MAKALAH AKUNTANSI BIAYA METODE HARGA POKOK PESANAN
Disusun oleh KELOMPOK 5
1. PHOBI ASTRI SARIFA 2. RICO ABRAHAM BENYAMIN 3. SANDI G. MUSKANAN 4. SESILIA N.B. ATARODANG
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGRI KUPANG 2017/2018
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertisn dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen.atau dengan kata lain suatu sistem akuntansi yang kegiatannya melakukan penelusuran biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik pesanan artinya konsumen memesan terlebih dahulu sejumlah produk kepada perusahaan, setelah pesanan jadi maka konsumen mengambil pesanan tersebut dan membayarnya pada perusahaan. Adapun tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan konsumen baik harga pokok secara keseluruhan dan tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh perusahaan yang produksi barang sehari-hari berdasarkan pesanan dari konsumen, pesanan tersebut bisa berasal dari luar dan dalam perusahaan. Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: a.
Produk yang dihasilkan sesuai pesanan atau permintaan dari konsumen.
b.
Persediaan di gedung hanya untuk memenuhi pesana saja.
c.
Karna hanya berdasarkan pesanan saja maka kalu tidak ada pemesanan maka produksinya terputus-putus. Kalau tidak ada pemesanan baru memproduksi kalau tidak maka produksi akan berhenti.
d.
Produk yang telah selesai langsung diberikan pada pemesan.
e.
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesana dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan secara rinci. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. Metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan: 1) Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tebnaga kerja langsung, untuk biaya overhead pabrik harus digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka. 2) Untuk semua elemen biaya produksi dapat digunakan sistem harga pokok yang ditentukan dimuka.
f.
Biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan dibagi 2 yaitu:
1) Biaya langsung, meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya. 2) Biaya tidak langsung, meliputi biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak langsung dibebankan ke tiap-tiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. g.
Cara pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan kartu biaya pesanan, yang memuat rincian untuk masin-masing pesanan.
2.2 Kartu Pesanan Kartu biaya pesanan adalah faktor/dokumen yang isinya biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk masing-masing pesanan. Atau dengan kata lain kartu pesanan adalah dokumen yang berisi rincian mengenai suatu pesanan. Biaya diakumulasi stiap pesanan yang menunjukan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibrbankan untuk satu perusahaan. Fungsi kartu pesanan sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi setiap pesanan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) dan biaya produksi tidak langsung (BOP). Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu biaya pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu biaya pesana sebagai berikut: PT ABC dalam menyelesaikan suatau pesanan no 110 menghabiskan rincian biaya sebagai berikut: Biaya bahan baku Kertas jenis X
85 rem @Rp 10.000
Rp 850.000
Tinta jenis B
5 kg @ Rp 100.000
Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 110
Rp 1.350.000 Biaya tenaga kerja
Upah langsung untuk pesanan 110 adalah 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000 Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung. Pesanan 110
150% x Rp 900.000
Rp 1.350.000
Dari data diatas kita masukan ke dalam kartu biaya pesanan sebagai berikut:
PT ABC Surabaya
KARTU BIAYA PESANAN No pesanan
: 110
pemesanan
:
Jurnal produk :
sifat pesanan
:
Tgl pesanan
:
jumlah
:
Tgl selesai
:
harga jual
:
Biaya bahan baku
Tgl No
Ket
Jurnanl
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Tgl
Tgl Dasar
BPBG
No
Jurnal
Tarif
Jurnal
Kartu Jam kerja Kertas
850.000
X
500.000
Tinta B
1.350.000
Jumlah
900.000
BTKL
150% 1.350.000
900.000
Jumlah
1.350.000
Jumlah
Jumlah total biaya produksi
2.3 Pencatatn Metode Harga Pokok Pesanan 1. Akuntansi biaya bahan baku a) Untuk pembelian biaya bahan baku dicatat dengan jurnal menggunakan metode perpetual. Persediaan bahan baku
xxx
Utang usaha/kas
xxx
Penggunaan metode perpetual Pembelian Utang usaha/kas
xxx xxx
3.600.000
b)
Untuk menggunakan bahan baku Barang dalm proses
xxx
Persediaan bahan baku
2.
