Bab 2-5.docx

  • Uploaded by: Vinna Phiepiinzhivin Ervina
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 2-5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,292
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan sektor yang terkait. Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan keluarga memperoleh makanan yang cukup untuk semua anggota keluarganya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan dan masalah kesempatan kerja (Supariasa, 2012). Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi yang kurang diantaranya Kurang Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia. Selain masalah gizi kurang, akhir-akhir ini ditemukan juga dampak dari konsumsi berlebih atau gizi lebih, tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak dan balita. Masalah yang sering muncul adalah obesitas (berat badan berlebih), yang akan diikuti dengan timbulnya penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus, stroke, dan yang lainnya. Gizi juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi (Sulistyoningsih, 2011) Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi (Supariasa, 2010).

1

Kejadian gizi buruk seperti fenomena gunung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk bagi balita. Dampak yang terjadi antara lain kematian dan infeksi kronis. Deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang dan gizi buruk) dapat dilakukan dengan pemeriksaan BB/U untuk memantau berat badan anak. Selain itu pamantauan tumbuh kembang anak dapat juga menggunakan KMS (KartuMenuju Sehat) Novitasari, D (2012). Secara nasional prevalensi sangat kurus tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu 5,3 persen, terdapat penurunan dibandingkan tahun 2010 (6,0 %) dan tahun 2007 (6,2 %). Demikian pula halnya dengan prevalensi kurus sebesar 6,8 persen juga menunjukkan adanya penurunan dari 7,3 persen (tahun 2010) dan 7,4 persen (tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak balita kurus dan sangat kurus menurun dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi 12,1 persen pada tahun 2013. Prevalensi pendek tahun 2013 adalah 37,2 persen, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek sebesar 37,2 persen terdiri dari 18,0 persen sangat pendek dan 19,2 persen pendek. Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8 persen tahun 2007 dan 18,5 persen tahun 2010. Prevalensi pendek meningkat dari 18,0 persen pada tahun 2007 menjadi 19,2 persen pada tahun 2013. Dan prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013 (Gambar 3.14.4). Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka prevalensi gizi burukkurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1 persen dalam periode 2013 sampai 2015 (Riskesdas, 2013) Persentase prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita di Aceh mencapai 26,3 persen, dan rata-rata tingkat nasional yang hanya 19,6 persen.

2

Sedangkan angka kematian balita di Aceh mencapai 54 persen yang juga terbesar di Sumatera dan di atas rata-rata nasional yang hanya 43 persen. Dari grafik pencapaian D/S UPTD Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh tahun 2015, dapat diketahui di tahun 2015 ini lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Namun seluruh desa yang ada wilayah ini belum mencapai target Nasional yaitu 85% yang menandakan bahwa kurangnya pasrtisipasi masyarakat, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatkan pasrisipasi masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya penurunan pencapaian.

3

BAB II TUJUAN

A. Tujuan Umum Asuhan gizi individu ini dialakukan untuk memperbaiki gizi balita dengan cara melakukan intervensi terhadap individu dengan mengassesment gizi sampai evaluasi pada pasien dengan menggunakan format Nutrition Care Prosses (NCP).

B. Tujuan Kusus 1.

Melakukan pengkajian gizi terhadap individu.

2.

Mendiagnosis gizi individu.

3.

Melakukan intervensi individu.

4.

Melakukan monitoring terhadap individu.

5.

Melakukan evaluasi terhadap individu.

4

BAB III TEMPAT DAN WAKTU

A. Tampat Kegiatan ini dilakukan di rumah pasien yaitu di Dusun Ujong Krueng, Gampong Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh.

B. Waktu Kegiatan ini dilakukan selama tiga minggu dan pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) diberikan tiga kali dalam seminggu mulai tanggal 23 November s/d 11 Desember 2015 dan waktu kunjungan dimulai pukul 10.00 – 11.00 WIB.

