Li Lbm 1.docx

  • Uploaded by: telolet
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Li Lbm 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,769
  • Pages: 10
STEP 7 1. Mengapa anak mengeluh nyeri pada pipi kanan sejak 3 hari yang lalu?

2. Mengapa disertai demam tinggi,nyeri telinga,sering meludah,dan tidak nafsu makan?

Masa inkubasi parotitis epidemika berkisar mulai dari 14-24 hari. Masa prodromal ditandai dengan perasaan lesu, rasa nyeri pada otot terutama otot daerah leher, sakit kepala, nafsu makan menurun, dan diikuti oleh pembesaran cepat satu atau kedua kelenjar parotis serta kelenjar ludah yang lain. Pembesaran kelenjar disertai perasaan sakit dan akan membengkak secara khas yaitu dimulai dengan pengisian ruangan di antara batas belakang tulang rahang bawah dan tulang mastoid, kemudian meluas dalam bentuk bulan sabit ke bawah dan depan, karena perluasan ke arah atas dibatasi oleh tulang zigomatikus. Pembengkakan akan mereda perlahan-lahan dalam waktu 3-7 hari, tetapi kadang-kadang dapat berlangsung lebih lama.

Demam:

TNF  mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat nafsu makan TNF  menghambat kerja enzim lipoprotein  cadangan lemak sedikit  kurus

3. Mengapa pada pemeriksaan mulut didapatkan trismus,halitosis,dan karies gigi 54 55 84 85?

4. Bagaimana fisiologi dari scenario?

Saliva diproduksi oleh sel-sel asinar berkelompok yang mengandung elektrolit, enzimenzim (ptialin,maltase), karbohidrat, protein, komponen anorganik (sodium, kalium, kalsium, magnesium, bikarbonat, khlorida, fosfat, potassium, nitrat) dan enzim antimikroba. Setiap hari sel-sel asinar memproduksi saliva kira-kira 500 – 1500 ml dan dialirkan ke duktus dengan kadar rata-rata 1 ml per menit. Saliva manusia secara umum bersifat alkali. Kelenjar liur dipersarafi oleh sistem otonom, terutama dipersarafi oleh saraf parasimpatis. Sinyal parasimpatis dihantarkan oleh nervus facialis dan nervus glosofaringeal. Sinyal parasimpatis bersifat sekremotor dan vasodilator. Jalur pernafasan parasimpatis sebagai jalur sekremotor berujung pada kelenjar liur menuju nukleus salivarius di medulla. Nukleus salivarius terdiri dari nukleus salivarius superior dan inferior. Nukleus salivariussuperior mengatur kelenjar parotis dan kelenjar von Ebner.

Sirkulasi darah ke kelenjar liur sangat penting dalam proses sekresi saliva. Rangsangan parasimpatis pada kelenjar liur menyebabkan peningkatan aliran darah. Vaskularisasi kelenjar parotis didapat dari arteri facialis dan arteri karotis eksterna, vaskularisasi kelenjar submandibula didapat dari arteri facialis dan arteri lingualis, sedangkan untuk kelenjar sublingual vaskularisasinya didapat dari arteri sublingual dan arteri submental. Kelenjar liur memiliki beberapa unit sekretori yang meliputi asinus di ujung proksimal dan unit duktus distal. Unit duktus ini menggabungkan beberapa elemen duktus hingga mencapai asinus, duktus striata dan duktus sekretori. Sel-sel mioepitel mengelilingi asinus hingga mencapai duktus interkalata dan sel-sel ini kemudian berkontraksi sehingga mensekresi saliva. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelenjar liur untuk mensekresi saliva diantaranya: 1. Faktor mekanis yaitu mengunyah makanan yang keras atau permen karet. 2. Faktor kimiawi yaitu melalui rangsangan seperti rasa asam, manis, asin, pahit dan pedas. 3. Faktor neural yaitu melalui sistem saraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis. 4. Faktor psikis seperti stres yang menghambat sekresi saliva. 5. Obat-obatan seperti antikolinergik, analgesik, antipsikotik, antihistamin, antidepresan, antihipertensi, amfetamin, antiparkinson dan atropin yang juga dapat menghambat sekresi saliva.