xxx
Akuntansi biaya tenaga kerja
a) Untuk mencatat biaya tenaga kerja terutang Gaji dan upah
xxx
Utang gaji dan upah
xxx
b) Untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja Barang dalam proses
xxx
BOP sesungguhnya biaya adminitrasi dan umum
xxx
Biaya pemasaran
xxx
Gaji dan upah
xxx
3. Akuntansi biaya tenaga kerja Dalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditntukan sebelum proses produksi berjalan. a)
Untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi BOP sesungguhnya Macam-macam biaya
b)
xxx xxx
Untuk mencatat pembebanan BOP adalah Barang dalam proses
xxx
BOP yang dibebankan c)
xxx
BOP yang dibebankan ditutup ke BOP sesungguhnya BOP yang dibebankan
xxx
BOP sesungguhnya
xxx
4. Barang jadi Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah selesai diolah oleh perusahaan dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang selesai diolah oleh perusahaan, maka besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat dari kartu harga pokok. Persediaan barang jadi
xxx
BDP- Biaya Bahan Baku
xxx
BDP- Biaya Tenaga Kerja
xxx
BDP- Biaya Overhead Pabrik
xxx
Atau:
Persediaan barang jadi
xxx
Barang dalam proses
xxx
5. Pencatatn persediaan barang dalam proses Persediaan barang dalam proses
6.
xxx
BDP- Biaya bahan baku
xxx
BDP- Biaya tenaga kerja
xxx
BDP- Biaya Overhead Pabrik
xxx
Pencatatan penyerahan barang kepada pemesan Piutang
xxx Penjualan
7.
xxx
Pencatatan harga pokok penjualan Harga pokok penjualan
xxx
Persediaan barang jadi
xxx
Contoh soal PT ABC dalam penyelesaian suatau pesanan 110 menghabiskan rincian biaya sebagai berikut: Biaya bahan baku Kertas jenis X
85 rem @ Rp 10.000
Rp 850.000
Tinta jenis B
5 kg @ Rp 100.000
Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 110
Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja Upah langsung untuk pesanan 110 adalah 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000 Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga keja langsung .
Pesanan 110
150% X Rp 900.000
Rp 1.350.000
Dari data diatas kita masukan kedalam kartu biaya pesana sebagai berikut:
PT ABC Surabaya
KARTU BIAYA PESANAN No pesanan
: 110
pemesanan
:
Jurnal produk :
sifat pesanan
:
Tgl pesanan
:
jumlah
:
Tgl selesai
:
harga jual
:
Biaya bahan baku
Tgl No
Ket
Jurnanl
BPBG
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Tgl
Tgl Dasar
No
Jurnal
Tarif
Jurnal
Kartu Jam kerja Kertas
850.000
X
500.000
Tinta B
1.350.000
Jumlah
900.000
BTKL
150% 1.350.000
900.000
Jumlah
1.350.000
Jumlah
Jumlah total biaya produksi
Pencatatan akuntansi metode harga pokok pesanan a. Akuntansi biaya bahan baku Pemakaina bahan baku sebesar Rp 1.350.000 maka jurnalnya adalah: Barang dalam proses Persediaan bahan baku
Rp 1.350.000 Rp 1.350.000
b. Akuntansi biaya tenaga kerja Untuk mencatat pemakaian biaya tenaga kerja adalah Barang dalam proses Gaji dan upah
Rp 900.000 Rp 900.000
3.600.000
c. Akuntansi biaya overhead pabrik Barang dalam proses BOP yang dibebankan BOP yang dibebankan BOP sesungguhnya
Rp 1.350.000 Rp 1.350.000 Rp 1.350.000 Rp 1.350.000
d. Akuntansi untuk produk jadi Misal dari contoh di atas pesanan 110 telah selesai diproduksi maka dari kartu biaya pesanan akan dapat dihitung biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan yang bersangkutan. Harga pokok pesanan 110 dihitung sebagai berikut: Biaya bahan baku
Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja
Rp 900.000
BOP
Rp 1.350.000
Total harga pokok pesanan 110
Rp 3.600.000
Maka jurnalnya adalah: Persediaan produk jadi
Rp 3.600.000
Barang dalam proses
Rp 3.600.000
e. Akuntansi untuk harga pokok produk dalam proses Misal pesanan 110 telah dijual dengan harga Rp 5.200.000 maka jurnalnya adalah: Harga pokok penjualan Persediaan produk jadi Piutang dagang/kas Penjualan
Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 5.200.000 Rp 5.200.000
2.4 Masalah-Masalah Khusus dalam Harga Pokok Pesanan Ada masalah-masalah yang mungkin akan timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan ini adalah: 1.
