MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS NYERI PADA SAAT KEHAMILAN
NAMA
NIM
AFIFAH NIDA FAUZIAH
17111024110003
JUWITA
17111024110052
MONICA MELINEA F.
17111024110063
NUR HERLINDRA ALAWIYAH
17111024110085
RISKA NOVIANI
17111024110101
SONIA WILAN OKTAVIANI
17111024110112
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata kuliah KEPERAWATAN MATERNITAS. sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada temanteman yang lain atas segala bantuan dan dukungannya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Samarinda, 3 Oktober 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i Daftar Isi ..................................................................................................... ii BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang .......................................................................... 1 b. Rumusan Masalah ..................................................................... 2 c. Tujuan ........................................................................................ 3 BAB II Isi A. Pengertian Nyeri ........................................................................ 4 B. Klasifikasi Nyeri …………………………................................ 4 C. Faktor-faktor Nyeri ....................................................................... 5 D. Pengukuran Nyeri ……....……………...................................… 6 E. Bagian tubuh yang sering nyeri pada ibu hamil ........................ 6 F. Nyeri yang patut diwaspadai pada saat hamil ……………………. 7
BAB III Penutup Kesimpulan ...................................................................................... 9 Daftar Pustaka .................................................................................. 10
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kehamilan yaitu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian diakhiri dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh sistem tubuh. Dampak perubahan pada sistem muskuloskeletal sering menyebabkan ibu hamil merasakan nyeri pada daerah punggung bawah. Membesarnya rahim berpengaruh pada pusat gravitasi, membentang keluar dan melemahkan otototot abdomen, mengubah postur tubuh serta memberikan tekanan pada punggung. Hal ini yang menyebabkan nyeri punggung, selain itu kelebihan berat badan tentunya akan mempengaruhi otot untuk lebih banyak bekerja sehingga mengakibatkan stress pada sendi. Nyeri punggung bawah pada ibu hamil merupakan masalah yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri punggung bawah yang dialami oleh ibu hamil akan mencapai puncak pada minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 28, tepat sebelum pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum (Mander, 2004). Dengan bertambahnya berat badan pada ibu hamil dapat mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Otot punggung akan cenderung untuk memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis dan tegangan tambahan 2 dapat dirasakan diatas ligamen tersebut. Oleh sebab itu perlunya latihan otot abdomen yaitu melalui senam hamil (Fraser, 2009). Senam hamil merupakan latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu-ibu yang mengalami kehamilan sejak usia kehamilan 28 minggu sampai dengan masa kelahiran. Dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan (prenatal care) (Anggraeni, 2010). Sejumlah penelitian mengenai nyeri punggung terkait kehamilan sekitar 25% sampai 90%, sebagian besar penelitian memperkirakan bahwa 50% dari wanita hamil akan menderita nyeri punggung. Sepertiga dari mereka akan menderita nyeri hebat, yang akan mengurangi kualitas hidup mereka. 80% wanita hamil yang menderita nyeri punggung saat hamil mengatakan bahwa itu mempengaruhi rutinitas seharihari mereka dan 10% dari mereka melaporkan bahwa mereka tidak dapat berkerja (Katonis et al., 2011). Menurut Uliyah&Hidayat (2008), salah satu
1
metode non farmakologis yang dapat mengurangi nyeri yaitu dengan kompres hangat yang dapat memberikan manfaat seperti memberikan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat. Selain itu, massage juga metode non farmakologis yang memberikan tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya pada otot, tendon atau ligament, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan meningkan sirkulasi (Henderson, 2006). 3 Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti di Jlagran, Yogyakarta, dimana didaerah tersebut terdapat banyak ibu hamil yang mengeluhkan nyeri punggung pada trimester 3. Namun, rata-rata ibu hamil yang mengeluhkan nyeri punggung tidak melakukan pengobatan lebih lanjut ke dokter dikarenakan terkendala oleh biaya, dan tidak mau repot. Biasanya untuk mengurangi nyeri punggung, ibu hamil hanya istirahat atau baringan saja karena rata-rata berpendapat rasa nyeri akan berkurang dengan sendirinya. Kemudian pada saat kontrol pada dokter atau bidan mereka jarang mengeluhkan nyeri punggungnya karena dianggap hal yang biasa terjadi pada wanita hamil. Apabila saat sedang nyeri punggung, akan menghambat aktivitas ibu hamil tersebut karena pada umumnya sebagai ibu rumah tangga. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui dan melihat beda pengaruh antara senam hamil dengan teknik kompres hangat dan massage terhadap penurunan nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester III
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian nyeri? 2. Apa klasifikasi nyeri? 3. Apa saja faktor-faktor nyeri? 4. Bagaimana pengukuran nyeri? 5. Dimana bagian tubuh yang sering nyeri pada ibu hamil? 6. Apa saja nyeri yang patut diwapadai pada ibu hamil?
