Li Bach Lbm 4.docx

  • Uploaded by: Alyaa Utami
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Li Bach Lbm 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,909
  • Pages: 18
1. Apa efek alcohol bagi fisiologis tubuh? Alkohol masuk ke tubuh  di metabolisme oleh 3 enzim : CYP2e1, ADH  asetil dehid  jadi toxic di tubuh  menjadi ATP dan Fatty acid lemak  menumpuk jadi kolestrol. Dieksresi oleh enzim asetil koa. Jika di paru jadi CO2, jika keluar ginjal jadi h20. 2 enzim: -alkohol dehidrogenase -aldehid dehidrogenase  asam asetat  h2o, co2 Efek lainnya : -absorbsi : diabsorbsi ke seluruh aliran darah  semua jaringan tubuh  tergantung kandungan air. Makin banyak kanduang air, makin banyak alkohol -otak : meningkatkan ach nikotinik, serotonin, GABAa. Dan inhibisi glutamat, kanal Ca voltage gate -tidur : menurunkan tidur REM & tidur dalam -efek perilaku : tergantung persenan di darah : 0,05% : ganggu isi pikir, daya nilai, pengendalian longgar 0,1% : gerak motorik terganggu 0,2% : fungsi seluruh motorik otak terganggu 0,3% : gaduh gelisah, stupor `

0,4%- 0,5% : koma >0,5% : kematian dengan cara pusat yang atur nafas & denyut jantung terganggu. Efek toleransi. Harus meningkatkan kadar & jumlah yang diminum, untuk mendapat efek yang

sama. -

SSP. Alkohol ada metanol akan berpengaruh ke eksitatori : Agonis thd GABA (inhibitorik meningkat) Reseptor opioid ssp  meningkat NT dopamin, serotonin inhibitorik meningkat Antagonis thd glutamat  inhibitorik Alkohol bersifat depresi SSP  tergantung organ mana. Cortex serebrum  penurunan kesadaran, fx kognisi, memori Amygdala  emosi  eforia Limbik  perilaku & eprsepsi halusinasi Cerebellum  hilang keseimbangan

Alkohol berkali2  sensitifitas thd reseptor gaba & opioid berkurang  jadi rasa ingin tambah kadar & jumlah alkohol.

Otak ada memori  jika minum alkoohol, menurunkan fungsi otak Karena putus alkohol, homeostasis meningkat  kejang, insomnia

2. Mengapa terjadi kejang setelah mengkonsumsi alcohol? Bisa dosis alcoholdosis tinggimempengaruhi metabolismeenzim ADH(Alkohol Dehidrogenase) yang berubah menjadi astetat efek metabolisme tidak bisa merubah Meningkatka toksisitas dalam tubuh Disekresi mll otakkejang Alkhol dlm darah brp lama yg menyebakan toksisitas,absorbsi 3. Mengapa pasien merasakan mual,anorexia,keringat meningkat,cemas,dan insomnia/sindrom ketergantungan? Alcohol punya toleransialkohol terus menerus menimbulkan kekebalan Teori 1: bahwa reseptor2 kurang sensitivealkohol menempelmerangsang efek dr alcohol Teori 2:Paparan etanol yg berulang menhilangkan efek etanol Efek alcohol:missal ada sesorang biasa jm 5 minum alcohol, otak melihat pola minum alcohol biasanya misal jm 5 biasanya tapi ada hari yg tidak minum alcoholjadi TD,RR tetap menurun tidak diimbangi alcohol mual,anorexia,insomnia(withdrawl symptom,efek ketergantungan) Apa perbedaan gejala Withdrawl symptom dengan putus obat/alcohol,intoksikasi? -Intoksikasijumlah berlebihan Intoksikasi akut point 3 intensitas intoksitas berkurang dengan seiring waktu dan efek brkurang jika tidak menggunakan zat lagi,jika trjd jaringan rusak tidak semakin sembuh parah -Withdrwalefek timbul ketika di stop Efek brkurang jika pasien menggunakan zat tersebut lagi Penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan (Kompulsive Dependent User). Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat (alkohol). Suatu kondisi dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif (alkohol) secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan.bulan. Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan atau pekerjaan. - Tanda/Gejala Ketergantungan Menurut Hawari (2006), bagi mereka yang sudah ketagihan atau ketergantungan alkohol ini bila pemakaiannya dihentikan akan menimbulkan sindrom putus alkohol, yaitu gejala ketagihan atau ketergantungan yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut : a. Gemetaran (tremor) kasar pada tangan, lidah dan kelopak mata. b. Tampak gejala fisik sebagai berikut yaitu : Mual muntah, letih, lemah dan lesu, hiperaktif saraf otonom, misalnya jantung berdebar-debar, kekeringan berlebihan dan tekanan darah meningkat, hipotensi artostatik (tekanan darah menurun karena perubahan posisi tubuh : terbaring duduk dan berdiri).

