Makalah Biaya Diferensial

  • Uploaded by: Mega Amelia
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Biaya Diferensial as PDF for free.

More details

  • Words: 4,044
  • Pages: 17
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan topik “Analisis Biaya Diferensial” Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung, 01 April 2019

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan perusahaan.Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya, laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Analisis biaya difensial ditujukan untuk mengamati perilaku yang terjadi antara biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost) apabila dikaitkan dengan estimasi kenaikan pendapatan (earning). Jadi konsep dasar dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadinya kenaikan pendapatan diiringi kenaikan (increasing) biaya yang proporsional. Dalam lingkup tugas manajemen, analisis ini biasa digunakan untuk pengambilan keputusan (decision making) manajerial, seperti keputusan untuk menolak atau menerima tambahan pesanan produk dari konsumen, keputusan untuk memperluas, menutup atau melepaskan suatu fasilitas, keputusan untuk menentukan apakah perusahaan perlu memproduksi sendiri atau membeli, atau keputusan untuk menurunkan harga jual produk. Keputusan yang terakhir ini biasanya diambil pada saat produk mengalami siklus penurunan, dimana profit margin semakin berkurang, dan posisi produk mulai digerogoti produk pesaing (kompetitor). Jadi Dengan kata lain informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternative tindakan yang terbaik di antara alternative yang tersedia.

1.2.Rumusan Masalah Apakah definisi dari perubahan organisasi dan manajemen stress, serta pengaruhnyaterhadap prilaku dalam organisasi? 1.3.Manfaat Penulisan 1. Manfaatnya untuk mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen. 2. Manfaatnya untuk fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya materi mengenai Akuntansi Manajemen.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1.Strategi Berbasis Biaya Perusahaan mencapai keberhasilan jangka panjang dengan cara menemukan strategi jangka panjang yang dapat dipertahankan, yaitu seperangkat kebijakan, prosedur, dan pendekatan yang akan menghasilkan keberhasilan bisnis dalam jangka panjang. Menemukan strategi dimulai dengan menentukan tujuan dan arah bisnis dalam jangka panjang, termasuk menentukan fisi serta misi perusahaan.Kemudian misi dikembangkan untuk mencapai tujuan kinerja yang lebih spesifik.Tujuan spesifik tersebut lalu dikembangkan dan diimplementasikan menjadi strategi perusaan yang spesifik demi mencapai tujuan yang dapat memenuhi misi perusahaan. Manajemen strategi adalah suatu proses yang digunakan oleh pengelolah untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi demi menyediakan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Manajemen strategi merupakan upaya pengembangan posisi kompetitif perusahaan ditengah persaingan. Sedangkan strategi adlah pola tindakan utama yang dipilih untuk mencapai tujuannya dan strategi yang akan diwujudkan dalam tindakan spesifik, apabila dicapai, akan memberikan keunggulan kompetitif yang diharapkan Keunggulan pada biaya (cost leadership) adalah strategi kompetitif yang menyebabkan perusahaan sukses dengan membuat produk atau jasa pada biaya yang paling rendah dalam industry.Perusahaan menghadapi laba yang cukupo pada harga yang rendah, sehingga membatasi pertumbuhan persaingan dalam industrimelalui keberhasilan perang harga dan merusak profitabilitas pesaing.Cost leadership umumnya memiliki pasar-pasar yang relative besar dan cenderung menghidari segmen pasar yang kosong dengan menggunakan keunggulan harga yang menarik pasar. Perusahaan yang memiliki biaya sebagai basis strateginya dalam bersaing harus memahami dengan baik klasifikasi biaya dan perilaku dari setiap jenis biaya tersebut. Melalui pengenalan yang baik terhadap perilaku biaya dan hubungandengan berbagai unsur lain dalam organisasi, manajemen dapat menarik manfaat dalam membangun strategi yang tepat.

