LATAR BELAKANG Peritonitis adalah radang peritoneum dengan eksudasi serum, fibrin, sel – sel, dan pus, biasanya disertai dengan gejala nyeri abdomen dan nyeri tekan pada abdomen, konstipasi, muntah, dan demam peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada peritoneum.1 Peritonitis merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.1 Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus – menerus, tidak akan terjadi peritonitis. Sebagian besar peritonitis disebabkan karena perforasi appendiks, lambung, usus halus, atau kandung empedu.1 Peritonitis selain disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen yang berupa inflamasi dan penyulitnya, juga oleh ileus obstruktif, iskemia dan perdarahan. Sebagian kelainan disebabkan oleh cidera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau perdarahan.1
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
JenisKelamin
: Laki-laki
Umur
: 21 tahun
Tanggal lahir
: 22 Desember 1995
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Alamat
: JL. ULAK ATA RT/RW 001/009, KEL TANJUNG R
Masuk RS
: 05 Oktober 2017
Keluar RS
: 10 November 2017
Ruangperawatan
: Bangsal Perawatan Umum Lantai 6
II.
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis di Bangsal PU lantai 6 kamar 605 RSPAD Gatot Soebroto pada 23 Oktober 2017. a. Keluhan utama: Sesak nafas yang memberat 1 hari SMRS b. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan sesak yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan setelah makan popcorn, sesak tidak disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengatakn batuk di sertai bercak darah 1 hari SMRS, perut pasien dipasang CAPD pada tgl 27 september
2
2017 untuk melakukan dialisa. Setelah CAPD terpasang, dan setelah melakukan training keluarga pasien mencoba memasukan cairan 1000cc yang keluar dari perut pasien hanya 500cc setelah satu jam dengan cairan berwarna kuning keruh . Kemudian besoknya pasien mencoba lagi dengan 1000cc lalu tidak kluar sama sekali sehingga di lakukan HD pada pasien, karna CAPDny tersumbat.sudah di lakukan repair 4x dan masih tersumbat. Setelah beberapa hari dirawat pasien mulai mengeluh demam hilang timbul tidak menggigil, sulit buang air besar tapi kentut bisa,nyeri pada perut, lemas, jantung dirasakan berdebar-debar nafsu makan pasien berkurang. c. Riwayat penyakit dahulu: -
CKD dengan CAPD
d. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (-), diabetes (-), jantung (-), ginjal (-), alergi (-), keganasan (-). e. Riwayat sosial dan kebiasaan: Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda selama lebih dari 15 tahun.
III.
PEMERIKSAAN FISIK (05 Oktober 2017)
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
:
-
Tekanan darah
: 170/90 mmHg
-
Frekuensi nadi
: 88kali/menit, reguler
-
Frekuensi nafas
:20 kali/menit
-
Suhu
: 36,5oC (axilla)
-
SpO2
: 99% (dengan O2 3 lpm)
Tinggibadan
: 165 cm
Beratbadan
: 65 kg
IMT
: 24, kg/m2(obes 1)
3
Status Generalis Kulit
: normal, warna sawo matang, tidak ikterik, turgor kulit baik, tidak ada perubahan lainnya.
Kepala
: normocephal, rambut hitam,distribusi merata, tidak mudah dicabut, wajahsimetris, ekspresi normal.
Mata
:
reflex
cahaya
positif,
tidak
menggunakan
kacamata,konjungtiva anemis ditemukan, sklera ikterik tidak ditemukan Telinga
: normotia, mendengarkan dengan baik, tidak adadischarge, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak adatinitus.
Hidung
: bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret, tidak ada nyeri pada sinus.
Mulut
: mukosa bibir lembab,tidak ada oral kandidiasis, faring tidak
hiperemis,
tidak
ada
gusi
berdarah,
tonsil
tidakmembesar (T1-T1). Leher
: simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dankelenjar getah bening, trakea di tengah, JVP 5+3cmH2O
Thorax
:
-
Cor
:
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
:iktus kordis tidak teraba
Perkusi
:Batas atas kiri Batas bawah kiri
Auskultasi
: ICS II linea parasternalis sinistra. : ICS V linea midclavicula sinistra.
Batas kanan
: ICS IV linea parasternalis dextra.
Batas kiri
: ICS V linea midclavicularissinistra.
