BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu senyawa kimia H2O yang sangat istimewa, yang dalam kandungannya terdiri dari senyawa Hidrogen(H 2), dan senyawa Oksigen (O2). Kedua senyawa yang membentuk air ini merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi selain matahari yang merupakan sumber energi. Seperti yang kita ketahui air merupakan hal yang sangat penting, karena segala makhluk hidup di dunia tidak dapat hidup tanpa air. Bahkan di dalam tubuh kita terdiri dari 55% sampai 78% air (tergantung pada ukuran badan) Air adalah komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai water borne disease atau water related disease. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number). Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk
batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air secara mikrobiologi sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.
1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : 1.
Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam praktikum kualitas air ini.
2.
Mempelajari peranan bakteri Escherichia Coli sebagai indikator pencemaran air.
3.
Untuk menentukan kualitas sampel air.
4.
Untuk mengetahui apakah sampel tersebut merupakan air yang tercemar bakteri atau tidak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran, sedangkan air minum harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik, kimia dan biologis, karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Morintoh, 2015). Air juga merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Kusnaedi, 2004) Berdasarkan
Peraturan
Menteri
No.492/MENKES/PER/IV/2010,
air
Kesehatan
layak
Republik
minum
bila
Indonesia
mengandung
Coliform sebanyak 0 MPN/100 ml. Coliform merupakan bakteri yang lazim digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak, karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air, artinya makin sedikit kandungan Coliform, artinya
kualitas
air
semakin
baik.
Hasil
penelitian
menemukan bahwa bakteri coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker (Alang, 2015). Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain, dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi coliform adalah jauh lebih murah,
cepat,
dan
sederhana
daripada
mendeteksi
bakteri
patogenik
lain. coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Lay, 1992). Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung maupun tidak langsung. Pada metode perhitungan secara langsung bisa dapat diketahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa harus memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count) Teknik perhitungan MPN (Most Probable Number) sudah banyak digunakan yaitu untuk menghitung populasi mikroba dalam suatu bahan atau produk pangan. Metode ini dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba pada sampel secara tidak langsung. Metode MPN ini menggunakan media cair yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN didasarkan pada tabung reaksi yang positif, yaitu tabung yang ditumbuhi mikroba. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dari timbulnya kekeruhan atau timbulnya gas pada tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik. Analisis kehadiran golongan bakteri Coli secara kualitatif dapat dilakukan dengan metode MPN. Metode MPN terdapat tiga uji praktikum yang harus dilakukan, yang diantaranya adalah: 1. Tes Pendugaan (Presumtive Test)
Medium yang digunakan adalah kaldu laktosa. Bakteri coliform menggunakan laktosa sebagai sumber karbonnya. Tes ini dikatakan positif jika setelah diinkubasi 37 C selama 48 jam laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna (24 jam pertama) dan terbentuuk gas (24 jam kedua) yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik. 2. Tes Konfirmasi (Confirmed Test) Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan. Dari tabung yang positif pada tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan medium BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negative seperti coliform. Selain itu dilakukan pula inokulasi pada cawan petri berisi EMB (Eosine Methylene Blue) agar atau Endo agar. Jika setelah inkubasi 37 C dalam 24 jam, tumbuh koloni yang tampak hijau berkilap logam
pada
EMB-agar
maka
tes
dinyatakan
positif.
Bila
menggunakan Endo agar yang mengandung pewarna fuchsin, maka hasil yang positif ditunjukkin oleh terbentuknya kompleks fuchsin merah mda akibat adanya kandungan asam yang dihasilkan oleh Coliform, di sekitar koloni E.coli. 3. Tes Penentu atau Pelengkap (Completed Test) Untuk menentukan hasil pemeriksaan benar – benar positif, maka mikroba dari hasil tes konfirmasi yang positif diinokulasikan pada kaldu laktosa kembali. Selain itu ditumbuhkan pula pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa, maka tes penentu dinyatakan positif. Pengenceran sampel dengan menggunkan metode MPN identik dengan prosedur untuk penghitungan koloni. Tabung positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/100 ml ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN. Hasil tersebut perlu dikonversikan menjadi nilai nyata, sehingga dapat diketahu jumlah sel yang
sebenarnya/ml sampel Jika tidak tersedia tabel MPN, maka cara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penentuan nilai MPN/100 ml sampel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rumus
Menggunakan Tabel MPN a. Jumlah
= Nilai MPN (berdasarkan tabel) ×
10 Volume Tes
b. Volume tes = ∑ Vol.Tabung 1 +∑Vol.Tabung 2 +∑ Vol.Tabung 3
Tanpa menggunakan Tabel MPN Jumlah tabung hasil positif × 100 Jumlah ml tabung hasil negatif × jumlah ml seluruh tabungdigunakan
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Test Pendugaan Tabel 3.1 Alat dan Bahan Tes Pendugaan (Presumtive Test) No.