2.2.Biaya Diferensial Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah alternative pilihan yang dapat digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relefan sering pula disebut sebagai biaya marjinal. Biaya diferensial merupakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Berbagai kemungkinan

biaya

ini

dapat

digunakan

oleh

manajemen

perusahaan

untuk

menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of pocketcost yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi ukuran yang ditentukan semula. Analisa biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapat,biaya dan marjinlaba sehubung dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Dalam analisa biaya diferensial, biaya variabel sangat relevan karena lazimnya biaya variabel dapat dielakkan ketika proyek masih dalam tahap evaluasi dan bias juga tidak bias dielakkan. Sebaliknya, biaya tetap biasanya tidak dapat dielakkan dalam kondisi apapun,sehingga tidak relevan bagi setiap keputusan menyangkut biaya atau profitabilitas relative dari berbagai alternative. Akan tetapi, jika biaya tetap terpaksa dinaikkan, misalnya karena keputusan untuk menyewa ruang tambahan, membeli fasilitas tambahan, atau penyebab pengeluaran ekstra lainnya, maka biaya tetap semacam itu dapat dikelompokan menjadi biaya diferensial. Dalam penentuan biaya yang akan terjadi dalam pelaksanaan atau perluasan proyek, setiap pengeluaran tunai, yang diperlukan untuk pengadaan kapasitas yang memadai, bersifat relevan bagi pengambilan keputusan. Terdpat dua kriteria penting agar suatu jenis biaya dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan,yaitu: 1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang. Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dimasa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

2. Biaya tersebut berbeda diantara sejumlah alternative Biaya yang akan dikeluarkan dimasa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda diantara berbagai alternative. Jika biaya yang akandikeluarkan perusahaan dimasa mendatang tidak memberikan perbedaan diantara berbagai alternatif yang ada, maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokan sebagai biaya relevan, seperti biaya pengusutan asset teap untuk bulan kedepan dimana proyek akan dilaksanakan. 2.3.MANFAAT ANALISA BIAYA DIFERENSIAL Penggunaan biaya relevan dalam penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan akan sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan perusahaan. Karena tanpa menggunakan metode biaya relevan ini, ada kemungkinan beberapa persoalan yang dihadapi persoalan yang dihadapi perusahaan dapat berakibat pada pada pemilihan jalan keluar dan keputusan yang salah oleh pihak manajemen perusahaan. Memang tidak setiap persoalan biaya di perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan analisa biaya relevan ini, tetapi ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan menggunnakan analisa biaya relevan ini, tetapi ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan metode sebagai berikut : 1. Menerima Pesanan Tambahan Terkadang perusahaan yang masih berproduksi dibawah kapasitas terpasang menerima pesanan tambahan dari pelanggan.Volume produksi awal sebelum pesanan tambahan itu datang dijual dengan harga tertentu.Tetapi ketika datang pesanan tambahan, pelanggan menawar dengan harga dibawah harga jual semula.Tentu saja pihak manajemen perusahaan memiliki pilihan untuk menerima atau menolak pesanan tersebutr karena harga yang diminta pelanggan dibawah harga jual normal.Tetapi pihak perusahaan juga memiliki pilihan untuk menerima pesanan tersebut karena perusahaan belum bekerja sesuai dengan kapasitas optimal.Persoalanya adalah pada harga jual.Jika menghadapi kasus sepertio itu, perusahaan dapat menggunakan analisa biaya diferensial untuk meyelesaikan persoalan tersebut. 2. Menurunkan Harga Pesanan Khusus Adakalanya, pelanggan meminta perlakuan khusus dalam membeli produk yang mereka inginkan. Perlakuan khususu tersebut dapat berubah tambahan asesoris, pemberian warna khusus, pemberian warna khusus, atau permintaan yang lain. Biasanya permintaan khusus tersebut akan