5. Bagaimana patofisologi dari scenario?

6. Bagaimana etiologi dari scenario? Virus RNA untai tunggal termasuk dalam genus Rubulavirus, subfamily Paramyxovirinae dan Paramyxoviridae, ditemukan pada kelenjar parotid, serebrospinal, urin, darah, jaringan yang terinfeksi

Imunologi

7. Apa saja factor resiko? 8. Patofisologi karies

Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5).Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Host: keadaan gigi tersebut. Morfologi, struktur enamel, factor kimia, kristalografis. Karies terjadi pada Pit dan Fissure karena sisa makanan menumpuk di permukaan gigi menyebabkan plak mudah melekat. Penyebab gigi anak lebih mudah karies karena lebih banyak mengandung bahan organic dan air sedangkan mineralnya lebih sedikit Agen: mikoroorganisme kokus gram negative: streptococcus mutans, Streptcoccus sanguis, streptococcus mitis, streptococcus salivarius  sifat asidogenik dan asidurik Subtract: makanan mempengaruhi pembentukan plak membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel  karbohidrat Waktu: Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan (Chemiawan, 2004)

9. Bagaimana px penunjang dan pfnya?

Diagnosis berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan tes serologi jika masih diragukan. Bila titer antibodi meningkat 4 kali lipat dalam 2 – 3 minggu setelah onset maka hal ini dapat menegakkan diagnosis. Diagnosis juga dapat ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi mumps pada pemeriksaan fisis. Disamping leukopenia dengan limfositosis relatif, didapatkan pula kenaikan kadar amilase dalam serum yang mencapai puncaknya setelah 1 minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam 2 minggu. Bila diagnosis tidak jelas maka diagnosis didasarkan atas : 1. Terdapatnya virus dalam saliva, urin, liquor serebrospinal atau darah. 2. Serum neutralization test. 3. Kenaikan titer yang bermakna dari complement fixing antibody test selama masa penyembuhan.

4. Didapatkannya antibodi dalam serum terhadap antigen S selama ada gejala mumps. Jumlah antibodi tersebut mencapai puncaknya pada permulaan penyakit dan kemudian menghilang dalam waktu 6 – 12 bulan sedangkan antibodi terhadap antigen V atau antigen virus mencapai puncaknya dalam 1 bulan, menetap dalam 6 bulan berikutnya dan kemudian menurun secara lambat dalam 2 tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada.

Diagnosis parotitis mudah ditegakkan berdasarkan gejala klinis, tetapi jika manifestasi klinis yang kurang lazim ditemukan, maka diagnosis menjadi tidak jelas; diagnosis dapat diduga terutama selama berlangsungnya suatu epidemi. Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik, dapat dijumpai leukopenia dengan limfositosis relatif tetapi sulit akibat penyakit ini menyebabkan leukositosis poliformonuklear. Suatu peningkatan kadar amilase serum dapat ditemukan pada kebanyakan kasus parotitis. Diagnosis etiologi tergantung pada keberhasilan untuk mengisolasi virus atau dari pemeriksaan serologik. 10. Bagaimana dd dan diagnoasis? 11. Manifestasi klinik? Demam tidak terlalu tinggi, tidak nafsu makan (anoreksia) , mual (nausea) , muntah (vomitus) , nyeri pada otot , sakit pada daerah telinga yang bertambah berat saat mengunyah makanan , pembengkakan disertai rasa nyeri pada daerah kelenjar parotis (pada rahang kiri dan kanan, lebih kurang di depan telinga).

Sampai setengah dari infeksi virus gondok tidak bergejala atau mengarah ke Gejala pernafasan nonspesifik. Infeksi yang tidak jelas lebih banyak umum pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Prodrom dari gondong terdiri demam ringan, malaise, mialgia, sakit kepala, dan anoreksia. Penyakit gondok pembengkakan parotitis parotis secara unilateral atau bilateral atau kelenjar ludah lainnya yang berlangsung> 2 hari dan tidak memiliki penyebab lain berkembang pada 70-90% infeksi simtomatik, biasanya dalam 24 jam gejala prodromal tapi kadang-kadang selama 1 minggu kemudian. Parotitis umumnya bilateral, meski kedua sisi mungkin tidak terlibat serentak. Keterlibatan unilateral didokumentasikan sekitar sepertiga kasus. Pembengkakan parotis disertai dengan kelembutan dan pemusnahan ruang antara daun telinga dan sudut mandibula (Gambar 231e-2 dan 231e-3). Pasien Laporan populer sakit telinga dan sulit makan, ditelan, atau berbicara. Saluran duktus parotid biasanya berwarna merah dan bengkak. Itu Kelenjar submaxillary dan sublingual kurang banyak terlibat dibandingkan dengan

