neonatal beserta berbagai unit pendukungnya. Hal ini dilakukan dalam waktu bersamaan, sehingga jika ada masalah dapat diselesaikan bersama. Kesehatan ibu dan anak merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 4. Pelaksanaan OJT dilakukan selama 2 hari. Hari pertama secara bersama-sama mengevaluasi kinerja manajemen dan kinerja klinis RS PONEK tersebut. Di hari pertama ini juga sekaligus diberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan. Hari kedua memberikan laporan kepada direktur Rumah sakit sekaligus membicarakan langkah selanjutnya yang perlu diupayakan. 5. Instrumen Agar lebih seragam dan terarah, sediakan instrument untuk melakukan OJT yaitu : b. Standar kinerja manajemen (standar masukan dan standar manajemen) c. Standar kinerja klinis (protocol asuhan neonatal ssensial dan buku paket pelatihan PONEK : protocol bagi tenaga kesehatan) 6. Target Target pengendalian mutu pada pelayanan PONEK RS PKU Muhammadiyah Bima yaitu mengurangi dua pertiga tingkat kematian anak-anak usia dibawah lima tahun dan mengurangi tiga perempat rasio kematian ibu dalam proses melahirkan. B. IN HOUSE TRAINING In house training adalah suatu kegiatan berupa lokakarya yang melibatkan seluruh personil RS PKU Muhammadiyah Bima yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan PONEK. Materi lokakarya dapat meliputi pelatihan manajemen maupun bidang klinis. 19

C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA Pemantauan dan evaluasi kinerja ini bersifat : 1. Dapat dilakukan mandiri oleh tim PONEK RS PKU Muhammadiyah Bima tidak tergantung pada siapapun, dilakukan setiap saat berkesinambungan dan terarah. 2. Bila tim PONEK RS PKU Muhammadiyah Bima belum bisa melakukan penilaian mandiri dapat meminta bantuan pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah RS yang sudah memenuhi criteria RS mampu PONEK atau kelompok profesi yang sudah kompeten dalam membentuk pelatihan PONEK bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat. Penilaian ini secara bertahap akan dikurangai dan diupayakan untuk dapat kembali ke poin 1 yaitu menilai secara mandiri. 3. Hasil penilaian dapat meliputi 3 kriteria yaitu RS belum mampu PONEK, Mampu PONEK dan Mampu PONEK plus. 4. Hasil penilaian ini harus dilaporkan ke direktur RS PKU Muhammadiyah Bima. Pihak dinas kesehatan setempat yang bekerjasama dengan profesi terkait perlu mendapat laporan dalam upaya mendapatkan legitimasi hasil pencapaian ini. 5. Bagi RS PONEK yang ingin meningkatkan hasil pencapaian kinerja RS PONEKnya dapat melalui berbagai cara yang dirasakan paling sesuai yaitu magang, sistering atau mengikuti suatu pelatihan yang sudah terstandarisasi. 6. Untuk mempertahankan/meningkatkan pencapaian kinerja RS PONEK perlu dilakukan AMP secara berkala minimal 3 atau 4 kali dalam setahun.

AMP bukan hanya membicarakan berbagai kasus kematian ibu dan bayi tetapi juga ditujukan bagi kasus yang nyaris mati. Hal ini peerlu dilakukan agar tidak terulang kejadian yag sama. Selain itu AMP juga membahas pencegahan keakitan/kematian ibu saat melahirkan, upaya perluasan cakupan peserta KB agar mencapai 75%. Berbagai hal yang bersifat nonmedik seperti yang tertera di bawah ini : 1. Perlu tidaknya uang muka rumah sakit 2. Siapa yang menanggung biaya transport pasien ke rumah sakit 3. Kelambatan petugas 4. Intensif untuk tenaga medis 5. Persediaan obat dan lain-lain

20

BAB IX PENUTUP Perawatan perinatal tidak dapat dipisahkan dengan riwayat kehamilan seorang ibu sedangkan angka kematian maternal sendiri masih sangat tinggi yang banyak disebabkan karena perdarahan, infeksi dan hipertensi. Oleh sebab itu peningkatan kualitas dari pelayanan obstetri dari pusat rujukan adalah sangat penting. Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Bima sebagai tempat pelayanan yang terkait secara khusus dalam pelayanan perinatal resiko tinggi berperan juga untuk meningkatkan kualitas pelayanannya dalam keikutsertaan untuk menurunkan angka kematian maternal lneonatal. Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif sebagai acuan untuk melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan maternal neonatal di ruang lingkup rumah sakit RS PKU Muhammadiyah Bima.

21

Related Documents


More Documents from "Hendi Setyowati"