Oleh: Mutia Kenwalastri Npm: 71170891389 Pembimbing: Dr. Erfitrina Sp.m

  • Uploaded by: Mutia Kenwalastri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Oleh: Mutia Kenwalastri Npm: 71170891389 Pembimbing: Dr. Erfitrina Sp.m as PDF for free.

More details

  • Words: 627
  • Pages: 20
Oleh : Mutia Kenwalastri NPM : 71170891389 Pembimbing : dr. Erfitrina Sp.M

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR SMF MATA RSUD DR. PIRNGADI MEDAN 2019



Retinitis pigmentosa (RP)adalah sekelompok degenerasi retina herediter heterogen yang ditandai oleh disfungsi progresif fotoreseptor, disertai oleh hilangnya sel secara progresif dan akhirnya atrofi beberapa lapisan retina

 

berjalan progresif yang onset bermula sejak kanak-kanak dan mengenai kedua mata RP dapat ditularkan oleh semua kelainan genetik.



Retina  selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola mata



Retina terdiri dari 10 lapisan



Retina terdiri atas fotoreseptor yang berperan dalam proses penglihatanya itu fotoreseptor batang dan kerucut



Pada sel batang terdapat komponen kimia yang dikenal dengan rodopsin dan pada sel kerucut dikenal dengan pigmen warna







Sel kerucut  photoptic vision, yaitu melihat warna cahaya dengan intensitas tinggi dan penglihatan sentral (ketajaman penglihatan). Sel kerucut terdapat 3 macam pigmen, yang masing-masing peka terhadap sinar merah, hijau, biru. Sel batang  scotoptic vision, yaitu untuk melihat cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat warna, untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan.



Retinitis pigmentosa  sekelompok degenerasi retina herediter yang ditandai oleh disfungsi progresif fotoreseptor dan disertai oleh hilangnya sel secara progresif dan akhirnya atrofi beberapa lapisan retina



Retinitis pigmentosa  sekelompok gangguan retina yang menyebabkan hilangnya ketajaman penglihatan secara progresif, defek lapangan penglihatan, dan kebutaan pada malam hari

   

Terjadi pada 5 orang per 1000 populasi dunia Kejadian pada pembawa (carrier) diyakini sekitar 1 dari 100 Pada umumnya laki-laki lebih sering terkena dari pada perempuan biasanya terdiagnosis pada masa dewasa muda, meskipun onset dapat bermula dari bayi atau masa kanak-kanak

  



penyakit genetik yang diwariskan sebagai sifat Mendel beberapa kasus retinitis pigmentosa terjadi karena mutasi DNA mitokondria gen pertama yang menunjukkan kelainan pada retinitis pigmentosa yaitu rhodopsin  banyak mutasi pada gen dapat menyebabkan retinitis pigmentosa disebabkan oleh sejumlah cacat genetik,dapat diturunkan dengan autosomal resesif, autosomal dominan, X liked resesif atau simpleks

 



Mekanisme pasti dari degenerasi fotoreseptor belum diketahui Dapat terjadi apoptosis degeneratif fotoreseptor batang dengan fotoreseptor kerucut pada tingkat yang lanjut Perubahan histologis pertama yang ditemukan di fotoreseptor adalah pemendekan segmen luar batang. Segmen luar semakin memendek, diikuti oleh hilangnya fotoreseptor batang.





kematian dari fotoreseptor batang menyebabkan kehilangan penglihatan perifer dan kehilangan penglihatan pada malam hari. Kematian fotoreseptor kerucut terjadi dengan cara yang mirip dengan apoptosis batang dengan pemendekan segmen luar diikuti dengan hilangnya sel  gangguan penglihatan sentral

  



penurunan penglihatan pada malam hari atau dalam cahaya yang kurang, penurunan lapangan pandang perifer yang menyebabkan penglihatan terowongan, kehilangan penglihatan sentral (dalam kasuskasus lanjutan). Pada stadium akhir semua visus dapat menghilang dan penderita menjadi buta



Pada funduskopi terdapat :  penyempitan arteriol-arteriol retina  diskus optikus pucat seperti lilin  bercak-bercak di epitel pigmen retina  penumpukan pigmen retina perifer yang disebut sebagai “bone-spicule”.

Anamnesis : sejak masa kanak-kanak yaitu adanya rabun senja dan penyempitan lapangan pandang perifer  Temuan pada funduskopi : Adanya “bone spicule”, atrofi saraf optik, diskus optikus pucat seperti lilin yang terjadi pada fase lanjut, arteriarteri menjadi sempit.  Elektroretinogram (ERG) : respon yang subnormal atau tidak ada respon sama sekali  memperlihatkan penurunan hebat atau menghilangnya fungsi retina 

  



chloroquine retinopathy thioridazine retinopathy syphilitic neuroretinitis Cancer-related retinopathy

   

belum ada yang efektif Pemakaian kaca mata gelap pemberian vitamin A palmitat dengan dosis harian yang sangat tinggi 15000 IU Saat ini sedang berkembang pengetahuan untuk pengobatan retinitis pigmentosa dengan retinal transplantasi, retinal implants, terapi gen, stem cells.

  

Retinitis pigmentosa adalah kronis progresif. Penampakan klinis tergantung pada bentuk spesifik dari kelainan yang terjadi. Bentuk yang parah atau stadium akhir menyebabkan kebutaan

Related Documents


More Documents from "Fathia Sabila Umar"