Li Lbm 1 Git.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Li Lbm 1 Git.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,867
  • Pages: 12
AUDIAN LI LBM 1 GIT STEP 7 1. Bagaimana anatomi dan fisiologi rongga mulut? ANATOMI

Fisiologi : Saliva(kelnjar karotis)  fungsi sebagai pelarut makanan, juga sistem pertahana tubuh. Mempunyai kelenjar penghasil Intrnsik  disebut bukal menyebar di mukosa. Umtuk menjaga kelembaban mulut Ekstrinsik parotis,submandibularis,sublingualis. Kandungannya serosa,mukosa kelnjar ludah, enzim amilase fungsi memecah amilum menjadi? Juga terdapat protein ex:

mucin,lisozim,defensim,IgA,

elektrolit

ex:

potasium,karbonat,fosfat,natrium,klorida juga terdapat sisa metabolit. Fungsinya menghasilkan saliva yg kaya serosa Pengaturan saliva secara refleks sederhana : karna rangsangan kemoreseptor dan mekanoreseptor Refleks Liur terkondisi: mekanos resptor dan kemoreseptor. contonya lapar,stress dapat memengarihu produksi liur. Akan menyalurkan respon afferen ke medula oblongatalewat jaras simpatis simpatis cendrung hasilkan liur sedikit. 2. Mengapa timbul gambaran klinis pada pasien? Demam 

-

Nyeri telinga

INNERVASI KEL. PAROTIS: a. inervasi parasimpatis kelenjar liur dibawa oleh saraf kranial. Kelenjar parotis menerima input parasimpatisnya dari nervus glossopharingeus (N IX) melalui ganglion otikum, sedangkan kelenjar submandula dan sublingua menerima input parasimpatisnya dari nervus facialis (N VII) melalui ganglion submandibula. b. Inervasi langsung simpatis kelenjar liur terjadi melalui nervus preganglion di segmen thorak TI-III yang bersinap di ganglion servikalis superior dengan neuron postganglion yang melepaskan norepinefrin, yang kemudian diterima oleh reseptor β-adrenergic di sel duktus dan asiner kelenjar lir. Efeknya adalah peningkatan sekresi air liur.

terjadi nfeksi di kel.parotis yg berdekana di telinganyeri telinga. Pembengkakan merespon n.parasimpatis untuk pengeluaran liur yg lebih. Nyeri terjadi karena bagian profundal glandulaparotis tertekan oleh ramus mandibulare pada dinding depan meatus austicus externus. n. facialis  n. ariculatemporalis (bersifat sendorik) mengikuti perjalanan syarafnya hingga ke gendang telinga.

-

Sering meludah

air liur fungsi sbg anti bakteri mengandung lisozim fungsi melisiskan baktri dan glikoprotein,laktoferine untuk multiplikasi bakteri. Terdapat respon korteks serebri dan

saraf

otonom

dan

terjadi

berlebihan

pengeluaran

liur.

Parotis



n.grosopharingeus(nervus 9 Lingua dan mandibula nervus 7(korda timpani) -

Tidak mau makan

-

Bengkak dipipi

Gejalanya meliputi: a. Infectious parotitis -

Parotitis bakteri akut: Pasien melaporkan pembengkakan kelenjar dan demam progresif; Mengunyah memperparah rasa sakit.

-

Parotitis virus akut (gondok): Nyeri dan pembengkakan kelenjar terakhir 5-9 hari. Malaise moderat, anoreksia, dan demam terjadi. Keterlibatan bilateral hadir dalam banyak hal.

-

Parotitis HIV: Pembengkakan kelenjar yang tidak nyeri terjadi; Jika tidak, pasien tidak menunjukkan gejala.

-

Parotitis pada tuberkulosis: Pembengkakan nontender kronis pada satu kelenjar parotid terjadi, atau benjolan dicatat di dalam kelenjar. Gejala tuberkulosis ditemukan pada beberapa kasus.

b. Parotitis menusuk kronis (parotitis autoimun kronis) -

Penyakit Mikulik: Ini adalah penyakit sejarah saja; Seharusnya tidak didiagnosis hari ini.

-

Sindrom Sjögren: Pembengkakan berulang atau kronis pada salah satu atau kedua kelenjar parotid tanpa sebab yang jelas dicatat. Hal ini sering dikaitkan dengan penyakit autoimun. Ketidaknyamanan sederhana dalam banyak kasus dan berhubungan dengan mulut dan mata kering.

-

Lymphoepithelial lesi Godwin: Ini adalah kategori sejarah yang tidak digunakan saat ini.

Penyakit etiologi yang tidak pasti -

Parotitis rekuren masa kanak-kanak: Episode berulang dari gondok unilateral atau bilateral seperti episode pada anak muda bersifat indikatif.

-

Sarkoidosis: Pembengkakan kelenjar parotid kronis terjadi.

-

Parotitis nonspesifik kronis: Biasanya, pasien mengalami episode peradangan parotid yang menyakitkan yang berlangsung selama berjam-jam hingga minggu dengan periode asimtomatik relatif antara. Nyeri bervariasi dari ringan hingga tidak mampu.

