Lapsus Asma.pptx

  • Uploaded by: Elien Yuwono
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus Asma.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,526
  • Pages: 44
LAPORAN KASUS

ASMA

dr. Elien Yuwono Pembimbing : ?????

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Usia Alamat Caretaker Tanggal Masuk IGD Tanggal Periksa Ruangan

: YSP : Laki-laki : 10 tahun 5 bulan : Br. Badung Ds. Lukluk, Kec Mengwi : Ibu : 21 Maret 2019 : 21 Maret 2019 : Kaswari RSUD Wangaya

ANAMNESIS Keluhan utama : sesak

Riwayat Penyakit Sekarang (Heteroanamnesa) : 21/3 pk 00.30 WITA Pasien datang UGD RS Surya Husada dengan keluhan sesak sejak kemarin sore dan memberat dini hari. Dilakukan pemasangan oksigen, nebulisasi dan injeksi obat. Kemudian dirujuk RSUD Wangaya (kamar penuh). 21/3 pk 02.45 WITA Pasien tiba UGD RSUD Wangaya, sesak (+), tampak gelisah namun dapat berbicara dalam kalimat. Demam (+) , batuk disertai dahak (+) sejak kemarin siang. Nyeri ulu hati dan mual muntah 3x (warna dbn), intake kurang. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat batuk disertai sesak pd bulan Feb’19. Riwayat alergi makanan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat asma (+) pada nenek pasien dan adik kandung pasien

Riwayat Sosial Ekonomi: Pasien tinggal di Denpasar tinggal bersama keluarganya, terdiri dari ayah, ibu dan adik laki-lakinya berumur 4 tahun. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga sangat dekat.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Pasien saat ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat hamil, ibu pasien mengaku tidak pernah terkena penyakit ataupun ada keluhan. Ibu pasien juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan suplemen lain selain yang diberikan oleh dokter. Ibu pasien rutin melakukan kontrol kehamilan ke puskesmas ataupun bidan setiap bulan. Pasien lahir dibantu oleh dokter secara sectio cesarea. Usia kehamilan saat itu adalah 42 minggu, saat lahir pasien langsung menangis, tidak ada kelainan, dengan berat lahir 3100 gram dan panjang badan 49 cm.

Riwayat Nutrisi Pasien mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan terus mendapat ASI sampai usia 3 tahun, tanpa pemberian susu formula. Kini pasien makan besar 3x sehari dengan makanan keluarga, sering konsumsi camilan di selasela makan besar. Ada keluhan sulit makan ataupun minum sejak 1 hari sebelum opname. Riwayat Tumbuh Kembang Menurut ibu pasien, tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak-anak pada umumnya. Riwayat Imunisasi Pasien dikatakan sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai dengan program puskesmas.

PEMERIKSAAN FISIK 21 MARET 2019 PK 07.00 WITA

Keadaan umum Kesadaran

: tampak sakit sedang : E4V5M6 (compos mentis)

Tanda vital Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu SaO2

: 120/70 mmHg : 92 x/menit, teratur, isi cukup : 34 x/menit, teratur, tidak ada retraksi : 36,4 oC, aksila : 94% (dengan O2 nasal 2 lpm)

Pemeriksaan Antropometri Tinggi Badan Berat Badan Sekarang Berat Badan Ideal Lingkar kepala Lingkar lengan atas Status Gizi

: 137 cm : 27 kg : 34 kg : 55 cm : 20 cm : Kurva CDC BB/TB = gizi baik

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Kepala Inspeksi : Normocephali Mata : Injeksi Konjungtiva (-), Anemia (-), ikterus (-), dyspnea (-), PCH (+) Reflek pupil +/+ isokor, THT Telinga Inspeksi : Membran timpani intak, sekret (-) Hidung Inspeksi : Nafas cuping hidung (-), sianosis (-), sekret (-) epistaxis (-) Tenggorokan : Faring hiperemi (-), Tonsil T1/T1 hiperemi (-) Lidah Bibir Leher

: basah : sianosis (-), mukosa bibir basah Inspeksi : benjolan (-), bendungan vena jugularis (-) Palpasi : pembesaran kelenjar getah bening (-), kaku kuduk (-)

PEMERIKSAAN FISIK Thorak Jantung Inspeksi Palpasi Auskultasi Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: iktus kordis tidak tampak, precordial bulging (-) : iktus kordis teraba di apex, thrill (-),kuat angkat (-) : S1S2 N reguler murmur (-).