mengakibatkan penambahan biaya bagi perusahaan. Jika penambahan biaya ini tidak dibarengi dengan peningkatan harga jual produk pesanan khusus tersebut, itu artinya terjadi penurunan harga jualdibandingkan harga jual sebelumnya. Penambahan biaya akibat pesanan khusus ini dapat diperlukan sebagai biaya yang relevan bagi perusahaan,karena biaya-biaya tersebut dikeluarkan berkaitan dengan proses produksi tambahan. 3. Keputusan untuk Membuat Sendiri atau Membeli Umumnya sebuah perusahaan manufaktur membeli bahan baku dan kemudian memrosesnya menjadi produk jadi.Artinya, kegiatan utama perusahaan manufaktur memang membuat suatubjenis produk tertentu. Tetapi adakalanya perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatubpilihan untuk membuat sendiri produknya seperti semula atau selebihnya dari pihak lain. Pilihan membeli dari pihak lain muncul karena beberapa sebab. Misalnya, karena beli dari perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi perusahaan sulit ditambah,dan sebagainya. Jika kondisi seperti itu dihadapi, maka perusahaan dapat menggunakan analisis biaya diferensial sebagai metode untuk menyelsaikan masalah tersebut 4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi, kegagalan perusahaan meningkatkan pangsa pasarnya, harga jual produk yang terlalu tinggi, daya beli masyarakat yang rendah, dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian usaha yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. Karena itu, pihak manajemen mulai mempertimbangkan menutup operasinya untuk sementara diwilayah pemasaran tertentu akibat kerugian yang dialami tersebut. Akan tetapi, menutup opersi disuatu wilayah pemasaran tertentu, khususnya dalam jangka pendek, tidak selalu menjadi pilihan yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

5. Keputusan Menjual Langsung Atau Memrosesnya Lebih Lanjut Perusahaan yang menghasilkan produk tertentu terkadang memiliki peluang untuk menjual produknya secara langsung atau memrosesnya lebih lanjut dengan hargajual yang lebih tinggi. Jika fasilitas produksi yang dimiliki suatu perusahaan memungkinkan untuk memroses produk tersebut menjadi produk lanjutan, maka untuk melakukannya perusahaan tinggal mengeluarkan biaya

variable tambahan saja. Biaya tambahan tersbeut adalah biaya relevan dengan kebutuhan memrosesnya menjadi produk lanjutan. Jika perusahaan memiliki pilhan semacam itu, maka tinggal dihitung alternative laba yang akan diperoleh dengan berbagai alternative penjualan produk tersebut. 2.4.Hubungan Dengan Titik Impas Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai di mana perusahaan tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini, perusahaan tidak mengalami kerugian dan seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah ditutup. Seluruh biaya tetap dalam kapasitas produksi yang direncanakan dibebankan pada volume impas tersebut. Itu berarti, mulai volume penjualan selanjutnya (setelah volume penjualan impas) perusahaan dapat menentukan biaya produknya hanya dengan menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume penjualan awal, di mana harga jual alternatif yang lebih murah untuk pesanan khusus dapat diberikan, yaitu harga jual yang hanya menghitung biaya variabelnya saja. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume penjualan alternatif. 2.5.Pengaruh Terhadap Anggaran Biaya Keputusan untuk menjual sejumlah produk kepada pelanggan maka dengan harga yang lebih murah dibanding yang lainnya karena berbagai alasan, memiliki pengaruh langsung terhadap pencapaian anggaran perusahaan. Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, di mana salah satunya adalah harga telah ditetapkan pada tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaannya kemudian perusahaan mengubah harga jual menjadi lebih rendah, hal tersebut akan berpengaruh langsung terhadap perolehan laba usaha perusahaan. Laba usaha yang dianggarkan dapat dipastikan tidak akan tercapai. Tetapi jika perusahaan mempertimbangkan faktor lain, seperti keinginan untuk menguasai pasar di suatu wilayah tertentu, maka ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang dianggarkan dapat ditolerir. Dengan harapan, setelah pasar dikuasai, perusahaan dapat mengubah kebijakan penjualannya pada waktu mendatang.

