Biaya transportasi barang yang mahal merupakan salah satu penghambat proses pendistribusian barang khususnya untuk hasil produksi dari sektor industri, pertambangan, dan juga perkebunan. Dalam pengangkutan barang, biasanya yang dipakai merupakan harga jasa angkutan yang telah ditentukan oleh sistem pentarifan melalui sewa, karena tidak semua perusahaan produksi memiliki alat angkutan untuk mendistribusikan barangnya. Dengan sistem tarif, maka harga pengangkutan berlaku umum dan tidak ada ketentuan lain kecuali yang sudah diatur dalam buku tarif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk angkutan barang akan berlaku tarif barang dan begitu juga untuk angkutan orang akan berlaku tarif penumpang. Pada umumnya setiap golongan masyarakat hanya akan lebih tertarik pada biaya yang menjadi bebannya, misal seorang pengguna jasa angkutan umum, dimana tarif yang dikenakan dan waktu yang diperlukan dalam melakukan perjalanan akan dipandang sebagai biaya (Marolok, 1995). Menurut Salim (2006: 46) tarif angkutan adalah suatu daftar yang memuat harga-harga untuk para pemakai jasa angkutan yang disusun secara teratur. Pembebanan dalam harga dihitung menurut kemampuan transportasi (what the traffic willbear). Adapun jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan menjadi berikut: 1. Tarif Menurut Trayek adalah tarif angkutan berdasar atas pemanfaatan operasional dan moda transpor yang dioperasikan dengan memperhitungkan jarak yang dijalani oleh moda transpor disebut (km/miles). 2. Tarif Lokal Tarif lokal adalah tarif yang berlaku dalam satu daerah tertentu misal tarif bis yang berlaku khusus di DKI. 3. Tarif Diferensial. Tarif diferensial adalah tarif angkutan dimana terdapat perbedaan tinggi tarif menurut jarak, berat muatan, kecepatan atau sifat khusus dari muatan yang diangkut. 4. Tarif Peti Kemas (Container) Tarif peti kemas adalah tarif yang diberlakukan untuk membawa kotak/box di atas truk berdasar ukutan box/ kotak yang diangkut. Tarif peti kemas dikenal dengan sebutan Container on Flat Car (COFC). Tingkat dan jenis tarif barang yang diterapakan oleh suatu perusahaan jasa angkutan bisa saja berbeda untuk tiap jenis alat angkutan yang digunakan tergantung dari kapasitas angkutan, kecepatan angkutan yang digunakan serta penyesuaian besar arus angkutan yang berlaku. Selain itu tarif angkutan dipengaruhi oleh perubahan biaya operasi alat angkutan, permintaan dan penawaran di pasar jasa angkutan. Penetapan tarif tersebut juga sebagai alat kontrol agar pengoperasian dapat tercapai secara efektif dan efisien. Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari: 1. Jarak dalam ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu 3. Sifat khusus dari muatan Proses pendistribusian barang sendiri masih didominasi dengan angkutan truk, dimana dalam prosesnya masih ditemukan kendala yang membuat biaya transportasi lebih tinggi dari biasanya. Tingginya biaya tersebut juga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya kondisi prasarana jalan yang buruk, keadaan topografi yang tidak memungkinkan, dan biasanya terdapat berbagai jenis pungutan. Pertama pungutan ini tak hanya berupa retribusi yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah namun juga ada pungutan liar yang bersifat tidak resmi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kebanyakan penghentian yang dilakukan oleh oknum tersebut sama sekali tidak ada tujuannya selain mengambil kesempatan untuk menarik pembayaran dari perusahaan angkutan. Namun jika pihak perusahaan angkutan tidak memberikannya, maka jalan akan diblokir oleh oknum tersebut dan membuat pendistribusian terhambat semakin lama dan pada akhirnya biaya barang tersebut menjadi mahal. Kedua, seperti yang telah dijelaskan kondisi prasarana jalan yang buruk juga menghambat perkembangan pendistribusian barang terutama di Kalimantan Barat yang masih mengandalkan truk sebagai angkutan barang. Belum lagi kondisi jalan yang belum memadai di kabupaten dapat menghambat kegiatan ini. Di tingkat kabupaten, hanya 49% dari jalan kabupaten memiliki kondisi yang memadai (Bank Dunia, 2007). Maka dari itu, kondisi jalan raya yang merupakan prasarana lalu lintas jalan harus dibenahi mengingat muatan truk yang hilir mudik membawa angkutan barangnya. Peningkatan biaya angkutan juga mengalami kenaikan jika kondisi truk yang digunakan sudah tua dan perlu perawatan serta kenaikan harga BBM secara tiba-tiba. Ketiga, kelebihan muatan yang dibawa oleh truk tidak hanya membahayakan supir tetapi juga membahayakan pengendara lain dan juga keadaan sekitar. Walaupun sudah tersedia jembatan timbang, namun terkadang supir truk melewatinya begitu saja. Akibatnya terjadi kelebihan muatan yang membahayakan keselamatan dan memperparah kondisi jalan yang telah rusak. Moda kereta api merupakan salah satu angkutan yang dapat menjadi solusi untuk pendistribusian barang di wilayah Kalimantan Barat. Kereta api juga merupakan salah satu transportasi yang murah untuk angkutan barang jarak jauh. Angkutan kereta api juga sesuai untuk mengangkut hasil produksi komoditas bahan mentah dengan muatan yang sangat besar terlebih lagi Kalimantan Barat kaya akan hasil produksi dari sektor industi, pertambangan, dan juga perkebunan.
Maka dari itu peranan kereta api barang juga berpengaruh untuk wilayah ini agar pendistribusian barang menjadi lebih mudah dan lancar. Dengan begitu harga barang di daerah kabupaten tidak jauh berbeda dengan yang ada di kota, sehingga perekonomian di wilayah tersebut meningkat. Tabel 1 Perbandingan biaya dan layanan angkutan kerta api dengan angkutan truk
Sumber: KAI