MAKALAH PASANGAN USIA SUBUR
Di susun oleh : ALFARENGGA MAKAHINDA (16061071) DAVID WOWOR (16061059) ANJELA REMANG (16061082) THERESIA PALAR (16061108) AYUNISARI MUSALING (16061077)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunanNya sehingga tugas pembahasan materi yang berjudul “makalah Komunitas tentang psangan Usia Subur” ini telah selesai pada waktu yang semestinya. Adapun tujuan penyusunan pembahasan materi ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah “Praktek Lab Komunitas II”. Kami menyadari bahwa isi dari pembahasan materi ini masih belum sempurna, sehingga saya harap pembaca dapat memberikan saran atau kritik demi perbaikan tugas ini. Akhir kata, semoga materi ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan semestinya.
Manado, 21 February 2019
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................................... BAB I………………………………………………………………………………………..
Pendahuluan ................................................................................................................. Latar belakang .............................................................................................................. Rumusan Masalah ........................................................................................................
BAB II………………………………………………………………………………………
Pembahasan...................................................................................................................
Definisi PUS ....................................................................................................... Pengertian KB ....................................................................................................
Kontra sepsi .................................................................................................................
BAB III………………………………………………………………………………………..
Kesimpulan .................................................................................................................. Saran ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan.Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari.Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepatsesudah usia tersebut.Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu memecahkan danmeningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah dan kebutuhan yangdiperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Yang merupakan masalah dariWUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk itu diberikan promosi kesehatan mengenai alatkelamin dan penyakit yang sering mengganggu akibat infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberipenyuluhan mengenai penyakit menular seksual (PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atauperbuatan berganti-ganti pasangan dalam usianya yang subur.PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan dalam kehidupannya. Dalam hal ini petugaskesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga Berencana) bagi pasangan ini. Tujuannya untukmembatasi kelahiran anak karena mereka subur, tidak memiliki kelainan sehingga mudahmemperoleh anak/keturunan. Disini akan dibahas mengenai alat kontrasepsi, tapi salah satunyavasektomi dan tubektomi. Memang banyak alat kontrasepsi lainnya, namun vasektomi dantubektomi merupakan kontap (kontrasepsi mantap) jika sudah matang dalam memilih pilihannya.Dengan penyuluhan KB diharapkan angka kelahiran dan di Indonesia menurun dan tingkatkesejahteraan hidup meningkat
Perumusan Masalah 1. 2. 3. 4.
Definisi pasangan usia subur…? Definisi keluarga berencana…? Tujuan program KB…? Kontrasepsi…?
BAB II PEMBAHASAN Definisi Pasangan Usia Subur (PUS) Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang. antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (Kurniawati, 2014). PUS yang menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang suami/istrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi modern pada tahun pelaksanaan pendataan keluarga. (BKKBN, 2011)
Definsi Keluarga Berencana Pengertian Keluarga Berencana Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk mendapatkan objektifobjektif tertentu yaitu dengan: a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan b. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan c. Mengatur interval di antara kelahiran d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, dan e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga Tujuan program KB Tujuan Program KB Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat dimasa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas 2015 dapat tercapai. Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas
Tujuan gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi 1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dalam hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunkan angka kelahiran. 2. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 3. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 4. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 5. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas (Noviawaty, 2008).
Sasaran Program KB 1. Sasaran langsung yaitu: Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15–44 tahun. 2. Sasaran tidak langsung yaitu : a) Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani, 2010). b) Organisasi–organisasi, lembaga kemasyarakatan serta instansi pemerintah maupun swasta serta tokoh masyarakat dan pemuka agama yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam melembagakan NKKBS (Suratun, 2008).
Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan.
Kontra sepsi pada perempuan 1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen Kelebihan:
Mengurangi perdarahan saat menstruasi Mengurangi gejala PMS Membuat siklus haid lebih teratur Meningkatkan kepadatan tulang Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium, stroke, salphingitis, rematik Kekurangan:
Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular Peningkatan berat badan Dapat mengganggu produksi ASI Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual Metode yang menggunakan kombinasi hormon adalah pil, suntik, patch, cincin vagina. Apa saja kelebihan dan kekurangannya masing-masing?