2.6 Contoh Soal

1. Contoh Menerima Pesenan Tambahan Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adala 18.000 unit.Pada pertengahan bulan Januari 2012 perusahaan tersebut telah mereproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga Rp 14.000 per unit.Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unittersebut adalah sebagai berikut. -

Biaya Bahan Baku Langsung

Rp 20.000.000

-

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp 35.000.000

-

Biaya Overhead Variabel

Rp 15.000.000

-

Biaya Overhead Tetap

-

Biaya Pemasaran Variabel

Rp 10.000.000

-

Biaya Pemasaran Tetap

Rp

4.000.000

-

Biaya Administrasi

Rp

9.000.000

# Total

Rp 24.000.000

Rp 117.000.000

Setelah menjual 10.000 unit produksinya, salah satu pelanggan PT. Panel Raya, yaitu PT. Pelangi, pada akhir bulan Januari 2014 mengajukan penawaran pembelian sebanyak 6.000 unit produk PT. Panel Raya dengan harga Rp 10.000 per unit. Bisakah tawaran tersebut diterima?Mengapa? Untuk membuat 10.000 unit produknya tersebut, PT. Panel Raya mengeluarkan biaya total sebesar Rp 117.000.000. Jika perusahaan menghitung total pengeluaran sebagai dasar untuk menghitung biaya per unitnya, maka akan diperoleh nilai sebesar Rp 11.700per unit (Rp 117.000.000:10.000). Jika menggunakan dasar pwrhitungan seperti itu, maka penawaran harga sebesar Rp 10.000 per unit dari PT. Pelangi jelas tidak dapat diterima. Tetapi pihak manajemen PT. Panel Raya dapat menggunakan analisa biaya diferensial sebagai dasar pertimbangan menerima atau menolak pesanan tambahan dari PT. Pelangi tersebut, perusahaan mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp 80.000 dan biaya tetap sebesar Rp. 37.000.000. Biaya tetap sebesar Rp 37.000.000 itu adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk kapasitas produksi sebesar 18.000 unit.Jika kemudian volume produksi perusahaan dinaikan menjadi 18.000 unit untuk bulan Januari, maka perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tetap tambahan lagi. Karena itu, untuk tambahan produksi di bulan Januari sebesar 6.000 unit, perusahaan tidak perlu menambah biaya tetap[ yang akan dikeluarkannya,karena hanya menggunakan kapasitas produksi yang menganggur. Perusahaan cukup mengeluarkan biaya variabel saja untuk membuat 6.000 unit tambahan tersebut.Untuk membuat 10.000 unit pertama, perusahaan mengeluarkan biayai berikut ini mungkin dapat variabel total sebesar RpRp 80.000.000.Itu berarti biaya variabel perunit adalah Rp 8.000.Jadi, untuk

pesanan tambahan sebanyak 6.000 unit Pt. Panel Raya cukup mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp. 48.000.000 (6.000 unit sebesar Rp 8.000).Jadi, pada dasarnya pesanan tambahan dengan harga lebih rendah dengan harga yang diterima perusahaan, selama dapat menghasilkan marjin kontribusi (selisih antara harga jual dan biaya variabelnya) positif, pesanan tambahan tersebutr masih dapat diterima.Dalam kasus ini, marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah Rp 2.000 per unit (Rp 10.000- Rp 8.000).Perhitungan laba rugi berikut mungkin dapat memperjelas bahwa keputusan untuk menerima pembelian 6.000 unit tambahan adalah cepat.

140.000.000 (20.000.000)

Penjualan Tambahan (6.000 Unit) 60.000.000 (12.000.000)

Penjualan Total (16.000 Unit) 200.000.000 (32.000.000)

(35.000.000)

(21.000.000)

(56.000.000)

(15.000.000) (24.000.000) (10.000.000) (4.000.000) (9.000.000) 23.000.000

(9.000.000)

(24.000.000) (24.000.000) (16.000.000) (4.000.000) (9.000.000) (48.000.0000)

Penjualan Awal (10.000 Unit)

Keterangan Penjualan Biaya Bahan Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap Biaya Pemasaran variable Biaya Pemasaran Tetap Biaya Administrasi Tetap Biaya Usaha

(6.000.000)