: gerakan dada saat diam/bergerak simetris, retraksi (+) subcostal, intracostal, suprasternal : gerakan dada simetris : sonor, batas jantung paru dalam batas normal : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing +/+

PEMERIKSAAN FISIK Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Turgor

: Distensi (-) : Bising Usus (+) normal : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba : normal

Ekstremitas Inspeksi Palpasi

: sianosis (-) : Akral hangat (+) pada keempat ekstremitas, CRT < 2”

Kulit

: tidak tampak kelainan

Genitalia

: tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAPORAN KASUS

HASIL TES LABORATORIUM (21/03/2019) No

Parameter

Result

Unit

Normal Range

1

WBC

24.10

X103 u/L

5.0-13.0

2 3 4 5 6

RBC HGB HCT MCV MCH

4.78 13.3 39.6 82.6 27.9

X106 u/L g/dL % fL Pg

4.00-5.30 12.00-16.00 35.00-45.00 75.00-91.00 25.00-33.00

7

PLT

379

X103 u/L

150.00-400.00

FOTO THORAX (21/03/2019)

DIAGNOSIS

Asma Intermitten serangan ringan-sedang

PENATALAKSANAAN PLANNING TERAPI • O2 NASAL 2 LPM • IVFD ASERING 14 TPM

• PARACETAMOL SYR 3 X CTH II • AMBROXOL SYR 3 X CTH I • SALBUTAMOL 3 X 2 MG

• INJ CEFTRIAXON 2 X 650 MG (IV) • INJ DEXAMETHASONE 3 X 0.5CC (IV) • NEBULIZER VENTOLIN 1RESP (SETIAP 6 JAM)

PENATALAKSANAAN PLANNING MONITORING • VITAL SIGN • KELUHAN • TANDA-TANDA DISTRESS NAFAS

KIE KELUARGA DAN PASIEN

FOLLOW UP (SELAMA DI RUANGAN KASWARI)

LAPORAN KASUS

21/03/2019

22/03/2019

23/03/2019

S: Sesak (+), batuk dahak (+), pilek Demam (-), mual muntah (-), nyeri ulu hati (+), intake masih kurang

S: Sesak (+) berkurang, pilek dan batuk dahak (+), demam (-), mual muntah (-), nyeri ulu hati (-), intake cukup

S: Sesak (+) berkurang, pilek dan batuk dahak (+), demam (-), nyeri ulu hati (-), intake cukup

O: Tax : 36,40C N : 92x/menit RR : 34x/menit SaO2 : 94% (O2 nasal 2 lpm) WBC : 24,1 X 103uL Ro : obs bronkopneumonia

O: Tax : 36,60C N : 104x/menit RR : 24x/menit SaO2 : 99% (O2 nasal 2 lpm)

O: Tax : 36,60C N : 98x/menit RR : 22x/menit SaO2 : 98%

A: Asma intermitten serangan ringan - sedang

A: Asma intermitten serangan ringan - sedang

A: Asma intermitten serangan ringan - sedang

P: O2 nasal 2 lpm IVFD Asering 14 tpm Pct syr 3 x cth II Ambroxol syr 3 x cth I Salbutamol 3 x 2 mg Inj. Ceftriaxon 2 x 650 mg IV Inj Dexamethasone 3 x 0.5 cc IV Nebulizer ventolin 1 resp @ 6 jam

P: O2 nasal 2 lpm (k/p) IVFD Asering 14 tpm Pct syr 3 x cth II Ambroxol syr 3 x cth I Salbutamol 3 x 2 mg Inj. Ceftriaxon 2 x 650 mg IV Inj Dexamethasone 3 x 0.5 cc IV Nebulizer ventolin 1 resp @ 6 jam

P: O2 nasal 2 lpm (k/p) IVFD Asering 14 tpm Pct syr 3 x cth II Ambroxol syr 3 x cth I Salbutamol 3 x 2 mg Inj. Ceftriaxon 2 x 650 mg IV Inj Dexamethasone 3 x 0.5 cc IV Nebulizer ventolin 1 resp @ 6 jam