c. Tampak gejala psikologik sebagai berikut yaitu : kecemasan dan ketakutan, perubahan alam perasaan afektif/mood, menjadi pemurung dan mudah tersingung. banyak diantaranya peminum berat jatuh dalam depresi berat, timbul pikiran ingin bunuh diri dan melakukn tindakan bunuh diri, mengalami halusianasi dan delusi.

4. Mengapa gejala2 skenario akan mereda ketika minum alcohol? Karena sudah sering minum , kemungkinan kadar alcohol dalam darah ada waktu sudah mendekati waktu habis penurunan GABAminum lagitrjadi peningkatan GABA



5. Apa hubungan masalah keluarga dan dengan mengkonsumsi alcohol? Brtengakar dgn keluarga stressor Mengkonsumi alcohol untuk memberi efek tenang 6. Sebut dan jelaskan penggolongan napza? Jenis-jenis Narkoba Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan kedalam golongan-golongan : a. Narkotika Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja). b. Narkotika Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : morfin, petidin). c. Narkotika Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : kodein). Narkotika yang sering disalahgunakan adalah narkotika golongan I (Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu dan lain - lain. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis-Kokain yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka). • Psikotropika (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika) adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam golongan - golongan sebagai berikut : a. Psikotropika golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensiamat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD). b. Psikotropika golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. ( Contoh : amfetamin, metilfenidat atau ritalin) c. Psikotropika golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam). d. Psikotropika golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG). Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain : a) Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu b) Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain- lain c) Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom. •

Zat adiktif lain yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebutNarkotika dan Psikotropika, meliputi :

a. Minuman berakohol mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu : 1. Golongan A : kadar etanol 1 - 5%, (Bir) 2. Golongan B : kadar etanol 5 - 20%, (Berbagai jenis minuman anggur) 3. Golongan C : kadar etanol 20 - 45 %, (whiskey, vodca, TKW, manson house, johny walker, kamput.) b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. c. Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan narkoba di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutamapada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba lain yang lebih berbahaya. Bahan atau obat serta zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Sama sekali dilarang : narkotika golongan I dan psikotropika Golongan I. 2. Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin, sedatif, dan hipnotika. 3. Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain. 4. Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.

7. Apa etiologi dari scenario?

PENYEBAB PENYALAHGUANAAN NAPZA Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat (NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut 1. Faktor individu : Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciriciri tersebut antara lain : a) Cenderung membrontak dan menolak otoritas b) Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi,Ccemas, Psikotik, keperibadian dissosial c) Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku d) Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem) e) Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif f) Mudah murung,pemalu, pendiam g) Mudah mertsa bosan dan jenuh h) Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran i) Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)

j) Keinginan untuk mengikuti mode,karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kehidupan modern. k) Keinginan untuk diterima dalam pergaulan. l) Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan” m) Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas n) Kemampuan komunikasi rendah o) Melarikan diri sesuatu (kebosanan,kegagalan, kekecewaan,ketidak mampuan, kesepianan kegetiran hidup,malu dan lain-lain) p) Putus sekolah q) Kurang menghayati iman kepercayaannya 2. Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah : a. Lingkungan Keluarga a) Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif b) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga c) Orang tua bercerai,berselingkuh atau kawin lagi d) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh e) Orang tua otoriter atau serba melarang f) Orang tua yang serba membolehkan (permisif) g) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan h) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten) j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga k) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NAPZA b. Lingkungan Sekolah a) Sekolah yang kurang disiplin b) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA c) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif d) Adanya murid pengguna NAPZA c. Lingkungan Teman Sebaya a) Berteman dengan penyalahguna b) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar d. Lingkungan masyarakat/sosial a) Lemahnya penegakan hukum b) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung 3. Faktor Napza a) Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau” b) Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba

c) Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri,menidur-kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. .Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus demi kasus.Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA.Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA E. DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NAPZA Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah,tapi sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Beberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah : KELOMPOK RISIKO TINGGI Kelompok Risiko Tinggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan). Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri tertentu (kelompok risiko tinggi) mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri kelompok risiko tinggi. Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) ANAK : Ciri-ciri pada anak yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA antara lain : a)Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun). b) Anak yang sering sakit c) Anak yang mudah kecewa d) Anak yang mudah murung e) Anak yang sudah merokok sejak Sekolah Dasar e) Anak yang agresif dan destruktif f) Anak yang sering berbohong, mencari atau melawan tata tertib g) Anak denga IQ taraf perbatasan (IQ 70-90) 2. REMAJA : Ciri-ciri remaja yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA : a) Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan mempunyai citra diri negatif b) Remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar c) Remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas) d) Remaja yang cenderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi/bahaya e) Remaja yang cenderung memberontak f) Remaja yang tidak mau mengikutu peraturan/tata nilai yang berlaku g) Remaja yang kurang taat beragama h) Remaja yang berkawan dengan penyalahguna NAPZA i) Remaja dengan motivasi belajar rendah j) Remaja yang tidak suka kegiatan ekstrakurikuler

k) Remaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksual (pemalu,sulit bergaul, sering masturbasi, suka menyendiri, kurang bergaul dengan lawan jenis). l) Remaja yang mudah menjadi bosan,jenuh,murung. m) Remaja yang cenderung merusak diri sendiri 3. KELUARGA Ciri-ciri keluarga yang mempunyai risiko tinggi,antara lain a) Orang tua kurang komunikatif dengan anak b) Orang tua yang terlalu mengatur anak c) Orang tua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi diluar kemampuannya d) Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuk e) Orang tua yang kurang harmonis,sering bertengkar,orang tua berselingkuh atau ayah menikah lagi f) Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar salah yang jelas g) Orang tua yang tidak dapat menjadikan dirinya teladan h) Orang tua menjadi penyalahgunaan NAPZA Withdrawalingin berhenti. Kandungan alcohol:  20-30 mg/dlperforma motor dan kemampuan berpikir menurun  30-80 mg/dlmotor dan kognitif meningkat  80-200 mg/dlerror judgement, incoordinasi, mood lability, deteriorisasi kognisi  200-300 mg/dlnystagmus, alcoholic blacksout, and marked slurring of speech  >300 mg/dlimpaired vital sign and possible death Kategori penggunaan alcohol dan definisi:  Peminum sedangpria minum <2 minum/hari & wanita <1minum/hari atau orang yang >65 tahun minum <1minum/hari  Peminum beresikopriaminum >14 minum/minggu atau >4 minum/kesempatan atau wanita >7 minum/minggu atau >3 minum/kesempatan  Peminum berbahayapeminum yang beresiko dari penggunaan alcohol  Peminum yang merugikanalkohol yang menyebabkan gangguan fisik dan psikologi  Penyalahgunaan alcoholpenggunaan alcohol yang berulang menyebabkan kegagalan memenuhi kewajiban utamanya, terganggunya aktivitas sosialnya.

8. Jelaskan diagnosis dan dd pada scenario? Dd: Gangguan mental organic(factor yg mempengaruhi,kriteria diagnostic) AXIS I:F1x.3 keadaan putus zat -Gejala putus obat biasa timbul 2 hari atau lebih setelah minum obat

-Intoksikasi bisa timbul dalam hitungan jam timbul gejala,dari enzim ADHFormaldehid(toksik) Pada wanita ADH lebih sedikit intoksikasi lebih besar karena tidak bisa dirubah mnjd asam asetat AXIS 1:F1x.3 keadaan putus zat Sindroma ketergantungan AXIS 2: Z03.2 AXIS 3:tidak ada AXIS 4: tidak ada AXIS 5:

