Lp Anemia Aplastik Lz(1).docx

  • Uploaded by: dwi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Anemia Aplastik Lz(1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,138
  • Pages: 12
Telah disetujui/diterima Pembimbing Hari/Tanggal : Tanda tangan :

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA PROGRAM PROFESI NERS

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Anemia Aplastik di Ruang Non Infeksi Instalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Mohammad Hosein Palembang

Oleh : DWI ASTUTI 04064881820057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2018

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA APLASTIK A. Pengertian Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997). Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang) (Ngastiyah, 1997). Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2005). B. Etiologi Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik dimana penyebabnya masih belum dapat dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang di dug adapat

memicu

terjadinya

penyakit

anemia

aplastik

ini.

Faktor -faktor

penyebab yang dimaksud antara lain : 1. Faktor kongenital (genetik) Sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya. 2. Zat Kimia Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis obat berlebihan. Zat-zat kimia yang sering menjadi penyebab anemia aplastik misalnya benzen, arsen, insektisida, dan lain-lain. Zat-zat kimia tersebut biasanya terhirup ataupun terkena (secara kontak kulit) pada seseorang. 3. Obat-obatan Obat

seperti

kloramfenikol

diduga

dapat

menyebabkan

anemia

aplastik.

Misalnya pemberian kloramfenikol pada bayi sejak berumur 2-3 bulan akan menyebabkan anemia aplastik setelah berumur 4 tahun. America edical Association juga telah membuat daftar obat-obat yang dapat menimbulkan anemia aplastik.

Obat-obat

yang

dimaksud

antara

lain

Azathioprine,

Karbamazepine, Inhibitor carbonicanhydrase, Kloramfenikol, Ethosuksimide, Indomethasin, Imunoglobulin limfosit,Penisilamine, Probenesid, Quinacrine, Obat-

obat sulfonamide, Sulfonilurea, Obat-obat thiazide, trimethadione. Pengaruh obat-obat pada sumsum tulang diduga sebagai berikut Penekanan bergantung dosis obat, reversible dan dapat diduga sebelumnya(obat-obat anti tumor) Penekanan bergantung dosis, reversible, tetapi penekanan tidak dapat diduga sebelumnya Penekanan tidak bergantung dosis obat (idiosinkrasi) 4. Radiasi Radiasi dianggap penyebab enemia aplastik karena dapat mengakibatkan kerusakan pada sel induk atau lingkungan sel induk. Contoh radiasi yang dimaksud adalah pajanan sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan radioaktif (misalnya ledakan bom nuklir) paparan oleh radiasi berenergi tinggi ataupun sedang yang berlangsung lama dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang akut dan kronis sehingga terjadi anemia aplastik 5. Kelainan Imunologik Zat anti terhadap sel-sel hemopoetik dan lingkungan mikro dapat menyebabkan anemia aplastik C. Patofisiologi Penyebab anemia aplastik adalah faktor kongenital, faktor didapat antara lain : bahan kimia, obat, radiasi, imunologik. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda hipoplasia muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana terjadi kegagalan sempurna dan ireversibel. Disinilah pentingnya pemeriksaan angka darah sesering mungkin pada pasien yang mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur pada bahan kimia yang dapat menyebabkan anemia aplastik. Karena terjadi penurunan jumlah sel dalam sumsum, aspirasi sumsum tulang sering hanya menghasilkan beberapa tetes darah. Maka perlu dilakukan biopsy untuk menentukan beratnya penurunan elemen sumsum normal dan pergantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, prekusor granulosit, eritrosit dan trombosit, akibatnya terjadi pansitopenia. Pansitopenia adalah menurunnya sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Penurunan sel darah ( anemia ) ditandai dengan menurunnya tingkat hemoglobin dan hematokrit. Penurunan sel darah merah ( Hemoglobin ) menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang dikirimkan ke jaringan, biasanyaditandai dengan kelemahan, kelelahan,

dispnea, takikardia, ekstremitas dingin dan pucat. Kelainan kedua setelah anemia yaitu leukopenia atau menurunnya jumlah sel darah putih ( leukosit ) kurang dari 450010000/mm, penurunan sel darah putih ini akan menyebabkan agranulositosis dan akhirnya menekan respon inflamasi. Respon inflamasi yang tertekan akan menyebabkan infeksi dan penurunan system imunitas fisis mekanik dimana dapat menyerang pada selaput lendir, kulit, silia, saluran nafas sehingga bila selaput lendirnya yang terkena maka akan mengakibatkan ulserasi dan nyeri pada mulut serta faring, sehingga mengalami kesulitan dalam menelan dan menyebabkan penurunan masukan diet dalam tubuh. Kelainan ketiga setelah anemia dan leukopenia yaitu tromositopenia, trombositopenia didefinisikan

sebagai

jumlah

trombosit

dibawah

100.000/mm3.