Nama Alat
Ukuran Jumlah Nama Bahan
Konsentrasi Jumlah
1. 2.
Tabung Reaksi Bunsen
-
1 1
Larutan Laktosa Sampel Air
-
-
3.
Kawat Ose
-
1
-
-
-
4.
Korek Api
-
-
-
-
-
3.2.2 Tes Konfirmasi
Tabel 3.2 Alat dan Bahan Test Konfirmatif (Confirmed Test) No
Nama Alat
Ukura n
Jumla h
Nama Bahan
Konsentra si
Jumla h
1.
Tabung Reaksi
-
1
Sampel Positif Tes Pendugaan
-
2.
Bunsen
-
1
Larutan BGLB
-
-
3.
Kawat Ose
-
1
Agar EMB
-
-
No
Nama Alat
Ukura n
Jumla h
Nama Bahan
Konsentra si
Jumla h
4.
Korek Api
-
-
-
-
-
3.2.3 Tes Pelengkap Tabel 3.3 Alat dan Bahan Tes Pelengkap (Completed Test) No.
Nama Alat
Ukuran
Jumla h
Nama Bahan
Konsentra si
Jumla h
1.
Tabung Reaksi
-
1
Sampel Positif Tes Konfirmatif
-
2.
Bunsen
-
1
Larutan Kaldu Laktosa
-
-
3.
Kawat Ose
-
1
NA miring
-
-
4.
Korek Api
-
-
-
-
-
3.2.4 Pewarnaan Gram No
Nama Alat
Ukuran
Jumlah Nama Bahan
Konsentrasi
Jumlah
1.
Kaca preparat -
1
Sampel tes pelengkap
-
1 tetes
2.
Kawat ose
-
1
Kristal Violet
-
1-2 tetes
3.
Mikroskop
-
1
Air Suling
-
1 botol
4.
Bunsen
-
1
Minyak Imersi
-
1 tetes
5.
Korek Api
-
1
Lugol
-
1-2 tetes
6.
Penjepit Kayu
-
1
Alkohol
95%
1-2 tetes
7.
Wadah Buangan
-
1
Safranin
0,5%
1-2 tetes
8.
Pipet Tetes
-
5
-
-
-
Tabel 3.4 Alat dan Bahan Teknik Pewarnaan Gram
3.3 Cara Kerja 3.3.1 Tes Pendugaan Tabel 3.5 Cara Kerja Tes Pendugaan (Presumtive Test) No
Cara Kerja
1
Mensterilkan pipet mikron di atas api bunsen
2
Mengambil sample air dengan pipet mikron
Gambar
3 Masukan kedalam 9 ml kaldu laktosa. Homgenkan. Konsentrasi sample di tabung reaksi ini sebesar 0,1. Jika sudah homogen, ambil 1 ml larutan tersebut. 4 Masukan kedalam 9 ml kaldu laktosa. Homgenkan. Konsentrasi sample di tabung reaksi ini sebesar 0,01. Jika sudah homogen, ambil 1 ml larutan tersebut
No
Cara Kerja
Gambar
5 Masukan kedalam 9 ml kaldu laktosa. Homgenkan dengan cara mengambilmenaruh larutan. Konsentrasi sample di tabung reaksi ini sebesar 0,001. Inkubasikan selama 48 jam. 3.3.2 Tes Konfirmasi Tabel 3.6 Cara Kerja Test Konfirmatif (Confirmed Test) No
Cara Kerja
Gambar
1
2
3
Sterilkan pipet mikron
Ambil 1 ml larutan dari tabung reaksi dengan konsentrasi sample 0,001
Inokulasikan pada tabung reaksi yang berisi BGLB ( Brilliant Green Lactose Broth)
No
Cara Kerja
3
Sterilkan kawat ose
4
Ambil larutan dari tabung reaksi yang sama
Gambar
5
Inokulasikan pada cawan petri yang berisi media EMB ( Eosine Methylene Blue)
3.3.3 Tes Pelangkap Tabel 3.7 Cara Kerja Tes Pelengkap No
Cara Kerja
1
Sterilkan kawat ose
No
Cara Kerja
2
3
Ambil mikroba yang tumbuh pada media EMB
Osekan secara zig zag pada agar miring
Gambar
Gambar
4
5
Sterilkan kawat ose
Ambil mikroba yang tumbuh pada media EMB
No
Cara Kerja
6
Inokulasikan pada kaldu laktosa
Gambar
3.3.4 Pewarnaan Gram Tabel 3.8 Cara Kerja pada Teknik Pewarnaan Gram No.
Cara Kerja
Gambar
1.