12.000.000

2. Contoh Menurunkan Harga Pesanan Khusus Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah 140.000unit pertahun.Sampai akhir bulan Oktober 2012, perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 100.000 unit produknya dengan harga Rp 15.000 per unit.Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut. -

Biaya Bahan Baku Langsung

Rp 200.000.000

-

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp 350.000.000

-

Biaya Overhead Variabel

Rp 150.000.000

-

Biaya Overhead Tetap

-

Biaya Pemasaran Variabel

Rp 100.000.000

-

Biaya Pemasaran Tetap

Rp 40.000.000

Rp 240.000.000

-

Biaya Administrasi # Total

Rp 90.000.000 Rp 1.170.000.000

Pada akhir bulan Oktober 2012, PT Mitra Karya yaitusudah satu pelanggan PT. Cemerlang Sejati memesan 40.000 unit untuk produk dengan spesifikasi khusu. PT. Mitra Karya minta agar perusahaan diberi asesoris tambahan dan kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah asesoris kemasan khusus adalah Rp 1.200 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp 32.000.000. Bisakah tawaran tersebut diterima? Mengapa? Jika biaya total sebelumnya sebagai dasar perhitungan biaya , maka akan diperoleh biaya per unit sebesar Rp 11.700 per unit. Jika biaya ini ditambah biaya kemasan khusus sebesar Rp 1.200 per unit maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp 12.900 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp 32.000.000.Dengan metode perhitungan seperti ini, jelas harga jual sebesar Rp 12.000 tidak dapat diterima. Tetapi dengan menggunakan analisa. Biaya diferensial PT. Cemerlang Sejati akan memperoleh perhitungan yang berbeda, sehingga keputusan yang diambil juga akan berbeda. Untuk membuat 100.000 unit produknya, biaya yang dikeluarkan PT Cemerlang Sejati adalaah RP 370.000.000.kalaupun volume produksi dinaikan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi, untuk membuat 40.000 unit pertahun, perusahaan tinggal menambah biaya relevan saja yang dalam hal ini adalh sebuah biaya variabelditambah dengan biaya pengeluaran tambahan untuk membuat 40.000 unit tambahan tersebut.

Keterangan Penjualan Biaya Bahan Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap

Penjualan Awal (100.000 Unit) 1.500.000.000

Penjualan Tambahan (40.000 Unit) 480.000.000

(200.000.000)

(80.000.000)

(280.000.000)

(350.000.000)

(140.000.000)

(490.000.000)

(150.000.000)

(60.000.000)

(210.00.000)

(240.000.000)

Penjualan Total (140.000 Unit) 1.980.000.000

(240.000.000)

Biaya Pemasaran (100.000.000) (40.000.000) (140.000.000) variable Biaya Pemasaran (40.000.000) (40.000.000) Tetap Biaya Administrasi (90.000.000) (90.000.000) Tetap Biaya Tambahan: kemasan dan (48.000.000) (48.000.0000) asesoris Biaya tambahan: (32.000.000) (32.000.000) sewa mesin Biaya Usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000 Biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membuat 40.000 unit tambahan tersebut adalah Rp80.000.000(asesoris & kemasan + ongkos sewa mesin= 40.000 unit x 1.200 ditambahah Rp 32.000.000). Ternyata ddengan metode perhitungan yang menggunakan biaya relevan , perusahaan tetap memperoleh marjin kontribusi sebesar Rp80.000.000. Sedangkan secara keseluruhan , perusahaan tetap memperoleh laba usaha yang lebih besar, yaitu sebesar Rp410.000.000 jika menerima pesanan tambahan tersebut dibanding sebesar Rp330.000.000 jika menolak.