Pil KB: harus diminum setiap hari, tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks. Suntik KB: penyuntikan sekali tiap bulannya. Patch KB: mudah digunakan, tahan air, tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks, bisa timbul iritasi kulit. Cincin vagina: pemakaian mudah, diganti sekali tiap bulan, relatif lebih mahal, bisa timbul efek samping seperti peradangan atau keputihan. 2. Pil KB progestin Kelebihan:
Tidak menimbulkan efek samping hipertensi dan penyakit kardiovaskular Tidak mengganggu produksi ASI Kekurangan:
Peningkatan berat badan Siklus menstruasi tidak teratur Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
Metode yang menggunakan progestin adalah pil, suntik, implan. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
Pil: harus diminum pada jam yang sama setiap harinya. Suntik: penyuntikan setiap 3 bulan sekali. Implan: efektif untuk jangka waktu panjang, bisa timbul nyeri di tempat pemasangan. 3. Alat KB IUD (Intra-Uterine Device) IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim, terkadang menyisakan sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2 jenis IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan hormon. IUD tembaga bisa digunakan sampai 10 tahun, sedangkan IUD hormon hanya sampai 5 tahun, beberapa wanita merasakan kram perut pada penggunaan IUD tembaga. Kelebihan:
Merupakan metode “use and forget”. Mudah digunakan, dan setelah pemasangan wanita tidak perlu repot untuk sehari-harinya seperti pada penggunaan pil KB Merupakan metode jangka panjang. Tidak mengganggu kesuburan, setelah dilepas, kesuburan dapat kembali dengan cepat. Kekurangan:
Posisi IUD dapat bergeser. Tidak nyaman bagi wanita, terkadan juga bagi pria saat berhubungan karena ada benang sisa IUD. Dapat timbul efek samping seperti kram dan perdarahan saat menstruasi yang lebih banyak. Metode kontrasepsi penghalang fisik 1. Kondom Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan meningkat terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di kondom. Kelebihan:
Dapat mencegah penularan penyakit kelamin Praktis dan mudah digunakan Kekurangan:
Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom Hanya dapat digunakan sekali
Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas 2. Spermisida Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak sperma. Spermisida dapat berbentuk krim, jeli, busa atau supositori. Kelebihan:
Alternatif bagi wanita yang menginginkan proteksi sementara. Bisa didapatkan dengan mudah. Kekurangan:
Masa perlindungan yang singkat, efektivitasnya berkurang apabila melebihi satu jam pemakaian. Tidak mencegah penularan penyakit kelamin. 3. Diafragma Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti kubah dan berfungsi mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Kelebihan:
Dapat digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya. Bisa dipakai berulang kali. Kekurangan:
Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman, sedangkan yang terlalu kecil bisa berisiko lepas atau pindah posisi. Dapat menimbulkan iritasi. Alat kontrasepsi alami Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan berbagai faktor, seperti agama, budaya, atau keluarga. Metode pilihan yang dapat dilakukan antara lain: 1. Sistem KB kalender Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita, dan menghindari berhubungan seks pada masa subur tersebut.
Kelebihan:
Murah. Tidak menggunakan alat atau hormon. Kekurangan:
Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama mencapai 20%. 2. Menyusui Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi selama 10 minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah. Kelebihan: Sama seperti sistem kalender. Kekurangan: Kurang efektif. Biasanya pasangan yang menggunakan metode ini menunggu haid pertama setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seks, padahal masa pembuahan terjadi sebelum adanya menstruasi. Kontrasepsi permanen Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah tubektomi, ligasi tuba, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sedangkan pada pria dapat dilakukan vasektomi. Kelebihan:
Efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan Tidak memerlukan alat atau hormon tambahan lagi Kekurangan:
Biaya relatif lebih mahal dibanding metode lain Risiko komplikasi tindakan berupa perdarahan atau infeksi Tidak menurunkan risiko penularan penyakit kelamin Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma
Kontra sepsi pada laki-laki 1. Ejakulasi di luar Senggama terputus (coitus interruptus) atau yang lebih dikenal dengan metode ejakulasi di luar, adalah bentuk kontrasepsi pria yang tertua di dunia dan masih sering dipraktikkan hingga saat ini. Sekitar 35 juta pasangan di seluruh dunia bergantung pada teknik ini untuk pencegahan kehamilan darurat. Saat berhubungan seks, pria akan menarik penisnya keluar dari dalam vagina ketika ia merasa akan ejakulasi atau sebelum mencapainya. Ejakulasi akan dilakukan terpisah, di luar dan menjauhi vagina, dengan sangat berhati-hati agar air mani tidak menetes atau tumpah ke vulva wanita. Baca juga : Mengatasi Impotensi dan Ejakulasi Dini Secara Diam-Diam Ilustrasi ejakulasi(BlackAperture) Kelebihan :
metode ini bebas hormon dan praktis, juga tidak membutuhkan biaya sama sekali. Ejakulasi di luar efektif apabila ada komitmen bersama dari kedua pihak. Kekurangan :
Menggunakan metode senggama terputus membutuhkan kemahiran pengendalian diri. Ejakulasi adalah refleks spontan dan tak ada pria di dunia ini yang benar-benar bisa memastikan kapan ia akan orgasme dan ejakulasi. Oleh karena itu, Anda tak benar-benar dapat memperkirakan secara akurat di menit atau detik keberapa Anda harus tarik-keluar. Menurut Planned Parenthood, 4 dari 100 wanita akan hamil dari partner pria yang menggunakan metode senggama terputus. tepat. 2. Suntik hormon Suntik KB untuk pria tergolong sebagai kontrasepsi modern yang baru digarap dalam beberapa tahun belakangan ini. Suntik KB pria ini berisi hormon testosteron sintetis dan progestin (hormon wanita sintetis), untuk disuntikkan setiap 8 minggu sekali. Tujuan dari suntik KB pria adalah untuk menurunkan kadar testosteron alami dalam tubuh pria guna menekan proses pematangan sperma-sperma muda. Baca juga : Ini Dia 6 Manfaat Hormon Testosteron di Tubuh Pria Ilustrasi(Thinkstockphotos) kelebihan :
Terapi hormon adalah terapi yang dinilai cukup aman dan efektif untuk dilakukan, karena bersifat sementara atau bisa kembali ke keadaan semula, karena tidak menyebabkan kemandulan permanen seperti pada vasektomi. Metode kontrasepsi ini akan menjadi jalan keluar bagi pasangan di mana pihak perempuannya tidak bisa melakukan kontrasepsi sendiri karena alasan kesehatan tertentu.