25/01/2017

26/01/2017

S: Demam (-) bintik merah seluruh badan (+) perdarahan pervaginam (-) flek merah <<, mimisan (-), BAB BAK (+) , muntah (-) , Bapil (-)

S: Demam (-) bintik merah seluruh badan (+) perdarahan pervaginam (-) flek merah <<, mimisan (-), BAB BAK (+) , muntah (-) , Bapil (-)

O: Tax = 36,9 0C N = 90x/menit RR = 24x/menit

O: Tax = 37 0C N = 90x/menit RR = 24x/menit

PLT : 18X103uL ADT : Viral Infection, ITP ko. Obs : dalam batas normal

PLT : 456X103uL ADT : Viral Infection, ITP ko. Obs : dalam batas normal

A: Idiopathic Trombositopenia Purpura

A: Idiopathic Trombositopenia Purpura

P: IVFD D5 ¼ NS 12 tpm (aff) Prednison 3x15 mg (PO) Sucralfat 3x1/2 Cth (PO) PCT 3xII Cth (PO) K/P Interzinc 2x1 Cth (PO)

P: IVFD D5 ¼ NS 12 tpm Prednison 3x15 mg (PO) Sucralfat 3x1/2 Cth (PO) PCT 3xII Cth (PO) (K/P) Interzinc 2x1 Cth (PO) BPL Cefadroxil 2 x 1 ½ Cth

PEMBAHASAN

LAPORAN KASUS

DEFINISI ASMA • PENYAKIT INFLAMASI KRONIK YANG MENGAKIBATKAN OBSTRUKSI DAN HIPERREAKTIVITAS SALURAN RESPIRATORI DENGAN DERAJAT BERVARIASI

• MANIFESTASI KLINIS BATUK, WHEEZING, SESAK NAPAS, DADA TERTEKAN YANG TIMBUL SECARA KRONIK DAN ATAU BERULANG, REVERSIBEL, CENDERUNG MEMBERAT SAAT MALAM ATAU DINI HARI, BIASANYA MUNCUL JIKA ADA PENCETUS

DIAGNOSIS • ANAMNESIS • PEMERIKSAAN FISIS • PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dasar utama diagnosis adalah anamnesis untuk menggali manifestasi klinis dengan karakteristik yang khas mengarah ke asma

ANAMNESIS : • EPISODISITAS : GEJALA TIMBUL EPISODIK/BERULANG

• FAKTOR PENCETUS – IRITAN: ASAP ROKOK, SUHU DINGIN, UDARA KERING, MAKANAN MINUMAN DINGIN, PENYEDAP RASA, PENGAWET MAKANAN, PEWARNA MAKANAN – ALERGEN: DEBU, TUNGAU DEBU RUMAH, RONTOKAN HEWAN, SERBUK SARI – INFEKSI RESPIRATORI AKUT KARENA VIRUS – AKTIVITAS FISIS: BERLARIAN, BERTERIAK, MENANGIS, ATAU TERTAWA BERLEBIHAN

• RIWAYAT ALERGI PADA PASIEN ATAU RIWAYAT ASMA DALAM KELUARGA • VARIABILITAS: INTENSITAS GEJALA BERVARIASI DARI WAKTU KE WAKTU, BAHKAN DALAM 24 JAM. BIASANYA MALAM HARI LEBIH BERAT (NOKTURNAL)

• REVERSIBILITAS: GEJALA DAPAT MEMBAIK SECARA SPONTAN ATAU PEMBERIAN OBAT PEREDA ASMA

PEMERIKSAAN FISIK • GEJALA ASMA: • TANPA GEJALA • ADA GEJALA: BATUK, SESAK, WHEEZING, EKSPIRASI MEMANJANG Allergic shiner

• TANDA ALERGI: • DERMATITIS ATOPIK, RINITIS ALERGI • ALLERGIC SHINERS, GEOGRAPHIC TONGUE

Geographic tongue

PEMERIKSAAN PENUNJANG • UJI FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI • PEAK FLOW METER

• UJI CUKIT KULIT (SKIN PRICK TEST), EOSINOFIL TOTAL DARAH), PEMERIKSAAN IGE SPESIFIK • UJI INFLAMASI RESPIRATORI: FENO (FRACTIONAL EXHALED NITRIC OXIDE), EOSINOFIL SPUTUM • UJI PROVOKASI BRONKUS DENGAN EXERCISE, METAKOLIN, HIPERTONIK SALIN

