MONOGRAFI OBAT WARFARINUM NATRICUM ( Warfarin Natrium ) Garam natrium 3-(α-asetonilbenzil)-4-hidroksikumarin ( 129-06-06) C19H15NaO4 Warfarin NAtrium adalah zat padat amorf atau klatrat hablur. Bentuk klatrat terutama terdiri dari warfarin natrium dan isopropyl alkohol, dalam perbandingan molekul (2:1); mengandung tidak kurang dari 8,0% dan tidak lebih dari 8,5% isopropyl alcohol. Warfarin Natrium mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C19H15NaO4, dihitung terhadap zat anhidrat untuk bentk amorf atau terhadap zat anhidrat dan bebas isopropyl lkohol untuk bentuk hablur. Pemerian. Bentuk amorf atau serbuk hablur; warna putih; tidak berbau; rasa agak pahit. Warna hilang oleh pangarh cahaya. Kelarutan. Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan eter. Baku Pembanding. Warfarin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pebtoksida P selama 4 jam sebelum digunakan. Identifikasi. A. Spektrum serapan inframerah residu yag diperoleh pada uji Identifikasi B dan didispersikan dalam kalium bromide P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada warfarin BPFI. B. Larutkan lebih urang 100 mg dalam 25 mL air, dan tambahkan asam klorida P hingga pH kurang dari 3, gunakan kertas indikator dengan rentang pH pendek. Aduk campuran dan biarkan endapan menggumpal. Sering campuran tersebut, cuci endapan 4 kali, tiap kali dengan 5 mL air dan lakukan pengeringan pada hampa udara diatas fosfor pentoksida P seama 4 jam; warfarin yang diperoleh melebur antar 157ͦ dan 167ͦ, tetapi jarak antara mulai dan melebur sempurna tidak lebih dari 4ͦ. C. Filtrat yang diperoleh dalam uji Identifikasi B menunjukan reaksi Natrium cara A dan B seperti yag tertera pada Uji Identifikasi Umum (291). pH (1071) Antara 7,2 dan 8,3 ; lakukan penetapan menggunakan larutan ( 1 dalam 100).
Air ( 1031) Metode I Tidak lebih lebih dari 4,5% untuk bentuk amorf; dan tidak lebih dari 0,3% untuk bentuk hablur klatrat. Serapan dalam larutam basa. Serapan tidak lebih dari 0,1; lakukan penetapan sebagai berkut: Timbang seksama 1,25 g, larutkan dalam 10Ml larutan natrium hidroksida p (1 dalam 20), saring melalui penyaring mebran, ukur serapan dalam waktu 15 menit pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 385 nm menggunakan larutan natrium hidroksida P ( 1 dalam 20) sebagai blangko. Logam berat. (371)Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 45 mL air, tambahkan 5 mL asam asetat glasial P, aduk hingga endapan menggumpal, saring dan gunakan 25 mL filtrate, jika perlu gunakan asam asetat glasial P untuk mengatur pH. Kandungan isopropyl alcohol ( Bentuk hablur klatrat ) Larutan baku internal. Encerkan 2 mL larutan n-propil alcohol P kedalam labu terukur 100 mL, tambahkan air sampai tanda. Larutan baku. Timbang seksama lebih kurang 1.6 gr isopropyl alcohol P, masukkan ke dalam labu terukur 100 mL, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mL ke dalam labu terukur 100 mL tambahkan 10,0 mL Larutan baku internal, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan uji. Timbang seksama lebih kurang 1,85 g, larutkan dengan lebih kurang 50 mL air dalam labu terukur 100 mL, tambahkan 10,0 mL larutan baku internal, encerkan dengan air sampai tanda. Sistem kromatografi. Lakukan seperti yang tertera pada Kromatografi (931). Kromatograf gas dilengkapi dengan detector ionisasi nyala dan kolom 4 mm X 1,8 m berisi bahan pengisi dengan penyangga S2, dengan ukuran partikel 80 esh sampai 100 mesh. Pertahankan suhu kolom, injector dan detector berturut-turut pada lebih kurang 140ͦ, 200ͦ dan 250ͦ. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa, laju aliran lebih kurang 40 mL per menit. Suhu kolom dapat disesuaikan sehingga kriteria kesesuaian system dapat disesuaikan sehingga kriteria kesesuaian system dapat dipenuhi yaitu: resolusi, R, antara n-propil alcohol dan isopropyl alcohol tidak kurang dari2,0. Faktor ikutan, T, untuk puncak isopropyl alcohol tidak lebih dari 1,5 dan perbandingan simpangan baku relative dari luas isopropil alcohol terhadap luas n-propil alkohol pada lima kali penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%. Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume sama ( lebih kurang 5µl) Larutan baku dan LArutan uji ke dalam kromatograf dan ukur luas puncak utama yang diperoleh. Hitung bobot dalam mg puncak utama. Hitung bobot dalam mg isopropi alcohol dengan rumus: 100 C ( Ru )
Rs C adalah kadar isopropil alcohol dalam mg per mL Larutan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan antara luas puncak isopropil alcohol terhadap n-propil alkohol dari Larutan uji dan Larutan beku. Cemaran senyawa organic mudah menguap (471) Metode I Memenuhi syarat. Penetapan Kadar Dapar pH 7,4 MAsukkan 1,36 g kalium fosfat monobasa P kedalam labu terukur 200 mL, dan larutkan dalam 50 mL air. Tambahkan 39,1 mL natrum hidroksida 0,2 N dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH dengan Natrium hidroksida P atau asam fosfat P hingga hingga pH 7.4 ±0,1. Fase gerak. Buat campuran methanol P-air-asam asetatglasial P (64:36:1), saring dan awaudarakan. Atur perbandingan bila perlu. Larutan baku internal. Larutkan propil paraben P dalam pelarut campuran asetonitril P dan asam asetat glasial P ( 988:12) hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL. Larutan baku. Timbang seksama lebih kurang 94 mg Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu terukur 250 mL, larutkan dalam 97,8 ml Natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan 62,5 ml kalium fosfat monobasa 0,2 M, encerkan dengan air sampai tanda, pipet 5 ml larutan ini, 5 ml Dapar Ph 7,4 dan 10 ml larutan baku internal ke dalam labu erlemeyer campur. Larutan uji timbang seksama lebih kurang 100 mg, lakukan seperti yang tertera pada larutan baku. Sistem kromatografi lakukan seperti yang tertera pada kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detector 280 nm Dna kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju aliran lebih kurang 1,4 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap larutan baku sebanyak 5 kali penyuntikan dan rekam respons puncak yang dihasilkan seperti yang tertera pada prosedur: waktu retensi relatif propil paraben dan warfarin berturut-turut lebih kurang 0,75 dan 1,0 resolusi dari dua puncak tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif warfarin tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif warfarin tidak lebih dari 2,0 % Prosedur suntikan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20). Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama yang dihasilkan. Hitung jumlah dalam mg C19H15NaO4 dengan rumus: (330,31/308,33) C (R11/Rs))
330,31 dan 308,33 berturut-turut adalah bobot molekul warfarin natrium dan warfarin: C adalah kadar warfarin BPFI dalam ug per ml larutan baku Ru dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak warfarin terhadap propil paraben dari larutan uji dan larutan baku. Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.