2.
3
Sterilkan kawat ose
Ambil mikroba menggunakan kawat ose yang sudah disterilkan
lalu oleskam mikroba tersebut di kaca preparat yang sudah disiapkan.
No
4
Cara Kerja
Teteskan Kristal Violet sampai menutupi kaca preparat lalu diamkan 1 menit
Gambar
5
6
Cuci dengan air suling hingga warna meluntur.
Tambahkan tetesan Lugol pada mikroba lalu diamkan 1 menit.
7
Cuci dengan air suling dan lakukan fiksasi.
No
Cara Kerja
8
Teteskan Alkohol selama 45 detik lalu cuci dengan air suling dan lakukan fiksasi.
Gambar
9
10
11
Teteskan Safranin, diamkan 30 detik dan cuci dengan air suling, lakukan fiksasi.
Tiriskan kelebihan air lalu teteskan minyak emersi.
Amati dengan menggunakan mikroskop
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Tes Penduga (Presumtive Test)
4.1.1 Hasil Pengamatan Tes Pendugaan (Presumtive Test) No Pengenceran
Nomor tabung
Hasil Pengamatan
Gambar
Kelompok 1
I
1
10-1
II
III
No Pengenceran
Nomor tabung
Keruh
:+
Oksigen : +
Keruh
: ++
Oksigen : +
Keruh : +++ Oksigen : +
Hasil Pengamatan
Gambar
2
3
10-2
10-3
No Pengenceran
I
Keruh : +++ Oksigen : +
II
Keruh : + Oksigen : +
III
Keruh : ++ Oksigen : +
I
Nomor tabung
Keruh : +++ Oksigen : +++
Hasil Pengamatan
Gambar
3
II
Keruh : ++ Oksigen : ++
III
Keruh : + Oksigen : +
10-3
Kelompok 2
1
I
Keruh :+ Oksigen ++:
II
Keruh : ++ Oksigen :++
10-1
No Pengenceran
Nomor tabung
Hasil Pengamatan
Gambar
1
2
10-1
10-2
No Pengenceran
III
Keruh : ++ Oksigen : ++
I
Keruh : +++ Oksigen :+++
II
Keruh : ++ Oksigen : +
III
Keruh : + Oksigen : ++
Nomor tabung
Hasil Pengamatan
Gambar
2
3
No
10-2
10-3
Pengenceran
III
Keruh : + Oksigen : ++
I
Keruh : ++ Oksigen : ++
II
Keruh : ++ Oksigen :++
III
Keruh : + Oksigen : +
Nomor tabung
Hasil Pengamatan
Gambar
Kelompok 3
I
1
10-1
II
III
2
10-2
I
Keruh : ++ Oksigen : +
Keruh : + Oksigen : ++
Keruh : ++ Oksigen : +++
Keruh : + Oksigen :+++
No Pengenceran
2
10-2
Nomor tabung
III
I
3
10-3
II
III
4.2.2 Test Konfirmasi
Hasil Pengamatan
Keruh : +++ Oksigen : +
Keruh : + Oksigen : +
Keruh : + Oksigen : ++
Keruh : ++ Oksigen : +++
Gambar
Tabel 4.2 Hasil Penganatan Test Konfirmatif (Confirmed Test) No
Kelompok
Gambar
Keterangan Media : EMB Koloni : Tumbuh di
1
3 sisi Mengkilap : Ada Kelompok 1 Media
2
: BGLB
Keruh
: +++
Oksigen : +++
Media : EMB Koloni : Tumbuh di
1
5 sisi Mengkilap : Ada Kelompok 2 Media
2
Keruh
: BGLB : +++
Oksigen : +++
No
Kelompok
Gambar
Keterangan
Media : EMB Koloni : Ada di
1
ujung salah satu sisi Mengkilap : Ada Kelompok 3
2
Media
: BGLB
Keruh
: +++
Oksigen : +++
4.1.3 Tes Pelengkap Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Tes Pelengkap (Completed Test) No
Kelompok
Gambar
Keterangan
Media : Kaldu Laktosa Keruh :+ Oksigen : +
1
Kelompok 1
Media : NA miring Tumbuh : Ya
2
No
Kelompok
Gambar
Keterangan
Media : Kaldu Laktosa Keruh : Oksigen :
1
Kelompok 2
2
Media : NA miring Tumbuh :
1
Media : Kaldu Laktosa Keruh : ++ Oksigen : ++ Kelompok 3
Media : NA miring Tumbuh : Ya
2
4.1.4 Pewarnaan Gram Tabel 4.4 Hasil /pengamatan Pewarnaan Gram Tes
Sampel Air
Kelompok
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Hasil Pengamatan
1
Warna: Merah Bentuk: Basil Gram: Negatif Identifikasi: Pasti E.Coli
1
Warna: Merah Bentuk: Basil Gram: Negatif Identifikasi: Pasti E.Coli
1