akibat

dari

trombositopenia antara lain ekimosis, ptekie, epistaksis, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf dan perdarahan saluran cerna. Gejala dari perdarahan saluran cerna adalah anoreksia, nausea, konstipasi, atau diare dan stomatitis ( sariawan pada lidah dan mulut ) perdarahan saluran cerna dapat menyebabkan hematemesis melena. Perdarahan akibat trombositopenia mengakibatkan aliran darah ke jaringan menurun. D. Manifestasi Klinis a. Pucat b. Kelelahan c. Dispnea d. Jantung berdebar e. pusing f. Lemah g. Demam h. Purpura i. Perdarahan j. Nafsu makan berkurang k. Sesak napas l. Mudah memar m. Penglihatan kabur

E. Penatalaksanaan medis a. Transplantasi sumsum tulang b. Transfusi darah PRC c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi

d. Imunosupresif (siklosporon, globulin antitimosit) F. Pemeriksaan diagnostik a. Pemeriksaan darah lengkap disertai diferensial anemia makrositik, penurunan granulosit, monosit, limfosit b. Uji kerusakan kromosom positif untuk anemia fanconi G. Masalah Keperawatan a. Intoleransi aktivitas b.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer c. Resiko Infeksi d.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh e. Kerusakan integritas kulit

H. Intervensi No

Diagnosa Keperawatan

1

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Definisi : Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan Batasan Karakteristik :  Tidak ada nadi  Perubahan fungsi motorik  Perubahan karakteristik kulit  Indek ankle-brankhial <0,90  Perubahan tekanan darah di ekstremitas  Waktu pengisian kapiler >3 detik  Klaudikasi  Warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai diturunkan  Kelambatan penyembuhan luka perifer  Penurunan nadi  Edema  Nyeri ekstremitas  Bruit femoral  Pemendekan jarak total

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

NOC NIC Peripheral sensation management  Circulation status (manajemen sensasi perifer)  Tissue perfusion: cerebral  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya Kriteria hasil : peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :  Monitor adanya paretese  Tekanan systole dan diastole  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi dalam rentang yang diharapkan kulit jika ada isi atau laserasi  Tidak ada ortostatik hipertensi  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung  Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial  Kolaborasi pemberian analgetik (tidak lebih dari 15 mmHg)  Monitor adanya tromboplebitis Mendemonstrasikan kemampuan  Diskusikan mengenai penyebab perubahan kognitif yang ditandai dengan: sensasi  Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan  Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi  Memproses informasi  Membuat keputusan dengan benar Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter

yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit  Perestesia  Warna kulit pucat saat elevasi Faktor yang berhubungan :  Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat  Kurang pengetahuan tentang proses penyakit  Diabetes mellitus  Hipertensi  Gaya hidup monoton  Merokok 2

Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC kurang dari kebutuhan tubuh Nutrision manajement  Nutritional status Definisi: asupan nutrisi tidak  Kaji adanya alergi makanan  Nutrisional status: food and fluid cukup untuk memenuhi intake  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk kebutuhan metabolik menentukan jumlah kalori dan nutrisi  Nutrisional status: nutrient intake Batasan karakteristik : yang dibutuhkan pasien  Weight control  Kram abdomen  Anjurkan pasien untuk meningkatkan Kriteria hasil:  Nyeri abdomen protein dan vitamin c  Adanya peningkatan berat badan  Menghindari makanan  Berikan substansi gula sesuai dengan tujuan  Berat badan 20% atau  Yakinkan diet yang dimakan  Berat badan ideal sesuai dengan lebih dibawah berat mengandung tinggi serat untuk tinggi badan badan ideal mencegah konstipasi  Mampu memgidentifikasi  Kerapuhan kapiler  Berikan makanan yang terpilih (sudah kebutuhan nutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)  Diare  Tidak ada tanda-tanda malnutrisi  Kehilangan rambut  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan  Menunjukan peningkatan fungsi berlebihan kalori pengecapan dari menelan  Bising usus hiperaktif  Berikan informasi tentang kebutuhan  Tidak terjadi penurunan berat

  

Kurang makanan Kurang informasi Kurang minat pada makanan  Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat  Kesalahan konsepsi  Kesalahan informasi  Membrane mukosa pucat  Ketidakmampuan memakan makanan  Tonus otot menurun  Mengeluh gangguan sensasi rasa  Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA  Cepat kenyang setelah makan  Sariawan rongga mulut  Steatorea  Kelemahan otot pengunyah  Kelemahan otot untuk menelan Faktor faktor yang berhubungan:  Faktor biologis  Faktor ekonomi  Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient

badan yang berarti

nutrisi  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrion monitoring:  BB pasien dalam batas normal  Monitor adanya penurunan berat badan  Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan  Monitor interaksi anak atau orang tua  Monitor lingkungan selama makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah  Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total protein, HB, dan kadar HT.  Monitor pertumbuhan dan perkembangan  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva  Monitor kalori dan intake nutrisi  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas oral  Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

   3.