PinggangJantung
: ICS II linea parasternalis sinistra.
: BJ I-II reguler, murmur tidak ditemukan, gallop tiddak
ditemukan 4
-
Pulmo
:
Inspeksi
: pergerakandinding dada simetris saat statis dan dinamis, retraksi tidak ditemukan
Palpasi
: vocal fremitus kanan dan kiri simetris di seluruh lapang paru
Perkusi
: sonor di seluruh lapang parukanandankiri
Auskultasi
: suara nafas dasar vesikuler simetris kanan dan kiri, ronkhi
tidak ditemukan, wheezing tidak ditemukan Abdomen
:
Inspeksi
:dinding abdomen sedikit membuncit.
Auskultasi
: bising usus normal.
Perkusi
: Timpani .Shiftingdullness tidak ditemukan.
Palpasi
: Nyeri tekan di seluruh lapang abdomen tidak ada, hepar dan lien tidak terba pembesaran, undulasi tidak ditemukan.
Pemeriksaan Ekstremitas: Superior
Inferior
Akral hangat
+/+
+/+
Edema
-/-
+/+
Capillary Refill Time
< 2 detik
< 2 detik
Refleksfisiologi
Normal
Normal
Reflekspatologi
Tidakada
Tidak ada
Kekuatanotot
5/5
5/5
Ulkus
Tidakada
Tidak ada
5
PemeriksaanPenunjang a. PemeriksaanLaboratorium JenisPemeriksaan
05/10/2017
Normal lab
Hemoglobin
9,4*
13.0 - 18.0 g/dL
Hematokrit
28*
40 – 52 %
Eritrosit
3.4*
4.3 – 6.0 juta/μL
Leukosit
10468
4,800 - 10,800 / μL
Trombosit
183000
150,000 – 400,000 / μL
MCV
83
80 – 96 fL
MCH
28
27 – 32 pg
MCHC
34
32 – 36 g/dL
118*
20-50 mg/dL
15.2**
0,5-1,5 mg/dL
Natrium (Na)
140
135 – 147 mmol/L
Kalium (K)
4.2
3.5 – 5.0 mmol/L
Klorida (Cl)
101
95 – 105 mmol/L
pH
7.410
7,37-7,45
PCO2
36.5
33-44 mmHg
174.3*
71-104 mmHg
HCO3
23.4
22-29 mmol/L
BE
-0.4
(-2)-3 mmol/L
99.9%
94-98 %
HematologiRutin
Kimia Klinik Ureum Kreatinin
Analisa Gas Darah
PO2
SPO2
b. Pemeriksaan Rontgen Thorax (05/10/2017 di RSPAD Gatot Soebroto)
6
Kesan: -
Kardiomegali dengan edema paru.
-
Konsolidasi inhomogen di lapangan tengah bawah paru kanan,suspek pneumoni DD/artefak.
-
Efusi pleura minimal bilateral
-
Tunel dengan tip di proyeksi vena cava superior.
c. Pemeriksaan BNO (17/10/2017 di RSPAD Gatot Soebroto)
7
Kesan
IV.
Tidak tampak batu radioopak di proyeksi traktus urinarius
Cateter dengan tip di hemiabdomen kiri setinggi vertebra L2
RESUME Pasien datang ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan sesak yang
semakin memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan setelah makan popcorn. Pasien juga mengatakn batuk di sertai bercak darah 1 hari SMRS, perut pasien dipasang CAPD pada tgl 27 september 2017 untuk melakukan dialisa. Setelah CAPD terpasang, dan setelah melakukan training keluarga pasien mencoba memasukan cairan 1000cc yang keluar dari perut pasien
8
hanya 500cc setelah satu jam dengan cairan berwarna kuning keruh . Kemudian besoknya pasien mencoba lagi dengan 1000cc lalu tidak kluar sama sekali sehingga di lakukan HD pada pasien, karna CAPDny tersumbat.pasien sudah di lakukan repair CAPD sebanyak 4x dan masih tersumbat. Setelah beberapa hari dirawat pasien mulai mengeluh demam hilang timbul tidak menggigil, sulit buang air besar tapi flatus bisa,nyeri pada perut, lemas, jantung dirasakan berdebar-debar nafsu makan pasien berkurang.
V.