Biaya bahan baku
a.
Unsur harga pokok bahan baku Berdasarkan prinsip harga perolehan unsur harga pokok terdiri dari harga beli menurut faktur, biaya angkut, biaya-biaya lain sampai bahan baku siap dipakai dalam produksi.
b.
Penentuan harga pokok bahan baku Metode penghitungan harga pokok bahan baku dapat dipakai beberapa metode yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu:
Metode FIFO (First In Firs Out) Metode LIFO (Last In First Out) Metode Rata-rata c.
Sisa bahan Adalah sisa bahan yang tidak terpakai lagi dan ada juga yang sudah tidak dapat dipakai lagi dalam proses produksi berikutnya, ada juga sisa bahan tersebut masih bisa dijual. Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan adalah: Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan. Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan tersebut diserahkan kegudang.
d. Produk rusak Produk rusak merupakan produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, kemungkinannya produk tersebut sudah tidak dapat diperbaiki, padahal produk tersebut sudah menggunakan unsur biaya produksi untuk memproduksinya. Perlakuan terhadap produk rusak adalah sebagai berikut: Apabila produk rusak disebabkan sulitnya produk pesanan yang dipesan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut. Apabila produk rusak karena hal yang wajar terjadi, maka kerugian yang timbul karena adanya kerusakan akan dibebankan kepada produk secara keseluruhan kedalam biaya overhead pabrik. e.
Produk cacat Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan, sehingga membutuhkan untuk perbaikan atau revisi produk kembali. Untuk memperbaiki produk tersebut dibutuhkan biaya perbaikan agar produk tersebut dapat sesuai standar yang ditetapkan. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dalam produk rusak. Apabila produk cacat disebabkan sulitnya produk pesanan yang dipesan, maka harga pokok produk cacat dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut. Apabila produk cacat karena hal yang wajar terjadi, maka kerugian yang timbul karena adanya produk cacat akan dibebankan kepada produk secara keseluruhan kedalam biaya overhead pabrik.
2. Biaya tenaga kerja Dalam memperhitungkan harga pokok produksi yang hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibedakan sebagai berikut: a. Tenaga kerja langsung adalah biaya tebaga kerja yang timbul dari pembuata produksi yang langsung berhubungan dengan produk yang dihasilkan. Jasa yang dihasilkan dapat ditelusuri secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Contoh: pada perusahaan kursi yang termasuk tenaga kerja langsung adalah gaji kariyawan bagian pemotongan kayu, pengamplas, dll b. Tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang timbul dari pembuatan produksi namun kariyawannya tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk tersebut. Upahnya masuk dalam biaya tenaga kerja tidak langsung, sebagai unsur biaya overhead pabrik dibebankan pada produk secara tidak langsung, tetapi melaui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu. Contoh: pada perusahaan kursi yang termasuk tenaga kerja tidak langsung adalah gaji kariawan bagian keamanan pabrik, pengawas pabrik, dll. Beberapa masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain: a. Perhitungan besarnya gaji dan upah. Menggunakan formula jumlah jam kerja x tarif upah per jam. b. Pemberian intensif Perhitungan intensif dapat berdasarka atas waktu kerja maupun kuantitas produksi yang dihasilkan maupun gabungan dari keduanya. c. Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan Pada prinsip besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut: Ditetapkan pendapatan kena pajak per bulan. Atas pendapatan kena pajak perbulan kemudian dihiting selama satu tahun untuk mendapatkan tarif pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu tahun.
