LAPORAN KASUS NYERI Pada Pasien Ny. S dengan HNP Di Ruang Nakula 2 RSUD Kota Semarang
Disusun Oleh: Nama
: Dinda Asyifa Febanisa
NIM
: P1337420114035
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Di Ruang Nakula 2 RSUD Kota Semarang
Tanggal Pengkajian
: 14 juni 2016
A. PENGKAJIAN 1.
2.
Identitas Pasien Nama
: Ny. S
Umur
: 52 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Candisari, Semarang
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
Tanggal Masuk
: 14 Juni 2016
Diagnosa Medis
: HNP
No. Registrasi
: 229990
Identitas Penanggung Jawab Nama
: Tn. R
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Banyumas
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Hubungan dg klien : suami
B. Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri di bagian pinggang dan perut kanan bawah. 2
C. Riwayat Keperawatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Tanggal 14 Juni 2016 pada pagi hari pasien sakit perut bagian kanan bawah kemudian pasien mengonsumsi obat asam afenamat seperti yang biasa di lakukan pasien jika merasa sakit perut, setelah mengonsumsi obat tersebut sakit perut yang dirasakan pasien pun berhenti. Kemudian pasien kembali melanjutkan aktivitasnya seperti mengasuh cucunya, mencuci dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Dan pada sore harinya pasien kembali merasakan sakit perut yang sangat nyeri sampai pasien tidak bisa apa-apa, dan keluar keringat dingin. Setelah sakitnya tidak kunjung reda, pasien pun di bawa ke RSUD Kota Semarang oleh suami dan anaknya. Sekarang pasien sudah melakukan foto rontgen dan di diagnosa HNP. 2. Riwayat Kesehatan Dahulu Sebelumnya pasien pernah di rawat di rumah sakit karena penyakit lambung dan ginjal sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien juga pernah di operasi usus buntu. Selain itu pasien juga mempunyai riwayat sakit vertigo. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien tidak mempunyai penyakit menurun dan menular atau penyakit yang sama dengan klien.
D. Pengkajian Mengacu Pola Fungsional Gordon 1. Pola aktivitas dan latihan Sebelum klien sakit, klien melakukan aktivitas secara normal, Setelah di rawat di rumah sakit aktivitas yang klien lakukan berbaring di tempat tidur dan mendapat bantuan dari keluarga dalam beraktivitas karena merasa lemah.
3
NO
Pola Aktivitas
0
1
Makan dan minum
2
toileting
3
Mobilisasi di tempat
1
2
3
4
tidur 4
berpindah
5
ambulasi
6
berpakaian
7
Naik tangga
Keterangan: 0 = mandiri 1 = di bantu sebagian 2 = di bantu orang lain 3 = di bantu orang lain dan peralatan 4 = ketergantungan / tidak mampu
2. Pola Presepsi Sensori Selama praktikan melakukan perawatan, klien bersikap kooperatif. Tidak
ada
gangguan
pada
indera
pendengaran,
penglihatan,
pengecapan, pembauan maupun perabaan. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik terbukti pasien dapat menjawab apa yang di tanyakan perawat. Klien merasakan nyeri, P : kompresi saraf Q : seperti disetrum R : perut kanan bawah sampai ke pinggang S : skala 6 T : setiap bergerak
4
E. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Lemah Kesadaran
: penuh
Nadi
: 110/ menit
Pernafasan
: 20x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh
: 370 C
Tekanan darah :140/80 mmHg
Pemeriksaan fisik Abdomen: Inspeksi
: simetris, datar, tidak ada lesi, terdapat bekas jaitan operasi
apendisitis Auskultasi
: normal / bising usus normal (10x / menit)
Perkusi
: tidak dilakukan
Palpasi
: tidak ada pembesaran hati dan limpa, tidak ada nyeri tekan
F. Pemeriksaan Diagnostik Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 14 juni 2016 Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
12.2
11.7 – 15.5
Hematrokit
35.60
35 – 47
Leukosit
8.0
Trombosit
255
Satuan
Keterangan
HEMATOLOGI
3.6 – 11.0 150 - 400
g/dL
L L
/uL
L
/uL
L
Hasil pemeriksaan X Foto X foto Lumbosacral AP-Lat Kesan: Aligment vertebral lumbalis tampak melurus, kurvatura lordotik berkurang. Penyempitan diskus dan foramen intervertebralis L 5-S 1, susp. HNP. 5
G. Therapy yang Diberikan Infus RL 20 tpm Ketorolac 30 mg/12 jam, IV. Ranitidin 50 mg/ 12 jam, IV. P.o Hyosin 3 x 1 P.o ulsafat 3 x 1
DAFTAR MASALAH No. Tgl
/
Data Fokus
Masalah Keperawatan
Jam 1.
