LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA APLASTIK
A. Definisi Penyakit Anemia aplastik adalah anemia kegagalan sumsum tulang memproduksi darah ditandai adanya pansitopenia dengan sebagian besar kasus terjadi kelainan sumsum tulang hypoplasia (Bakta,2003). Definisi: Anemia aplastik adalah anemia kegagalan sumsum tulang memproduksi darah ditandai adanya pansitopenia dengan sebagian besar kasus terjadi kelainan sumsum tulang hypoplasia (Bakta,2003).
Etiologi : Penyebab anemia aplastik sebagian besar tidak diketahui atau bersifat idiopatik. Nabiel & Solveig GE membagi menjadi 2: Kongenital Didapat
Bahan kimia & obat-obatan
Manifestasi Klinis : 1. Anemia, 2. leukopenia dan 3. trombositopenia.
Bahan toksik
Penyakit infeksi (sitomegalivirus)
Aplasia sumsum tulang
Depresi sumsum tulang
Menekan produksi sumsuum tulang
Proses imunologis
Penggantian sumsum tulang dengan lemak
Kerusakan mikro sumsum tulang
Sel precursor sumsum tulang
Anemia aplastik ∑ Sel induk/CD 34 ↓
Trombositopenia
Perdarahan mukosa pada kulit
Kerusakan sel hematopoitik
Lemah & mudah lelah
Anoreksia
↓ Pengisian kapiler
Granulositopenia & leukositopenia
Mudah terkena infeksi
Resti terhadap infeksi NOC :Infeksi tidak terjadi NIC :Kontrol Infeksi, Perlindungan infeksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan NOC: Status nutrisi NIC: Manajemen nutrisi
Perubahan jaringan
Perfusi
NOC: Perfusi jaringan baik NIC: perawatan sirkulasi: alat bantu mekanik
Intoleransi aktifitas NOC: Toleransi terhadap aktivitas NIC: Manajemen lingkungan, Bantuan perawatan diri, Terapi aktifitas
Resti terhadap kerusakan integritas kulit NOC : Integritas kulit: mukosa dan kulit NIC : Manajemen tekanan
B. Pemeriksaan Penunjang No 1 2
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan darah lengkap Faal Hemotasis
3 4
Sumsum tulang Virus
5
Noclear Manetik Resonance Imaging (NMRI). Radio Noklid Bonemarrow Imaging (Bonemarow Skening)
6
Manfaat Untuk mengetahui kelainan darah dan tingkat keparahan anemia apalstik. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui laju pendarahan memanjang, sendangkan fungsi lainnya normal Mengetahui keabnormalan stem sel dan fungsi sumsum tulang Evaluasi diagnosis anemia aplastik meliputi pemeriksaan virus hepatitis, parvovirus dan sitomegalovirus. Merupakan pemeriksaan ini merupakan cara terbaik untuk mengetahui luasnya perlemakan karena dapat membuat pemisahan darah sumsum tulang berlemak dan sumsum selular. Luasnya kelainan sumsum tulang dapat ditemukan oleh skening tubuh setelah di suntik dengan koloic radiatif teknitum sulfur yang akan terkait pada makrofag sumsum tulang atau indium klorida yang akan terikat pada transfering/ koma dengan bantuan sken sumsum tulang dapat ditentukan daerah hematosis aktif untuk memperoleh sel-sel progenitor.
C. Penatalksanaan 1. Transfusi Untuk mengatasi keadaan anemia dapat diberikan transfusi leukocyte-poor red cells yang bertujuan mengurangi sensitisasi terhadap HLA (human leukocyte antigen). Untuk mencegah perdarahan terutama pada organ vital dapat dilakukan dengan mempertahankan jumlah trombosit di atas 20.000/uL. Bila perdarahan tetap terjadi dapat ditambahkan antifibrinolisis. 2. Pencegahan Infeksi Untuk mengatasi infeksi yang timbul karena keadaan leukopenia, dapat diberikan pemberian antibiotik profilaksis dan perawatan isolasi. Kebersihan kulit dan perawatan gigi yang baik sangat penting, 3. Menghindari toksik Pada tata laksana anemia aplastik, yang tidak kalah penting adalah penghindaran dari bahanbahan fisika maupun kimiawi, termasuk obat-obatan yang mungkin menjadi penyebab. 4. Kombinasi Obat Tata laksana anemia aplastik dengan obat-obatan diberikan pada pasien anemia aplastik derajat ringan, pasien yang tidak mendapatkan donor yang sesuai untuk transplantasi, dan pasien yang mempunyai kontra-indikasi untuk dilakukan transplantasi sumsum tulang. Tujuan pemberian obat-obatan untuk mengurangi morbiditas, mencegah komplikasi, dan eradikasi keganasan. 5. Androgen Efek androgen dalam tata laksana anemia aplastik untuk meningkatkan produksi eritropoetin dan merangsang sel stem eritroid.
Daftar Pustaka Bakta IM : Hematologi Klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta. 2003; P, 98-109 Bulechek et al. (2016).Nursing Intervention Clasification (NIC) Ed. 6. Elsevier: Indonesia. Herdman, T.Heather. (2017). Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Isyanto, Maria Abdulsalam. (2005). Masalah pada Tata Laksana Anemia Aplastik Didapat. Jurnal. Moorhead. S et al. (2016). Nursing Outcoms Classsification (NOC) Ed. 5. Elsevier: Indonesia. Thaha et al. (2011). Diagnosis, Diagnosis Differensial dan Penatalaksanaan Immunosupresif dan Terapi Sumsum Tulang pada Pasien Anemia Aplastik. Jurnal
Banjarmasin, Desember 2018
Preseptor Klinik,
Ners Muda,
( Taufik Akbar, S.Kep., Ns )
( Akhmad Zarjani, S.Kep )