Contoh soal PT MEBEL ANTIK menerima pesanan dari pemesan untuk membuat kursi sebanyak 2.000 unit. Pesanan ini merupakan pesanan dengan nomor 003. Proses produksi melalui dua departemen produksi diman departemen I sebagai departemen pembentukan sedangkan departemeb II sebagai departemen penyelesaian. Pesanan ini diterima pada tanggal 03 maret 1994 dan akan diselesaikan pada tanggal 31 maret 1994. Informasi berikut berhubungan dengan pesanan 003 tersebut: Pembelian bahan baku 01 januari 1994 200 m3 kayu @ Rp 500 Pembelian 03 januari 1994 300 m3 kayu @ Rp 650 Pembelian 10 januari 1994 100 m3 kayu @ Rp 550 Pembelian 07 maret 1994 750 m3 kayu @ Rp 600 Permintaan bahan baku dibagian gudang untuk departemen I sebanyak 1.200 m3 kayu. Keterangan
Departemen I
Departemen II
Jumlah jam kerja langsung
1.200 jam
2.000 JAM
Upah langsung/jam
Rp 2.000
Rp 1.500
Jam mesin yang digunakan
450 jam
-
Perencanaan BOP pertahun untuk departemen I sebesar Rp 8.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 20.000 jam mesin sedangkan untuk di departemen II sebesar Rp 12.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 30.000 jam tenaga kerja langsung. Perusahaan dalam penilain bahan baku menggunakan metode FIFO. Pihak pemesanan menyetujui pembayaran pesanannya sebesar total biaya produksi ditambah laba kotor sebesar 40% dari total biaya produksi. Diminta: 1. Hitunglah besarnya bahan baku yang digunakan 2. Tentukan tarif BOP per departemen 3. Buatlah kartu harga pokok pesanan nomor 003 tersebut 4. Hitunglah total harga pokok produksi 5. Hitunglah harga jual per unit 6. Buatlah jurnal yang dibutuhkan
Jawab: 1.
Penggunaan bahan baku sebanyak 1.200 m2 kayu dengan perincian sebagaai berikut: Unit
Harga
Jumlah
Persediaan 1 januari
200 m2
Rp 500
Rp 100.000
Pembelian 3 januari
300 m2
Rp 650
Rp 195.000
Pembelian 10 januari
700 m2
Rp 550
Rp 385.000
Penggunaan
bahan 1.200
baku
2.
Rp 680.000
m2
Tarif BOP dept I : 8.000.000/ 20.000 jam = Rp 400/jam mesin. Tarif BOP dept II: 12.000.000/ 30.000 jam = Rp 400/jam kerja langsung
3.
Kartu harga pokok. PT MEBEL ANTIK KARTU HARGA POKOK No pesanan
: 003
Nama pesanan :
Jenis produksi
: kursi kayu
Jumlah unit
: 2.000
Tanggal pesanan : 03/03/1994
Tgl selesai
: 31/03/1994
Sifat pesanan
Harga jual
:
Tgl
:
Ket
No
Dept I
Dept II
Jumlah
bukti BIAYA BAHAN BAKU 680.000 Jumlah bahan baku
680.000
680.000
BIAYA TENAGA KERJA 1.200
2.400.000
3.000.000
2.400.000
3.000.000
x 2.000 dan 2.000 x 1.500 Jumlah biaya tenaga kerja
5.400.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK 450 x 400 dan
180.000
2.000 x 400
800.000
Jumlah biaya overhead pabrik
180.000
800.000
980.000
Jumlah biaya produksi
3.260.000
3.800.000
7.060.000
4.
Jumlah biaya produksi untuk pesanan no.003 = Rp 7.060.000
5.
Harga jual/persediaan = (140% x 7.060.000)/2.000 unit = Rp 4.942/unit
6.
Jurnal Mencatat pemakian bahan baku BDP – BBB dept I
680.000
-
Persediaan bahan baku -
680.000
Mencatat pembebanan BTK BDP – BTK dept I
2.400.000
-
BDP – BTK dept II
3.000.000
-
Gaji dan upah
-
5.400.000
Mencatat beban BOP BDP – BOP dept I
180.000
-
BDP – BOP dept II
800.000
-
BOP dibebankan
-
980.000
Mencatat persediaan produk jadi Pesediaan produk jadi
7.060.000
-
BDP - BBB
-
680.000
BDP - BTK
-
5.400.000
BDP – BOP
-
980.000
Mencatat harga pokok penjualan Harga Pokok Penjualan
7.060.000
Persediaan produk jadi
-
7.060.000
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Sujarweni, Wiratna. 2015. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Baru