3. Bagaimana mekanisme karies,holitosis dan trismus? a. Karies  4 fase : plak tertempel dari sisa makanan juga saliva yg banyakbentuk

asam

laktatbakteridemineralisasi

email

menurunkan 5.5 melarut enamail merusak email gigkaries.

pH

asam

b. Halitosis Mekanisme terjadinya halitosis sangat dipengaruhi oleh penyebab yang mendasari keadaan tersebut. Pada halitosis yang disebabkan oleh makanan tertentu, bau nafas berasal dari makanan yang oleh darah ditransmisikan menuju paru-paru yang selanjutnya dikeluarkan melalui pernafasan. Secara khusus, bakteri memiliki peranan yang penting pada terjadinya bau mulut yang tak sedap atau halitosis. Bakteri dapat berasal dari rongga mulut sendiri seperti plak, bakteri yang berasal dari poket yang dalam dan bakteri yang berasal dari lidah memiliki potensi yang sangat besar menimbulkan halitosis. VSC (Volatile Sulfur Compounds) merupakan unsur utama penyebab halitosis. Volatile Sulfur Compound merupakan hasil produksi dari aktivitas bekteri-bakteri 12 anaerob di dalam mulut yang berupa senyawa berbau yang tidak sedap dan mudah menguap sehingga menimbulkan bau yang mudah tercium oleh orang lain disekitarnya. Di dalam aktivitasnya di dalam mulut, bakteri anaerob bereaksi dengan protein-protein yang ada, protein di dalam mulut dapat diperoleh dari sisa-sisa makanan yang mengandung protein sel-sel darah yang telah mati, bakteri-bakteri yang mati ataupun selsel epitel yang terkelupas dari mukosa mulut. Seperti yang telah diketahui, di dalam mulut banyak terdapat bakteri baik gram positif maupun gram negatif. Kebanyakan

bakteri gram positif adalah bakteri sakarolitik artinya di dalam aktivitas hidupnya banyak memerlukan karbohidrat, sedangkan kebanyakan bakteri gram negatif adalah bakteri proteolitik dimana untuk kelangsungan hidupnya banyak memerlukan protein. Protein akan dipecah oleh bakteri menjadi asam-asam amino. Sebenarnya terdapat beberapa macam VSC serta senyawa yang berbau lainnya di dalam rongga mulut, akan tetapi hanya terdapat 3 jenis VSC penting yang merupakan penyebab utama halitosis, diantaranya: -

metal mercaptan (CH3SH)

-

dimetil mercaptan (CH3)2S

-

hidrogen sulfide (H2S).

Ketiga macam VSC tersebut menonjol karena jumlahnya cukup banyak dan mudah sekali menguap sehingga menimbulkan bau. Sedangkan VSC lain hanya berpengaruh sedikit, seperti skatole, amino, cadaverin dan putrescine

c. Trismus -

Otot mastikasi atau pengunyah terdiri dari otot temporalis, masseter, pterygoid medial dan pterygoid lateral. Masing-masing otot memiliki peranan tersendiri dalam proses mengunyah, dan saat terjadi kerusakan pada otot tersebut akan menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini disebut dengan muscle guarding yaitu penegangan pada otot yang timbul sebagai kompensasi terhadap nyeri yang timbul pada otot tersebut. Nyeri ini akan menyebabkan otot akan berkontraksi, dan menyebabkan berkurangnya lebar pembukaan mulut yang dapat dihasilkan oleh gerakan otot mastikasi. Kontraksi ini merupakan suatu gerakan reflek, sehingga penderita tidak dapat mengontrolnya. Setiap tindakan yang dipaksakan untuk meregangkan otot tersebut akan menimbulkan kontraksi yang makin kuat. Untuk melakukan terapi pada penderita trismus lebih efisien dilakukan dengan melakukan gerakan yang halus dan perlahan.

-

Patogenesis lainya adalah gangguan pada temporomandibular joint (TMJ) Sebagaimana sendisendi lainnya di dalam tubuh, temporomandibular joint merupakan tempat yang sering mengalami artritis maupun penyakit degenerasi sendi. Pada regio ini juga sering terjadi trauma yang menimbulkan hemartrosis, dislokasi, fraktur prosessus condylaris dan disini juga terdapat diskus intraartikularis, maka fungsi sendi bisa berjalan dengan baik bila terdapat keserasian antara unsur-unsur tulang dan diskus dari sendi. Pergerakan yang harmonis antara sendi bilateral juga penting untuk berfungsinya mandibula secara normal. Dengan kata lain gangguan pada tempat tersebut akan dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membuka mulut atau rahang disamping rasa nyeri yang timbul saat melakukan gerakan.

-

Pada tetanus mekanisme terjadinya kekakuan pada otot terjadi akibat tetanospasmin yang menyebar 1.

ke Adsorbsi

SSP

melalui melalui

2

mekanisme:

moineural

junction

2.

Melalui

ruang

di

jaringan

limfatik,

darah

dan

SSP.

