BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Bakteri dapat mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-faktor abiotik. Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup adanya asosiasi atau kehidupan bersama antar mikroorganisme, dapat bentuk simbiose, sinergisme, antibiose, dan sintropsime. Sedangkan faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor fisika. (Hadioetomo, 1982). Interaksi individu merupakan interaksi antar jasad dalam satu populasi. Interaksi individu ini ada dua macam, yaitu interaksi positif maupun negatif. Interaksi positif menyebabkan meningkatnya kecepatan pertumbuhan sebagai efek sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi, secara teoritis meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Interaksi positif dapat memacu kemampuan populasi yang berinteraksi untuk bertahan hidup dalam habitat tertentu dalam suatu komunitas dan memungkinkan populasi mikroba untuk hidup dalam suatu habitat dimana secara individu mereka tidak bisa hidup sendiri. Sebagai contoh adalah pertumbuhan satu sel mikroba menjadi koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi). (Kusnadi, 2003) Interaksi negatif menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan meningkatnya kepadatan populasi. Interaksi negatif bisa menghasilkan eliminasi suatu populasi yang tidak bisa beradaptasi dengan baik untuk keberlangsungan hidupnya di habitat tertentu dalam suatu komunitas. Misalnya populasi mikroba yang ditumbuhkan dalam substrat terbatas, atau adanya produk metabolik yang meracun. Interaksi negatif disebut juga kompetisi. Dalam komunitas yang stabil, interaksi negatif bersifat adapatif dan dibutuhkan untuk memelihara suatu keseimbangan antar populasi dalam komunitas biologi. Interaksi negatif menghindari overpopulasi dan kehancuran sumber daya pada habitat tertentu.
Sebagai contoh jamur Fusarium dan Verticillium pada tanah sawah, dapat menghasilkan asam lemak dan H2S yang bersifat meracun. (Kusnadi, 2003) Faktor-faktor biologi yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu merupakan hubungan atau interaksi antara spesies yang akan menyebabkan perubahan kimia dalam komposisi substrat dan pH. Interaksi tersebut antara lain: 1. Antagonisme Antibiosis atau anatagonisme diartikan sebagai asosiasi hidup bersama antara mikroorganisme yang menyebabkan salah satu pihak dalam asosiasi tersebut mati atau terhambat pertumbuhannya. Zat yang dihasilkan oleh spesies yang pertama mungkin berupa suatu akskret, mungkin juga zat itu berupa suatu sisa makanan. Yang jelas ialah, zat itu “menentang” kehidupan mikroorganisme yang lain. Olahkarena itu, maka zat penentang tersebut dinamakan antibiotic. Kejadian inilah yang menyebabkan Alexander Fleming dalam tahun 1929 menemukan penisilin. Contoh antagonisme adalah mikroorganisme Streptococcus lactis dan Bacillus subtilis atau Proteus vulgaris. Jika ketiganya ditumbuhankan bersama-sama maka maka pertumbuhan Bacillus dan Proteus akan segera terhambat atau bahkan mati karena adanya asam-susu yang dihasilkan oleh Streptococcus lactis 2. Sinergisme Sinergisme adalah bentuk suatu asosiasi kehidupan antara dua atau lebih mikroorgarnisme dimana semua jenis mikroorganisme tidak saling mengganggu tetapi justru melakukan keuntungan diantara kedua belah pihak dan mampu melakukan perubahan kimia tertentu pada suatu medium substrat tempat hidupnya. Contohnya Ragi (adonan) untuk membuat tape terdiri atas kumpulan spesiesspesies aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan mungkin juga Acetobacter. Masing-masing spesies mempunyai kegiatan-kegiatan sendiri, sehingga zat tepung (amilum) dapat berubah menjadi gula, dan gula menjadi bermacam-macam asam organik, alkohol, dan lain-lain. (Suharni, 2009).
2.2 Alat dan Bahan 2.2.1
Antibiosis Tabel 2.1 Alat dan Bahan Antibiosis
No. 1
2
Alat Jarum ose bulat Pembakar spiritus
Ukuran Jumlah -
1
-
1
3
Korek Api
-
1
4
Spidol
-
1
Bahan
Konsentrasi
E. coli dalam
-
NA cair Staphylococcus
-
dalam NA cair NA padat dalam
Jumlah Secukupnya Secukupnya
-
2 buah
-
-
Konsentrasi
Jumlah
cawan petri -
2.2.2 Sinergisme Tabel 2.2 Alat dan Bahan Sinergisme No. 1
2
Alat Jarum ose bulat Pembakar spiritus
Ukuran Jumlah -
1
-
1
Bahan E. coli dalam NA cair Staphylococcus dalam NA cair
-
-
Secukupnya Secukupnya
Larutan laktosa 3
Korek Api
-
1
dalam tabung
-
3 buah
-
3 buah
reaksi Larutan sukrosa 4
Spidol
-
1
dalam tabung reaksi
5 6
Pipet tetes Tabung durham
-
1
-
-
-
-
6
-
-
-
2.3 Cara Kerja 2.3.1 Antibiosis Antar Mikroba Tabel 2.3 Cara Kerja Antibiosis Inter Mikroba No.
Cara Kerja
1
Siapkan alat dan bahan.