DAFTAR MASALAH
1. Peritonitis pada CAPD
VI.
PENGKAJIAN
1. Peritonitis pada CAPD a. Anamnesis
: demam hilang timbul tidak menggigil, sulit
buang air besar tapi kentut bisa, tidak ada nyeri pada perut, lemas, jantung dirasakan berdebar-debar nafsu makan pasien berkurang. b. Pemeriksaan fisik
: perut sedikit membuncit terpasang CAPD
c.
Pemeriksaan penunjang
d. Rencana diagnostik
: Analisa cairan CAPD : Kultur cairan CAPD
e. Rencana terapi ceftazidime selanjutnya
: Masukan cairan dianeal 1000ml+500mg 125mg+cairan dianeal 1000ml(1,5%)Amikacin 1x500mg,Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
VII.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad malam.
Quo ad functionam
:dubia.
Quo ad sanationam
:dubia.
9
VIII. FOLLOW UP 05 Oktober 2017
06 Oktober 2017
S
Sesak berkurang
S
Sesak berkurang,sulit BAB
O
-
O
-
-
-
Kesadaran compos mentis,
sedang
sedang -
TD:170/90mmHg,
N: 80x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,5oC
S: 36,5oC
SpO2: 97% (tanpa O2)
SpO2: 97% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-,
Jantung
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
BJ
I-II
-
regular,
Abdomen
-
membuncit, abdomen
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop – JVP 5+2cmH2O
(-),
Abdomen
abdomen
undulasi (-), timpani-redup,
undulasi
shifting dullness (-), BU (+)
shifting dullness (-), BU (+)
Ekstremitas:
-
akralhangat,
Hemaptoe ec TB paru
CKD on CAPD
-
Ambroxol 3x1
-
(-),
(-),
timpani-redup,
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
Edem paru + Pneumoni HCAP
P
membuncit,
nyeritekan
CRT <2 detik A
TD:160/90mmHg,
N: 88x/menit,
nyeritekan
-
mentis,
keadaan umum tampak sakit
murmur -, gallop -
compos
keadaan umum tampak sakit
wheezing -/-
Kesadaran
CKD on CAPD
-
Training CAPD lalu HD
Levofloxcacin 1x750mg
-
Lactulac 3x10ml PO
-
Inj cebaxtam 2x2 gram
-
Ambroxol 3x1
-
Paracetamol 3x1
-
Levofloxcacin 1x750mg
-
Inj.tranexsamat 3x1
-
Inj cebaxtam 2x2 gram
-
Paracetamol 3x1
-
Inj.tranexsamat 3x1
P
10
07 Oktober 2017 S O
Tidak ada keluhan -
Kesadarancompos mentis,
08 Oktober 2017 S O
Tidak ada keluhan -
keadaan umum tampak
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang -
N: 79x/menit,
N: 90x/menit,
RR: 18x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 37,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:120/80mmHg,
TD:120/100mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2
redup, shifting dullness (-
detik
), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik A
Edem paru + Pneumoni HCAP
CKD on CAPD
-
Training CAPD lalu HD
HD
-
Lactuac 3x10ml PO
-
Lactuac 3x10ml PO
-
Ambroxol 3x1
-
Ambroxol 3x1
-
Levofloxcacin 1x750mg
-
Levofloxcacin
-
Inj cebaxtam 2x2 gram
1x750mg
-
Paracetamol 3x1
Edem paru +
A
Pneumoni HCAP
P
CKD on CAPD
-
Training CAPD lalu
-
P
Inj cebaxtam 2x2
11
-
gram -
Paracetamol 3x1
-
Inj.tranexsamat 3x1
09 Oktober 2017 S O
Tidak ada keluhan -
Kesadarancompos mentis,
10 Oktober 2017 S O
Tidak ada keuhan -
keadaan umum tampak -
N: 90x/menit,
N: 90x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:120/100mmHg,
TD:120/100mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang
sakit sedang -
Inj.tranexsamat 3x1
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2
redup, shifting dullness (-
detik
), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik A
CKD on CAPD
A
CKD on CAPD
P
-
Training CAPD hari
P
-
HD hari ini
ini lalu HD besok
-
Lactuac 3x10ml PO
-
Lactuac 3x10ml PO
-
Ambroxol 3x1
-
Ambroxol 3x1
-
Levofloxcacin 1x750mg
12
-
Levofloxcacin
-
Inj cebaxtam 2x2 gram
1x750mg
-
Paracetamol 3x1
Inj cebaxtam 2x2
-
Inj.tranexsamat 3x1
gram -
Paracetamol 3x1
-
Inj.tranexsamat 3x1
11 Oktober 2017 S
Batuk,nyeri perut,cairan
12 Oktober 2017 S
Batuk membaik,nyeri pada
CAPD keruh O
-
perut,cairan CAPD keruh
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak -
N: 82x/menit,
N: 90x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
murmur -, gallop -
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
TD:130/80mmHg,
TD:120/100mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang
Kesadarancompos mentis, keadaan
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2
redup, shifting dullness (), BU (+)
detik -
Kimia Klinik
Ekstremitas: akralhangat,