5

BAB IV METODA PENGUMPULAN DATA

Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu metoda ceramah tanya jawab dengan melakukan pemberian konseling gizi

dan

menggunakan form food recall untuk melakukan analisa terhadap makanan yang dikonsumsi dan nilai energi, protein, lemak dan Karbohidrat pada individu.

6

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TATALAKSANA PENGKAJIAN GIZI

Identitas Balita Nama

: Ayyasy Azny

Tanggal Lahir

: 22 Juni 2015

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 16 Bulan

Anak ke

: 4 (empat) dari 4 (empat) bersaudara

Berat Badan Lahir

: 2500 gram

Panjang Badan Lahir

: 47 cm

Lingkar kepala lahir

: 30 cm

Nama Orang Tua Ayah

: Azhar

Ibu

: Ainal Mardhiah

Alamat

: Dusun Ujong Krueng, Gampong Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh

7

A. Assesment Gizi I. Data Dasar No.

Jenis Data :

A.

Data Antropometri Berat Badan : 6,3 Kg (Ditimbang pada tanggal 12 November 2015) Panjang Badan : 69,9 cm Umur

: 16 bulan (1,33 tahun)

1. Indeks BB/U

: Status Gizi Buruk (Z-skore -3,82 SD)

2. Indeks PB/U

: Status gizi Sangat Pendek (Z-skore -3,33 SD)

3. Indeks PB/BB : Status gizi Kurus ( Z-skore -2,97 SD ) B.

Data Klinis dan Fisik Tanda-tanda klinis yang tampak : - Anak cengeng, lemas, berat badan tidak sesuai dengan umur, nafsu makan kurang. Fisik : - Tampak kurus - Tampak pendek

C.

Biokimia Hasil Pemeriksaan Laboratorium : Tidak ada

D.

Dietary History (Riwayat Gizi) Asupan energi dan zat gizi (Hasil recall 1x24 jam) Energi

: 566,2 Kkal

Protein

: 21,2 gram

Lemak

: 28,9 gram

KH

: 76,9 gram

Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi

Protein

Lemak

KH

566,2 1133 49,9 % Defisit

21,2 21,4 99,1% Defisit

28,9 28,2 102,5% Normal

76,9 198,3 38,8% Defisit

Berat

Ringan

%

Berat

%

8

%

Kebiasaan Makan : - Makanan pokok yang biasa dikonsumsi adalah nasi - Anak mengkonsumsi nasi 3-4 kali/hari sebanyak 1-3 sendok makan setiap kali makan. - Mengkonsumsi ikan 1-3 kali/ hari, ikan yang biasa dikonsumsi ikan mujair - Sayur yang biasa dikonsumsi kol, wortel. - Jarang mengkonsumsi buah - Selingan yang biasa dikonsumsi bakwan, bubur, wafer. - Anak masih mendapatkan ASI, frekuensi anak minum ASI sangat sering yaitu ±9 kali dalam sehari. - Frekuensi makan

: frekuensi makan anak 3-4 kali makanan

utama dan ±2 kali selingan, - Pantangan

: Tidak ada pantangan makanan

- Kesulitan makan : Nafsu makan kurang, makan tidak teratur. E.

Riwayat Penyakit Apakah pernah sakit : Pernah Jenis penyakit yang pernah diderita : demam, batuk, pilek dan diare. Lama terkena penyakit : ±5 hari

F.

Sosial Ekonomi Keluarga Pekerjaan  Bapak

: PNS

 Ibu

: IRT

Status Keluarga : Menengah ke atas Pendapatan

: Rp. ± Rp. 3.000.000,- / Bulan

Jumlah Anak

: 4 (Empat)

9

II.

Identifikasi Masalah 1. Anak mengalami gizi kurang 2. Asupan Energi, Protein, dan Karbohidrat anak kurang 3. Asupan makanan anak kurang dari kebutuhan 4. Anak rewel 5. Anak nurang nafsu makan (sulit makan) 6. Ibu kurang pengetahuan tentang makanan dan gizi, ibu masih memberikan makanan yang tidak padat gizi pada anaknya seperti wafer.

