Mikropaleontologi Acara 2 Identifikasi Fosil Benthonik.docx

  • Uploaded by: Sarjan Djalil
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mikropaleontologi Acara 2 Identifikasi Fosil Benthonik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,538
  • Pages: 40
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture 4. Keel

VENTRAL No Peraga Susunan Kamar Bentuk Kamar Bentuk Test Suture  Ventral  Dorsal Komposisi Test Jumlah Kamar  Ventral  Dorsal Komposisi kimia Aperture Hiasan Pada  Test  Aperture  Suture  Umbilicus  Peri-Peri Kelas Ordo Family Genus Spesies Lin. Pengendapan Keterangan Osangularia, family

DORSAL : 06 : Polythalamus : Angular Conical : Lenticular : Tertekan Kuat : Tertekan Sedang : Calcareous : 11 : >8 : Calcareous : Primary Aperture Interiomarginal Slit : Smooth : Slitlike :: Umbilicus : Keel : FORAMINIFERA : ROTALIIDA : ALABAMINIDAE : Osangularia : Osangularia culter (Parker and Jones, 1865) : Bathyal Bawah – Abysal (Tipsword, 1966) : Pada sampel No. 06 dijumpai spesies Osangularia culter, genus ALABAMINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA

dengan bentuk test Lenticular, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Sedang, jumlah kamar ventral 11, dan jumlah kamar dorsal >8. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Slitlike, hiasan pada umbilicus Umbilicus dan hiasan pada peri-peri Keel. Memiliki aperture Primary Aperture Interiomarginal Slit dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Bawah – Abysal yaitu 500 - >2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Aperture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 07 Susunan Kamar : Polythalamus (Triserial) Bentuk Kamar : Angular Truncate Bentuk Test : Elongate (Memanjang) Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal : Tertekan Lemah Komposisi Test : Calcareous Jumlah Kamar  Ventral :7  Dorsal :1 Komposisi kimia : Calcareous Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Flape  Suture : Umbilicus : Ventral Uumbo  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : BULIMINIDAE Genus : Bulimina Spesies : Bulimina marginata (D’Orbigny, 1826) Lin. Pengendapan : Neritik Luar (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 07 dijumpai spesies Bulimina marginata, genus Bulimina, family BULIMINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Truncate. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Lemah, jumlah kamar ventral 7 dan jumlah kamar dorsal 1. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Flape dan hiasan pada umbilicus Ventral Umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Nneritik Luar yaitu 100 – 200 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture 4. Aperture

VENTRAL

SAMPING

No Peraga : 08 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal :Komposisi Test : Gamping Berpori Jumlah Kamar  Ventral :9  Dorsal :Komposisi kimia : Gamping Berpori Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Round  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Ventral Umbo  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : ANOMALIDAE Genus : Cibicides Spesies : Cibicides americanus (Cushman) Lin. Pengendapan : Neritik Tengah (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 08 dijumpai spesies Cibicides americanus, genus Cibicides, family ANOMALIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat dengan jumlah kamar ventral 11. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Round, hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Ventral umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Berpori. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Tengah yaitu 20 – 100 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 09 Susunan Kamar : Polythalamus (Triserial) Bentuk Kamar : Subglobular Bentuk Test : Elongate (Memanjang) Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal : Tertekan Lemah Komposisi Test : Calcareous Jumlah Kamar  Ventral :5  Dorsal :4 Komposisi kimia : Calcareous Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Cancelatte  Aperture : Round  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Ventral Umbo  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : BULIMINIDAE Genus : Bulimina Spesies : Bulimina alazanensis (Cushman, 1927) Lin. Pengendapan : Bathyal Atas – Bathyal Bawah (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 09 dijumpai spesies Bulimina alazanensis, genus Bulimina, family BULIMINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Subglobular. Suture ventral Tertekan Sedang, suture dorsal Tertekan Lemah, jumlah kamar ventral 5, dan jumlah kamar dorsal 4. Memiliki hiasan pada permukaan test Cancellate, hiasan pada aperture Round, hiasan pada suture Retrall Processes dan hiasan pada umbilicus Ventral Umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Atas – Bathyal Bawahyaitu 200 - 2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar

VENTRAL

SAMPING

No Peraga : 10 Susunan Kamar : Polythalamus (Biserial) Bentuk Kamar : Subglobular Bentuk Test : Elongate Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal :Komposisi Test : Pasiran Jumlah Kamar  Ventral :9  Dorsal :Komposisi kimia : Pasiran Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Aperture : Suture : Umbilicus : Ventral Umbo  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : TEXTULARIDAE Genus : Textularia Spesies : Textularia mexicana (Cushman) Lin. Pengendapan : Neritik Luar (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 10 dijumpai spesies Textularia mexicana, genus Textularia, family TEXTULARIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Subglobular. Suture ventral Tertekan Kuat dengan jumlah kamar ventral 9. Memiliki hiasan pada permukaan hiasan pada umbilicus Ventral Umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Pasiran. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Luar yaitu 100 – 200 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture 4. Keel

VENTRAL No Peraga Susunan Kamar Bentuk Kamar Bentuk Test Suture  Ventral  Dorsal Komposisi Test Jumlah Kamar  Ventral  Dorsal Komposisi kimia Aperture Hiasan Pada  Test  Aperture  Suture  Umbilicus  Peri-Peri Kelas Ordo Family Genus Spesies Lin. Pengendapan Keterangan genus Laticarinina,

: 01 : Polythalamus : Angular Conical : Evolute : Tertekan Kuat :: Calcareous dan Kitin :9 :: Calcareous dan Kitin : Primary Aperture Subequatorial Slit : Smooth : Slitlike : Retral Processes : Umbilicus : Keel : FORAMINIFERA : ROTALIIDA : DISCORBINELLIDAE : Laticarinina : Laticarinina pauperata (Parker and Jones, 1865) : Bathyal Atas (Tipsword, 1966) : Pada sampel No. 01 dijumpai spesies Laticarinina pauperata, family DISCORBINELLIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas

FORAMINIFERA dengan bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat dengan jumlah kamar ventral 9. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Slitlike, hiasan pada Suture Retral Processes, hiasan pada umbilicus Umbilicus dan hiasan pada peri-peri Keel. Memiliki aperture Primary Aperture Subequatorial Slit dan komposisi kimia Calcareous dan Kitin Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Atas yaitu 200 – 500 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture 4. Keel

VENTRAL No Peraga : 02 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal :Komposisi Test : Calcareous Jumlah Kamar  Ventral :9  Dorsal :Komposisi kimia : Calcareous Aperture : Primary Aperture Equatorial Slit Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Slitlike  Suture : Limbate  Umbilicus : Umbilicus  Peri-Peri : Keel Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : PLANULINIDAE Genus : Planulina Spesies : Planulina foveolata (Brady, 1884) Lin. Pengendapan : Neritik Luar (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 02 dijumpai spesies Planulina foveolata, genus Planulina, family PLANULINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Sedang dengan jumlah kamar ventral 9. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Slitlike, hiasan pada suture Limbate, hiasan pada umbilicus Umbilicus dan hiasan pada peri-peri Keel. Memiliki aperture Primary Aperture Equatorial Slit dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neiritik Luar yaitu 100 - 200 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar

VENTRAL No Peraga : 03 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Subglobular Bentuk Test : Elongate Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal :Komposisi Test : Calcareous Jumlah Kamar  Ventral :5  Dorsal :Komposisi kimia : Calcareous Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Cancellate  Aperture : Phyaline  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Ventral Umbo  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : UVIGERIDAE Genus : Uvigerina Spesies : Uvigerina mexicana (Nuttall, 1932) Lin. Pengendapan : Neritik Luar (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 03 dijumpai spesies Uvigerina mexicana, genus Uvigerina, family UVIGERIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Subglobular. Suture ventral Tertekan Kuat dengan jumlah kamar ventral 5. Memiliki hiasan pada permukaan test Cancellate, hiasan pada aperture Phyaline, hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Ventral Umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Luar yaitu 100 - 200 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