Warna: Merah Bentuk: Basil Gram: Negatif Identifikasi: Pasti E.Coli
Gambar
4.2 Perhitungan Tabel 4.5 Nilai MPN dan LK (Limit Kecepatan) 95% untuk Kombinasi 3 Tabung 10 ml, 3 tabung 1 ml, dan 3 tabung 0.1 ml Jumlah Hasil Positif 3 dari 10 3 dari 1 3 dari 0.1 ml ml ml 0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
1 0 0 1 0
Nilai MPN 3 3 4 7 7
Limit Kecepatan 95% Terendah
Tertinggi
0.5 0.5 0.5 1 1
9 13 20 21 23
Jumlah Hasil Positif 3 dari 10 3 dari 1 3 dari 0.1 ml ml ml 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4.2.1
1 2 0 0 1 1 2 2 0 0 0 1 1 1 2 2 2 3 3 3
1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
11 11 9 14 18 20 21 28 23 39 64 43 75 120 93 150 210 240 460 1100
Limit Kecepatan 95% Terendah
Tertinggi
3 3 1 3 3 7 4 10 4 7 15 7 14 30 15 30 36 36 71 150
36 36 36 37 44 89 47 149 120 130 379 210 230 380 380 440 470 1300 2400 4800
Kelompok 1 Dengan tabel MPN Jumlah sel
Nilai MPN
=
210
x
10 (3x10 ) + ( 3x1 ) +(3x0,1)
=
210
x
10 33,3
=
63,06 = 63 sel/100 ml
Tanpa tabel MPN Jumlah sel
=
32,3 x 100 1,1 x 33,3
= 87,90 = 88 sel/100 ml 4.2.2
Kelompok 2 Dengan tabel MPN Jumlah sel
=
210
x
10 (3x10 ) + ( 3x1 ) +(3x0,1)
=
210
x
10 33,3
=
63,06 = 63 sel/100 ml
Tanpa tabel MPN Jumlah sel
32,3 x 100 1,1 x 33,3
=
= 87,90 = 88 sel/100 ml 4.2.3
Kelompok 3 Dengan tabel MPN Jumlah sel
=
1100
x
10 (3x10 ) + ( 3x1 ) +(3x0,1)
=
1100
x
10 33,3
=
330 = 330 sel/100 ml
Tanpa tabel MPN Jumlah sel
=
32,3 x 100 0 ,1 x 33,3
= 996,90 = 996,9 sel/100 ml 4.3 Pembahasan Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai pemeriksaan kualitas air dengan melakukan beberapa kali tes. Tes- tes yang dilakukan secara berurutan adalah tes pendugaan, tes konfirmasi, tes pelengkap, dan pewarnaan gram. Sebelum melakukan praktikum, praktikan dianjurkan untuk menggunakan jas
laboratorium, mencuci tangan lalu menggunakan sarung tangan dan menggunakan masker untuk terhindar hal-hal yang tidak diinginkan atau berbahaya. Percobaan yang dilakukan pertamakali adalah tes pendugaan. Di lakukan pengenceran terhadap sample dengan menggunakan kaldu laktosa. Pengenceran yang dibuat yaitu konsentrasi 10-1, 10-2, dan 10-3. Tiap-tiap konsentrasi dibuat sebanyak tiga kali. Setelah dilakukan inkubasi, diamati perubahan yang terjadi. Tes ini dikatakan positif jika setelah inkubasi warnanya berubah dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham. Kelompok 1 dan 2 mendapatkan jumlah hasil positif pada pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 berturut-turut sebanyak 3, 2, 2 dan menunjukan nilai MPN-nya adalah 210. Kelompok 3 mendapatkan jumlah hasil positif berturut-turut pada pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 berturut-turut 3, 3, 2. Angka ini menunjukan nilai MPN yang terbesar yaitu 1100. Kemudian kita dapat mencari jumlah sel per 100 ml dengan dua cara yaitu perhitungan menggunakan tabel dan perhitungan tanpa menggunakan tabel. Kelompok 1 dan 2 mendapatkan hasil yang sama, dari perhitungan dengan tabel Selanjutnya dilakukan tes konfirmasi dari tabung yang positif pada tes pendugaan. Medium digunakan yaitu BGLB ( Brilliant Green Lactose) dan EMB ( Eosin Methylene Blue ). Larutan BGLB ( Brilliant Green Lactose) tersebut digunakan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi pertumbuhan bakteri gram negatif seperti coliform.. Media BGLB ini akan dikatakan positif apabila larutan tersebut berwarna hijau. setelah diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Warna ini disebabkan adanya koloni Coliform yang bereaksi dengan larutan BGLB ( Brilliant Green Lactose). Sedangkan fungsi EMB (Eosin Methylene Blue) yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Medium EMB ( Eosin Methylene Blue ) dapat dinyatakan positif apabila terdapat warna kristal atau mengkilap pada pada tempat bakteri diinokulasikan. Kelompok 1, 2, dan 3 memiliki hasil positif pada medium EMB ( Eosin Methylene Blue ) karena terdapat kilapan logam pada medium. Pada medium BGLB ( Brilliant Green Lactose), kelompok 1, 2, dan 3 sama-sama mendapati tingkat kekeruhan sangat keruh dan jumlah gas yang dihasilkan banyak.
Percobaan yang dilakukan selanjutnya adalah tes pelengkap. Tes ini menentukan apakah hasil pemeriksaan ini benar-benar positif. Mikroba yang tumbuh pada medium EMB ( Eosin Methylene Blue ) diinokulasikan pada kaldu laktosa dan NA miring. Tes pelengkap dapat dilakukan setelah 24 jam pengamatan setelah tes konfirmaitf. Dalam tes pelengkap ini sampel yang berada di EMB ( Eosin Methylene Blue ) diinokulasikan ke dalam agar miring dan kaldu laktosa yang selanjutnya akan dilakukan pewarnaan gram. Setelah sampel ditumbuhkan pada medium agar miring, pada agar miring terlihat pertumbuhan mikroba. Mikroba yang telah ditumbuhkan pada medium agar tersebut selanjutnya diuji pada pewarnaan gram, dinyatakan terdapat E.coli apabila pada sampel tersebut bakteri berwarna merah, dan pada hasilnya pada saat diamati terdapat bakteri berwarna merah
BAB V SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pemeriksaan air ini adalah sebagaai berikut : 1. Metode pemeriksaan air yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN). 2. Analisis kehadiran golongan bakteri coliform secara kualitatif dilakukan dengan 3 tahapan yaitu tes pendugaan,tes konfirmasi dan tes pelengkap. 3. Pewarnaan gram dilakukan untuk memastikan kehadiran bakteri coliform
4. Berdasarkan perhitungan dengan tabel MPN terdapat 63,06 sel/100 ml dan perhitungan tanpa tabel MPN terdapat 87,90 sel/100 ml pada kelompok 1 5. Berdasarkan perhitungan dengan tabel MPN terdapat 63,06 sel/100 ml dan perhitungan tanpa tabel MPN terdapat 87,90 sel/100 ml pada kelompok 2 6. Berdasarkan perhitungan dengan tabel MPN terdapat 330 sel/100 ml dan perhitungan tanpa tabel MPN terdapat 996,9 sel/100 ml pada kelompok 3 7. Hasil tes pendugaan kelompok 1, 2, dan 3 adalah positif. 8. Hasil tes konfirmasi kelompok 1, 2, dan 3 adalah positif 9. Hasil tes pelengkap kelompok 1, 2, dan 3 adalah positif
DAFTAR PUSTAKA Alang, H. 2015. Deteksi Coliform Air Pdam di Beberapa Kecamatan Kota Makassar.Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan 2 (6) : 16-20. Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. Fardiaz, S. 1996. Analaisis Mikrobiologi Pangan. PT Radja Grafindo Persada: Jakarta. Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin: Makassar. Kusnaedi. 2004. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Puspa Swara. Lay, B.W. dan S. Hastowo. 1992. Microbiology. Rajawali Press: Jakarta. .