Metode Hemoglobin 1. Tabung sahli diisi dengan hcn sebanyak 0.1 sampai garis terbawah atau angka 30 tabung. 2. Darah diserap menggunakan pipet sahli dan pipa penyedotnya sampai batas garis 20 mm3. 3. Ujung pipet dibersihkan. 4. Masukkan segera ke dalam tabung sahli. 5. Diambkan 3-5 menit. 6. Encerkan isi tabung dengan aquades dengan menggunakan pipet tetes, sampai menyamai warna standar. Batang pengaduk tidak boleh dikeluarkan sampai proses selesai. 7. Kadar Hb dibaca dengan melihat miniskus cairan pada tabung sahli. Satuannya % atau gr/dl. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah parktikan tidak dapat menentukan jumlah persen hemoglobin hal ini dikarenakan mungkin adanya kesalah dalam metode pelaksanaan sehingga sampai habis waktu praktikum tetapi tidak menentukan dengan asti dan jelas persentasi dari hemaglobin.
2. Pembahasan Hemoglobin (Hb) adalah protein yang mempunyai daya gabung dengan oksigen dan membentuk oxyhemoglobin di dalam sel darah merah, melalui fungsi ini oksigen dibawa dari paruparu ke jaringan-jaringan tubuh. Hemoglobin merupakan persenyawaan yang berfungsi mengikat oksigen dalam darah yang terdiri dari atas molekul porfirin, Fe, glisin dan gugus samping metil, propionil dan vinil (Soeharsono 2010). Raguati dan Rahmatang (2012) mengatakan kadar hemoglobin pada kambing adalah 8-14g% atau hemoglobin (Hb) yang normal untuk ternak kambing 8-14 gr/100 ml darah (Hariono, 1980), jika terjadi penurunan kadar hemoglobin dapat menghambat metabolisme. Kadar hemoglobin selain dipengaruhi oleh kecukupan gizi, terutama protein sebagai penyusun hemoglobin, juga dipengaruhi oleh bangsa, umur, jenis kelamin dan aktivitas. Menurunnya kadar oksigen dalam darah menyebabkan kadar hemoglobin meningkat sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin dan demikian sebaliknya (Swenson, 1988). Darah memiliki peranan dalam tubuh ternak, antara lain: membawa nutrien, mengangkut oksigen, dan karbon dioksida, serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh (Frandson, 1992). Sintesa pembuatan hemoglobin diperlukan 3 bagian utama yaitu protoforfirin tipe III, globin dan mineral Fe. Protoforfirin merupakan isomer yang penting dalam membentuk hemoglobin. Profirin tereduksi atau protobilinogen merupakan zat antara dalam biosintesis protoforfirin. Penggabungan Protoforfirin dengan Fe disebut heme, yang terjadi didalam mitokondria. Kemudian globin merupakan protein khusus yang dihasilkan didalam mekanisme sintesa protein (Cantarrow dan Tamper, 1962) . Swenson (1997), bahwa hemoglobin secara fisik mempunyai hubungan dengan oksigen. Intensitas warna Hb tergantung banyaknya oksigen. Apabila hemoglobin mengikat oksigen maka larutan akan berwarna merah cerah, sedangkan pada saat hemoglobin mengadakan reduksi maka larutan akan berwarna ungu. Menurut Anggorodi (1994), ketersediaan Fe dalam tubuh harus cukup sehingga proses penyerapan Fe sesuai dengan kebutuhannya. Tidak adanya perbedaan diduga asam amino penyusun hemoglobin disusun hanya dari protein ransum dan belum tentu NPN yang berasal dari urea. Hemoglobin merupakan zat warna darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbon dioksida. Hemoglobin merupakan gabungan antara heme dan globin. Heme terbentuk dari besi dan dibentuk didalam mitokondria, sedangkan globin terbentuk oleh protein. Pada proses pembentukan protein yang digunakan untuk membentuk hemoglobin hanya pada
proses pembentukan globin dan protein yang digunakan sedikit, sehingga sumbangan nitrogen pada urea yang ditambahkan pada ransum tidak berpengaruh pada pembentukan hemoglobin.
Sumber Pustaka Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung (ID): Widya Padjadjaran Raguati, Rahmatang. 2012. Suplementasi urea saka multinutrien blok (USMB) plus terhadap hemogram darah kambing Peranakan Ettawa (PE). Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) vol1:1 Swenson, M.J. 1997. Dukes Physiology of Domestical Animal. Ed ke-9. London: Cornell University Press. Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Edisi ke-5, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Cantarrow, A. and M. Tamper. 1962. Clinical Biochemistry. W.B. Sauders Company Philadelphia. Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Terjemahan: B. Srigandono & K. Praseno. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Hariono, B. 1980. Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.