       

3. Contoh Keputusan Untuk Membuat Sendiri Atau Membeli Kapasitas produksi PT.Mitra Usaha adalah 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan Oktober 2013, perusahaaan ini mengikat kontrak penjualan dengan Kementrian Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak 100.000 unit dengan harga Rp 15.000 per unit selama tahun 2014. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk membuat 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut: Biaya Bahan Baku Langsung Rp 200.000.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 350.000.000 Biaya Overhead Variabel Rp 150.000.000 Biaya Overhead Tetap Rp 240.000.000 Biaya Pemasaran Variabel Rp 100.000.000 Biaya Pemasaran Tetap Rp 40.000.000 Biaya Administrasi Rp 90.000.000 Total Rp 1.170.000.000 PT. Panah Merah, sebuah perusahaan yang membuat produk yang sama dengan PT. Mitra Usaha menawarkan produk untuk dijualkan kepada PT. Mitra Usaha dengan harga Rp 9.500 per unit. Jika tawaran ini diterima, PT. Mitra Usaha tinggal membeli dari PT. Panah Merah dan

menjual kepada Departemen Pertanian. Keputusan apakah yang harus diambil oleh Manajemen PT. Mitra Usaha membeli dari PT. Panah Merah atau membuat sendiri produk tersebut? Mengapa? Jika manajemen PT. Mitra Usaha menghitung biaya yang akan dikeluarkanmemiliki prilaku yang sama dengan semuanya, maka manajemen perusahaan akan menghitung bahwa biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan 100.000 unit produk itu adalah Rp 11.700 per unit (Rp17.000.000:100.000 unit). Jadi tawaran dari PT .Panah Merah atas barang yang sama dengan kualitas yang sama seharga Rp9.500 per unit terlihat jauh menguntungkan. Meskipun PT. Mitra Usaha memilih untuk membeli dari PT. Panah Merah,manajemen perusahaan tidak perlu membuang energi untuk memproduksi barang tersebut. Perusahaan tinggalmembelinya dari PT.Panah Merah dan menjualnya kepada Departemen Pertanian. Tetapi persoalan adalah tidak semua biaya memiliki prilakuyang sama. Biaya-biaya variabel seharusnya menjadi tanggungan PT.Mitra Usaha memang dapat dihindarkan jika perusahaan memutuskan unuk membelinya dari PT.Panah Merah. Tetapi biaya-biaya tidak dapat dihindarkan walaupun perusahaan memutuskan menghentikan produksinya dan membeli dari PT Panah Merah. Biaya-biaya tetap tersebut menjadi tanggungan perusahaaan, baik perusahaan membuat sendiri produknya atau membelinya dari pihak lain.

Keterangan Penjualan Biaya Bahan Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap Biaya Pemasaran Variabel Biaya Pemasaran Tetap Biaya Administrasi tetap Pembelian Produk Laba Usaha

Membuat Sendiri 1.500.000.000 (200.000.000) (350.000.000) (150.000.000) (240.000.000) (100.000.000) (40.000.000) (90.000.000) 330.000.000

Membeli Dari Pihak Lain 1.500.000.000 0 0 0 (240.000.000) (100.000.000) (40.000.000) (90.000.000) (950.000.000) 180.000.000

Dari tabel perhitungan tersebut terlihat bahwa PT.Mitra Usaha membuat sendiri produknya dan mejua dengan harga Rp 15.000 per unit, makan akan dihasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000. Sedangkan jika PT.Mitra Usaha membelinya dari dari PT.Panah Merah dengan harga Rp 9.500 per unit, hanya akan dihasilkan laba usaha Rp 18.000.000. Hal ini terjadi karena PT.Mitra Usaha masih harus menaggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk jadi dari PT.Panah Merah dengan nilai total sebesar Rp 950.000.000(9.500 x100.000). Laba usaha sebesar Rp180.000.000 akan diperoleh jika PT.Mitra Usaha memutuskan untu membeli dari PT.Panah Merah dan tidak menggunakan sama sekali mesin dan fasilitas produksi yang dimiliki.