-

Pembengkakan kelenjar meningkat selama beberapa hari dan kemudian secara bertahap mereda, menghilang dalam waktu 1 minggu. . penyumbatan drainase limfatik Sekunder. akibat pembengkakan kelenjar liur bilateral dapat menyebabkan prestisius - edema pitting, plus sering dengan adenitis submandibular dan jarang dengan edema supraglotis - Orchitis, disertai Demam, biasanya terjadi pada minggu pertama parotitis tapi bisa Kembangkan sampai 6 minggu setelah parotitis atau saat tidak ada. - Atrofi testis berkembang dalam satu setengah dari orang-orang yang terkena dampak. Sterilitas setelah gondok jarang terjadi - Kasus bilateral lebih tinggi. - Virus gondok menyerang SSP Namun, penyakit SSP simtomatik, biasanya dalam bentuk meningitis aseptik - Gejala SSP meningitis aseptik (mis., Kaku leher, sakit kepala, dan kantuk) muncul ~ 5 hari setelah parotitis - Dalam leukosit polimorfonuklear 24 jam pertama dapat mendominasi di CSF (1000-2000 sel / μL), namun pada hari kedua semua sel berada limfosit Tingkat glukosa dalam CSF mungkin rendah 12. Komplikasi dari scenario? 1. Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan. 2. Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan. 3. Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah. 4. Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total. 5. Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak 6. Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

13. Bagaimana penatalaksanaan Tirah baring selama demam dan masih ada pembengkakan kelenjar parotis. Simptomatik diberikan kompres panas atau dingin dan juga diberikan analgetika. Untuk situasi yang mendesak, pengobatan segera dengan antibiotik intravena dan sambil menunggu hasil kultur diperoleh pengobatan dengan antibiotik resisten penisilinase dimulai. Koreksi terhadap

dehidrasi dilakukan dan higiene mulut harus diperhatikan. Pada umumnya peradangan menunjukkan penyurutan setelah 48 jam. Jika terdapat infeksi melanjut walaupun sudah melakukan penatalaksanaan medis yang adekuat, operasi untuk drainase mungkin diperlukan. Dibuat insisi mirip dengan yang dilakukan untuk parotidektomi. Kulit dan jaringan subkutan diangkat dari kapsul kelenjar. Beberapa insisi melalui kapsul kelenjar yang dibuat sejajar terhadap bagian utama saraf fasialis untuk mengalirkan pus. Terapi radiasi dengan dosis berkisar 400 sampai 600 rad dengan kecepatan 200 rad per hari digunakan untuk mengurangi sekresi parotis dan juga untuk mengurangi peradangan. Pengobatan tambahan juga membantu jika diberikan dalam 28 jam pertama proses peradangan.   

  

Karena terdapat gangguan menelan/mengunyah, sebaiknya diberikan makanan lunak dan hindari minuman asam karena bisa menimbulkan nyeri. Daerah pipi/leher bisa juga dikompres secara bergantian dengan panas dan dingin. Obat pereda nyeri (misalnya Acetaminophen dan Ibuprofen) bisa digunakan untuk mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye. Jika terjadi pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani tirah baring. Untuk mengurangi nyeri, bisa dikompres dengan es batu. Jika terjadi mual dan muntah akibat pankreatitis, bisa diberikan cairan melalui infus.

Pemberian analgesik dan aplikasinya Kompres hangat atau dingin ke area parotid mungkin bisa membantu. Rasa nyeri testis dapat diminimalkan dengan penggunaan cold cold Kompres dan dukungan lembut untuk skrotum. Blok anestetik juga bisa digunakan Baik pemberian glukokortikoid atau sayatan tunica albuginea terbukti memiliki nilai yang parah orkitis. Informasi anekdot pada sejumlah kecil pasien orchitis menunjukkan bahwa pemberian interferon α2b SC dapat membantu melestarikan organ dan kesuburan. Lumbal puncture kadang kala dilakukan untuk menghilangkan sakit kepala yang berhubungan dengan meningitis. Penyakit gondok immune globulin belum terbukti secara konsisten efektif dalam mencegah gondok dan tidak dianjurkan untuk pengobatan atau profilaksis postexposure

Related Documents

Lbm 2 Li Yusri.docx
December 2019 41
Li Lbm 1 Word.docx
July 2020 26
Li Lbm 2
August 2019 46
Li Lbm 1 Git.docx
June 2020 26
Li Lbm 1.docx
July 2020 20
Li Lbm 2 Hema.docx
June 2020 20

More Documents from "afif alwan muhammad"