dr. Yuni kartini Pembimbing: dr. elisa
Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Alamat No. RM
: An. A :15 tahun : Laki-Laki : Pelajar : Islam : Metro Timur : 349153
Nyeri pada perut kanan bawah
Mual dan muntah (+) Nafsu makan berkurang Demam (+)
2 Hari SMRS os mengeluhkan nyeri pada perut kanan bawah, nyeri
dirasakan seperti ditusuk dan terasa pedih. Keluhan nyeri terjadi tiba-tiba dan bersifat hilang timbul. Awalnya nyeri terasa pada bagian ulu hati kemudian nyeri berpindah dan menetap pada perut kanan bawah. Nyeri berkurang apabila terlentang. Os mengeluhkan mual, muntah, nafsu makan berkurang, terasa lemas, os juga mengalami demam namun setelah minum obat parasetamol demam turun, keluhan BAK dan BAB disangkal. Os sering merasa nyeri perut berulang sejak 1 bulan SMRS.
•Riwayat Keluarga
: (-)
Riwayat masa lampau
•Penyakit terdahulu •Trauma terdahulu •Operasi
: (-) : (-) : (-)
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis GCS : E4 V5 M6 Berat Badan : 48 kg Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg N : 96x/menit RR : 22x/menit, S : 36,5oC SPO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik
Hasil
Kepala
DBN
Mata
Skler ikterik -, konjungtiva anemis (-/-),
THT
DBN
Mulut
DBN
Leher
DBN
Dada
DBN
Jantung
Aritmia(-) mur-mur(-) Gallop(-)
Paru-paru
Wheezing(-) Ronkhi (-)
Perut
nyeri tekan (+) di titik Mc
Anogenital
Tidak ada indikasi pemeriksaan
Anggota gerak
DBN
Status neurologis
DBN
Musculoskeletal
DBN
Kulit
Regio inguinal dextra
Inspeksi: Tampak sakit sedang, perut datar tidak terlihat massa (benjolan), tidak ada kemerahan, warna kulit sama seperti disekitarnya, bekas luka (-).
Palpasi : nyeri tekan (+) di titik Mc. Burney, Rovsing sign (+), obturator sign (+), nyeri tekan lepas (+), tidak teraba massa Perkusi : Tympani Auskultasi : Peristaltik normal, metalic sound (-)
- Skor Alvarado 1-4 dipertimbangkan appendicitis akut
- Skor alvarado 5-6 possible appendicitis - Skor alvarado 7-9 pasti appendicitis akut (Wien et al, 2002)
Dalam kasus ini didapatkan alvarado score nya adalah 8.
13 desember 2018 Darah Lengkap
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
14,3
g/dL
12 – 14
Leukosit
16.700
103/µL
5.00 – 10.00
Eritrosit
6,2
106/ µL
4.5 – 6.5
MCV
90
fl
82 – 92
MCH
31
pg
27 – 31
MCHC
34
g/dL
32 – 37
Hematokrit
28
%
37 – 43
Appendicitis infiltrate Ren dextra et sinistra dan VU tampak normal
Diagnosis klinis Appendisitis Acut Diagnosis Banding • Appendisitis acut • Limfadenitis mesenterika
IVFD RL 500 cc / 8 jam (transfusi set)
Bedah : Appendektomi
Kebanyakan pasien setelah operasi appendektomi sembuh spontan tanpa penyulit, namun komplikasi dapat terjadi apabila pengobatan tertunda atau telah terjadi peritonitis / peradangan di dalam rongga perut
Anatomi Appendiks
Appendiks merupakan lanjutan caecum, pangkal appendiks muncul pada bagian posteromedial caecum ± 2.5 – 3.5 di bawah katup illiocaecal. Bentuk: tabung Panjang: 10 cm (kisaran 3-15 cm) Diameter: 0,5-1 cm
Dinding appendiks: ◦ ◦ ◦ ◦
Mukosa Submukosa Muscularis serosa
Vascularisasi: ◦ A. appendikularis
Cbg dr A. ileocolica
a. Appendikularis
a. ileocaecal
Apendiks
menghasilkan lendir 1-2 ml
per hari. IgA dihasilkan oleh GALT (Gut associated Lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks.
Appendisitis adalah proses radang appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Insidens:
lebih banyak di negara maju Insidens tertinggi: umur 20-30 thn Pria dan wanita sebanding, kecuali pada umur 20 – 30 tahun insidens pada pria lebih tinggi.
Obstruksi lumen merupakan appendisitis Obstruksi disebabkan oleh:
penyebab
◦ Fekalit (40%) ◦ Hiperplasia kelenjar lymphoid ◦ Parasit E.histolytica ◦ Cacing Ascaris ◦ Benda asing ◦ Tumor atau perlekatan
utama
Sumbatan lumen
Edema
Sekresi berkumpul dalam lumen Hambatan aliran lymphe
Peregangan serosa appendix
tekanan intra luminal
Nyeri periumbilikalis
Tekanan
Aliran darah Peradangan serosa
Iskhemia
Bakteri
Nyeri somatik / nyeri kuadran bawah
Bila lumen terbentuk pus
Nyeri abdominal diffuse daerah umbilikus dan periumbilikalis 4 – 6 jam kemudian nyeri kwadran bawah (titik Mc.Burney) dan demam subfebris Anoreksia, nausea dan muntah Terdapat konstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare
Pemeriksaan fisik
Demam subfebris: 37,5-38,5oC. –
Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.
Inspeksi: –
Penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.
–
Appendisitis akut abdominal swelling
Nyeri tekan pada perut kanan bawah (Mc. Burney) Defans muscular lokal menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal. Nyeri lepas Pada appendiks letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang.
Rovsing Sign Blumberg Sign
Peristaltik usus: normal
◦ peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
Psoas Sign Obturator Sign
RT: nyeri arah jam 9 – 12
Leukositosis ringan ◦ >13.000/mm3: appendisitis perforasi ◦ Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan appendisitis. ◦ Diff count: shift to the left
Urin: sedimen normal ◦ terdapat leukosit & eritrosit > dari normal bila appendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika.
Appendiks normal sering tak terlihat Kriteria diagnosis appendiks akut : ◦ Diameter appendiks > 6 mm ◦ Atau adanya appendikolith Appendisitis akut doughnut sign (cincin hiperechoic dikelilingi cincin hipoechoic) Periappendicular infiltrat massa dengan echo struktur inhomogen; batas tak jelas Periappendicular abcess lesi anechoid
Pada CT Scan khususnya appendiceal CT, lebih akurat dibanding USG.
Selain dapat mengidentifikasi appendiks yang
mengalami
inflamasi
(diameter
lebih dari 6 mm) juga dapat melihat adanya perubahan akibat inflamasi pada periappendiks.
Appendiktomi ◦ Cito ◦ Elektif
: akut, abses & perforasi : kronik
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah appendektomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, Perforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun suatu peritonitis generalisata. Peritonitis merupakan infeksi yang berbahaya karena bakteri masuk kerongga abdomen, dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Tanda-tanda terjadinya perforasi:
◦ nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh ◦ Suhu tubuh naik tinggi sekali. ◦ Nadi semakin cepat. ◦ Defans Muscular yang menyeluruh ◦ Bising usus berkurang
Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis morbiditas & mortalitas bila terjadi komplikasi.