B. Diagnosa Gizi (Nutrition Diagnosis) Domain Intake

Problem

Etiologi

Sign/symptom

NI. 1.4 Asupan Berkaitan dengan

Ditandai dengan

Energi tidak

Anoreksia

Asupan Energi kurang

adekuat

(kurang nafsu

dari kebutuhan yaitu

makan)

49,9% (defisit berat)

NI. 5.8.1

Berkaitan dengan

Ditandai dengan

Asupan

Anoreksia

Asupan Karbohidrat

Karbohidrat

(kurang nafsu

kurang dari kebutuhan

tidak adekuat

makan)

yaitu 38,8% (defisit berat)

Penyakit/

Status gizi

Berkaitan dengan

Ditandai dengan Z-

Klinis

kurang

kurangnya asupan

score (BB/PB) = -2,97

energi dan zat

SD

gizi.

Risiko terkena

Penurunan

penyakit

imunitas

infeksi lain

10

Demam, batuk.

Perilaku/

NB.1.7

Rendahnya

Anak masih diberikan

Lingkungan

Pemilihan

Pengetahuan ibu

makanan yang tidak

makanan

tentang makanan

padat gizi seperti wafer.

yang kurang

dan gizi.

tepat.

C. Intervensi Gizi (Nutrition Intervention) A. Tujuan intervensi 1. Meningkatkan status gizi menjadi status gizi normal (baik) 2. Meningkatkan Berat Badan dan tinngi badan sesuai dengan umur 3. Meningkatkan nafsu makan 4. Meningkatkan asupan makanan 5. Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi makro serta zat gizi mikro 6. Memberikan makanan secara bertahap sesuai dengan keadaan anak 7. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh anak 8. Mengurangi risiko terjangkitnya penyakit infeksi 9. Meningkatkan pengetahuan ibu dengan cara memberikan konsling gizi tentang makanan yang sesuai dengan kondisi anak untuk kebutuhan perharinya. B. Program Intervensi 1. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Minggu I Tanggal pemberian

: 23 November 2015

 MT

: Formula 100

 Bentuk PMT/MP ASI : Cair  Komposisi

: Susu dancaw (25,5 gr), gula pasir (15 gr), minyak wijen (18gr), air 300 ml.

11

 Kandungan zat gizi

: Energi 327,3 Kkal, Protein 3,3 gr, Lemak 20,9 gr, Karbohidrat 32,2 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 10.00 WIB

Tanggal pemberian

: 25 November 2015

 MT

: Bubur jagung

 Bentuk PMT/MP ASI : Lumat  Komposisi

: Jagung (100 gram), beras ketan (5 gram) gula pasir (30 gram), santan (40 gram)

 Kandungan zat gizi

: Energi 209,1 Kkal, Protein 3,3 gr, Lemak 4,1 gr, Karbohidrat 42,6 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 10.30 WIB

Tanggal pemberian

: 27 November 2015

 MT

: Perkedel kentang

 Bentuk PMT/MP ASI : Padat  Komposisi

: Kentang (100 gram), telur ayam (30 gram), minyak (20 gram)

 Kandungan zat gizi

: Energi 312 Kkal, Protein 5,8 gr, Lemak 23,6 gr, Karbohidrat 19,3 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 10.30 WIB

12

Minggu ke II Tanggal pemberian

: 30 November 2015

 MT

: Bakwan jagung

 Bentuk PMT/MPASI

: Padat

 Komposisi

: Jagung (100 gr), tepung terigu (30 gr), telur ayam ( 40 gr), minyak (15 gr)

 Kandungan zat gizi

: Energi 449,6 Kkal, Protein 12,3 gr, Lemak 21,3 gr, Karbohidrat 56,5 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 09.30 WIB