Tgl
Ttd
Teratasi
14 juni DS : pasien mengatakan
Nyeri akut
2016
nyeri di bagian perut
berhubungan
jam
kanan
dengan agen
21.00
sampai ke pinggang
bawah
bawah
cidera biologis
P = kompresi saraf Q= seperti tersetrum R= perut bagian bawah sampai pinggang S= skala 8 T= nyeri terus menerus
DO: Pasien tampak meringis kesakitan dan menahan sakit. Hasil
pemeriksaan
radiologi: susp. HNP TD : 140/80 RR : 20x/menit S : 370c N : 110/menit 6
RENCANA KEPERAWATAN NO
1
Tgl /
Diagnosa
Tujuan
jam
keperawatan
14 juni
Nyeri akut
2016
berhubungan
asuhan keperawatan
dialami
dengan agen
selama 1x 24 jam
(meliputi PQRST)
cedera biologis
nyeri pasien dapat
Setelah diberikan
intervensi
- Kaji
nyeri
ttd
yang klien
- Observasi
teratasi, dengan
ketidaknyamanan
kriteria hasil:
nonverbal terhadap
- Skla nyeri 3
nyeri
- Pasien
- Ciptakan
melaporkan
lingkungan
bahwa nyeri
nyaman
berkurang
klien
- Pasien tidak
- Ajarkan
yang untuk
tehnik
meringis
nonfarmakologi
menahan sakit
untuk
- Pasien mampu
nyeri
mengontrol nyeri - Pasien terlihat lebih rileks
mengatasi
- Monitoring vital sign - Kolaborasi
- Vital sign dalam
pemberian
batas normal
analgetik - Kolaborasi dengan fisioterapi
7
TINDAKAN KEPERAWATAN Tgl/Jam
No./ Diagnosa
Tindakan Keperawatan
1
1. mengkaji nyeri yang
Respon
Ttd
14 juni 2016 20.30
20.40
dialami klien (meliputi
Q= seperti tersetrum
PQRST)
R= perut bagian bawah
2. mengobservasi
21.00
sampai pinggang
ketidaknyamanan
S= skala 8
nonverbal
T= nyeri terus menerus
terhadap
nyeri
2. Klien tampak meringis
3. menciptakan 21.00
kesakitan
lingkungan
yang
setelah
beristirahat
4. Kolaborasi pemberian
dengan
lingkungan
yang tenang
5. Mengajarkan relaksasi nafas
dalam
untuk
mengurangi nyeri 21.10
3. Klien lebih nyaman
nyaman untuk klien
analgetik 21.00
1. P = kompresi saraf
6. Memonitor vital sign
4. Nyeri
berkurang
setelah diberi obat 5. klien dapat meniru dan mempraktikan,
klien
merasa lebih nyaman dan dapat mengontrol nyeri 6. TD : 130/80, N : 98/menit, RR: 20/menit
15 juni 2016 09.00
1
1.klien dapat meniru dan 1.
mengajarkan
relaksasi
nafas
teknik
mempraktikan,
dalam
merasa lebih nyaman dan
untuk mengatasi nyeri
klien
dapat mengontrol nyeri 8
09.15
2. menciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
10.00
3.