Toksin ini akan menekan proses inhibisi motor neuron dan interneuron. Toksin juga akan mempengaruhi transmisi pada mioneural junction.

4. bagaimana etiologi dari skenario? 

Mumps disebabkan oleh paramyxovirus. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita atau karena bersentuhan langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi oleh ludah penderita.



Jika dibandingkan dengan campak atau cacar air, gondongan tidak terlalu menular.



Kebanyakan penyakit ini menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun.



Jika seseorang pernah menderita gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.



Yang terkena biasanya adalah kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang.



Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.



Masa inkubasi adalah 12-24 hari.

5. bagaimana patofisiologi dari skenario?

Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut. Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :  Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut). Kadangkala disertai nyeri telinga yang hebat pada 24 jam pertama..  Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan. Sekitar 70-80% terjadi pembengkakan kelanjar pada dua sisi.  Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3-5 hari kemudian berangsur mengempis dan disertai dengan demam yang membaik.

 Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar air liur di bawah rahang (submandibula), submaksilaris, kelenjar di bawah lidah (sublingual) dan terjadi edema dan eritematus pada orificium dari duktus. Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

6. apa saja komplikasi penyakit dari skenario?

7. bagaimana alur diagnosis? Anamnesis

Pemeriksaan fisik

trismus Halitosis

Sekresi air purulen

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

serum darah

-leukopenia

- CF

-limfositosis

-HI

-

cairan saliva

Studi Laboratorium

Analisis kimia air liur Faktor anti-SS-A, anti-SS-B, dan rheumatoid mungkin ada pada penyakit autoimun. Air liur dapat dibudidayakan, yang sangat membantu, dan dapat dianalisis secara kimiawi, yang jarang membantu. Sebagian besar laboratorium tidak dapat melakukan tes yang berguna untuk air liur. Peneliti gigi memiliki harapan selama beberapa dekade bahwa analisis air liur akan sangat penting. Air liur memiliki variasi komposisi yang begitu luas sehingga analisisnya hanya menghasilkan sedikit nilai diagnostik. 8. bagaimana penatalaksanaan dari skenario? a. PENCEGAHAN -

Vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.

-

Vaksin

gondongan

biasanya

terdapat

dalam

bentuk

kombinasi

dengan campak dan rubella(MMR), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas.

b. PENGOBATAN -

Karena terdapat gangguan menelan/mengunyah, sebaiknya diberikan makanan lunak dan hindari minuman asam karena bisa menimbulkan nyeri.

-

Daerah pipi/leher bisa juga dikompres secara bergantian dengan panas dan dingin.

-

Obat pereda nyeri (misalnya Acetaminophen dan Ibuprofen) bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye.

-

Jika terjadi pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani tirah baring.

-

Untuk mengurangi nyeri, bisa dikompres dengan es batu.

-

Jika terjadi mual dan muntah akibat pankreatitis, bisa diberikan cairan melalui infus.

9. DD beserta patogenesis dan patofisiologi, manifestasi klinis? Pertimbangan Diagnostik a. Metastasis ke kelenjar getah bening di dalam kelenjar parotid b. Peradangan kelenjar getah bening di dalam kelenjar parotid c. Neoplasma kelenjar ludah Neoplasma kelenjar ludah jarang terjadi pada anak-anak. Sebagian besar tumor (65%) jinak, dengan hemangioma yang paling umum, diikuti oleh adenoma pleomorfik. Pada anak-anak, 35% neoplasma kelenjar ludah bersifat ganas. Karsinoma mucoepidermoid adalah keganasan kelenjar ludah yang paling umum pada anak-anak. Pemeriksaan fisik massa kelenjar ludah harus dilakukan dalam konteks pemeriksaan kepala dan leher umum menyeluruh. Patofisiologi: Seperti

kebanyakan

kanker,

mekanisme

molekuler

yang

tepat

dimana

tumorigenesis terjadi pada neoplasma kelenjar ludah tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa jalur dan onkogen telah terlibat, termasuk onkogen yang diketahui terkait dengan berbagai macam kanker manusia. Ini termasuk p53, Bcl-2, PI3K / Akt, MDM2, dan ras. Mutasi pada p53 telah ditemukan pada neoplasma kelenjar liur jinak dan ganas dan beberapa bukti menunjukkan bahwa adanya mutasi p53 berkorelasi dengan tingkat kekambuhan tumor yang lebih tinggi. RAS adalah protein G yang terlibat dalam transduksi sinyal pertumbuhan, dan gangguan pada ras signaling terlibat dalam berbagai macam tumor padat. Mutasi H-Ras telah ditunjukkan

pada

proporsi

yang

signifikan

adenokarsinoma, dan karsinoma mucoepidermoid.

adenoma

pleomorfik,

Related Documents

Li Lbm 1 Word.docx
July 2020 26
Li Lbm 1 Git.docx
June 2020 26
Li Lbm 1.docx
July 2020 20
Milla Li Lbm 1 Kb.docx
October 2019 43
Lbm 2 Li Yusri.docx
December 2019 41
Li Lbm 2
August 2019 46