KRITERIA DIAGNOSIS ASMA Gejala

Karakteristik

Wheezing , batuk ,

 Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori  Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu  Gejala memberat pada malam atau dinihari  Gejala timbul bila ada pencetus

sesak napas, dada tertekan, produksi sputum

Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi Gambaran obstruksi saluran respiratori

FEV1 rendah (<80% nilai prediksi) FEV1 / FVC ≤ 90%

Uji reversibilitas (pascaPeningkatan FEV1 >12% bronkodilator)

Variabilitas

Perbedaan PEFR harian >13%

Uji provokasi

Penurunan FEV1 >20%, atau PEFR >15%

KLASIFIKASI Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-kunjungan awal dan dibuat berdasarkan anamnesis : Kekerapan Intermiten Persisten ringan Persisten sedang Persisten berat

Uraian kekerapan gejala asma <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu >1x/bulan, <1x/minggu >1x/minggu, namun tidak setiap hari Gejala asma terjadi hampir tiap hari

PENILAIAN DERAJAT SERANGAN ASMA Asma serangan ringan-sedang • Bicara dalam kalimat • Lebih senang duduk daripada berbaring • Tidak gelisah • Frekuensi napas meningkat • Frekuensi nadi meningkat • Retraksi minimal • SpO2 (udara kamar): 90 – 95% • PEF > 50% prediksi atau terbaik

Asma serangan berat • • • • • • • •

Serangan asma dengan ancaman henti napas

Bicara dalam kata • Mengantuk Duduk bertopang lengan • Letargi Gelisah • Suara napas tak Frekuensi napas terdengar meningkat Frekuensi nadi meningkat Retraksi jelas SpO2 (udara kamar) < 90% PEF < 50% prediksi atau terbaik

KLASIFIKASI BERDASARKAN

DERAJAT KENDALI

• ASMA TERKENDALI PENUH (WELL CONTROLLED)

• TANPA OBAT PENGENDALI : PADA ASMA INTERMITEN • DENGAN OBAT PENGENDALI : PADA ASMA PERSISTEN (RINGAN/SEDANG/BERAT) • ASMA TERKENDALI SEBAGIAN (PARTLY CONTROLLED) • ASMA TIDAK TERKENDALI (UNCONTROLLED)

TAHAPAN PENEGAKAN DIAGNOSIS ASMA 1.

2.

DIAGNOSIS KERJA : ASMA –

DIBUAT SESUAI ALUR DIAGNOSIS ASMA ANAK



TATALAKSANA UMUM : PENGHINDARAN PENCETUS, PEREDA, DAN TATALAKSANA PENYAKIT PENYULIT

DIAGNOSIS KLASIFIKASI KEKERAPAN –

3.

DIBUAT DALAM WAKTU 6 MINGGU, DAPAT KURANG DARI 6 MINGGU BILA INFORMASI KLINIS SUDAH KUAT

DIAGNOSIS DERAJAT KENDALI –

DIBUAT SETELAH 6 MINGGU MENJALANI TATALAKSANA JANGKA PANJANG AWAL SESUAI KLASIFIKASI KEKERAPAN

OBAT ASMA OBAT PEREDA (RELIEVER)

OBAT PENGENDALI (CONTROLLER)

• MEREDAKAN SERANGAN ATAU GEJALA ASMA BILA SEDANG TIMBUL

• MENGATASI MASALAH DASAR ASMA YAITU INFLAMASI RESPIRATORI KRONIK

• DIGUNAKAN SEPERLUNYA, BILA GEJALA REDA OBAT DIHENTIKAN

• JANGKA WAKTU LAMA

• Β2-AGONIS KERJA PENDEK, ANTIKOLINERGIK, STEROID SISTEMIK

• MENCEGAH SERANGAN ASMA

• STEROID INHALASI, ANTILEUKOTRIEN, KOMBINASI STEROID INHALASI-ß2AGONIS KERJA PANJANG, TEOFILIN LEPAS LAMBAT, ANTIIMUNOGLOBULIN E

TATA LAKSANA (PEDOMAN NASIONAL ASMA ANAK ED 2, TAHUN 2016)