10.30
11.30
memberi
2.klien dapat beristirahat dengan tenang 3.nyeri berkurang
kompres
4.obat masuk
hangat pada pinggang
5. nyeri klien lebih
4.mengkolaborasikan
berkurang setelah
pemberian analgetik
fisioterapi
5. mengkolaborasi dengan fisioterapi
16 juni 2016
1
1.mengkaji nyeri yang 1. P = kompresi saraf dialami klien (meliputi
Q= seperti tersetrum
PQRST)
R= perut bagian bawah
2. mengobservasi
sampai pinggang
ketidaknyamanan
S= skala 3
nonverbal
T= nyeri hilang timbul
terhadap
nyeri 3. mengkolaborasikan pemberian analgetik 4. mengkolaborasi
2. Klien
tampak
lebih
rileks 3. Obat masuk 4. Nyeri
klien
dengan fisioterapi
berkurang
5. memonitor vital sign
fisioterapi 5. TD:
lebih setelah
120/80,
RR:
20/mnt, N : 90/mnt
9
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl / jam
No Dx.
Subjektif, Obyektif, Assasment, Planning
TTD
(SOAP) 16 juni 2016
1
S: - pasien mengatakan nyeri berkurang -
Skala nyeri 3
O: - klien tampak lebih rileks -
Pasien mampu mempraktikan teknik manajmen nyeri relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri
-
TD : 120/80, RR: 20x/mnt, N: 90x/mnt
A:masalah teratasi P: hentikan intervensi -
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri
-
Beri tahu untuk toleransi aktivitas saat di rumah
-
Rutin kontrol untuk fisioterapi
10
PEMBAHASAN HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh ( Doenges, 1999). Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di canalis vertebralis menekan radiks. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan Laseque. Pada pasien kelolaan, klien Ny. S mengalami nyeri pada bagian punggung bawah, hal ini sesuai pada penjelasan di atas. Nyeri di rasakan klien setelah melakukan aktivitas berat. Nyeri klien dengan skala 6, pada bagian pinggang atau punggung bawah. Berasarkan pada kasus Ny. S, sesuai Nanda maka dapat di ambil masalah keperwatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis. Di ambil masalah nyeri akut karena Ny. S mengalami nyeri secara tiba-tiba dan TTV klien meningkat. Klien mendapatkan terapi analgesik untuk mengurangi nyeri sesuai anfis dokter, seperti obat ketorolac. Nyeri yang di rasakan klien berkurang setelah 11
mendapat injeksi obat tersebut. Selain itu klien juga di programkan untuk fisioterapi untuk menangani masalah saraf yang terjepit. Setelah melakukan fisioterapi selama 2 hari, neri klien bekurang dan klien merasa lebih nyaman. Selain itu untuk menangani masalah keperawatannya sesuai dengan NIC NOC, klien di ajarkan cara untuk mengontrol nyeri yaitu relaksai nafas dalam, setelah di ajarkan relaksasi nafas dalam klien tampak lebih rileks dan dapat menongtrol nyerinya.
SIMPULAN DAN SARAN
HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penyakit yang disebabkan oleh trauma atau perubahan degeneratif yang menyerang massa nukleus pada daerah vertebra L4-L5, L5-S1, atau C5-C6 yang menimbulkan nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang atau kambuh ( Doenges, 1999). Penyebabnya antara lain 1.Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra 2. Spinal stenosis 3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll 4. Pembentukan osteophyte 5. Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus.
Untuk penanganan nyerinya sebaiknya berkolaborasi dengan tim medis seperti pemberian obat analgesik untuk mengurangi nyeri. Selain itu pada pasien dengan HNP juga di kolaorasikan dengan fisioterapi untuk mengangi penyebab nyerinya. Selain itu untuk menangani masalah keperawatannya dapat di lakukan dengan mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyeri, kompres hangat agar daerah sekitar nyeri lebih nyaman, dan juga menciptakan ruangan agar tenang sehingga nyeri klien dapat terkontrol dan klien dapat beristirahat. 12
13