Lp Gadar Gea.docx

  • Uploaded by: Okkyz
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Gadar Gea.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,039
  • Pages: 9
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA NY. B 40 TAHUN DENGAN MASALAH GASTROENTERITIS DEHIDRASI Di ruang IGD Dr. R Soedarsono Pasuruan

Oleh: OKKY ZAMZAM RIZALDI NIM. 1501470046

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG 2018

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA NY. B 40 TAHUN DENGAN MASALAH GASTROENTERITIS DEHIDRASI

Pasuruan, …. Maret 2018 Mahasiswa

Okky Zamzam Rizaldi NIM. 1501470046

Disetujui Oleh :

Pembimbing Klinik

(…………….…………..)

Pembimbing Institusi

(………………………….)

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS ACUTE

A. Definisi Gastroenteritis Acute (Diare Akut) adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009) 1. Lama waktu diare :  Akut

: berlangsung kurang dari 2 minggu

 Kronik

: berlangsung lebih dari 2 minggu

2. Mekanisme patofisiologis

: osmotik atau sekretorik

3. Berat ringan diare

: kecil atau besar

4. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi 5. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak (Djuanda Adhi)\ Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia Usia

S/D 4 Bulan

4-12 Bulan

12 Bulan s/d 4 Tahun

2-5 Tahun

BB

< 6 kg

6-12 kg

10-12 kg

12-19 kg

Jumlah CRO

200-400 ml

400-700 ml

700 -900 ml

900-1400 ml

B. Etiologi

1. Diare Akut Virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica; Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aerus, C perfringens, E coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella sp, Yersinia), iskemia intestinal, Inflammatory Bowel Diasase (acute on chronic), colitis radiasi. 2. Diare kronik Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis terjadinya :  Diare osmotik  Diare sekretorik  Diare karena gangguan motilitas  Diare inflamatorik  Malabsorbsi  Infeksi kronik

C. Manisfestasi Klinis

1. Diare Akut  Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset  Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, nyeri perut  Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut  Demam 2. Diare kronik  Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang  Penurunan BB dan nafsu makan  Demam indkasi terjadi infeksi  Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah (Yulianti elin, 2009)

Bentuk klinis diare Klasifikasi

Tanda-tanda atau gejala

Pengobatan

Dehidrasi

Terdapat 2 atau lebih tanda :

Beri cairan untuk diare

Berat

 Letargis/tidak saadar

dengan dehidrasi berat (

 Tidak bisa minum/malas minum

lihat rencana terapi C

 Cubitan kulit perut kembali

untuk diare dirumah

sangat lambat ≥ 2 detik Dehidrasi

Terdapat 2 atau lebih tanda :

sakit)  Beri anak cairan

Ringan atau

 Rewel, gelisah

dengan makanan

Sedangt

 Mata cekung

untuk dehidrasi

 Minum dengan lahap, haus

ringan ( lihat

 Cubitan kulit kembali dengan

rencana terapi B)

lambat

 Setelah rehidrasi nasehati ibu untuk penanganan dirumah

Tanpa

Tidak terdapat cukup tanda untuk

 Beri cairan dan

Dehidrasi

diklasifikasikan sebagai dehidrasi

makanan untuk

ringan atau berat

menangani diare dirumah (lihat rencana terapi A)

D. Pemeriksaan diagnostik

1. Pemeriksaan tinja (1-3 kali) harus diperiksa segera untuk kultur dan pemeriksaan adanya sel telur cacing, kista, dan parasit. Bila diare berlangsung lebih dari 1 minggu, maka perlu dilakukan investigasi. Investigasi yang diperlukan yaitu rektosigmoidoskopi dan biopsy PA atau radiology. 2. Pemeriksaan tinja rutin : pemeriksaan ini penting untuk menemukan penyebab diare. 3. Proktosigmoidoskopi : pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosis adanya inflamasi mukosa atau keganasan.

4. Pemeriksaan kadar lemak tinja kuantitatif : tinja yang dikumpulkan selama 72 jam harus diperiksa kadar lemak tinja jika dicurigai malabsorbsi lemak. 5. Pemeriksaan voluma tinja 24 jam ; volume lebih dari 500 ml/hr jarang ditemukan pada sindrom usus iritabel. 6. Bila ada dehidrasi, perlu periksa elektrolit serum, ureum (BUN), kreatinin serum dan berat jenis urine.

E. Penatalaksanaan Umum

1. Terapi a. Akut  Hindari makanan yang merangsang  Diit yang bergizi bila perlu berikan cairang parenteral  Obat pengencer dan penetral agen penyebab 

obat antibiotik ditujukan untuk infeksinya



obat antioda yang menetralkan asam lambung



obat noborantia

b. Kronis  Modifikasi diit  Meningkatkan istirahat  Mengurangi stress  Farmakologi 

Intoleransi karbohidrat

 malabsorbsi lemak

2. Perawatan a. Istirahat di tempat tidur b. Alat alat perawatan harus didisinfeksi c. Penderita tidak boleh kedinginan d.

Diet :  Puasa  lamanya tergantung dari umur dan defekasi  kalau diare hebat, berikan infuse

F. Komplikasi a. Asidosis Metabolik b. Syok Hipovolumik c. Kembung (hipokalemia) d. Kejang (hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia) e. Kematian

G. Patofisiologi Penyakit ini biasanya timbul secara tiba tiba disertai nausea, muntah muntah, diare, malaise, kejang abdominal, mialgia dan demam. Dehidrasi sering terjadi pada anak- anak. Sebagian besar virus, bakteri, atau organisme protozoa dapat menyebabkan gastroenteritis infektif. Diare pada bayi sering disebabkan oleh virus atau enteropatologik. 1. Meningkatnya mortalitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi dari elektrolit yang berlebihan. 2. Cairan, sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam tinja sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolic. Diare yang terjadi merupakan proses dari : 

Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme masuk dan merusak sel mukosa

intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. 

Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.



Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.

H. Pathway Infeksi

makanan

Psikologi

Berkembang diusus

Toksik tak dapat diserap

Ansietas

Hipersekresi air dan elektrolit

hiperperistaltik

Malabsorbsi KH, Protein, Lemak

Isi usus

Penyerapan makanan diusus menurun

↑ tekanan osmotik

Pergeseran air dan elektrolit ke usus Diare

↑ frekuensi BAB

Hilang cairan dan lektrolit

Distensi Abdomen

Gangguan integritas kulit

Mual, Muntah

Nafsu makan menurun Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

Dehidrasi

Asidosis metabolik Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Sesak

Gangguan Pertukaran gas

Kurang volume cairan

Resiko Syok Hipovolemik

Related Documents

Lp Gadar Gea.docx
November 2019 32
Cover Lp Gadar Ska.docx
April 2020 22
Lp Gadar Stroke.docx
June 2020 19
Lp Gadar-2.docx
November 2019 22
Gadar Rpl.ppsx
October 2019 33
Dok. Gadar
June 2020 27

More Documents from "erwynda prasetya"