Membangun Perjanjian Yang Efektif Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kegiatan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) telah menciptakan sejumlah hubungan perikatan yang berkaitan erat satu dengan yang lain sehingga sangat penting untuk membuat kesepakatan melalui perjanjian yang efektif, praktis dan mudah untuk dipahami serta terdokumentasi dengan baik. Melihat kondisi tersebut, maka sebagai pelaku PPK perlu untuk mengetahui dan memahami serta mampu membuat suatu perjanjian yang secara substansial dapat memberikan jaminan hak dan kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian. Apa saja komponen utama suatu perjanjian? Secara umum, komponen perjanjian terdiri tiga unsur, yaitu: a.
unsur esensiil, yaitu unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian karena keberadaannya membuat perjanjian itu terjadi. Mis: Hal yang diperjanjikan;
b.
unsur naturiil, yaitu unsur yang selayaknya ada di dalam perjanjian dan sudah berlaku umum. Dalam hal ini adalah nama dan domisili para pihak serta tanggal perjanjian; dan
c.
unsur aksidentiil atau insidentiil, yaitu unsur yang melengkapi suatu perjanjian yang keberadaannya tidak banyak berpengaruh dalam keabsahan perjanjian namun sangat diperlukan dalam proses pembuktian. Misalnya syarat-syarat, hak dan kewajiban serta upaya penyelesaian sengketa.
Melihat uraian komponen perjanjian sebelumnya, maka unsur naturiil dan insidentiil sangat penting diperhatikan dalam penyusunannya dalam suatu perjanjian.
Keberadaan unsur essensiil dalam perjanjian merupakan syarat obyektif dari syarat sah suatu perjanjian sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1320 KUH Perdata sehingga ketiadaannya membuat perjanjian batal demi hukum
Informasi selengkapnya, silahkan Download Leaflet