-
Analisa cairan CAPD
CRT <2 detik
-
Kerjenihan : jernih (Transudat jernih, Eksudat Keruh)
13
-
Warna
:
tidak
bening
(Transudat
berwarna,
eksudat
bervariasi -
Bekuan : tidak ada bekuan (Tansudat tidak ada bekuan, Eksudat bervariasi)
-
Rivalta : Negatif (Transudat negatif, Eksudat positif)
-
Jumlah sel : 960* (0-500)
-
% PMN : 93 (0-25%)
-
%Monosit : 7 (0-75%)
-
Ph 7,5
-
Protein cairan : 0,4 (Transudat <50% serum, eksudat >50% serum)
-
Protein serum : 5,5
-
Rasio protein : 0,073 (Transudat < 0,5, Eksudat > 0,5)
-
LDH cairan : 32 (Transudat < 60% serum, Eksudat > 60% serum)
-
LDH serum : 434
-
Rasio LDH : 0,07 (Transudat < 0,6, Eksudat > 0,6)
-
Glukosa cairan : 689
-
Glukosa serum : 126 Kesan Transudat
A
P
-
CKD on CAPD
Training CAPD bila lancer boleh pulang
A
P
Peritonitis
CKD on CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
Bila penggantian cairan CAPD
14
-
Ambroxol 3x1
tidak bisa 4x/hari Rencana
-
Levofloxcacin
masuk ciprofloxacin 100mg
1x750mg
intraperitoneal dilanjutkan
Inj cebaxtam 2x2
50mg/lita imtraperitonial
gram
4x/hari
-
Paracetamol 3x1
-
Inj.tranexsamat 3x1
-
cebaktam -
13 Oktober 2017 S
Nyeri perut,CAPD tidak
Stop levofloxacin dan
Training CAPD
14 Oktober 2017 S
Nyeri perut,CAPD macet dan tidak
lancar masuk 4000cc kluar
lancer
2600cc O
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak -
N: 124x/menit,
N: 82x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 37,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
murmur -, gallop -
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
TD:170/120mmHg,
TD:130/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang
Kesadarancompos mentis, keadaan
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
redup, shifting dullness (-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
), BU (+) Ekstremitas: akralhangat,
15
CRT <2 detik A
P
Peritonitis
Peritonitis
CKD on CAPD
CKD on CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
Masukan cairan
-
O2 3 LPM
dianeal
-
Masukan cairan dianeal
A
P
1000ml+500mg
1000ml+500mg ceftazidime
ceftazidime
selanjutnya 125mg+cairan
selanjutnya
dianeal 1000ml (1,5%) -
125mg+cairan dianeal
HD jika CAPD tidak lancer
1000ml (1,5%) -
Posisikan bersujud jika masih tidak lancer,besok tes CAPD jika tidak lancer di HD
15 Oktober 2017 S
Nyeri perut,CAPD macet dan
16 Oktober 2017 S
Nyeri perut,CAPD macet dan tidak
tidak lancer O
-
Kesadarancompos mentis,
lancer O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
umum tampak sakit sedang -
TD:170/110mmHg,
TD:130/80mmHg,
N: 126x/menit,
N: 82x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
Jantung BJ I-II regular, murmur -,
16
-
Jantung BJ I-II regular,
gallop -
murmur -, gallop -
Abdomen
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2
redup, shifting dullness (-
detik
), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik A
P
Peritonitis
Peritonitis
CKD on CAPD
CKD on CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
HD
125mg+cairan dianeal
-
Tranfusi PRC 600ml intra HD
1000ml (1,5%) -
HD jika CAPD tidak lancer
17 Oktober 2017 S
Nyeri perut berkurang,demam
18 Oktober 2017 S
hilang timbul O
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
TD:130/80mmHg,
Kesadarancompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang
-
TD:130/80mmHg, N: 82x/menit,
17
N: 82x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,oC
S: 36,oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
+/+,
wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
Paruvesikuler
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
Peritonitis
CKD on HD
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Amikacin 1x500mg
125mg+cairan dianeal
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
1000ml (1,5%)
-
HD
-
Amikacin 1x500mg
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
18
19 Oktober 2017 S O
20 Oktober 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang -
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 18x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:130/90mmHg,
TD:150/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
Peritonitis
CKD on HD
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Amikacin 1x500mg
19
125mg+cairan dianeal