2
C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian nyeri 2. Mengetahui klasifikasi nyeri 3. Mengetahui faktor-faktor nyeri 4. Mengetahui pengukuran nyeri 5. Mengetahui bagian tubuh yang sering nyeri pada ibu hamil 6. Mengetahui nyeri yang patut diwapadai pada ibu hamil
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer,2001). Intensitas nyeri gambaran seberapa parah nyeri ysng dirasakan individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yang paling mungkin adalah menggunkan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2006).
B. Klasifikasi Nyeri 1. Nyeri akut Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.
2. Nyeri kronik Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering
4
sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.
C. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan sensivitas Nyeri Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah : 1. Pengalaman masa lalu Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. Bagi kebanyakan orang, bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih berpengalaman individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan. 2. Ansietas Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Sulit untuk memisahkan suatu sensasi. Paice (1991) melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyanikini mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri. 3. Budaya Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami nyeri (Potter,2005).
4. Usia Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak
5
yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri. 5. Efek Plasebo Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas gula,larutan salin normal, dan atau air biasa. Karena plasebo tidak memiliki efek farmakologis, obat ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorfin dalam sistem kontrol desenden, sehingga menimbulkan efek penurunan nyeri (Tamsuri,2006). D. Pengukuran Nyeri Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan, yaitu: 1. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi 2. Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil. 3. Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan frekuensi nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.
E. Bagian tubuh yang sering nyeri pada ibu hamil bagian tubuh ibu hamil yang paling sering mengalami nyeri dan sakit:
1. Nyeri Perut Adalah normal mengalami nyeri perut selama hamil, alhasil membuat Anda jadi tidak nyaman. Meski begitu, kondisi ini juga bisa pertanda lainnya seperti komplikasi kehamilan serius. Dikatakan normal bila tidak disertai demam, menggigil, mual, muntah, sakit kepala berat, penglihatan tidak jelas, perdarahan, kram perut yang kuat, sakit saat buang air kecil, sulit buang air kecil, atau ada darah pada urine. Sebab ini bisa merupakan gejala awal komplikasi kehamilan.
2. Nyeri Panggul Terjadi akibat perubahan fisik dan pergeseran tulang serta sendi akibat kondisi hamil. Efek dari perubahan ini membuat bagian di sekitar perut, termasuk panggul mengalami nyeri. Namun, nyeri panggul saat hamil juga menjadi salah satu gejala terjadinya berbagai gangguan kehamilan lain yang lebih serius. Nyeri panggul yang tidak normal biasanya membuat ibu hamil tidak mampu bergerak dan berjalan, mengalami perdarahan tidak normal dan sakit kepala. Gejala tersebut bisa
6
menimbulkan berbagai gangguan kehamilan seperti kelahiran prematur bahkan keguguran.
3. Sakit Punggung Sakit punggung juga merupakan keluhan yang paling sering ditemui ibu hamil, yang menyerang bagian punggung bawah. Menurut Mayo Clinic, ini terjadi antara lain akibat perubahan hormon, pertambahan berat badan, perkembangan janin, perubahan postur tubuh ibu hamil, atau bisa jadi akibat terlalu stres. Untuk meredakan sakit punggung, coba dengan tidur dengan posisi miring, mengatur postur tubuh saat duduk dan berdiri secara benar, dan pijat hamil. 4. Kram dan Bengkak Pada Tangan Rasa kram dan kesemutan pada tangan saat hamil disebut juga carpal tunnel syndrome. Gejala yang dirasakan antara lain seperti mati rasa, kesemutan, nyeri pada jari, telapak tangan dan pergelangan tangan. Sensasinya datang dan pergi serta bertambah parah saat malam hari. Kadang-kadang, gejalanya terasa sampai di lengan. Pada kasus yang parah atau kronis, tangan Anda akan terasa lemas dan sulit digerakkan. Tangan Anda juga ikut membengkak saat hamil. Pembengkakan pada tangan saat hamil menyebabkan jari-jari menjadi gemuk, alhasil membuat cincin, gelang dan arloji tidak bisa digunakan seperti biasanya. 5. Nyeri dan Sakit Pada Kaki Normal terjadi terutama saat memasuki trimester ketiga. Penyebabnya bisa terjadi antara lain akibat saraf kaki yang tertekan rahim yang membesar, bengkak pada kedua kaki akibat tertekannya pembuluh darah balik oleh rahim dan meningkatnya hormon sehingga menahan cairan tubuh, kram dan kaku akibat berkurangnya kalsium saat kehamilan, varises pada kedua kaki, dan beban meningkat pada kedua kaki. Ibu hamil bisa mengurangi nyeri dan sakit di kaki dengan mengurangi aktivitas fisik, demi mengistirahatkan kedua kaki. Misalnya dengan mengangkat kedua kaki saat berbaring sekitar 15-20 menit, mengompres dingin kedua pergelangan kaki selama 15-20 menit, menjaga berat badan, dan perbanyak minum air putih. Jika nyeri tidak berkurang atau malah bertambah hingga kaki sulit digerakkan dan terasa dingin, segera konsultasi ke dokter.