Tanggal pemberian

: 02 Desember 2015

 MT

: Telur dadar

 Bentuk PMT/MPASI

: Padat

 Komposisi

: Telur ayam ( 80 gr), Wortel (40 gr), tepung terigu (20 gram), minyak 15 gram

 Kandungan zat gizi

: Energi 354,7 Kkal, Protein 12,5 gr, Lemak 24,6 gr, Karbohidrat 19,7 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 09.30 WIB

Tanggal pemberian

: 04 Desember 2015

 MT

: Bubur sumsum

 Bentuk PMT/MPASI

: Lumat

 Komposisi

: Tepung beras ketan ( 100 gr), gula merah ( 50 gr)

13

 Kandungan zat gizi

: Energi 548 kkal, Protein 7 gr, Lemak

0,5

gr,

Karbohidrat

127,5 gr.  Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 10.00 WIB

Minggu ke III Tanggal pemberian

: 07 Desember 2015

 MT

: Bubur sumsum

 Bentuk PMT/MPASI

: Lumat

 Komposisi

: Tepung beras ketan (100 gr), gula merah (50 gr)

 Kandungan zat gizi

: Energi 548 kkal, Protein 7 gr, Lemak

0,5

gr,

Karbohidrat

127,5 gr.  Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 10.00 Pagi.

Tanggal pemberian

: 09 Desember 2015

 MT

: Bakwan sayur

 Bentuk PMT/MPASI

: Lumat

 Komposisi

: Tepung terigu (30gr), wortel (20 gr), kol (10 gr), kentang (20 gr), jagung (20 gr), telur ayam (40 gr), minyak (15 gram)

 Kandungan zat gizi

: Energi 325,9 Kkal, Protein 7,7 gr, Lemak 19,0 gr dan Karbohidrat 30,7 gr.

 Frekuensi pemberian

: 1 x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 09.30 Pagi.

14

Tanggal pemberian

: 11 Desember 2015

 MT

: Bubur kacang hijau

 Bentuk PMT/MPASI

: Lumat

 Komposisi

: Kacang hijau (100 gr), gula pasir (30 gr), santan (40gr).

 Kandungan zat gizi

: Energi 503 Kkal, Protein 23 gr, Lemak 5,2 gr dan Karbohidrat 94,1 gr.

2.

 Frekuensi pemberian

: 1x seminggu

 Waktu pemberian

: Pukul 11.00 Pagi

Konseling a. Materi Konseling : 1) Gizi buruk pada anak 2) PUGS 3) Pembelajaran pemberian makanan anak usia 6-36 bulan b. Waktu konseling

: Pagi hari

c. Metode konseling

: Wawancara langsung dengan ibu balita.

3. Penatalaksaan Diet a. Jenis diet

: TETP

b. Bentuk makanan

: Makanan biasa

c. Tujuan Diet

:

1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh 2) Menambah berat badan sehingga mencapai berat badan ideal d. Syarat Diet : 1) Energy tinggi 2) Protein tinggi 3) Lemak cukup, yaitu 20% dari kebutuhan energy total

15

4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total 5) Vitamin dan mineral cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total 6) Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna 7) Makanan diberikan porsi kecil tapi sering

D. Monitoring dan Evaluasi Monitoring Minggu I A. Aspek yang di monitoring 1. Antropometri Berat Badan

:

6,4 Kg (Diukur pada tanggal 30 November 2015)

Tinggi Badan

:

69,9 cm

Umur

:

17 bulan

1. Indeks BB/U

: Status gizi buruk

(Z score -3,80 SD)

2. Indeks PB/U

: Status gizi sangat pendek (Z score -3,51 SD)

3. Indeks PB/BB : Status gizi kurus (Z score -2,78 SD)

2. Biokimia

: (Tidak ada)