Dengan asumsi seperti itu, bearati pilihan untuk membuatsendiri produk tetap lebih mengguntungkan perusahaaan. Terhitungan komparatip tersebut didasarkan pada asumsi bahwa mesin yang dimiliki perusahaan tidak dimanfaatkan sama sekalai kalau perusahaan memutuskan membeli dari pihak lain. Tetapi perusahaan memiliki berbagai alternatif yang diambil untuk memanfaatkan fasilitas produksi. Anggaplah PT.Mitra Usah membeli dari PT. Panah merah,dan mesin Yng menggangur dapat disewakan pada pihak lain dengan pendapatan sebesar Rp200.000.000 per tahun atau digunakan untuk membuat sendiri produk tambahan sebanyak 40.000 unit (sesuai kemampuan bagian pemasaran)dengan harga jual sebesar Rp15.000 per unit. Keputusan apakah yang harus diambil oleh manajemen PT .Mitra Usaha, membeli dari PT. Panah Merah arau membuat sendiri produk tersebut?Mengapa?

Membeli dari Pihak Lain Keterangan

Membuat Sendiri

Penjualan Pendapatan Sewa Biaya Bahan Langsung BTKL B. Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap B. Pemasaran Variabel Biaya Pemasaran Tetap B. Administrasi Tetap Pembelian Produk Jadi Laba Usaha

1.500.000.000 0 (200.000.000) (350.000.000) (150.000.000) (240.000.000) (100.000.000) (40.000.000) (90.000.000) 0 350.000.000

Mesin Tidak Digunakan 1.500.000.000 0 0 0 0 (240.000.000) 0 (40.000.000) (90.000.000) (950.000.000) 180.000.000

Mesin Disewakan 1.500.000.000 200.000.000 0 0 0 (240.000.000) 0 (40.000.000) (90.000.000) (950.000.000) 380.000.000

Produksi Ekstra 2.100.000.000 0 (80.000.000) (140.000.000) (60.000.000) (240.000.000) (40.000.000) (40.000.000) (90.000.000) (950.000.000) 460.000.000

Jika perusahaan memutuskan untuk membuat sendiri produknya, maka laba usaha yang akan diperoleh Rp330.000.000. Jika perusahaan membeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali, perusahaaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetap ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan. Alternatif ini hanya menghasilkan laba usaha sebesar Rp180.000.000. Jika perusahaan membeli dari PT. Tanah Merah sebanyak 100.000 unit produk untuk dijual kepada departemen pertanian, dan kemudian fasilitas produksi yang tidak terpakai disewakan kepada pihak lain dengan pendapatan sewa sebesar Rp200.000.000 per tahun, hal itu akan mengakibatkan PT. Mitra Usaha memperoleh laba tambahan (dibanding jika tidak disewakan)