TATA LAKSANA SERANGAN ASMA DI FASYANKES RS/UGD (PEDOMAN NASIONAL ASMA ANAK ED 2, TAHUN 2016)

OBAT LAIN UNTUK SERANGAN ASMA MUKOLITIK Hati-hati pada anak dengan refleks batuk yang tidak optimal Pemberian mukolitik secara inhalasi tidak mempunyai efek yang signifikan dan tidak boleh diberikan pada serangan asma berat ANTIHISTAMIN Tidak mempunyai efek yang bermakna, bahkan dapat memperburuk keadaan IPRATROPIUM BROMIDE Kombinasi β2 agonis kerja cepat dan ipratropium bromide (antikolinergik) pada serangan asma sedang-berat  menurunkan risiko rawat inap dan memperbaiki PEF dan FEV1 Tidak direkomendasikan diberikan secara rutin untuk serangan asma ringan

KORTIKOSTEROID SISTEMIK • DIREKOMENDASIKAN UNTUK DIBERIKAN PADA SEMUA JENIS SERANGAN, KECUALI SERANGAN SANGAT RINGAN (EVIDENCE A) • JIKA MEMUNGKINKAN, KORTIKOSTEOID ORAL DIBERIKAN DALAM 1 JAM PERTAMA. • CARA PEMBERIAN: • PEMBERIAN PER ORAL SAMA EFEKTIFNYA DENGAN PEMBERIAN SECARA INTRAVENA.

• MEMERLUKAN WAKTU SEKITAR 4 JAM UNTUK MEMBERIKAN PERBAIKAN KLINIS. • PEMBERIAN SECARA INTRAVENA DIREKOMENDASIKAN BILA PASIEN TIDAK BISA MENELAN OBAT • DOSIS: KORTIKOSTEROID ORAL 1–2 MG/KG, MAKSIMUM SAMPAI 40 MG/HARI • LAMA PEMBERIAN : 3-5 HARI. • BELUM ADA BUKTI YANG KUAT UNTUK MENDUKUNG PEMBERIAN INHALASI KORTIKOSTEROID PADA ANAK DENGAN SERANGAN ASMA

AMINOFILIN INTRAVENA • TIDAK DIREKOMENDASIKAN DIBERIKAN SECARA RUTIN • PERTIMBANGKAN PADA ANAK DENGAN SERANGAN ASMA BERAT ATAU DENGAN ANCAMAN HENTI NAPAS YANG TIDAK BERESPON TERHADAP DOSIS MAKSIMAL INHALASI Β2 AGONIS DAN KORTIKOSTEROID SISTEMIK • DOSIS YANG DIREKOMENDASIKAN: • LOADING 5-7 MG/KG DIBERIKAN DALAM 20 MINUTES DENGAN MONITOR EKG, DILANJUTKAN DENGAN PEMBERIAN SECARA DRIP 0,5 - 1 MG/KG/JAM. • RUMATAN 0,5 MG - 1 MG/KG/JAM MENINGKATKAN KADAR AMINOFILIN SERUM 2 MCG/ML. UNTUK EFEK TERAPI MAKSIMAL, TARGET KADAR AMONIFILIN SERUM 10-20 MCG/ML

KAPAN MEMULAI PEMBERIAN OBAT PENGENDALI 1. DIAGNOSIS BANDING ASMA SUDAH DISINGKIRKAN 2. TATA LAKSANA NON MEDIKAMENTOSA SUDAH DILAKUKAN (PENGHINDARAN PENCETUS) 3. FAKTOR PENYULIT ASMA SEPERTI RINITIS ALERGI, RINOSINUSITIS, ATAU GER SUDAH DITATALAKSANA 4. KLASIFIKASI KEKERAPAN ASMA ADALAH ASMA PERSISTEN (RINGAN, SEDANG, BERAT)

DOSIS PREPARAT STEROID INHALASI PADA ANAK ASMA

LANGKAH PEMBERIAN TERAPI PENGENDALI 1.

ACUAN AWAL PENETAPAN JENJANG TATALAKSANA JANGKA PANJANG MENGGUNAKAN KLASIFIKASI KEKERAPAN.

2.