3. Klinis (Sign) -

Berat badan naik 0,1 kg

4. Dietary intake (hasil recall berkala dan perubahan pola makan) Recall 1x 24 jam (23 November 2015) Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi 479,2 1133 42,3 % Defisit berat

Protein 20,2 21,4 94,7 % Normal

Lemak 22,5 28,2 79,7 % Deficit

KH 45,6 198,3 22,9% Defisit berat

80-99 %

70-80

ringan

<70 %

%

≥ 100 %

16

Recall 1x 24 jam (25 November 2015) Energi

Protein

Lemak

KH

Asupan

647,2

21,6

27,6

74,9

Kebutuhan

1133

21,4

28,2

198,3

%Kebutuhan 57,1%

100,9%

97,9%

37,8%

Kategori

Normal

Normal

Defisit berat

Deficit berat

Recall 1x 24 jam (27 November 2015) Energi 532,3

Asupan Kebutuhan

17,7

1133

%Kebutuhan 44,5% Defisit berat

Kategori

Protein

Lemak

KH

25,1 21,4

56,5 28,2

198,3

82,7%

89%

28,5%

Defisit

Deficit

Defisit berat

ringan

ringan

Monitoring Minggu II 1. Antropometri Berat Badan

:

6,3 Kg (Diukur pada tanggal 07 Desember 2012)

Tinggi Badan

:

69,9 cm

Umur

:

17 Bulan

1. Indeks BB/U

: Status gizi buruk (Z score -3,95 SD)

2. Indeks PB/U

: Status gizi sangat pendek (Z score -2,58 SD)

3. Indeks PB/BB : Status gizi kurus (Z score -2,97 SD) 2. Biokimia

: (Tidak ada)

3. Klinis (Sign) - Berat badan turun 0,1 kg - Anak cengeng, lemas, Mengalami demam dan batuk empat hari sebelum di timbang

17

4.

Diatary intake (hasil recall berkala dan perubahan pola makan) Recall 1x 24 jam (30 November 2015) Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi 607,8 1133 53,6% Deficit bera

Protein 18,2 21,4 85% Defisit ringan

Lemak 24.6 28,2 87,23% Defisit ringan

KH 80,1 198,3 40,4% Defisit berat

80-99 %

70-80 %

≥ 100 %

<70 %

Recall 1x 24 jam (02 Desember 2015) Energi Asupan

346,2

Kebutuhan

10,4

1133

%Kebutuhan 30,6% Kategori

Protein

Defisit berat

Lemak 20

KH 32,3

21,4

28,2

198,3

48,6%

70,9%

16,2%

Defisit berat

Defisit

Defisit berat

sedang

Recall 1x 24 jam (04 Desember 2015) Energi Asupan

330,7

Kebutuhan

1133

Protein 7,1

Lemak 11,2

21,4

KH 48,9

28,2

198,3

%Kebutuhan 29,2%

33,2%

39,7%

24,7%

Kategori

Defisit berat

Defisit berat

Defisit berat

Defisit berat

Monitoring Minggu III A. Aspek yang di monitoring 1. Antropometri Berat Badan

: 6,4 Kg (Diukur pada tanggal 15 Desember 2012)

Tinggi Badan

: 69,9 cm

Umur

: 17 bulan

18

a.

Indeks BB/U

: Status gizi buruk (Z score -3,88 SD)

b.

Indeks PB/U

: Status gizi sangat pendek (Z score -3,62 SD)

c.