usaha sebesar Rp200.000.000, sehingga total laba usaha yang akan diperoleh jika pilihan ini diambil adalah Rp380.000.000. Jika perusahaan memilih menggunakan fasilitas produksinya yang tidak terpakai untuk membuat produk tambahan sebanyak 40.000 unit, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya variabel per unit dikalikan dengan 40.000 unit tersebut. Sedangkan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan juga akan bertambah sebesar Rp6000.000.000 (Rp15.000 x 40.000 unit), sehingga pendapatan total yang akan diperoleh perusahaan menjadi Rp2.100.000.000 (Rp1.500.000.000 + Rp600.000.000). Alternatif ini mengakibatkan perusahaan memiliki peluang untuk memperoleh laba total sebesar Rp460.000.000. Tetapi pilihan ini akan sangat ditentukan keberhasilannya oleh kemampuan bagian pemasaran menjual produk tambahan tersebut. Jika bagian pemasaran gagal menjual seluruh produk tambahan tersebut, maka perusahaan tidak akan dapat memperoleh laba sebesar itu. Berdasarkan data tersbut, jelas terlihat bahwa jika perusahaan memilih untuk membeli 100.000 unit produk dari PT. Panah Merah dan kemudian menggunakan fasilitas produksinya untuk membuat produk tambahan sebanyak 40.000 unit, maka akan dihasilkan laba paling besar. Jadi, alternatif ini merupakan pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. Perhitungan berbagai alternatif biaya tersebut didasarkan pada asumsi bahwa seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan akan tetap besarnya apapun keputusan dan aktivitas yang dipilih perusahaan. Biaya tetap yang ditanggung perusahaan, walaupun jumlahnya relatif tidak berubah ketika terjadi perubahan volume produksi, terkadang terdapat sejumlah biaya tetap yang dapat dihindarkan jika aktivitas produksi berhenti sama sekali. Biaya tetap yang dapat dihindarkan adalah sejumlah biaya yang bersifat tetap, tetapi dapat dihilangkan atau dihindari kalu perusahaan memutuskan untuk menghentikan aktivitas produksi. Misalnya, pengurangan tenaga satpam, pengurangan tenaga mandor, pengurangan biaya administrasi, dan sebagainya. Jika perusahaan memiliki biaya tetap yang dapat dihindarkan, hal itu akan menghasilkan perhitungan yang berbeda dan pilihan yang juga berbeda. Sebagai contoh, jika keputusan PT. Mitra Usaha untuk membeli dari PT. Panah Merah dan membiarkan fasilitas produksinya tidak berfungsi sama sekali, hal ini akan menyebabkan 40% dari total biaya tetapnya dapat dihindarkan. Keputusan untuk menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain juga dapat mengurangi sebnyak 20% dari total biaya tetap. Munculnya biaya tetap yang dapat dihindarkan ini akan menghasilkan perhitungan biaya alternatif yang berbeda seperti terlihat berikut ini: Keterangan Membuat Membeli dari Pihak Lain Sendiri Mesin Tidak Mesin Produksi Digunakan Disewakan Ekstra Pejualan 1.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 2.100.000.000 Pendapatan 0 0 200.000.000 0 Sewa

Biaya Bahan Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Variabel Biaya Overhead Tetap Biaya Pemasaran Variabel Biaya Pemasaran Tetap Biaya Administrasi Tetap Pembelian Produk Jadi Laba Usaha

(200.000.000)

0

0

(80.000.000)

(350.000.000)

0

0

(140.000.000)

(150.000.000)

0

0

(60.000.000)

(240.000.000)

(144.000.000)

(192.000.000)

(240.000.000)

(100.000.000)

0

0

(40.000.000)

(40.000.000)

(24.000.000)

(32.000.000)

(40.000.000)

(90.000.000)

(54.000.000)

(72.000.000)

(90.000.000)

0

(950.000.000)

(950.000.000)

(950.000.000)

330.000.000

328.000.000

454.000.000

460.000.000

Adanya biaya tetap yang dapat dihindarkan sebesar 40% ini membuat perusahaan hanya menanggung biaya tetap sebesar 60% dari total biaya tetap, dan akan dapat menghasilkan laba sebesar Rp328.000.000 jika memutuskan membeli dari perusahaan lain serta membiarkan fasilitas produksinya menganggur sama sekali. Jika perusahaan menyewakan fasilitas produksinya dan dapat menghindrkan sebesar 20% dari total biaya tetapnya, ini akan menyebabkan perusahaan memperoleh laba usaha sebesar Rp454.000.000. Perolehan laba usaha ini mendekati perolehan laba usaha jika perusahaan memilih membuat produk tambahan, yaitu sebesar Rp460.000.000. Tetapi pilihan untuk membuat produk tambahan masih sangat tergantung pada kemampuan bagian pemasaran dalm menjual produk tambahan tersebut. Sedangkan pilihan menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain akan memberikan hasil yang pasti dan tidak tergantung pada aktivitas serta kemampuan perusahaan menjual produknya.

DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka : Rudianto. AKUNTANSI MANAJEMEN : Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis, 2013. Erlangga : Jakarta.

Related Documents

Makalah Biaya Diferensial
October 2019 5
Biaya
October 2019 65
Biaya
August 2019 64

More Documents from ""

Makalah Biaya Diferensial
October 2019 5
Vine.docx
December 2019 83
Friendly Kasus Ham.docx
December 2019 79
Bab 4 Dan 5 - Copy.docx
November 2019 55
2.docx
December 2019 40