SAMPING

No Peraga : 04 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal :Komposisi Test : Gamping Berpori Jumlah Kamar  Ventral : 10  Dorsal :Komposisi kimia : Gamping Berpori Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Cribate  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : ANOMALIDAE Genus : Cibicides Spesies : Cibicides pseudongerianus (Cushman) Lin. Pengendapan : Neritik Tengah (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 04 dijumpai spesies Cibicides pseudongerianus, genus Cibicides, family ANOMALIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA

dengan bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical Suture ventral Tertekan Sedang dengan jumlah kamar ventral 10. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Cribate, hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Umbilicus. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Berpori. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Tengah yaitu 20 - 100 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Keel

VENTRAL No Peraga Susunan Kamar Bentuk Kamar Bentuk Test Suture  Ventral  Dorsal Komposisi Test Jumlah Kamar  Ventral  Dorsal Komposisi kimia Aperture Hiasan Pada  Test  Aperture  Suture  Umbilicus  Peri-Peri Kelas Ordo Family Genus Spesies Lin. Pengendapan Keterangan Osangularia, family

: 05 : Polythalamus : Angular Conical : Lenticular : Tertekan Lemah :: Calcareous : 10 :: Calcareous : Primary Aperture Interiomarginal Slit : Smooth : Slitlike :: Open Umbilicus : Keel : FORAMINIFERA : ROTALIIDA : ALABAMINIDAE : Osangularia : Osangularia velascoensis (Cushaman, 1925) : Bathyal Bawah (Thomas, 1990) : Pada sampel No. 05 dijumpai spesies Osangularia culter, genus ALABAMINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA

dengan bentuk test Lenticular, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Lemah dengan jumlah kamar ventral 10. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Slitlike, hiasan pada umbilicus Open Umbilicus dan hiasan pada peri-peri Keel. Memiliki aperture Primary Aperture Interiomarginal Slit dan komposisi kimia Calcareous. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Bawah yaitu 500 - 2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

SAMPING No Peraga : 16 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Uniserial Bentuk Test : Elongate Suture  Ventral : Dorsal :Komposisi Test : Gampingan Berpori Jumlah Kamar  Ventral : Dorsal :Komposisi kimia : Gampingan Berpori Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Aperture : Suture : Retral Processes  Umbilicus : Peri-Peri : Keel Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : NODOSARIIDAE Genus : Nodosaria Spesies : Nodosaria vertebralis (Batsch) Lin. Pengendapan : Neritik Tengah (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 16 dijumpai spesies Nodosaria vertebralis, genus Nodosaria, family NODOSARIIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Uniserial. Memiliki hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada peri-peri Keel. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gampingan Berpori. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Tengah yaitu 20 - 100 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 17 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Uniserial Bentuk Test : Elongate Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal : Tertekan Sedang Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral :4  Dorsal :4 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Puncate  Aperture : Cribate  Suture : Bridge  Umbilicus : Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : BOLIVINITIDAE Genus : Virgulina Spesies : Virgulina advena (Cushman, 1922) Lin. Pengendapan : Abysal (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 17 dijumpai spesies Virgulina advena, genus Virgulina, family BOLIVINITIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Uniserial. Suture ventral Tertekan Sedang, suture dorsal Tertekan Sedang, jumlah kamar ventral 4, dan jumlah kamar dorsal 4. Memiliki hiasan pada permukaan test Puncate, hiasan pada aperture Cribate dan hiasan pada suture Bridge.. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Abysal yaitu >2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL No Peraga Susunan Kamar Bentuk Kamar Bentuk Test Suture  Ventral  Dorsal Komposisi Test Jumlah Kamar  Ventral  Dorsal Komposisi kimia Aperture Hiasan Pada  Test  Aperture  Suture  Umbilicus  Peri-Peri Kelas Ordo Family Genus Spesies Lin. Pengendapan Keterangan Gyoroidina, family