Indeks PB/BB : Status gizi kurus (Z score -2,81 SD)

2. Biokimia : (Tidak ada) 3. Klinis (Sign) - Berat badan naik kembali 0,1 kg - Nafsu makan meningkat - Anak aktif 4. Diatary intake (hasil recall berkala dan perubahan pola makan) Recall 1x 24 jam (07 Desember 2015) Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi 613 1133 54,1% Defisit berat

Protein 22,1 21,4 103% Normal

Lemak 11,9 28,2 42,2% Defisit berat

KH 105,4 198,3 53,15% Kurang

80-99 %

80-99

≥ 100 %

70-80 %

% Recall 1x 24 jam (09 Desember 2015) Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi 743 1133 65,6% Defisit

Protein 22,8 21,4 106 % Normal

Lemak 41,5 28,2 147,2 % Diatas kebutuhan

KH 66,6 198,3 33,6% Defisit berat

berat

70-80 %

≥ 100 %

80-99 %

80-99 % Recall 1x 24 jam (11 Desember 2015) Asupan Kebutuhan % Kebutuhan Kategori

Energi 718,9 1133 63,5 % Defisit berat

Protein 37,7 21,4 176,2% Diatas kebutuhan

Lemak 20,9 28,2 74,1 % Difisit sedang

KH 113 198,3 56,9% Defisit

80-99 %

80-99 %

≥ 100 %

berat 70-80 %

19

B. Evaluasi (Hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan NCP dan rencana tindak lanjut yang akan dan harus dilakukan) 1. Adanya penambahan berat badan anak setelah diberikan PMT. Namun kenaikan berat badan belum terlihat setiap minggunya karena anak mengalami demam dan batuk pada minggu kedua, pada minggu ke dua berat badan turun 0,1 kg, pada minggu ketiga naik kembali 0,1 kg. Penambahan berat badan pada anak selama 3 minggu 0,1 kg. Berat badan awal anak 6,3 kg, dan setelah tiga minggu diberikan PMT berat badan anak menjadi 6,4 kg. 2. Status ginya masih tetap dari minggu pertama sampai minggu ketiga, namun Nilai z- score pada minggu ketiga ada peningkatan dibandingkan minggu pertama dan kedua, artinya berat badannya naik tetapi belum memadai/ belum mencapai berat badan ideal. 3. Status gizi balita masih tetap. 4. Asupan makanan sudah mulai meningkat pada minggu ketiga. 5. Asupan karbohidrat anak rendah, karena anak cenderung sedikit mengkonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi. Sedangkan protein dan lemak termasuk dalam kategori normal yang sumbernya dari ikan goreng. 6. Asupan makanan harus selalu dimonitoring agar berat badan naik. 7. Tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu meningkatkan asupan makanan dengan memberikan makanan yang seimbang yang mengandumg karbohidrat, protein (protein hewani dan protein nabati), lemak, vitamin dan mineral. 8. Ibu anak harus aktif dalam pemberian makanan bergizi pada anak, sedangkan anak merupakan kelompok sasaran yang pasif terhadap asupan makanan. 9. Setelah diberikan konseling kepada ibu, diharapkan adanya perubahan pola makan pada anak sehingga kondisi anak menjadi lebih baik dan dapat mencapai status gizi yang normal.

20

BAB VI KESIMPULAN

A. KESIMPULAN 1.

Asuhan gizi diterapkan pada balita yang ada di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ulee Kareng Banda Aceh tepatnya di Dusun Ujong Krueng, Gampong Pango Raya, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh

2.

Asuhan gizi dilaksanakan selama tiga minggu terhitung 23 November s/d 11 Desember 2015

3.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dilaksanakan setiap minggunya, demikian juga pemantauan terhadap antropometri bayi.

4.

Adanya penambahan berat badan anak setelah diberikan PMT, namun kenaikan berat badan belum terlihat setiap minggunya karena anak mengalami demam dan batuk pada minggu kedua, pada minggu ke dua berat badan turun 0,1 kg, pada minggu ketiga naik kembali 0,1 kg. Penambahan berat badan pada anak selama 3 minggu 0,1 kg.

5.

Status gizinya masih tetap dari minggu pertama sampai minggu ketiga, namun Nilai z- score pada minggu ketiga ada peningkatan dibandingkan minggu pertama dan kedua, artinya berat badannya naik tetapi belum memadai/ belum mencapai berat badan ideal.

21

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"