F. Nyeri yang patut diwaspadai pada saat hamil
1. Kram seperti saat haid yang berlangsung lama (beberapa jam). Nyeri bersifat ritmik, menjalar dari pinggang ke arah bagian atas kemaluan. Ini bisa jadi tanda-tanda awal keguguran. Umumnya dibarengi dengan perdarahan berwarna
7
merah muda serta kontraksi yang kuat, teratur, dan terasa sakit. Segera hubungi dokter atau bidan untuk meminta bantuan. 2. Nyeri dirasakan pada perut bagian atas atau ulu hati. Nyeri ini biasanya diikuti sakit kepala dan gangguan pandangan mata (mata kabur). Penyebab umumnya adalah preeklampsia yang ditandai pula dengan naiknya tekanan darah dan disertai bengkak-bengkak terutama pada kaki serta bocornya protein dari ginjal. 3. Nyeri yang berasal dari kontraksi rahim sehingga menyebabkan persalinan kurang bulan. Nyeri atau kram yang menyerang bagian perut ini menyerupai diare yang melilit, dibarengi nyeri punggung dan kontraksi pada usia kehamilan 20 minggu sampai 36 minggu. Persalinan kurang bulan sering diikuti keluarnya darah yang banyak sehingga sering disalahartikan sebagai perdarahan pra-persalinan akibat plasenta previa (plasenta tumbuh menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir). 4. Ada beberapa nyeri yang terjadi dalam kehamilan, tetapi tidak berkaitan dengan kondisi kehamilan itu sendiri. Nyeri-nyeri itu antara lain pecahnya kista karena tekanan yang besar pada rahim atau kasus peradangan usus buntu.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA TUJUAN KEPERAWATAN NOC gangguan rasa Status Kenyamanan : 1. nyaman Psikospiritual Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan Status Kenyamanan : Psikospiritual ; 1. Kecemasan (5) 2. Ketakutan (5) 3. Stress (5) ket : 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu
INTERVENSI Manajemen nyeri 1.1 lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus. 1.2 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
8
2.
Hambatan mobilitas fisik
3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
(misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, suara bising) 1.3 Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat. 1.4 Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
Pergerakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan pergerakan dengan indikator : 1. Keseimbangan 2. Cara Berjalan 3. Berjalan 4. Bergerak dengan mudah
Peningkatan mekanika tubuh 2.1 Kaji komitmen pasien untuk belajar dan menggunakan postur (tubuh)yang benar 2.2 Kolaborasikan dengan fisioterapis dalam mengembangkan peningkatan mekanika tubuh, sesuai indikasi 2.3 Edukasi pasien tentang pentingnya fostur (tubuh) yang benar untuk mencegah kelelahan, ketegangan atau injuri 2.4 Bantu untuk mendemonstarsikan tidur yang tepat
9
ket : 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
3.
Gangguan tidur
pola Tidur Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan dengan indikator : 1. Pola tidur 2. Kualitas tidur 3. Nyeri Ket : 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat terganggu Banyak terganggu Cukup terganggu Sedikit terganggu Tidak terganggu
Peningkatan Tidur 3.1 Monitor/catat pola pasien dan jumlah jam tidur 3.2 bantu untuk hilangkan situasi stres sebelum tidur 3.3 ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk nonfarmakologi lainnya untuk memancing tidur 3.4 sesuaikan jadwal pemberian obat untuk mendukung tidur/siklus bangun pasien
10
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri. Perasaan tidak nyaman yang bisa menghinggapi bagian tubuh mana pun ini terkadang masih bisa ditoleransi, tapi terkadang juga tidak. Bahkan pada beberapa kasus, nyeri dapat menyebabkan gejala shock. Pada wanita yang tengah berbadan dua, nyeri bisa akrab dirasakan di sepanjang kehamilan. Tentu, nyeri itu dengan tingkatan yang berbeda-beda. Lantaran itulah, ibu hamil disarankan untuk mengenali bagaimana nyeri (terutama di bagian perut) yang dirasakannya itu, dan tindakan apa yang mesti dilakukan untuk mengatasinya. Sekali lagi, pada prinsipnya, tidak semua nyeri perut berbahaya. Namun, beberapa nyeri bisa menjadi pertanda adanya gangguan atau masalah yang serius pada ibu.
11
DAFTAR PUSTAKA https://nasional.kompas.com/read/2010/12/02/18045586/nyeri.perut.yang.perl u.diwaspadai.saat.hamil. Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar Fundamental : Konsep, proses dan praktek. Edisi 4 . Jakarta. EGC. Smeltzer, Suzanne C . 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8, Vol 2. Jakarta : Buku kedokteran Smeltzer, Suzanne C . 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8, Vol 2. Jakarta : Buku kedokteran Tamsuri Anas. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC https://kumparan.com/@kumparanmom/5-bagian-tubuh-yang-sering-nyeriselama-hamil
12