BILA SUATU JENJANG DALAM TATALAKSANA SUDAH BERLANGSUNG SELAMA 6-8 MINGGU DAN ASMA BELUM TERKENDALI, MAKA TATALAKSANA NAIK JENJANG DI ATASNYA (STEP UP).

3.

BILA SUATU JENJANG DALAM TATALAKSANA SUDAH BERLANGSUNG SELAMA 8-12 MINGGU DAN ASMA TERKENDALI PENUH, MAKA TATALAKSANA TURUN JENJANG DI BAWAHNYA (STEP DOWN).

4.

PERUBAHAN JENJANG TATALAKSANA HARUS MEMPERHATIKAN ASPEKASPEK PENGHINDARAN, PENYAKIT PENYERTA.

5.

PADA JENJANG 4, JIKA BELUM TERKENDALI, TATALAKSANA DITAMBAHKAN OMALIZUMAB.

JENJANG DALAM PENGENDALIAN ASMA

• KETERANGAN GAMBAR: ICS (INHALED CORTICOSTEROIDS, STEROID INHALASI); LTRA (LEUKOTRIENE RECEPTOR ANTAGONIST); SABA (SHORT ACTING BETA AGONIST, Β2-AGONIS KERJA PENDEK); LABA (LONG ACTING BETA AGONIST, Β2-AGONIS KERJA PANJANG)

DERAJAT KENDALI ASMA

A. Penilaian Klinis (Dalam 6-8 minggu) Manifestasi Klinis

Terkendali dengan/tanpa obat pengendali (Bila semua kriteria terpenuhi)

Gejala Siang Hari

Terkendali sebagian (Min. satu)

Tidak pernah (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu

Aktivitas Terbatas

Tidak ada

Ada

Gejala Malam Hari

Tidak ada

Ada

Pemakaian Pereda

Tidak ada (< 2 kali/minggu)

> 2 kali/minggu

Tidak terkendali Tiga atau lebih kriteria terkendali sebagian*†

B. Penilaian risiko perjalanan asma (risiko eksaserbasi, ketidakstabilan, penurunan fungsi paru, efek samping) Asma yang tidak terkendali, sering eksaserbasi , pernah masuk ICU karena asma, FEV1 yang rendah, paparan terhadap asap rokok, mendapat pengobatan dosis tinggi

PEMANTAUAN • PENGENDALIAN ASMA HARUS DIMONITOR TERATUR SETIAP BULAN DAN PENCAPAIAN PERBAIKAN SETELAH 8-12 MINGGU • SELAIN JENIS OBAT, DOSIS OBAT, CARA PEMBERIAN OBAT DAN KEPATUHAN, PASIEN ASMA PERLU DIPANTAU UPAYA PENGHINDARAN FAKTOR PENCETUS DAN PENYAKIT PENYERTA ASMA • PENURUNAN DOSIS STEROID DIPERTIMBANGKAN SETIAP 8-12 MINGGU, SEBESAR 25 – 50%

PROGRAM KIE PADA KELUARGA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

MEMBINA SUASANA KELUARGA MENERAPKAN POLA HIDUP SEHAT, MISALNYA TIDAK MEROKOK DAN BEROLAHRAGA MENJAGA KESEHATAN ANAK DAN KESEHATAN PERNAPASAN ANAK MENGENALI DAN MENGENDALIKAN FAKTOR PENCETUS SERANGAN MENGENAL TANDA-TANDA AWAL SERANGAN ASMA, ANTARA LAIN BATUK, MENGI (WHEEZING), RASA DADA TERTEKAN, DAN NAPAS YANG PENDEK MENYEDIAKAN DAN MEMBERI OBAT DENGAN WAKTU, CARA, DAN LAMANYA DENGAN TEPAT MENGETAHUI KAPAN HARUS MEMBAWA KE DOKTER MEMANTAU KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN ASMA ANAKNYA DENGAN PEAK FLOW MONITORING.

Related Documents

Lapsus Depresi.docx
December 2019 38
Lapsus Snhl.docx
November 2019 33
Lapsus Paraparese.docx
November 2019 41
Lapsus Tulunagung.doc
December 2019 42
Lapsus Neneng.docx
November 2019 43
Lapsus Oklusi.docx
June 2020 25

More Documents from "Hyder"

Lapsus Asma.pptx
December 2019 0
11111.docx
June 2020 3
Skdi.docx
June 2020 0