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
1000ml (1,5%)
-
HD
-
Amikacin 1x500mg
-
Repair CAPD hari senin tgl 23
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
21 Oktober 2017 S O
22 Oktober 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang -
N: 80x/menit,
N: 80x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,5oC
S: 36,5oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:140/80mmHg,
TD:170/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
Peritonitis
CKD on HD
A
Peritonitis
CKD on HD
20
P
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Amikacin 1x500mg
125mg+cairan dianeal
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
1000ml (1,5%)
-
HD
-
Amikacin 1x500mg
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
23 Oktober 2017 S O
24 Oktober 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak -
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 18x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,5oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
murmur -, gallop -
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
TD:150/80mmHg,
TD:140/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang
Kesadarancompos mentis, keadaan
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
21
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
-
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
125mg+cairan dianeal
-
HD
1000ml (1,5%)
-
Repair CAPD
Amikacin 1x500mg (besok stop)
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
-
Pro repair CAPD
25 Oktober 2017 S O
26 Oktober 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
Kesadarancompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang
-
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
22
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
+/+,
wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
Paruvesikuler
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
-
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
125mg+cairan dianeal
-
HD
1000ml (1,5%)
-
Pro repair CAPD
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
-
Repair CAPD
27 Oktober 2017
28 Oktober 2017
23
S O
S -
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang -
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
Peritonitis
CKD on HD
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
A
P
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
125mg+cairan dianeal
-
HD
1000ml (1,5%)
24
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
29 Oktober 2017 S O
30 Oktober 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang -
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
+/+,
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
Paruvesikuler wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
25
-
O2 3 LPM
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
-
Masukan cairan dianeal
dianeal
1000ml+500mg ceftazidime
1000ml+500mg
selanjutnya 125mg+cairan
ceftazidime
dianeal 1000ml (1,5%)
selanjutnya
-
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
125mg+cairan dianeal
-
HD
1000ml (1,5%) -
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg
-
HD
31 Oktober 2017 S O
01 November 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak -
N: 86x/menit,
N: 80x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
murmur -, gallop -
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
TD:150/80mmHg,
TD:120/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
umum tampak sakit sedang -
sakit sedang
Kesadarancompos mentis, keadaan
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (-
26
), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
Analisa cairan CAPD
-
O2 3 LPM
-
Masukan cairan
A
P
Peritonitis
CKD on HD
-
HD
dianeal 1000ml+500mg ceftazidime selanjutnya 125mg+cairan dianeal 1000ml (1,5%) -
Ampicillin sulbactam 4x1,5mg (stop)
-
HD
02 November 2017 S O
03 November 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
umum tampak sakit sedang -
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Paruvesikuler +/+, ronkhi
-
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
27
-
-/-, wheezing -/-
Jantung BJ I-II regular,
gallop -
murmur -, gallop -
Abdomen
Jantung BJ I-II regular, murmur -,