Ketidakmampuan untuk mencerna makanan Ketidakmampuan menelan makanan Faktor psikologis

Resiko Infeksi NOC NIC Definisi: mengalami Infection control (control infeksi)  Immune status peningkatan resiko terserang - Bersihkan lingkungan setelah dipakai  Knowledge: infection control organisme patogenik pasien lain  Risk control Faktor-faktor resiko : Pertahankan teknik isolasi Kriteria hasil - Batasi pengunjung bila perlu  Penyakit kronis  Klien bebas dari tanda dan gejala - Instruksikan pada pengunjung untuk - Diabetes mellitus infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan - Obesitas  Mendeskripsikan proses setelah berkunjung meninggalkan pasien  Pengetahuan yang tidak penularan penyakit, faktor yang - Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci cukup untuk menghindari mempengaruhi penularan serta tangan pemanjanan pathogen penatalaksanaannya Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah  Pertahanan tubuh primer  Menunjukkan kemampuan untuk tindakan keperawatan yang tidak adekuat mencegah timbulnya infeksi Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat - Gangguan peristalsis  Jumlah leukosit dalam batas pelindung - Kerusakan integritas normal Pertahankan lingkungan aseptik selama kulit  Menunjukkan perilaku hidup pemasangan alat - Perubahan sekresi pH sehat Ganti letak IV perifer dan line central dan - Penurunan kerja siliaris dressing sesuai dengan petunjuk umum - Pecah ketuban dini Gunakan kateter intermiten untuk - Pecah ketuban lama menurunkan infeksi kandungkencing - Merokok Tingkatkan intake nutrisi - Stasis cairan tubuh Berikan antibiotik bila perlu - Trauma jaringan Infection protection  Ketidakadekuatan pertahanan - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik sekunder dan lokal  Penurunan hemoglobin - Monitor hitung granulosit, WBC

     

4

Imunosupresi Supresi respon inflamasi Vaksinasi tidak adekuat Pemajanan terhadap patogen lingkungan meningkat - Wabah Prosedur invasif Malnutrisi

Intoleransi aktivitas NOC : Definisi: Ketidakcukupan energi  Self Care : ADLs psikologis atau fisiologis untuk  Toleransi aktivitas melanjutkan atau menyelesaikan  Konservasi eneergi aktifitas kehidupan sehari-hari Setelah dilakukan tindakan keperawatan yang harus atau yang ingin selama …. Pasien bertoleransi terhadap dilakukan aktivitas dengan Kriteria Hasil : Batasan karakteristik:  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan  Respon tekanan darah darah, nadi dan RR abnormal terhadap  Mampu melakukan aktivitas sehari aktivitas hari (ADLs) secara mandiri  Respon frekuensi jantung abnormal terhadap  Keseimbangan aktivitas dan istirahat aktivitas  Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia  Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia  Ketidaknyamanan setelah beraktivitas

-

Monitor kerentanan terhadap infeksi Pertahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksi Laporkan kultur positif

NIC :  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan  Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan  Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial  Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang



Dipsnea setelah beraktivitas  Menyatakan merasa letih  Menyatakan merasa lemah Faktor yang berhubungan :  Tirah baring atau imobilisasi  Kelemahan umum  Ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan oksigen  Imobilitas  Gaya hidup monoton

 

  

disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

DAFTAR PUSTAKA Bulechek, G.M., et al. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) 6th Indonesian Edition. St. Loui: Mosby Moorhead, S. et al. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) 5th Indonesian Edition. St. Loui: Mosby Nurarif, AH. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi 2. Jogjakarta: Penerbit Mediaction Tanto, C., dkk. (2014). Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Wong, D. L., et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC

Related Documents


More Documents from "nissa putri al"

Bab2bronkiolitis.docx
May 2020 32
Soal Us.docx
May 2020 34
2.notulen.doc
April 2020 33
1 Konsep Tumbuh Kembang.docx
December 2019 48
Cover Fix.docx
December 2019 61