Kekurangan :
Sampai sejauh ini, suntik KB untuk pria masih bersifat eksperimental terbatas. Maka biaya untuk mendapatkannya pun cukup mahal. Selain itu, layaknya pil KB wanita, suntik KB pria juga harus tepat waktu agar efektivitas kontrasepsi tetap terjaga. Beberapa penelitian menyebutkan cara hormonal ini juga dapat memengaruhi nafsu seks pria. Metode kontrasepsi dengan hormon tidak bisa melindungi dari penularan penyakit seksual.
4. Vasektomi Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanen Untuk melakukan vasektomi, dokter bedah akan melubangi buah zakar Anda untuk menarik saluran vas (saluran penyalur sperma), memotongnya, dan kemudian mengikat kedua ujungnya sebelum menutup kembali buah zakar Anda dengan jahitan. Proses ini menyebabkan sperma tidak bisa bercampur lagi dengan air mani. Kelebihan :
Apabila pasangan sudah yakin tidak ingin punya anak atau tidak ingin menambah keturunan lagi, vasektomi merupakan cara paling efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Lebih dari 99 persen kasus vasektomi terjamin efektif untuk mencegah kehamilan. Vasektomi tidak akan menurunkan kadar testosteron, mengganggu gairah seks, kemampuan untuk ereksi, orgasme, maupun ejakulasi sehingga Anda masih bisa berhubungan seks seperti biasa tanpa khawatir kebobolan. Kekurangan :
Vasektomi adalah prosedur operasi, sehingga dapat muncul beberapa komplikasi dan efek samping umum, misalnya perdarahan, infeksi, dan rasa tidak nyaman setelah tindakan tersebut dilakukan. Namun hal ini dapat ditangani dengan mudah.
BAB III Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan PUS tentang metode kontrasepsi dengan pemakaian kontrasepsi PUS di Indonesia sudah sangat baik 2. Pemakaian kontrasepsi pada PUS di Indonesia telah meningkat 3. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan PUS tentang metode kontrasepsi dengan pemakaian kontrasepsi di Indonesia sudah sangat baik dan para pasangan usia subur lainya telah memakai IUD Saran 1. Mahasiswa Pendidikan Keperawatan Diharapkan dapat menambah referensi dan informasi tentang metode kontrasepsi dan pemakaian kontrasepsi hormonal dan non hormonal untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 2. Puskesmas Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi (penyuluhan) kesehatan tentang metode kontrasepsi, yaitu tentang ragam metode kontrasepsi yang tersedia, keamanan dan cara pemakaian metode-metode tersebut, kontrasepsi yang mereka pilih, termasuk pengetahuan tentang kemungkinan efek samping dan komplikasinya. 3. Pasangan Usia Subur Mendapat informasi mengenai ragam metode kontrasepsi, keamanan, cara pemakaian termasuk efek samping dan komplikasinya, sehingga kesadaran dalam menggunakan kontrasepsi meningkat. 4. Penelitian Peneliti yang akan datang hendaknya menambahkan variable bebas lainnya yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur, misalnya dukungan suami, dukungan petugas kesehatan, sikap dan sebagainya sehingga diketahui faktor manakah yang paling dominan berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur.
DAFTAR PUSTAKA
Anjum, S., Durgawale, P.M., & Shinde, M. (2016). Epidemiological Correlates of Use of Contraceptive Methods of Appraisal of Health Education on Status of Knowledge and Practices among Married Woman. International Journal of Science and Research, 3, 203. openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM/article/viewFile/159/133 journal.unair.ac.id/download-fullpapers-biometrik6ad6c0a8502full.pdf file:///C:/Users/Acer/Downloads/200-474-1-PB.pdf file:///C:/Users/Acer/Downloads/167-329-3-PB.pdf file:///C:/Users/Acer/Downloads/5792-17772-1-SM%20(1).pdf