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
CKD on HD (selasa
A
dan jumat)
P
Pro repair CAPD
-
HD
P
04 November 2017 S O
CKD on HD (selasa dan jumat)
Pro repair CAPD
-
HD
05 November 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
umum tampak sakit sedang -
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
-
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
Jantung BJ I-II regular, murmur -,
28
-
Jantung BJ I-II regular,
gallop -
murmur -, gallop -
Abdomen
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
CKD on HD (selasa
A
dan jumat)
P
Pro repair CAPD
-
HD
P
06 November 2017 S O
CKD on HD (selasa dan jumat)
Pro repair CAPD
-
HD
07 November 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
-
TD:150/80mmHg, N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
umum tampak sakit sedang
TD:150/80mmHg,
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Kesadarancompos mentis, keadaan
Jantung BJ I-II regular,
Paruvesikuler
+/+,
ronkhi
-/-,
wheezing -/-
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
29
-
murmur -, gallop -
Abdomen
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
CKD on HD (selasa
A
dan jumat)
P
CKD on HD (selasa dan jumat)
Pro repair CAPD
-
HD
Pro repair CAPD
-
HD
-
Bicnat 3x1
-
Bicnat 3x1
-
Calos 3x1
-
Calos 3x1
-
As. Folat 3x1
-
As. Folat 3x1
-
Vit b12 3x1
-
Vit b12 3x1
P
08 November 2017 S O
09 November 2017 S
-
Kesadarancompos mentis,
O
-
keadaan umum tampak sakit sedang -
Kesadarancompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang
-
TD:150/80mmHg,
TD:150/80mmHg,
N: 86x/menit,
N: 86x/menit,
RR: 20x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 36,8oC
S: 36,8oC
SpO2: 98% (tanpa O2)
30
-
SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -
Jantung BJ I-II regular,
Abdomen
ronkhi
-/-,
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
murmur -, gallop -
+/+,
wheezing -/-
-/-, wheezing -/-
Paruvesikuler
Abdomen membuncit, nyeritekan
membuncit,
abdomen (-), undulasi (-), timpani-
nyeritekan abdomen (-),
redup, shifting dullness (-), BU (+)
undulasi
(-),
timpani-
Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
redup, shifting dullness (), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
CKD on CAPD post
A
HD P
CKD on CAPD
Post repair CAPD
-
HD
-
HD
-
Bicnat 3x1
-
Bicnat 3x1
-
Calos 3x1
-
Calos 3x1
-
As. Folat 3x1
-
As. Folat 3x1
-
Vit b12 3x1
-
Vit b12 3x1
P
10 November 2017 S O
-
Kesadarancompos mentis, keadaan umum tampak sakit sedang
-
TD:150/80mmHg, N: 86x/menit, RR: 20x/menit,
31
S: 36,8oC SpO2: 98% (tanpa O2) -
Paruvesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
-
Jantung BJ I-II regular, murmur -, gallop -
-
Abdomen membuncit, nyeritekan abdomen (-), undulasi (-), timpani-redup, shifting dullness (-), BU (+) Ekstremitas: akralhangat, CRT <2 detik
A
P
CKD on CAPD
Post repair CAPD
-
HD
-
Bicnat 3x1
-
Calos 3x1
-
As. Folat 3x1
-
Vit b12 3x1
32
PEMBAHASAN Pasien Tn. A, 21 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan autoanamnesis dengan pasien, sesak yang terjadi dirasakan setelah makan popcorn. Perut pasien dipasang CAPD pada tgl 27 september 2017 untuk melakukan dialisa.Saat digunakan tidak lancar dan macet. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera dalam rongga perut yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri. Peritonitis biasanya terjadi local atau general dan menghasilkan infeksi (sering terjadi rupture pada organ pada trauma abdominal atau appendicitis) atau dari proses non-infeksi(pasca pembedahan). Suatu peritonitis dapat terjadi oleh karena kontaminasi yang terus menerus oleh kuman, kontaminasi dari kuman dengan strain yang ganas, adanya benda asing ataupun cairan bebas seperti cairan ascites akan mengurangi daya tahan peritoneum terhadap bakteri. Omentum juga merupakan jaringan yang penting dalam penmgontrolan infeksi dalam rongga perut. Peritonitis dapat digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan dari penyebabnya. 1.
Peritonitis Primer (Spontaneus)
Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsungdari rongga peritoneum. Banyak terjadi pada penderita : - sirosis hepatis dengan asites - nefrosis - SLE - bronkopnemonia dan TBC paru - pyelonefritis
33
2.