A. F10.0 Intoksikasi Akutpertama minum langsung ada gangguan/toxic. Bila orang lain minum ini tidak sakit  Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan tingkat dosis yang digunakan/dose dependent  Individu dengan kondisi organic tertentu yang mendasarinya (ex. Insufisiensi ginjal) B. F10.1 Penggunaan yang berlebihanorang mabuk bisa merugikan orang lain tetapi tidak ketergantungan C. F10.2 Sindrom Ketergantunganharus memenuhi 3 gejala:  Keinginan kuat/dorongan untuk menggunakan zat adiktif  Sulit mengendalikan perilaku menggunakan zat  Keadaan putus zat secara fisiologis yang menyebabkan penderita sakit ex. Delirium  Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah  Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan/minat lain yang disebabkan oleh karena penggunaan zat psikoaktif  Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatan

9. Jelaskan terapi farmakologi dan psikoterapi ?

Kejang & cemasgolongan Benzodiazepin yaitu Diazepam bisa secara iv/rectal. Bila pasien teah tenang baru di detoksifikasi dengan menggunakan disulfiram secara peroral, efeknya muntah. Diberi Nolrexon msuk dalam antagonis opioid, saat penderita minum alcohol nanti tidak ada efek dari euphoria, diberi selama 1 bulan secara im.

 

Putus zat alcohol Penatalaksanaan :1. Pemberian cairan atas dasar hasil pemeriksaan elektrolit dan keadaan umum 2. Atasi kondisi gelisah dengan golongan benzodiazepin (diazepam 5 mg IM atau IV yang dapat diulang tiap 30 menit sampai dosis maksimal 20 mg/hari) 3. Bila ada kejang akibat putus zat maka atasi dengan benzodiazepin (diazepam 5 mg yang disuntikan IV secara perlahan) 4. Dapat juga diberikan thiamine 100 mg ditambah 4 mg magnesium sulfat dalam 1 liter 5% Dextrose/normal saline selama 1-2 jam

10. Sebutkan komplikasi dari scenario? penyalahgunaan alkohol Meningkatkan terjadinya penyakit otak atau metabolisme Itu pertukaran dapat memprovokasi kejang (seperti stroke, cedera otak traumatis, demensia dan hiponatremia akut). Di sisi lain, toksisitas neurotransmitter etanol jalur pertukaran-memodifikasi ambang epilepsi. Risiko kejang yang berhubungan dengan alkohol tergantung pada jumlah gol asupan alkohol setiap hari.

11. Pengaruh pada sistem tubuh manusia 1). Sistem saraf pusat : Memperlambat fungsi otak yang menontrol pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat menimbulkankematian. Dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia), sakit jiwa, kerusakan tetap pada otak dan sistem saraf. 2). Sistem pernafasan Memperlambat pernafasan dan denyut jantung, sehingga dapat menimbulkan kematian. 3). Sistem pencernaan : a). Dapat menyebabkan luka dan radang lembung serta hati. b). Dapat menyebabkan kangker mulut, kerongkongan dan lambung. c). Selera makan hilang dan kekurangan vitamin. d). Menyebabkan peradangan dan pengerasan (serosis) hati. 4). Sistem jantung dan pembuluh darah a). Dapat menyebabkan pembengkakan jantung. b). Dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung. 5). Sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi a). Dapat menyebabkan cacat bayi yang dikandung ibu peminum alkohol mengikatnya aborsi dan kelahiran premature. b). Dapat menyebabkan impotensi pada pria

12. Apa sindroma ketergantungan fisik dan psikis? Psikis:keinginan minum lagi

Related Documents

Li Bach Lbm 4.docx
June 2020 14
Lbm 2 Li Yusri.docx
December 2019 41
Li Lbm 1 Word.docx
July 2020 26
Li Lbm 2
August 2019 46
Li Lbm 1 Git.docx
June 2020 26
Li Lbm 1.docx
July 2020 20

More Documents from "telolet"

Lbm 4 Jiwa Alyaa.docx
June 2020 19
Lbm 4 Jiwa - Copy.docx
June 2020 13
Step 7 Dsm 4.docx
June 2020 11
Li Bach Lbm 4.docx
June 2020 14
April 2020 22