DORSAL : 18 : Polythalamus : Subglobular : Evolute : Tertekan Kuat : Tertekan Kuat : Gamping Hyalin :8 : 18 : Gamping Hyalin : Simple Aperture : Smooth : Lip/rim : Retral Processes : Ventral Umbo :: FORAMINIFERA : ROTALIIDA : GAVELINELIDAE : Gyoroidina : Gyroidina soldani (D’Orbigny, 1826) : Bathyal Atas (Tipsword, 1966) : Pada sampel No. 18 dijumpai spesies Gyroidina soldani, genus GAVELINELIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA

dengan bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Subglobular. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Kuat, jumlah kamar ventral 10, dan jumlah kamar dorsal 18. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Lip/rim, hiasan pada sutiure Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Ventral Umbo. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Atas 200 - 500 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 19 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal : Tertekan Sedang Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral : 10  Dorsal : 10 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Round  Suture : Bridge  Umbilicus : Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : CIBICIDIDAE Genus : Cibicides Spesies : Cibicides umbonatus (Phleger and Parker, 1951) Lin. Pengendapan : Neiritik Luar (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 19 dijumpai spesies Cibicides umbonatus, genus Cibicides, family CIBICIDIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Sedang, suture dorsal Tertekan Sedang, jumlah kamar ventral 10, dan jumlah kamar dorsal 10. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Round dan hiasan pada suture Bridge. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Luar yaitu 100 - 200 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 20 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal : Tertekan Kuat Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral : 12  Dorsal : 10 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Puncate  Aperture : Lip/rim  Suture : Bridge  Umbilicus : Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : CYCLAMMINIDAE Genus : Cyclammina Spesies : Cyclammina cancellata ( Bardy, 1879) Lin. Pengendapan : Bathyal Atas (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 20 dijumpai spesies Cyclammina cancellata, genus Cyclammina, family CYCLAMMINIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas

FORAMINIFERA dengan bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Kuat, jumlah kamar ventral 10, dan jumlah kamar dorsal 10. Memiliki hiasan pada permukaan test Puncate, hiasan pada aperture Lip/rim, hiasan pada suture Bridge dan hiasan pada umbilicus Umbilicus. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Atas yaitu 200 - 500 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 11 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal : Tertekan Sedang Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral : 11  Dorsal : 11 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Puncate  Aperture : Lip/rim  Suture : Bidge  Umbilicus : Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : CIBICIDIDAE Genus : Cibicides Spesies : Cibicides kullenbargi (Parker, 1953) Lin. Pengendapan : Bathyal Bawah – Abysal (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 11 dijumpai spesies Cibicides kullenbargi, genus Cibicides, family CIBICIDIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Sedang, jumlah kamar ventral 11, dan jumlah kamar dorsal 11. Memiliki hiasan pada permukaan test Puncate, hiasan pada aperture Lip/rim, hiasan pada suture Bridge dan hiasan pada umbilicus Umbilicus. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Bawah – Abysal yaitu 500 - >2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 12 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Evolute Suture  Ventral : Tertekan Sedang  Dorsal : Tertekan Sedang Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral :8  Dorsal :8 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Lip/rim  Suture : Bridge  Umbilicus : Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : ELPHIDIIDAE Genus : Elphidium Spesies : Elphidium incertum ( Williamson, 1858) Lin. Pengendapan : Neritik Dalam (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 12 dijumpai spesies Elphidium incertum, genus Elphidium, family ELPHIDIIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Evolute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Sedang, suture dorsal Tertekan Sedang, jumlah kamar ventral 8, dan jumlah kamar dorsal 8. Memiliki hiasan pada permukaan test Puncate, hiasan pada aperture Lip/rim, hiasan pada suture Bridge dan hiasan pada umbilicus Umbilicus. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Dalam yaitu 0 - 20 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture

VENTRAL

DORSAL

No Peraga : 13 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Angular Conical Bentuk Test : Involute Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal : Tertekan Kuat Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral : 12  Dorsal : 12 Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Lip/rim  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Deeply Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : NONIONIDAE Genus : Nonion Spesies : Nonion grateloupii (D’Orbigny, 1839) Lin. Pengendapan : Neritik Dalam (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 13 dijumpai spesies Nonion grateloupii, genus Nonion, family NONIONIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Involute, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Angular Conical. Suture ventral Tertekan Kuat, suture dorsal Tertekan Kuat, jumlah kamar ventral 12, dan jumlah kamar dorsal 12. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Lip/rim, hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Deeply Umbilicus. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Dalam yaitu 0 - 20 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test

VENTRAL No Peraga : 14 Susunan Kamar : Monothalamus Bentuk Kamar : Subglobular Bentuk Test : Spherical Suture  Ventral : Dorsal :Komposisi Test : Gamping Hyalin Jumlah Kamar  Ventral : Dorsal :Komposisi kimia : Gamping Hyalin Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Puncate  Aperture : Suture : Umbilicus : Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : REUSSELLIDAE Genus : Reussella Spesies : Reussella atlantica (Cushman, 1947) Lin. Pengendapan : Neritik Dalam (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 14 dijumpai spesies Reussella atlantica, genus Reussella, family REUSSELLIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Spherical, susunan kamar monothalamus dan bentuk kamar Subglobular. Memiliki hiasan pada permukaan test Puncate. Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gamping Hyalin. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Neritik Dalam yaitu 0 – 20 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Acara 2: Identifikasi Fosil Benthonik

Nama : Muh. Sarjan Djalil NIM

: F 121 17 003

Keterangan : 1. Test 2. Kamar 3. Suture 4. Aperture

VENTRAL No Peraga : 15 Susunan Kamar : Polythalamus Bentuk Kamar : Subglobular Bentuk Test : Elongate Suture  Ventral : Tertekan Kuat  Dorsal :Komposisi Test : Gampingan Berpori Jumlah Kamar  Ventral : 14  Dorsal :Komposisi kimia : Gampingan Berpori Aperture : Simple Aperture Hiasan Pada  Test : Smooth  Aperture : Round  Suture : Retral Processes  Umbilicus : Deeply Umbilicus  Peri-Peri :Kelas : FORAMINIFERA Ordo : ROTALIIDA Family : BULIMINAIDAE Genus : Bulimina Spesies : Bulimina Elongata (D’Orbigny, 1846) Lin. Pengendapan : Bathyal Atas (Tipsword, 1966) Keterangan : Pada sampel No. 15 dijumpai spesies Bulimina Elongata, genus Bulimina, family BULIMINAIDAE, ordo ROTALIIDA, kelas FORAMINIFERA dengan

bentuk test Elongate, susunan kamar Polythalamus dan bentuk kamar Subglobular. Suture ventral Tertekan Kuat dengan jumlah kamar ventral 14.. Memiliki hiasan pada permukaan test Smooth, hiasan pada aperture Round, hiasan pada suture Retral Processes dan hiasan pada umbilicus Deeply Umbilicus.Memiliki aperture Simple Aperture dan komposisi kimia Gampingan Berpori. Berdasarkan klasifikasi lingkungan pengendapan Tipsword 1966, fosil ini masuk dalam lingkungan pengendapan Bathyal Atas yaitu 500 - 2000 m di bawah permukaan. Foraminifera benthonik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara vagile (merambat/merayap) dan sessile (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos yang vagile adalah pseudopodia. Terdapat yang semula sesile dan berkembang menjadi vagile serta hidup sampai kedalaman 3000 meter di bawah permukaan laut. Manfaat dari fosil ini adalah untuk menetukan lingkungan pengendapan, memberikan keterangan-keterangan paleontologi yang penting dalam menyusun standar section suatu daerah, membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau resgresi serta tebal/tipis batuan, sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri, karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

PRAKTIKAN

ASISTEN DOSEN

MUH. SARJAN DJALIL F 121 17 003

IRA KUSUMA DANI F 121 16 008

Related Documents


More Documents from ""