Peritonitis Sekunder (Supurativa)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umumnya organisme tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yang fatal. Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat terjadinya infeksi ini. Bakterii anaerob, khususnya spesies Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan infeksi. Selain itu luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat suatu peritonitis. Kuman dapat berasal dari:
Disebabkan oleh infeksi akut dari organ intraperitoneal seperti: •
Iritasi Kimiawi : Perforasi gaster, pankreas, kandung empedu, hepar, lien,
kehamilan extra tuba yang pecah •
Iritasi bakteri : Perforasi kolon, usus halus, appendix, kista ovarii pecah,
ruptur buli dan ginjal. •
Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam
cavum peritoneal. 3.
Peritonitis Tersier
Peritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, danakibat tindakan operasi sebelumnya.2 Berdasarkan etiologinya klasifikasi peritonitis bisa disebabkan karna peritonitis tersier. Pada pasien, etiologi yang mungkin menyebabkan terjadinya peritonitis adalah tindakan operasi sebelumnya yaitu pemasangan CAPD. Hal ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan didukung pula dengan hasil pemeriksaan analisa cairan CAPD, serta kultur yang mengatakan terdapat bakteri
34
Diagnosis berupa peritonitis pada pasien dapat ditegakkan dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang telah diuraikan sebelumnya. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan untuk memperkuat diagnosis peritonitis pada pasien ini adalah analisa cairan CAPD dan kultur. Adapun hasil analisa cairan CAPD dan kultur pada pasien ini menyatakan bahwa terdapat transudat dan biakan bakteri enterococcus faecalis. Biasanya adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium akan memberikan tanda – tanda rangsangan peritonium. -
Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan defans muskular,
pekak hati bisa menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma. Peristaltik usus menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus. -
Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik dan
terjadi takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok. -
Rangsangan ini menimbulkan nyeri pada setiap gerakan yang
menyebabkan pergeseran peritonium dengan peritonium. Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri jika digerakkan seperti palpasi, nyeri tekan lepas, tes psoas, atau tes lainnya.3 Pada trauma abdomen baik trauma tembus abdomen dan trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan peritonitis sampai dengan sepsis bila mengenai organ yang berongga intra peritonial. Rangsangan peritonial yang timbul sesuai dengan isi dari organ berongga tersebut, mulai dari gaster yang bersifat kimia sampai dengan kolon yang berisi feses. Rangsangan kimia onsetnya paling cepat dan feses paling lambat. Bila perforasi terjadi dibagian atas, misalnya didaerah lambung maka akan terjadi perangsangan segera sesudah trauma dan akan terjadi gejala peritonitis hebat sedangkan bila bagian bawah seperti kolon, mula-mula tidak terjadi gejala karena mikroorganisme membutuhkan waktu untuk berkembang biak baru setelah 24 jam timbul gejala akut abdomen karena perangsangan peritoneum.4
35
Biasanya peritonitis di lakukan pembedahan untuk menyingkirkan factor penyebab. Pada Tn. A tidak dilakukan pembedahan karna bisa di terapi dengan beberapa antibiotic yang di masukan ke dalam cairan dianeal. Penatalaksanaan dari peritonitis yaitu : dekompresi saluran cerna dengan penghisapan nasogastrik atau intestinal, penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena , pemberian antibiotic yang sesuai, dan pembuangan dari focus infeksi dari organ abdomen. Prognosis untuk peritonitis local adalah baik, sedangkan untuk peritonitis umum yaitu buruk.5
36
KESIMPULAN Peritonitis merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnya apendisitis, salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi post operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen dan merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bedah. Peritonitis dapat dibagi menjadi tiga yaitu primer, sekunder, dan tersier tergantung dari penyebabnya.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Wim de jong, Sjamsuhidayat.R. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2011. 2. Schwartz, Shires, Spencer. Peritonitis dan Abses Intraabdomen dalam Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2000. Hal 489 – 493 3. Schrock. T. R.. Peritonitis dan Massa abdominal dalam Ilmu Bedah, Ed.7, alih bahasa dr. Petrus Lukmanto, EGC, Jakarta. 2000. 4. Arief M, Suprohaita, Wahyu.I.K, Wieiek S, 2000, Bedah Digestif, dalam Kapita Selekta Kedokteran, Ed:3; Jilid: 2; p 302-321, Media Aesculapius FKUI, Jakarta. 5. Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, Gawat Abdomen, dalam Buku ajar Ilmu Bedah; 221-239, EGC, Jakarta. 1997
38