2
Gambar
dua
garis
yang
Gambar
saling
berpotongan dengan menggunakan spidol dimasing-masing cawan petri.
3
Pada cawan petri satu dan dua. Berikan nama dimasing - masing ujung garis, sesuai jenis bakteri yang akan diosekan.
4
Panaskan
jarum
ose
ujung
menggunakan nyala api.
5
Dengan menggunakan jarum ose ambil biakan bakteri E. coli.
6
Ambil cawan petri salah satunya dengan medium agar dan osekan bakteri E. coli sesuai garis yang telah digambar.
7
Lalu ambil biakan murni bakteri Staphylococcus
8
Osekan juga bakteri Staphylococcus pada cawan petri tadi secara silang dengan bakteri E. coli
9
Inkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.
2.3.2 Antibiosis Antar Mikroba Tabel 2.4 Cara Kerja Antibiosis Antar Mikroba No.
Cara Kerja
1
Siapkan alat dan bahan.
2
Gambar
dua
garis
yang
Gambar
saling
berpotongan dengan menggunakan spidol dimasing-masing cawan petri.
3
Pada cawan petri satu dan dua. Berikan
nama
dimasing-masing
ujung garis, sesuai jenis bakteri yang akan diosekan. 4
Panaskan
jarum
ose
menggunakan nyala api.
ujung
5
Dengan menggunakan jarum ose ambil biakan bakteri Staphylococcus.
6
Ambil cawan petri salah satunya dengan medium agar dan osekan bakteri Staphylococcus sesuai garis yang telah digambar.
7
Lalu ambil biakan murni bakteri Staphylococcus.
8
Osekan juga bakteri Staphylococcus pada cawan petri tadi secara silang dengan
bakteri
Staphylococcus
sebelumnya. 9
Inkubasi pada suhu 37°C selama 2x24 jam.
2.3.3 Sinergisme Beberapa Mikroba dengan Laktosa Tabel 2.5 Cara Kerja Sinergisme Mikroba dengan Laktosa No
Cara Kerja
1
Siapkan 3 tabung reaksi berisi 3 larutan laktosa, di dalamnya terdapat tabung durham.
2
Pada masing-masing tabung tuliskan keterangannya.
Gambar
3
Panaskan ujung pipet tetes di atas nyala api.
4
Ambil bakteri E. coli menggunakan pipet sebanyak 2 tetes.
5
Ambil tabung reaksi laktosa yang berisi tabung durham di dalamnya. Dan masukkan biakan murni E. coli sebanyak 2 tetes ke dalam tabung tersebut.
6
Ulangi langkah di atas dengan mengganti
bakteri
menjadi
Staphylococcus sebanyak 2 tetes tabung kedua laktosa. 7
Ulangi langkah di atas dengan mencampurkan
bakteri
Staphylococcus dan bakteri E. coli masing-masing 1 tetes pada tabung ketiga laktosa.
2.3.4 Sinergisme Beberapa Mikroba dengan Sukrosa Tabel 2.6 Cara Kerja Sinergisme Mikroba dengan Sukrosa No
Cara Kerja
1
Siapkan 3 tabung reaksi berisi 3 larutan sukrosa, di dalamnya terdapat tabung durham.
Gambar
2
Pada masing-masing tabung tuliskan keterangannya.
3
Panaskan ujung pipet tetes di atas nyala api.
4
Ambil
bakteri
Staphylococcus
menggunakan pipet sebanyak 2 tetes.
5
Ambil tabung reaksi sukrosa yang berisi tabung durham di dalamnya. Dan
masukkan
biakan
murni
Staphylococcus sebanyak 2 tetes ke dalam tabung tersebut. 6
Ulangi langkah di atas dengan mengganti bakteri menjadi E. coli sebanyak 2 tetes tabung kedua sukrosa.
7
Ulangi langkah di atas dengan mencampurkan
bakteri
Staphylococcus dan bakteri E. coli masing-masing 1 tetes pada tabung ketiga sukrosa.